Sesudah Perubahan UUD 1945 Sejarah Pembetukan Mahkamah Konstitusi 1. Sebelum Perubahan UUD 1945

Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 7 Abdul Mukhtie Fadjar, Hukum Konstitusi dan Mahkamah Konstitusi, Sekretriat Jenderal dan Kepaniteraan MKRI, Jakarta, 2006, Hal 112-113. c. Undang-Undang Republik Inonesia No. 2 Tahun 1986 tentang Peradilan Umum Lembaran Negara RI Tahun1986 No. 20, Tambahan Lembaran Negara RI No. 3327; d. Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Lembaran Negara Tahun1986 No. 77, Tambahan Lembaran Negara RI No. 3344; e. Undang-Undang Republik Indonesia No 7 Tahun 1989 tentang Peradilan Agama Lembaran Negara RI Tahun 1989 No. 49 f. Undang-Undang Republik Indonesia No. 31 Tahun 1997 tentang Peradilan Militer. Sebagai usaha memperkuat prinsip kekuasaan kehakiman yang merdeka, sesuai dengan tuntutan reformasi di bidang hukum dilakukan perubahan terhadap UU No. 14 Tahun 1970 dengan UU No. 35 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang isinya segala urusan mengenai peradilan, baik menyangkut teknis yudisial maupun organisasi, administrasi, dan finansial berada di bawah satu atap yaitu: Mahkamah Agung dan sudah dilaksanakan paling lambat 5lima tahun sejak diundangkannya UU No. 35 Tahun 1999. 8

2. Sesudah Perubahan UUD 1945

Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 Perubahan Ketiga UUD 1945 9 November 2001 antara lain telah 8 Ibid, Hal 113. melakukan perubahan tehadap Bab IX tentang Kekuasaan Kehakiman dari semula hanya terdiri dari dua pasal Pasal 24 dan 25 menjadi lima pasal, yaitu: Pasal 24, Pasal 24A, Pasal 24B, Pasal 24C, dan Pasal 25. Perubahan ini telah memasukkan ketentuan tentang kemerdekaan kekuasaan kehakiman yang semula hanya tercantum dalam penjelasan UUD1945 dan UU No. 14 Tahun 1970 mengenai badan-badan peradilan di bawah Mahkamah Agung ke dalam Pasal 24, sehingga berbunyi sebagai berikut: a. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. b. Kekuasaan kehakiman dilakukan oleh sebuah Mahkamah Agung dan Peradilan yang berada di bawahnya dalam lingkungan peradilan umum, lingkungan peradilan agama, lingkungan peradilan militer, lingkungan peradilan tata usaha negara, dan oleh sebuah Mahkamah Konstitusi. c. Badan-badan lain yang fungsinya berkaitan dengan kekuasaan kehakiman diatur dalam undang-undang. Sebagai akibat perubahan pengaturan kekuasaan kehakiman dalam UUD 1945, maka telah dikeluarkan beberapa undang-undang terkait dengan kekuasaan kehakiman yaitu: 1. UU No. 18 Tahun 2003 tentang Advokat; Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 2. UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi Lembaran Negara RI Tahun 2003 No. 98, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4316 untuk melaksanakan perintah Pasal24C ayat 6 UUD 1945; 3. UU No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman Lembaran Negara RI Tahun 2004 No.8, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4358 untuk menggantikan UU No. 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman yang telah diubah dengan UU No. 35 Tahun1999 tentang Perubahan atas UU No.14 Tahun 1970 4. UU No. 5 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 9, Tambahan Lembaran Negara RI No.4359 untuk melaksanakan ketentuan Pasal 24A ayat 5 UUD 1945; 5. UU No. 8 Tahun 2004 tentang Perubahan atas UU No. 2 Tahun 1986 Lembaran Negara RI Tahun 2004 NO. 34, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4379 untuk melaksanakan ketentuan Pasal 24A ayat 5 UUD1945; 6. UU No. 9 Tahun 2004 tentang Perubahan Atas UU No. 5 Tahun 1986 tentang Peradilan Tata Usaha Negara Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 35, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4380 untuk melaksanakan ketentuan Pasal 24A ayat 5 UUD 1945; 7. UU No.22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial Lembaran Negara RI Tahun 2004 No. 89, Tambahan Lembaran Negara RI No. 4415 untuk melaksanakan ketentuan Pasal 24B ayat 4 UUD 1945. Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 Perubahan tersebut menunjukkan bahwa jaminan konstitusional atas prinsip kemerdekaan kekuasaan kehakiman semakin kuat, demikian pula eksistensi badan-badan peradilan yang berada di bawah Mahkamah Agung telah mendapat jaminan konstitusional semula hanya dimuat dalam undang-undang. Perubahan Pasal 24 juga tidak lagi menempatkan Mahkamah Agung sebagai “single top authority” dalam kekuasaan kehakiman, karena kehadiran Mahkamah Konstitusi dengan kewenangan konstitusional yang diatur dalam Pasal 24C UUD 1945. Pembentukan Mahkamah Konstitusi di Negara Republik Indonesia setelah perubahan UUD1945 didasarkan atas 4 hal yaitu: a. Sebagai implikasi atau pelaksanaan paham konstitusionalisme Paham konstitusionalisme adalah: paham yang menganut adanya pembatasan kekuasaan . Paham ini memiliki 2dua makna: 1. Konsep negara hukum, bahwa kewibawaan hukum secara umum mengatasi kekuasaan negara, dan sehubungan dengan itu hukum akan melakukan kontrol terhadap politik. 2. Hak-hak sipil warga negara yang menyatakan bahwa kebebasan warga negara dijamin oleh konstitusi dan kekuasaan negarapun dibatasi oleh konstitusi, kekuasaan inipun hanya memperoleh legitimasi dari konstitusi. 9 b. Mekanisme “check and balance” Sebagai salah satu ciri pemerintahan yang baik, ditandai dengan adanya mekanisme check and balance sehingga tidak terjadi kerancuan dalam hal Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 9 Soetandyo Wignojosoebroto, Hukum, Paradigma, Metode dan Permasalahannya, Elsam Huma, Jakarta, 2003, Hal. 405. pengujian undang-undang. Pembentukan Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman akan mewujudkan mekanisme check and balance dalam penyelenggaraan negara yang baik. c. Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Sistem pemerintahan yang baik menggambarkan penyelenggaraan negara yang bersih, transparan, dan partisipatif dari semua pihak. Mahkamah Konstitusi merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman untuk melakukan kontrol terhadap akuntabilitas pemerintah. d. Perlindungan Terhadap Hak Asasi Manusia Kekusaan yang tidak terkontrol dari lembaga-lembaga tinggi negara dapat menyebabkan tindakan yang merugikan pihak-pihak tertentu sehingga menimbulkan pelanggaran hak asasi manusia. Pembentukan Mahkamah Konstitusi yang merupakan salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman bertugas untuk menjaga penyelenggaraan negara tetap pada prinsip demokrasi, menghormati, dan melindungi hak asasi manusia. Dalam pembentukan Mahkamah Konstitusi sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman di Indonesia, sebagaimana dalam Pasal 18 UUD 1945 dan UU No. 24 Tahun 2003 tentang Mahkamah Konstitusi, bahwa Hakim Konstitusi berjumlah 9sembilan hakim konstitusi yang ditetapkan dengan Keputusan Presiden Keppres guna untuk mengawal konstitusi dan menafsirkan konstitusi the guardian of constitution and the interpreter of constitution. Sebagaimana Hamonangan P. Sidauruk : Implementasi Kewenangan Mahkamah Konstitusi Dalam Menguji Undang-Undang Terhadap Undang Undang Dasar 1945” Study Kasus Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 5 Puu-V2007, 2008. USU Repository © 2009 dalam Pasal 18 UUD 1945, 3tiga hakim konstitusi diajukan oleh Mahkamah Agung, 3tiga hakim konstitusi diajukan oleh Presiden, dan 3tiga hakim konstitusi diajukan oleh Dewan Perwakilan Rakyat,kemudian ditetapkan dengan Keputusan Presiden. Hal ini disebabkan karena sebagai salah satu pelaksana kekuasaan kehakiman, Mahkamah Konstitusi bersinggungan langsung dengan kepentingan ketiga unsur lembaga tersebut. Untuk kelancaran pelaksanaan kekuasaan kehakiman menuju peradilan yang modern, sembilan hakim konstitusi tersebut dibantu oleh sekretariat jenderal dan kepaniteraan

B. Tugas dan Wewenang Mahkamah Konstitusi di Indonesia