Perkembangan Pembangunan Ekonomi Sektor Industri Sumatera Utara

4.2 Perkembangan Pembangunan Ekonomi Sektor Industri Sumatera Utara

Perkembangan teknologi, sepesialisasi dan perdagangan yang mewujudkan industrialisasi yang semakin matang tercermin dari meningkatnya pangsa pasar sektor industri dalam Produk Domestik Bruto PDRB merupakan salah satu wujud keberhasilan pembangunan ekonomi yang dilaksanakan. Peran Pemerintah merupakan bagian penting dari strategi pembangunan. Faktor sumber daya alam saat ini tidaklah menjadi jaminan kesinambungan pembangunan suatu negara. Kalau pada era orde baru prinsip yang mengacu kepada sumber daya alam sebagai salah satu bagian dari faktor ekonomi, sepertinya hal tersebut sudah tidak berlaku lagi disebabkan adanya kesepakatan dalam perdagangan luar negeri yang memberi kebebasan kepada negara luar untuk mengeksplorasi hasil kekayaan alam disuatu negara. Sebagai contoh Singapura yang tidak memilki kekayaan alam apapun namun mampu menjadi negara besar dan memilki perekonomian yang kuat dan merupakan salah satu investor peranan modal dibeberapa negara. Pada umumnya perkembangan sektor industri yang terjadi di Sumatera Utara biasanya didahului oleh industri kerajinan tangan kemudian berkembang menjadi industri kecil dan pada akhirnya menjadi industri besar dan sedang. Perkembangan industri itu sendiri menurut jenisnya secara umum merupakan pengembangan dari sektor pertanian yang telah ada seperti industri minyak sawit yang merupakan dampak dari pengembangan sektor perkebunan sawit. Sejak awal dekade 1970 sampai dengan tahun 1964, pemerintah telah mengeluarkan berbagai kebijakan, salah satunya kebijakan industrialisasi substitusi impor yang memberi dampak tidak baik terhadap perkembangan industri, sebagai akibat konsekuensi logis dari kebijaksanaan tersebut. Universitas Sumatera Utara Pertama mutu barang substitusi impor jauh lebih rendah dari pada hasil produksi luar negeri, sehingga barang ini hanya laku dalam negeri. Kualitas barang yang demikian rendah, jelas tidak memiliki keunggulan kompetitif dipasari internasionaal. Kedua, biaya produksi meningkat. Pada tahap industrialisasi, membutuhkan biaya tinggi untuk mendidik tenaga kerja, membeli mesin-mesin dan bahan baku. Karena keterbatasan yang dimiliki terpaksa tenaga kerja dan modal tersebut didatangkan dari luar negeri, yang notabene berharga maha, akibatnya biaya produksi akan meningkat. Strategi Industrialisasi substitusi impor tidak berhasil bilamana negara daerah bersangkutan tidak beralih keorientasi ekspor, karena kebanyakan negara didunia sudah menjurus kepada sistem yang berorientasi pasar dan menyadari pentingnya untuk dapat bersaing dipasar dunia.

4.3 Peranan Sekor Perindustrian Pada Perekonomian Sumatera Utara