xvi menguji potensi ekstrak rimpang Kecombrang dengan membandingkannya
dengan antifungi pembanding yaitu Klotrimazol.
1.2 Perumusan Masalah
Dalam penelitian ini yang menjadi perumusan masalah adalah sebagai berikut: 1. Apakah ekstrak rimpang Kecombrang dapat menghambat pertumbuhan
Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes
2. Bagaimanakah potensi ekstrak rimpang Kecombrang terhadap Trichophyton rubrum
dan Trichophyton mentagrophytes
dibandingkan dengan Klotrimazol.
1.3 Hipotesis
1. Ekstrak rimpang Kecombrang mempunyai aktifitas antifungi terhadap
Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes.
2. Ekstrak rimpang Kecombrang mempunyai aktifitas yang sama terhadap
Klotrimazol.
1.4 Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Mengetahui aktifitas antifungi ekstrak rimpang Kecombrang terhadap Trichophyton rubrum
dan Trichophyton mentagrophytes. 2.
Mengetahui potensi ekstrak rimpang Kecombrang terhadap Trichophyton rubrum
dan Trichophyton mentagrophytes yang akan dibandingkan dengan Klotrimazol.
xvii
1.5 Manfaat Penelitian
Manfaat penelitian ini adalah untuk memperolah informasi mengenai aktivitas antifungi rimpang Kecombrang terhadap Trichophyton rubrum dan
Trichophyton mentagrophytes dalam rangka pemanfaatannya sebagai bahan
obat antifungi alami.
xviii
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tanaman Kecombrang
2.1.1 Klasifikasi
Kecombrang Nicolaia speciosa Horan merupakan tanaman yang hidupnya tahunan dengan ketinggian 1-5 meter. Tanaman ini banyak
ditemukan di daerah pegunungan atau daerah-daerah rindang dekat air dengan ketinggian 800 m diatas permukaan laut Hidayat SS dan
Hutapea., 1991. Kingdom
: Plantae Phylum
: Tracheophyta Divisi
: Spermathophyta Subdivisi
: Angiospermae Kelas
: Monocotyledoneae Bangsa
: Zingeberales Suku
: Zingeberaceae Marga
: Nicolaia Species
: Nicolaia speciosa Horan
2.1.2 Morfologi
Tumbuhan ini berbentuk herba yang tegak dan membentuk rumpun yang tidak rapat, habitatnya di semak tingginya mencapai 5 m.
xix Batangnya semu, tegak, berpelepah, membentuk rimpang hijau. Daun
tunggal, lanset, ujung dan pangkal runcing, tepi rata, panjang 20-30 cm, lebar 5-15 cm, pertulangan menyirip, warna hijau, permukaan daun
hijau licin mengkilat. Bunga terdapat di ujung batang warna merah muda sampai merah terang, majemuk, bentuk bongkol, tangkai 40-80
cm, benang sari panjang ± 7,5 cm, kuning, putik kecil. putih, mahkota bertaju, berbulu jarang. merah jambu. Buah seperti buah nanas kecil,
kalau sudah tuamasak rasanya enak manis campur asam sedikit. Biji kecil, coklat. Akar serabut, kuning kotor. Hidayat SS dan Hutapea.,
1991.
2.1.3 Sinonim Kecombrang
Kecombrang memiliki beberapa nama latin, seperti Nicolaia speciosa
Horan, Nicolaia elatior Horan, Etlingera elatior, Phaeomeria magnifica, Phaeomeria speciosa, P intermedia
Valet Naufalin R, 2005.
2.1.4 Nama-nama Daerah
Nama-nama daerah dimana tempat tanaman ini tumbuh yaitu kalo Gayo, puwa kijung minangkabau, katinbung makasar, salahawa
Seram, petikala Ternate honje Jawa Barat Hidayat SS dan Hutapea., 1991, sedangkan diluar negeri dikenal dengan nama ginger
bud Inggris, xiang bao jing Cina, gingembre aromatique Prancis,
kantan Malaysia, boca de dragon Spanyol, dan kaa laa Thailand.
xx
2.1.5 Habitat
Tanaman ini tumbuh liar pada ketinggian 600 - 1200 m diatas permukaan laut Ibrahim, H. dan Setyowati, FM. 2009.
2.1.6 Kandungan Kimia
Kandungan kimia yang terdapat dalam tanaman kecombrang diantaranya, bunga : alkaloid, flavonoid, polifenol, steroid, sapponin
dan minyak atsiri Naufalin R, 2005. Hidayat SS dan Hutapea1991 menyatakan bahwa daun, batang, bunga dan rirnpang kecombrang
mengandung saponin dan flavonoida di samping itu rimpangnya juga mengandung polifenol dan minyak atsiri. Senyawa yang telah diisolasi
dari rimpang kecombrang Habsah et al., 2005 Diantaranya adalah golongan kurkumioid diarilheptanoid yaitu 1,7-Bis4-hydroxyphenyl-
2,4,6-heptatrienone; Demethoxycurcumin; 1,7-bis4-hydroxyphenyl- 1,4,6-heptatrien-3-one; 16-Hydroxylabda-817,11,13-trien-15,16-olide;
golongan steroid yang dibiosintesis melalui jalur asam mevalonat sebagai hasil modifikasi dari senyawa triterpen yaitu Stigmast-4-en-3-
one; Stigmast-4-ene-3,6-dione; Stigmast-4-en-6b-ol-3-one; 5 ,8 - Epidioxyergosta-6,22-dien-3 -ol.
2.1.7 Penggunaan
xxi Disamping sebagai pemberi citarasa pada masakan, kecombrang
memiliki kegunaan lainnya diantaranya yaitu sebagai penghilang bau badan dan bau mulut Hidayat SS dan Hutapea., 1991.
2.2 Ekstraksi
Dalam buku Farmakofe Indonesia Edisi 4 disebutkan bahwa ekstrak adalah sediaan kental yang diperoleh dengan mengekstraksi senyawa aktif dari
simplisia nabati atau simplisia hewani menggunakan pelarut yang sesuai, kemudian semua atau hampir semua pelarut diuapkan dan massa atau serbuk
yang tersisa diperlakukan sedemikian hingga memenuhi baku yang ditetapkan Departemen Kesehatan RI 1995; Departemen Kesehatan RI 2000..
Ada beberapa macam metode ekstraksi diantaranya: 1.
Ekstraksi dengan menggunakan pelarut a.
Cara dingin Maserasi
Yaitu proses pengekstrakan simplisia dengan menggunakan pelarut dengan beberapa kali pengocokan atau pengadukan pada temperatur
ruangan kamar. Cara ini dapat menarik zat-zat berkhasiat yang tahan pemanasan maupun yang tidak tahan pemanasan.
Perkolasi Adalah ekstraksi dengan pelarut yang selalu baru sampai sempurna
exhaustive extraction yang umumnya dilakukan pada temperatur ruangan. Ekstraksi ini membutuhkan pelarut yang lebih banyak.
xxii b.
Cara panas Refluks
Adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan
adanya pendingin balik. Umumnya dilakukan pengulangan proses pada residu pertama sampai 3-5 kali sehingga dapat termasuk proses
ekstraksi sempurna. Soxhlet
Adalah ekstraksi menggunakan pelarut yang selalu baru yang umumnya dilakukan dengan alat khusus sehingga terjadi ekstraksi kontinu dengan
jumlah pelarut relatif konstan dengan adanya pendinginan balik. Digesti
Adalah maserasi kinetik dengan pengadukan kontinu pada temperatur yang lebih tinggi dari temperatur ruangan kamar, yaitu secara umum
dilakukan pada temperatur 40-50
o
C. Infus
Adalah ekstraksi dengan pelarut air pada temperatur penangas air bejana infus tercelup dalam penangas air mendidih, temperatur terukur
96-98
o
C selama waktu tertentu 15-20 menit. Dekok
Adalah infus pada waktu yang lebih lama dan temperatur sampai titik didih air.
2. Destilasi uap
xxiii Destilasi uap adalah ekstraksi senyawa kandungan menguap minyak
atsiri dari bahan segar atau simplisia dengan uap air berdasarkan peristiwa tekanan parsial senyawa kandungan menguap dengan fase uap
air dari ketel secara kontinu sampai sempurna dan diakhiri dengan kondensasi fase uap campuran senyawa kandungan menguap ikut
terdestilasi menjadi destilat air bersama senyawa kandungan yang memisah sempurna atau memisah sebagian.
3. Cara ekstraksi lainnya.
Ekstraksi Berkesinambungan,
Superkritikal Karbondioksida,
Ekstraksi Ultrasonik, dan Ekstraksi Energi Listrik.
2.3 Tinjauan Tentang Fungi