Prinsip-prinsip Perkreditan Kredit 1. Pengertian Kredit

d. Kredit pertambangan Yaitu kredit untuk jenis usaha tambang yang biasanya dalam jangka yang panjang seperti tambang emas, minyak atau tanah e. Kredit pendidikan Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana ata prasarana pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahsiswa f. Kredit Profesi Diberikan kepada para profesional seperti dosen, dokter atau pengacara g. Kredit perumahan Yaitu kredit untuk membiayai pembangunan atau pembelian perumahan

4. Prinsip-prinsip Perkreditan

Sinungan 1987 : 14 menjelaskan bahwa pada hakekatnya manusia adalah makhluk ekonomi homo economicus yang selalu berusaha memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan hidup tersebut beraneka ragam dan senantiasa meningkat. Apabila satu kebutuhan sudah terpenuhi maka akan muncul kebutuhan berikutnya yang harus dipenuhi lagi dan ini akan terus berlangsung selama manusia masih hidup. Kebutuhan hidup manusia tidak terbatas sementara kemampuan manusia itu sendiri mempunyai batasan tertentu. Keterbatasan inilah yang memaksa seseorang untuk berusaha memperoleh bantuan permodalan untuk pemenuhan hasrat dan cita-citanya guna peningkatan usaha dan peningkatan daya guna sesuatu barang atau jasa. Dari hubungan sebab-akibat inilah kredit menjadi penting dalam kehidupan. Bank pada dasarnya harus berpegang pada pola umum pemberian kredit yang baik dalam praktek pemberian kredit dengan cara memperhatikan antara lain prinsip- prinsip pemberian kredit tanpa mengabaikan suatu pelayanan. Universitas Sumatera Utara Bank dalam melaksanakan kegiatan perkreditan secara sehat melakukan prinsip 5C sebagai pendekatan konvensional yang telah cukup lama dipergunakan di kalangan perbankan. Pendekatan 5C terdiri atas : 1. Character Yaitu karakter, watak atau kepribadian dari calon peminjam. Faktor ini sangat penting dalam memutuskan pemberian kredit. Bank harus yakin bahwa calon peminjam adalah orang yang memiliki itikad baik dan bersedia menjalankan kewajibannya tepat pada waktunya. 2. Capacity Yaitu kemampuan menjalankan usaha si calon debitur dan kemampuannya dalam menghasilkan pendapatan. 3. Capital Yaitu struktur permodalan yang dimiliki oleh perusahaan calon debitur. Informasi tentang modal ini penting diketahui bank untuk menilai tingkat Debt Equity Ratio, Likuiditas, Solvabilitas dan Rentabilitas perusahaan tersebut. 4. Collateral Yaitu jaminan atau agunan yang diserahkan kepada bank sebagai pengamanan terhadap kredit yang diberikan. Agunan yang dimaksudkan berupa harta benda perorangan atau milik debitur atau pihak lain yang diikat sebagai tanggungan jika terjadi ketidakmampuan debitur untuk melunasi hutangnya. 5. Condition of Economic Yaitu menyangkut situasi dan kondisi ekonomi yang berhubungan dengan perkembangan usaha calon debitur. Bank harus mengetahui dan jeli terhadap Universitas Sumatera Utara keadaan ekonomi pada saat tersebut yang cukup berpengaruh dan berkaitan langsung dengan usaha calon debitur serta bagaimana kemungkinan- kemungkinannya di masa yang akan datang.

5. Penggolongan Kredit