BAB I PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Upaya untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah satu tujuan dalam pelaksanaan pembangunan. Upaya untuk mencapai tujuan tersebut
adalah dengan mengemas sedemikian rupa sehingga seluruh masyarakat dapat menikmati pendidikan, meningat pendidikan merupakan salah satu
tujuan negara yang merupakan prioritas utama adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Pendidikan yang merupakan salah satu cara dalam
meningkatkan kualitas sumber daya manusia guna mengadaptasi situasi dan kondisi yang selalu mengalami perubahan secara dinamis. Berbagai
permasalahan yang muncul terkait pendidikan nasional, mulai fasilitas pendidikan yang memprihatinkan sampai masalah mutu pendidikan yang
masih rendah. Ditambah lagi akses pendidikan yang saat ini kurang dapat dinikmati oleh masyarakat karena masalah ekonomi sehingga akan
semakin membuka jurang pemisah dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan ketidakmampuan masyarakat dalam mengakses pendidikan karena
lemahnya faktor ekonomi menyebabkan kebodohan dan keterbelakangan sehingga tentunya akan mengganggu laju pembangunan nasional.
Pentingnya pendidikan sebagai prioritas dalam pembangunan mewajibkan setiap pihak untuk melaksanakan pendidikan. Kabupeten
Jembrana merupakan salah satu Kabupaten di Bali yang belum memiliki Peraturan Daerah tentan Wajib Belajar 12 Tahun. Kabupaten Jembarana
Berdasarkan data Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana per 31 Desember 2013 adalah sebanyak
321.008jiwa yang terbagi kedalam 5 kecamatan. Jumlah penduduk terbesar adalah pada Kecamatan Negara dengan jumlah 93.070 jiwa, sedangkan
jumlah penduduk paling sedikit adalah pada Kecamatan Pekutatan dengan jumlah 31.217jiwa. Berikut adalah Tabel.1 yang menyajikan jumlah
penduduk tiap kecamatan tahun 2013 serta perkembangan jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk dari tahun 2009-2013. Dari table dapat
2
dilihat bahwa jumlah rumah tangga dan jumlah penduduk mengalami peningkatan dari tahun ke tahun dan jumlah yang paling tinggi adalah
pada tahun 2013 . Tabel 1 : Jumlah Rumah Tangga Dan Penduduk di Kabupaten Jembrana
Tahun 2013
No. Kecamatan
Rumah Tangga
Penduduk 1.
Negara 25.557
93.070 2.
Mendoyo 20.136
71.023 3.
Pekutatan 7.950
31.217 4.
Melaya 16.564
62.908 5.
Jembrana 17.952
62.790 Jumlah
89.185 321.008
2012 86.685
317.117 2011
82.635 273.918
2010 80.792
272.828 2009
77.043 269.859
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Jembrana, Tahun 2014
Prosentase jumlah penduduk di Kabupaten Jembrana berdasarkan kecamatan dapat dilihat pada gambar dibawah ini.
Tabel 2 : Prosentase Jumlah Penduduk Berdasarkan Kecamatan diKabupaten Jembrana Tahun 2014
3
Jumlah penduduk yang selalu meningkat untuk setiap tahunnya menunjukkan peningkatan pula untuk peserta didik yang sangat
membutuhkan pendidikan. Berbagai permasalahan yang muncul terkait pendidikan nasional, mulai fasilitas pendidikan yang memprihatinkan
sampai masalah mutu pendidikan yang masih rendah. Ditambah lagi akses pendidikan yang saat ini kurang dapat dinikmati oleh masyarakat karena
masalah ekonomi sehingga akan semakin membuka jurang pemisah dalam kehidupan bermasyarakat. Dengan ketidakmampuan masyarakat dalam
mengakses pendidikan karena lemahnya faktor ekonomi menyebabkan kebodohan dan keterbelakangan sehingga tentunya akan mengganggu laju
pembangunan nasional. Berdasarkan atas permasalahan tersebut sehingga memberikan
inisiatif kepada Pemerintahan Kabupaten Jembrana untuk mengadakan pendidikan gratis kepada masyarakat. Program yang diusung oleh
Kabupaten Jembrana adalah pendidikan bersubsidi di kalangan siswa –
siswinya baik dari tingkat SD maupun SMP. Berdasarkan program pendidikan gratis tersebut beberapa indikator pendidikan di Kabupaten
Jembrana menunjukkan peningkatan dari tahun – ke tahun.
Jumlah penduduk yang bersekolah berdasarkan usia di Kabupaten Jembrana terbagi menjadi tiga kelompok usia, yaitu :7- 12 tahun SDMI ;
13 – 15 tahun SLTP MTs dan 16 – 18 SMUSMKMA. Distribusi
penduduk terbanyak pada tahun 2013adalah pada kelompok usia 7 – 12
tahun SD MI sebanyak 28.353 penduduk sedangkan paling sedikit adalah pada kelompok usia 16
– 18 tahun SMUSMKMA dengan jumlah sebanyak 12.505 penduduk. Berikut adalah disajikan tabel jumlah
penduduk yang bersekolah berdasarkan usia di Kabupaten Jembrana. Tabel 3 : Murid Berdasarkan Usia di Kabupaten Jembrana Tahun 2009-
201 3
No. TAHUN
Murid SD usia 7 - 12
tahun
Murid SLTP usia 13 - 15
tahun
Murid SLTA usia 16 - 18
tahun 1
2009 25.527
10.363 7.860
2 2010
25.729 11.034
8.291
3 2011
25.944 10.811
8.606
4
4 2012
25.952 10.580
9.686
5 2013
28.353 12.505
12.505
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan Kebudayaan Kab. Jembrana
Jenjang pendidikan di Kabupaten Jembrana adalah terbagi menjadi : SDSederajat, SLTPSederajat dan SMASederajat. Jumlah murid paling
banyak pada tahun 2013 adalah jenjang pendidikan SDSederajat dengan jumlah sebanyak 28.353 siswa sedangkan paling sedikit adalah jenjang
SMA Sederajat dengan jumlah sebanyak 12.505 siswa. Tabel 4 : Jumlah Murid Tiap jenjang Pendidikan di Kabupaten Jembrana
Tahun 2009-2013
No. TAHUN
Jumlah
Murid SD
Jumlah Murid
SLTP Jumlah Murid SLTA
1 2009
29.258 12.437
7.775
2 2010
29.485 12.852
10.496
3 2011
30.433 12.845
10.753
4 2012
29.907 12.674
10.957
5 2013
29.472 13.018
11.275 J u m l a h
148.555 63.826
51.156 Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda, Olahraga, Pariwisata dan
Kebudayaan Kab. Jembrana
Dalam ketentuan Pasal 236 ayat 1 Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang
Pemerintahan Daerah
mengatur Untuk
menyelenggarakan Otonomi Daerah dan Tugas Pembantuan, Daerah membentuk Perda. Peraturan Daerah dibentuk oleh DPRD dengan
persetujuan bersama kepala Daerah. Dalam kaitannya dengan pendidikan berdasarkan Pasal 34 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun
2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menentukan bahwa : 1 Setiap warga negara yang berusia 6 enam tahun dapat mengikuti
program wajib belajar. 2 Pemerintah dan Pemerintah Daerah menjamin terselenggaranya
wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya.
3 Wajib belajar
merupakan tanggung
jawab negara
yangdiselenggarakan oleh
lembaga pendidikan
Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan masyarakat.
5
4 Ketentuan mengenai wajib belajar sebagaimana dimaksud dalam ayat 1, ayat 2, dan ayat 3 diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Dalam Peraturan Pemerintah No 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar Pasal 7
1 Pemerintah menetapkan kebijakan nasional pelaksanaan program wajib belajaryang dicantumkan dalam Rencana Kerja Pemerintah,
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara, Rencana Strategis Bidang Pendidikan, Rencana Pembangunan Jangka Menengah, dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang.
2 Pemerintah dan pemerintah daerah sesuai kewenangannya berkewajiban
menyelenggarakan program
wajib belajar
berdasarkan kebijakan nasionalsebagaimana dimaksud pada ayat 1.
3 Penyelenggaraan program wajib belajar oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 2 ditetapkan dalam Rencana
Kerja Pemerintah Daerah, Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah, Rencana Strategis Daerah Bidang Pendidikan, Rencana
Pembangunan
Jangka Menengah
Daerah, dan
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah.
4 Pemerintah daerah
dapat menetapkan
kebijakan untuk
meningkatkan jenjang pendidikan wajib belajar sampai pendidikan menengah.
5 Pemerintah daerah dapat mengatur lebih lanjut pelaksanaan program wajib belajar, sesuai dengan kondisi daerah masingmasing
melalui Peraturan Daerah. 6 Ketentuan mengenai pelaksanaan program wajib belajar yang
diatur oleh pemerintah daerah sebagaimana dimaksud pada ayat 5 termasuk kewenangan memberikan sanksi administratif kepada
warga negara Indonesia yang memiliki anak berusia 7 tujuh sampai dengan 15 lima belas tahun yang tidak mengikuti program
wajib belajar
Adanya kewenangan Pemerintah daerah dapat mengatur lebih lanjut pelaksanaan program wajib belajar, sesuai dengan kondisi daerah
masingmasing melalui Peraturan Daerah.Pemerintah daerah adalah pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten, atau pemerintah kota.
Merujuk Pasal 34 Undang-Undang No 20 Tahun 2003 dan Pasal 7 Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2008 tentang Wajib Belajar 12
Tahun, mengatur Pemerintah daerah dapat mengatur lebih lanjut pelaksanaan program wajib belajar, sesuai dengan kondisi daerah
masingmasing melalui “Peraturan Daerah”.
6
Dengan demikian program wajib belajar 12 dua belas tahun mengandung makna pengaturan kewenangn dalam penyelenggaraan.
Dalam kerangka inilah perlu disusun Naskah Akademik Rancangan Peraturan Daerah Kabupaten Jembrana tentang Wajib Belajar 12 Tahun.
Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan selanjutnya disebut UU 12 2011
menentukan, Rancangan Peraturan Daerah disertai dengan penjelasan atau keterangan danatau Naskah Akademik Pasal 63 jo Pasal 56 ayat 2 UU 12
2011. Perkataan “danatau” menunjukkan pilihan antara: 1 Rancangan Peraturan Daerah disertai dengan keterangan atau penjelasan dan Naskah
Akademik; atau 2 Rancangan Peraturan Daerah disertai dengan keterangan atau penjelasan atau Naskah Akademik. Mengingat
pentingnya posisi Wajib Belajar 12 Tahun baik terhadap masyarakat maupun terhadap pemerintah, maka diperlukan penyusunan Naskah
Akademik tentang Wajib Belajar 12 dua belas Tahun.
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH