1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG MASALAH
Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat 1 menguraikan bahwa “Tiap
warga negara berhak mendapat pengajaran“. Hal ini diperkuat dengan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 Ayat 8 bahwa
Jenjang pendidikan adalah tahapan pendidikan yang ditetapkan berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai, dan kemampuan
yang dikembangkan.
Pendidikan Kewarganegaraan dapat diartikan sebagai penyiapan generasi muda dalam hal ini pelajar siswa untuk menjadi seorang warga negara yang
mempunyai pengetahuan, kecakapan, nilai-nilai yang di perlukan untuk bisa berpartisipasi aktif dalam masyarakatnya Samsuri 2011: 28.
Pembelajaran PKN di Indonesia diharapkan dapat mempersiapkan peserta didik menjadi warga negara yang memiliki komitmen kuat dan konsisten untuk
mempertahankan Negara Kesatuan Republik Indonesia NKRI. Hakikat Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah negara kebangsaan modern. Negara
kebangsaan modern adalah negara yang pembentukannya didasarkan pada semangat kebangsaan yaitu tekat suatu masyarakat untuk membangun masa depan
bersama dibawah satu negara yang sama, walaupun masyarakat tersebut berbeda- beda agama, ras, etnik, atau golongannya.
Pembelajaran PKn SD tidak hanya menanamkan nilai – nilai pancasila,
tetapi juga memberikan kemungkinan kepada siswa SD untuk memahami dan membiasakannya dalam kehidupan di lingkungan sekolah dan di luar sekolah.
Melalui PKn, nilai-nilai dasar pancasila diharapkan akan dapat mempengaruhi pola pikir dan sikap yang mengiringi perkembangan perilaku siswa. Nilai-nilai
dasar pancasila meliputi: keimanan dan ketaqwaan, kemanusiaan – adil - beradab,
persatuan dan kesatuan, kemufakatan dan kebersamaan. Upaya pembentukan kepribadian warga Negara Indonesia yang baik
melaui pembelajaran PKn, ternyata belum sesuai dengan harapan kurikulum Pembelajaran PKn di SD. Guru belum memanfaatkan media pembelajaran yang
menarik dan interaktif. Hal ini mengakibatkan anak kurang bersemangat dalam
mengikuti proses pembelajaran.
Pola pembelajaran PKn yang demikian kurang mendukung tercapainya pembelajaran PKn sesuai harapan kurikulum. Oleh karena itu peneliti mencoba
untuk menerapkan penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dan gambar untuk mencari perbedaan antara penggunaan kedua media tersebut terhadap hasil
belajar PKn pada siswa kelas IV SD di Gugus Diponegoro Kecamatan Mejobo
Kabupaten Kudus.
Dipilihnya media pembelajaran berbasis TIK dalam pembelajaran PKn karena memiliki keunggulan yaitu, dapat memberikan pemahaman yang lebih
dalam terhadap materi pembelajaran yang sedang dibahas, karena materi dalam pembelajaran PKn menyajikan konsep yang sulit atau rumit menjadi mudah atau
lebih sederhana, Menarik dan membangkitkan perhatian, minat, motivasi,
aktifitas, dan kreatifitas belajar peserta didik, serta dapat menghibur peserta didik. Sedangkan dipilihnya media gambar dalam pembelajaran PKn karena dapat
mengatasai masalah batasan ruang dan waktu. Tidak semua benda, objek atau peristiwa dapat dibawa ke kelas, dan tidak selalu bisa, anak-anak dibawa ke objek
tersebut.
Berdasarkan temuan Tsalits Taufiqillah dalam jurnal Penggunaan Media Gambar Dengan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Pkn Kelas IV SD Hang Tuah 11 Sidoarjo, ditemukan bahwa Aktivitas siswa selama proses pmbelajaran pada siklus I
diperoleh persentase 71,88 yang menunjukkan bahwa aktivitas siswa jauh atau
belum mencapai kriteria yang ditentukann yaitu 80. Seluruh aspek aktivitas siswa yang sangat baik dan mencapai kriteria yang
ditentukan yaitu memberikan respon dari guru yang begitu semangat. Sedangkan aspek yang baik namun belum mencapai ketuntasan adalah menjawab pertanyaan
dan menyampaikan materi, mengerjakan tes yang diberikan guru, aspek yang kurang dan belum mencapai kriteria ketuntasan adalah memperhatikan guru
ketika dalam menyampaiakn materi, diskusi kelompok dan mempresentasikan
hasil kerja.
Hal tersebut juga terjadi di SD di Gugus Diponegoro Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. Peneliti menemukan bahwa hasil belajar PKn siswa kelas IV
SD di Gugus Diponegoro Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus berdasarkan hasil observasi siswa kelas IV, hanya 70 dari jumlah siswa yang memperoleh nilai
diatas KKM yaitu 65. Hal ini dikarenakan kurangnya penggunaan media
pembelajaran yang inovatif yang dapat menarik perhatian siswa.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti hendak meneliti tentang Perbedaan Penggunaan Media Pembelajaran Berbasis TIK dengan Media Gambar dalam
Meningkatkan Hasil Balajar PKn Siswa Kelas IV SD di Gugus Diponegoro
Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus.
1.2 RUMUSAN MASALAH