lxxi bagian pengembangan SAK syariah. Sedangkan data sekunder diperoleh
dari data-data yang berasal dari dokomen yang berkaitan dengan skripsi ini.
D. Metode Analisis
Setelah data-data yang diperlukan terkumpul, maka langkah selanjutnya adalah menganalisis data berdasarkan metode deskriptif kualitatif.
Metode penelitian yang digunakan ini adalah deskriptif analisis yaitu menguraikan pengertian dan konsep-konsep hakekat ekonomi serta perlakuan
pajak yang atas penghasilan yang diperoleh dari transaksi obligasi berdasarkan pendapat para ahli investasi khususnya obligasi syariah dan para ahli
perpajakan.
E. Difinisi operasional variabel dan dimensi penelitian
Berdasarkan lingkup penelitian yang dikemukakan maka variabel dalam skripsi ini adalah:
1. Obligasi syariah sukuk
Menurut Peraturan BAPEPAM No. IX. A.13 tentang penerbitan efek syariah, sukuk adalah Efek syariah berupa sertifikat atau bukti
kepemilikan yang bernilai sama dan mewakili bagian penyertaan yang tidak terpisahkan atau tidak terbagi atas:
a. Kepemilikan aset berwujud tertentu.
lxxii b.
Nilai manfaat dan jasa atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tertentu.
c. Kepemilikan atas aset proyek tertentu atau aktivitas investasi tetentu.
Untuk memahami secara detailnya peraturan tersebut merujuk kepada Fatwa Dewan Syariah Nasional DSN MUI, Obligasi syariah
adalah suatu surat berharga jangka panjang berdasarkan prinsip syariah
yang dikeluarkan perusahaan emiten kepada pemegang obligasi syariah yang mewajibkan emiten untuk membayar pendapatan
kepada pemegang obligasi syariah berupa bagi hasilmarginfee serta membayar kembali dana obligasi pada saat jatuh tempo.
Obligasi syariah ijarah adalah obligasi syariah berdasarkan akad ijarah
. Akad ijarah adalah jenis akad untuk mengambil manfaat dengan jalan penggantian. Artinya, pemilik harta memberikan hak untuk
memanfaatkan objek yang ditransaksikan melalui penguasaan sementara atau peminjaman objek yang ditransaksikan melalui penguasaan sementara
atau peminjaman objek dengan manfaat tertentu dengan membayar imbalan kepada pemilik objek. Investor yang ingin mendapatkan
pendapatan yang lebih tetap mereka bisa memilih obligasi ijarah yang memberi imbal hasil berupa sewa fee ijarah dengan tingkat return yang
tetap dan telah ditentukan sebelumnya. Jadi bukan lagi tergantung pada penghasilan atau tingkat bagi hasil yang tidak tentu sebagaimana obligasi
mudharabah Sofiniyah Gufron, 2005:14.
lxxiii 2.
Penghasilan Penghasilan didefinisikan dalam kerangka dasar penyusunan dan
penyajian laporan keuangan sebagai peningkatan manfaat ekonomi selama suatu periode akuntansi tertentu dalam bentuk pemasukan atau
penambahan aktiva atau penurunan kewajiban yang mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi penanam modal.
Penghasilan income meliputi baik pendapatan revenue maupun keuntungan gain. Pendapatan adalah penghasilan yang timbul dari
aktivitas perusahaan yang biasa dan dikenal dengan sebutan yang berbeda seperti penjualan, penghasilan jasa fee, bunga, dividen, royalti dan sewa.
Tujuan pernyataan ini adalah untuk mengatur perlakuan akuntansi untuk pendapatan yang timbul dari transaksi dan peristiwa ekonomi tertentu
PSAK 23. 3. Peraturan perpajakan tentang pajak penghasilan
Pajak penghasilan adalah pajak yang dihitung berdasarkan peraturan perpajakan dan pajak ini dikenakan atas penghasilan kena pajak
perusahaan .
Pajak penghasilan final adalah pajak penghasilan yang bersifat final, yaitu
bahwa setelah pelunasannya, kewajiban pajak telah selesai dan penghasilan
yang dikenakan pajak penghasilan final tidak digabungkan dengan
jenis penghasilan lain yang terkena pajak penghasilan yang bersifat tidak
final. Pajak jenis ini dapat dikenakan terhadap jenis penghasilan, transaksi,
atau usaha tertentu PSAK 46:7.
lxxiv 4. Pajak Pertambahan Nilai PPN
Pajak pertambahan nilai merupakan pajak yang dipungut atas penyerahan Barang Kena Pajak BKP atau Jasa Kena Pajak JKP di
dalam negeri. PPN merupakan pajak yang dikenakan terhadap pertambahan nilai tambah yang timbul akibat dipakainya faktor-faktor
produksi disetiap jalur perusahaan dalam menyiapkan, menghasilkan, menyalurkan dan memperdagangkan barang atau pemberian pelayanan
jasa kepada para konsumen. Dasar hukum pengenaan PPN dan pajak atas penjualan adalah undang-undang RI Nomor 8 Tahun 1984 sebagaimana
telah diubah terakhir dengan UU No. 18 Tahun 2000 tentang PPN dan PPN-BM.
lxxv
BAB IV PENEMUAN DAN PEMBAHASAN