xiv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemanfaatan tanaman untuk mengatasi penyakit kulit akibat jamur telah lama dikenal oleh nenek moyang kita. Namun, jikalau dibandingkan
dengan obat-obat antibakteri, obat-obat antifungi relatif sedikit Sundari dkk, 2001 . Sampai saat ini baru 36 tanaman yang dilaporkan mempunyai khasiat
sebagai antifungi Sukandar dkk., 2004. Oleh karena itu, masih dibutuhkan penelitian-penelitian mengenai aktifitas antifungi. Kondisi inilah yang
mendorong untuk meneliti tanaman-tanaman yang memiliki kandungan kimia yang efektif terhadap jamur, diantaranya adalah kecombrang Nicolaia
speciosa Horan. Kecombrang merupakan tanaman yang multiguna. Dari
rimpang sampai bunga, tanaman ini dapat digunakan. Secara tradisional bunga Kecombrang dimanfaatkan sebagai penambah citarasa masakan seperti urab,
dan pecel. Sedangkan batangnya digunakan pada beberapa jenis masakan yang mengandung daging Naufalin R, 2005.
Studi awal mengenai bunga Kecombrang telah dilakukan dengan menganalisa kandungan kimia bunga Kecombrang yang terdiri dari alkaloid,
flavonoid, polifenol, steroid, sapponin dan minyak atsiri Naufalin R, 2005. Penelitian mengenai rimpang Kecombrang juga telah dilakukan oleh Antoro
ES. 1995, dari hasil analisa ditemukan kandungan rimpang Kecombrang adalah alkaloid, flavonoid dan minyak atsiri.
xv Selain sebagai penambah citarasa pada masakan, Kecombrang inipun
berguna dalam pelbagai penyakit diantaranya adalah penyakit yang disebabkan oleh mikroba E. Coli, S. aureus, Aspergillus flavus, R.
oligosporus Naufalin R, 2005. Berdasarkan informasi dari masyarakat,
perasan batangnya digunakan untuk menurunkan demam, ramuan obat luka, penghilang bau badan, dan bau mulut Desa Kadusirung Cisauk-Tangerang.
Studi mengenai aktifitasnya sebagai antitumor pernah dilaporkan oleh Habsah et al., 2003;2005 dimana ekstrak MeOH rimpang Kecombrang
memiliki aktifitas yang tinggi sebagai antitumor demikian juga dengan potensinya sebagai antioksidan juga memiliki aktifitas yang tinggi. Sejauh ini
penelitian baru dilakukan pada bunga Kecombrang yang memiliki efek antibakteri baik terhadap bakteri gram negatif maupun positif Naufalin R,
2005. Untuk mengetahui ekstrak rimpang Kecombrang memiliki efek antifungi, maka diperlukan penelitian lebih lanjut tentang aktifitas antifungi
rimpang Kecombrang. Berdasarkan uraian diatas, maka penelitian ini dilakukan untuk
mendapatkan alternatif penyembuhan antifungi yang relatif aman dan ekonomis dengan memanfaatkan ekstrak rimpang Kecombrang. Untuk
mengetahui aktifitas antifunginya digunakan fungi uji Trichophyton rubrum dan Trichophyton mentagrophytes, karena kedua fungi ini sering
menyebabkan dermatofitosis pada manusia. Uji aktifitas antifungi dan penentuan KHM Konsentrasi Hambat Minumum dilakukan menggunakan
metode difusi agar dengan memakai kertas cakram. Penelitian ini juga
xvi menguji potensi ekstrak rimpang Kecombrang dengan membandingkannya
dengan antifungi pembanding yaitu Klotrimazol.
1.2 Perumusan Masalah