Penerbitan Obligasi Syariah Sukuk yang Dilakukan di Indonesia

lxxv

BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN

A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian

1. Penerbitan Obligasi Syariah Sukuk yang Dilakukan di Indonesia

Perusahaan menerbitkan obligasi memiliki dua alasan. Pertama, perusahaan membutuhkan dana yang cukup besar untuk pengembangan usahanya. Kedua, perusahaan itu memiliki hutang yang telah jatuh tempo, sehingga perlu mencari dana segar untuk membayarnya. Dalam kondisi ekonomi seperti sekarang, penerbitan obligasi dari perusahaan bertujuan tidak lain untuk melakukan refinancing hutang-hutangnya. Tentunya, perusahaan itu akan bernafas lega saat mereka telah menerima dana segar. Apabila perusahaan bermaksud menerbitkan sukuk melalui penawaran umum, maka perusahaan tersebut wajib mengikuti ketentuan BAPEPAM Nomor IX.A.1 tentang ketentuan umum pengajuan pernyataan pendaftaran serta ketentuan tentang penawaran umum yang terkait lainya. Menyampaikan kepada BAPEPAM–LK hasil pemeringkatan dan perjanjian perwaliamanatan sukuk serta akad syariah yang terkait dengan penerbitan sukuk. Menyampaikan kepada BAPEPAM-LK pernyataan bahwa kegiatan usaha yang mendasari penerbitan sukuk tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dan menjamin bahwa selama periode sukuk kegiatan usaha yang mendasari penerbitan sukuk tidak akan bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. Menyampaikan pernyataan dari wali lxxvi amanat sukuk bahwa wali amanat sukuk mempunyai penanggungjawab atas pelaksanaan kegiatan perwaliamanatan yang mengerti kegiatan- kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Mengungkapkan informasi dalam prospektus yang sekurang-kurangnya meliputi: a. Kegiatan usaha yang mendasari penerbitan sukuk tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah dan emiten menjamin bahwa selama kegiatan usaha yang mendasari penerbitan sukuk tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah. b. Wali amanat sukuk mempunyai penanggung jawab atas pelaksanaan kegiatan perwaliamanatan yang mengerti kegiatan-kegiatan yang bertentangan dengan prinsip-prinsip di pasar modal. c. Jenis akad syariah dan skema transaksi syariah yang digunakan dalam penerbitan sukuk. d. Ringkasan akad syariah atau perjanjian berdasarkan syariah yang dilakukan oleh para pihak. e. Sumber pendapatan yang menjadi dasar perhitungan pembayaran bagi hasil, margin, atau fee. f. Besaran nisbah pembayaran bagi hasil, margin atau fee. g. Rencana jadwal dan tatacara pembagian dan atau pembayaran bagi hasil, margin atau fee. h. Kesanggupan emiten untuk mengungkapkan kepada masyarakat hasil pemeringkatan sukuk setiap tahun sampai dengan berakhirnya sukuk. lxxvii Dalam hal terjadi perubahan jenis akad syariah, isi akad syariah, kegiatan usaha dan atau aset tertentu yang mendasari penerbitan sukuk sehingga bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal, maka sukuk tersebut menjadi batal demi hukum fasakh dan emiten wajib menyelesaikan seluruh kewajibannya kepada pemegang sukuk. Emiten dan wali amanat wajib melaksanakan seluruh ketentuan yang diatur dalam perjanjian perwaliamanatan. Emiten wajib menggunakan dana hasil penawaran umum sukuk untuk membiayai kegiatan dan investasi yang tidak bertentangan dengan prinsip-prinsip syariah di pasar modal. Sukuk dapat diperdagangkan di pasar sekunder apabila telah terpenuhi hal-hal sebagai berikut: a. Seluruh dana hasil penawaran umum sukuk telah diterima oleh emiten. b. Dana yang diterima sudah mulai digunakan sesuai dengan tujuan penerbitan sukuk.

2. Regulasi Penerbitan Sukuk di Pasar Modal