a. Terdapat tunggakan angsuran pokok dan atau bunga yang telah melampaui 180 hari; atau
b. Terjadi cerukan yang bersifat permanen; atau c. Terjadi wanprestasi lebih dari 180 hari; atau
d. Terjadi kapitalisasi bunga; atau e. Dokumentasi hukum yang lemah baik untuk perjanjian kredit maupun
pengikatan jaminan. 5. Macet loss, apabila memenuhi kriteria:
a. Terdapat tunggakan angsuran pokok danatau bunga yang telah melampaui 270 hari; atau
b. Kerugian operasional ditutup dengan pinjaman baru; atau c. Dari segi hukum maupun kondisi pasar jaminan tidak dapat dicairkan pada nilai
wajar.
6. Prosedur Umum Pemberian Kredit
Debitur sebelum memperoleh kredit terlebih dahulu harus melalui tahapan- tahapan penilaian mulai dari pengajuan proposal kredit dan dokumen-dokumen yang
diperlukan, pemeriksaan keaslian dokumen, analisis kredit sampai dengan kredit dikucurkan. Tahapan-tahapan dalam pemberian kredit ini dikenal dengan prosedur
pemberian kredit. Tujuan prosedur pemberian kredit adalah untuk memastikan kelayakan suatu kredit diterima atau ditolak. Dalam menentukan kelayakan suatu kredit
maka dalam setiap tahap selalu dilakukan penilaian yang mendalam. Pihak bank dapat meminta kembali ke nasabah atau bahakn permohonan kredit
langsung ditolak apabila dalam penilaian mungkin ada kekurangan. Permohonan kredit itu sendiri merupakan syarat yang penting dalam memberikan kredit dan hal tersebut
Universitas Sumatera Utara
harus benar-benat diperhatikan oleh account officer. Untuk mempercepat dan mempermudah bank dalam mempertimbangkan permohonan nasabah, surat
permohonan kredit hendaknya disertakan dengan informasi yang lengkap seperti informasi mengenai keuangan, jaminan, jumlah kredit yang dibutuhkan, tujuan, jangka
waktu, dan sebagainya. Veithzal,2005:189. Secara umum prosedur pemberian kredit adalah sebagai berikut:
a. Pengajuan Proposal
Tahap pertama adalah pemohon kredit mengajukan permohonan kredit secara tertulis dalam suatu proposal. Proposal kredit harus dilampiri dengan dokumen-
dokumen lainnya yang dipersyaratkan. Keterangan-keterangan yang perlu diperhatikan dalam setiap pengajuan proposal suatu kredit adalah:
1 Riwayat perusahaan, seperti riwayat hidup perusahaan, jenis bidang usaha,
nama pengurus berikut latar belakang pendidikannya, perkembangan perusahaan serta wilayah pemasaran produknya.
2 Tujuan pengambilan kredit, dalam hal ini harus jelas tujuan pengambilan
kredit. Apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi atau untuk mendirikan pabrik baru perluasan serta tujuan
lainnya. Kemudian juga yang perlu mendapat perhatian adalah kegunaan kredit apakah untuk modal kerja atau investasi.
3 Besarnya kredit dan jangka waktu. Dalam proposal pemohon menentukan
besarnya jumlah kredit yang diinginkan dan jangka waktu kreditnya. 4
Cara pemohon memgembalikan kredit maksudnya perlu dijelaskan secara rinci cara-cara nasabah dalam mengembalikan kreditnya apakah dari hasil
penjualan atau dengan cara lainnya.
Universitas Sumatera Utara
5 Jaminan kredit. Jaminan kredit haruslah teliti jangan sampai terjadi sengketa,
palsu dan sebagainya, biasanya setiap jaminan diikat dengan suatu asuransi tertentu.
Proposal kredit ini dilampiri dengan berkas-berkas yang telah dipersyaratkan seperti:
a. Akte Pendirian Perusahaan
Dipergunakan untuk perusahaan yang berbentuk PT Perseroan Terbatas atau yayasan yang dikeluarkan oleh notaris dan disahkan oleh Departemen
Kehakiman. b. Bukti diri KTP para pengurus dan pemohon kredit.
c. NPWP Nomor Pokok Wajib Pajak
Nomor Pokok Wajib Pajak merupakan surat tentang wajib pajak yang dikeluarkan oleh Departemen keuangan.
d. Neraca dan laporan rugi laba 3 tahun terakhir.
e. Fotocopy sertifikat yang dijadikan jaminan.
f. Kartu Keluarga KK bagi perseorangan.
g. Daftar penghasilan bagi perseorangan.
b. Penyelidikan Berkas Pinjaman Tahap selanjutnya adalah penyelidikan dokumen-dokumen yang diajukan pemohon
kredit. Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah lengkap sesuai persyaratan yang telah ditetapkan. Jika menurut perbankan belum
lengkap atau belum cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapi kekurangan tersebut, atau sebaiknya permohonan kredit dibatalkan saja.
Universitas Sumatera Utara
c. Penilaian Kelayakan Kredit Upaya bank untuk melihat debitur layak mendapatkan dana dari kreditur adalah
dengan melakukan survey. Survey dilakukan oleh petugas yang diutus oleh pihak bank dalam rangka pengambilan keputusan.
Menurut Djohan, 2000:83 hal-hal yang harus diperhatikan antara lain: 1.
Melihat kelengkapan berkas pemohon kredit. 2.
Melakukan wawancara pendahuluan dengan calon debitur oleh pejabat yang akan menyalurkan dana.
3. Melakukan investigasi kredit dengan cara mengumpulkan laporan dan informasi
yang digunakan untuk pertimbangan memutuskan kredit. Objek investigasi kredit antara lain:
a Informasi umum yaitu data perusahaan, bentuk perusahaan, susunan pengurus,
riwayat perusahaan, bidang usaha. b
Data mengenai sifat dan manfaat proyek, lokasi, proses produksi, bahan baku, bangunan.
c Data mengenai analisa laporan keuangan, performa perusahaan serta
realisasi usaha. d. Wawancara Pertama
Tahap ini merupakan penyidikan keapda calon peminjam dengan cara berhadapan langsung dengan calon peminjam. Tujuannya adalah untuk mendapatkan keyakinan
apakah berkas-berkas tersebut sesuai dan lengkap seperti yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang
sebenarnya.
Universitas Sumatera Utara
e. Peninjauan ke lokasi On the Spot Bank memperoleh keyakinan atas keabsahan dokumen dari penyelidikan. Maka
langkah selanjutnya adalah melakukan peninjauan ke lokasi yang menjadi objek kredit dan hasil on the spot dicocokkan dengan hasil wawancara pertama. Pada saat
melakukan peninjauan hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah sehingga apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya.
f. Wawancara Kedua Wawancara kedua merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada
kekurangan-kekurangan pada saat setelah dilakukan penijauan ke lokasi. g. Analisis Kredit
Analisis kredit dilakukan oleh suatu tim atau bagian dalam organisasi perkreditan terhadap permohonan kredit dengan tujuan menilai kondisi calon debitur agar
pemberian kredit lebih terarah dan mencapai sasaran yang diinginkan Kasmir, 2000:99. Aspek yang perlu mendapat perhatian dalam menganalisis kredit adalah:
1. Aspek YuridisHukum
Untuk menilai keaslian dan keabsahan dokumen yang diajukan oleh pemohon kredit.
2. Aspek Manajemen
Menilai pengalaman peminjam dalam mengelola usahanya termasuk sumber daya manusia yang dimilikinya.
3. Aspek Pasar dan Pemasaran
Menilai apakah kredit yang dibiayai akan laku di pasar dan bagaimana strategi pemasaran yang dilakukan.
Universitas Sumatera Utara
4. Aspek TeknisOperasi
Menilai masalah lokasi usaha, kemudian kelengkapan sarana dan prasarana yang dimiliki termasuk lay out gedung.
5. Aspek Keuangan Perusahaan
Aspek keuangan yang dilihat dari laporan keuangan, neraca dan laporan laba rugi tiga tahun terakhir.
6. Aspek Ekonomi Sosial
Menilai dampak usaha yang diberikan terutama bagi masyarakat luas baik ekonomi maupun sosial.
7. Aspek Analisa Dampak Lingkungan AMDAL
Menilai seberapa besar efek yang ditimbulkan usaha tersebut terhadap lingkungan.
h. Keputusan Kredit
Keputusan kredit adalah untuk menentukan apaka kredit layak untuk diberikan atau ditolak, jika layak maka dipersiapkan administrasinya. Biasanya keputusan kredit
akan mencakup: 1.
Akad kredit yang akan ditandatangani 2.
Jumlah uang yang diterima 3.
Jangka waktu kredit 4.
Biaya-biaya yang harus dibayar Keputusan kredit untuk jumlah tertentu biasanya merupakan keputusan tim.
Begitu pula kredit yang ditolak, hendaknya dikirm surat penolakan sesuai dengan alasannya masing-masing.
Universitas Sumatera Utara
i. Penandatanganan Akad KreditPerjanjian Lainnya
Kegiatan ini merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit. Sebelum kredit dicairkan maka terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit,
kemudian mengikat jaminan kredit dengan surat perjanjian yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan antara bank dengan debitur secara langsung atau
melalui notaris. j.
Realisasi Kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan
dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. Dengan demikian penarikan dana kredit dapat dilakukan melalui rekening yang telah dibuka.
Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit.
D. Resiko 1. Pengertian Resiko