Tugas Mahkamah Konstitusi Kewenangan Mahkamah Konstitusi

Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 dalam Pasal 18 UUD 1945, 3tiga hakim konstitusi diajukan oleh Mahkamah Agung, 3tiga hakim konstitusi diajukan oleh Presiden, dan 3tiga hakim konstitusi diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat,kemudian ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Hal ini disebabkan karena sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman, Mahkamah Konstitusi bersinggungan langsung dengan kepentingan ketiga unsur lembaga tersebut. Untuk kelancaran pelaksanaan kekuasaan kehakiman menuju peradilan yang modern, sembilan hakim konstitusi tersebut dibantu oleh sekretariat jenderal dan kepaniteraan

B. Tugas dan Wewenang Mahkamah Konstitusi di Indonesia

1. Tugas Mahkamah Konstitusi

Berdasarkan ketentuan Pasal 24 ayat 1 dan ayat 2 UUD 1945 juncto Pasal 2 UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, kedudukan Mahkamah Konstitusi adalah: a. merupakan salah satu lembaga negara yang melakukan kekuasaan kehakiman; b. merupakan kekuasaan kehakiman yang merdeka; dan c. sebagai penegak hukum dan keadilan. Tugas dan fungsi Mahkamah Konstitusi berdasarkan Penjelasan Umum UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstusi adalah menangani perkara ketatanegaraan atau perkara konstitusi tertentu dalam rangka menjaga konstitusi UUD 1945 agar dilaksanakan secara bertanggung jawab sesuai dengan kehendak rakyat dan cita-cita demokrasi. Keberadaan Mahkamah Konstitusi sekaligus untuk menjaga terselenggaranya pemerintahan negara yang stabil, dan Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 juga merupakan koreksi terhadap pengalaman kehidupan ketatanegaraan di masa lalu yang ditimbulkan oleh tafsir ganda terhadap konstitusi. Oleh karena itu, selain sebagai penjaga konstitusi the guardian of constitution, Mahkamah Konstitusi juga merupakan penafsir tertinggi konstitusi the sole interpreter of constitution. Atas dasar tugas dan fungsi Mahkamah Konstitusi tersebut, maka visi dan misi Mahkamah Konstitusi yang dapat dirumuskan adalah sebagai berikut: 1. Visi Mahkamah Konstitusi : Tegaknya konstitusi dalam rangka mewujudkan cita negara hukum dan demokrasi demi kehidupan kebangsaan dan kenegaraan yang bermartabat. 10 2. Misi Mahkamah Konstitusi: a. Mewujudkan Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu kekuasaan kehakiman yang terpercaya. 11 b. Membangun konstitusionalitas Indonesia dan budaya sadar berkonstitusi. 12 Dengan visi dan misi dalam melaksanakan tugasnya, Mahkamah Konstitusi diharapkan dapat menjadi salah satu lembaga negara yang dapat mengayomi masyarakat maupun lembaga-lembaga negara lainnya dalam melaksanakan kekuasaan kehakiman berdasarkan UUD1945.

2. Kewenangan Mahkamah Konstitusi

Untuk mengawal konstitusi, Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan menangani perkara-perkara ketatanegaraan tertentu sebagaimana Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 10 Abdul Mukhtie Fadjar, op.cit, hal. 119. 11 Ibid. 12 Ibid. tercantum dalam Pasal 24C ayat 1 dan ayat 2 yaitu: a. Menguji undang-undang tehadap UUD 1945; b. Memutus sengketa kewenangan konstitusional lembaga negara; c. Memutus pembubaran partai politik; d. Memutus perselisihan hasil pemilihan umum; e. Memutus pendapat DPR mengenai dugaan pelanggaran oleh Presiden danatau Wakil Presiden. Pelaksanaan kewenangan Mahkamah Konstitusi dilakukan dengan Hukum Acara Mahkamah Konstitusi yang terdiri dari hukum acara umum untuk semua kewenangan Mahkamah Konstitusi 14 dan hukum acara khusus untuk setiap kewenangan Mahkamah Konstitusi yang dilengkapi lebih lanjut dengan Peraturan Mahkamah Konstitusi PMK sesuai dengan ketentuan Pasal 86 UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi. Pelaksanaan kewenangan Mahkamah Konstitusi secara rinci adalah sebagai berikut: a. Pengujian undang-undang terhadap UUD1945 Pengujian undang-undang terhadap UUD1945 diatur dalam pasal 50 sampai dengan Pasal 60 UU Mahkamah Konstitusi dan telah dilengkapi dengan PMK No. 06PMK2005.Subyek hukum yang dapat menjadi pemohon adalah: Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 1. Perorangan warga negara Indonesia, termasuk orang yang mempunyai kepentingan sama; 2. Kesatuan masyarakat hukum adat sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip NKRI yang diatur dalam undang-undang; 3. Badan hukum publik atau privat; atau lembaga negara, yang menganggap hak danatau kewenangan konstitusionalnya dirugikan yaitu hak kewenangan yang diberikan oleh UUD1945. Obyek permohonan adalah konstitusionalitas sebuah undang-undang yang meliputi pengujian secara formil, yaitu pengujian mengenai apakah pembentukan dan bentuk undang-undang sesuai atau tidak dengan ketentuan UUD1945, dan pengujian secara materiil, yaitu apakah materi muatan dalam ayat, pasal, danatau bagian undang-undang bertentangan dengan UUD 1945. Hasil putusannya terdiri dari: dikabulkan seluruhnya, dikabulkan sebagian, dan tidak diterima. b. Memutus sengketa kewenangan konstitusional lembaga negara Memutus sengketa kewenangan konsitusional lembaga negara diatur dalam Pasal 61 sampai dengan Pasal 67 UU Mahkamah Konstitusi. Pemohonnya adalah lembaga negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD 1945, sedangkan termohonnya adalah lembaga negara yang mengambil kewenangan lembaga negara lainnya. Obyek sengketa adalah kewenangan yang diberikan oleh UUD 1945. c. Memutus Pembubaran Partai Politik Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 Memutus pembubaran partai politik diatur dalam Pasal 68 sampai dengan Pasal 73 UU Mahkamah Konstitusi. Pemohonnya adalah Pemerintah, sedangkan termohonnya adalah partai poitik yang dimohonkan dibubarkan. Alasan pembubaran adalah ideologi, asas, tujuan, program, dan kegiatan parpol yang dianggap bertentangan dengan UUD 1945. Jika permohonan dikabulkan, parpol yang bersangkutan dibatalkan pendaftarannya sebagai badan hukum pada pemerintah. d. Memutus perselisihan hasil pemilihan umum. Memutus perselisihan hasil pemilu diatur dalam Pasal 74 sampai dengan Pasal 79 UU Mahkamah Konstitusi dengan PMK No. 04PMK2004 dan No. 05PMK2004. Pemohonnya adalah: 1. perorangan peserta pemilu DPD; 2. partai politik peserta pemilu; 3. pasangan Calon Presiden Calon Wakil Presiden peserta pemilu presiden dan wakil presiden. Termohonnya adalah Komisi Pemilihan Umum. e. Impeachment DPR terhadap Presiden danatau Wakil Presiden. Diatur dalam Pasal 80 sampai dengan Pasal 85 UU Mahkamah Konstitusi. Pemohonnya adalah DPR yang disetujui oleh 23 dari minimal 23anggota DPR yang hadir. Alasan impeachment antara lain: 1. Presiden danatau Wakil Presiden melanggar hukum karena pengkhianatan terhadap negara, korupsi, penyuapan, tindak pidana berat lainnya, dan melakukan perbuatan tercela; Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 2. Presiden danatau Wakil Presiden tidak lagi memenuhi syarat berdasarkan UUD 1945. Putusan Mahkamah Konstitusi menyatakan pendapat DPR terbukti atau tidak terbukti sehingga apabila terbukti dapat ditindaklanjuti oleh DPR.

C. Hubungan Mahkamah Konstitusi dengan Presiden dan Dewan