Dampak Kredit Bermasalah Kredit Pemilikan Rumah KPR

3. Restructuring Penataan kembali Yaitu melakukan perubahan syarat-syarat perjanjian kredit, dapat berupa pemberian tambahan kredit atau melakukan penjadwalan atas seluruh atau sebagian dari tunggakan bunga. Upaya represif ini hanya mungkin dilaksanakan jika debitur masih bersifat kooperatif, dalam arti masih ada niat debitur untuk menyelesaikan kredit, namun terbentur pada kemampuannya untuk dapat menyelesaikan dalam waktu singkat sebagaimana disepakati dalam perjanjian kredit.

5. Dampak Kredit Bermasalah

Menurut Siamat 2001:174 dampak negatif dari kredit bermasalah yang sangat berpengaruh terhadap kesehatan operasi bisnis bank umum adalah sebagai berikut: a. Menurunkan profitabilitas usaha Kredit bermasalah merupakan harta operasional bank yang tidak produktif. Tidak menghasilkan bunga dan penghasilan lain. Apabila tidak dikelola dengan baik akan menimbulkan kerugian. Bank yang dirongrong kredit bermasalah akan turun profitabilitasnya, akibatnya citra kesehatan operasi mereka di masyarakat, dunia perbankan, dan di mata bank sentral dapat menurun. b. Menambah beban biaya operasional Bank sentral mengkategorikan kredit bermasalah sebagai aktiva produktif bank yang diragukan kolektibilitasnya. Untuk menjaga agar para deposan tidak ikut merugi karena aktiva itu tidak dapat ditagih lagi, setiap bank sentral mewajibkan bank-bank umum untuk menyediakan cadangan penghapusan kredit bermasalah. Dengan kewajiban tersebut, sudah barang tentu semakin besar jumlah kredit bermasalah Universitas Sumatera Utara yang dimiliki bank maka akan semakin besar pula cadangan penghapusan kredit bermasalah yang harus disediakan oleh bank. c. Menurunkan persentase Capital Adequacy Ratio Seperti halnya terjadi pada setiap jenis perusahaan, kerugian akan mengurang jumlah modal sendiri. Hanya saja pada bank umum kerugian itu akan membawa dampak yanmg lain, yaitu menurunkan persentase capital adequacy ratio CAR. Apabila CAR turun sampai dibawah ketentuan pemerintah, bank yang bersangkutan harus menambah dana cair untuk menaikkan modal kerja sendiri mereka. Bilamana mereka tidak dapat melakukan hal itu, peringkat kesehatan operasi bisnis mereka di mata bank sentral akan mengalami penurunan.

6. Kredit Pemilikan Rumah KPR

Kredit Pemilikan Rumah KPR merupakan kredit jangka menengah dan jangka panjang yang disediakan untuk membiayai pembelian rumah tinggal maupun ruko bagi nasabah perorangan maupun nasabah perusahaan yang memenuhi persyaratan dan memiliki kemampuan membayar kembali kredit dengan cara mengangsur. Kredit Pemilikan Rumah akhir-akhir ini menjadi target pasar pelaku bisnis di sektor keuangan. Kredit perumahan merupakan salah satu kegiatan yang mengalami pertumbuhan yang cukup baik di antara kegiatan perbankan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya penyaluran kredit perbankan pada bisnis properti sebagai bagian dari kredit konsumsi. Bank melihat kondisi ini sebagai peluang untuk mendapatkan keuntungan sehingga persaingan dalam memperebutkan nasabah pun terjadi antar bank yang mengelola bisnis properti dalam kegiatan usahanya. Persaingan antar bank dalam memasarkan kredit perumahan terlihat dari banyaknya usaha yang dilakukan pihak bank dalam menawarkan produknya dengan mempromosikan keunggulannya masing-masing. Universitas Sumatera Utara Persaingan paling umum antar bank terlihat pada penetapan tingkat suku bunga KPR yang ditawarkan kepada calon debitur. Mulyono 2000:35 menjelaskan beberapa langkah stategis yang digunakan bank dalam menghadapi persaingan di sektor kredit konsumtif, antara lain: 1. Berusaha meningkatkan kepuasan nasabah dalam hal pelayanan kredit, misalnya dengan menyempurnakan sistem processing kredit sehingga mampu menghasilkan keputusan kredit yang cepat. 2. Menyederhanakan persyaratan aplikasi kredit yang dianggap tidak begitu penting. 3. Menetapkan suku bunga yang kompetitif dan disesuaikan dengan kondisi pasar. 4. Melakukan promosi yang menarik dan efektif. 5. Melakukan strategi penjualan proaktif melalui kerjasama dengan perusahaan atau institusi dan asosiasi dalam penyaluran kredit konsumtif. 6. Secara terus menerus meninjau perkembangan pasar. Setiap bank yang mengelola kredit konsumtif khususnya kredit perumahan mempunyai perkembangan jumlah permintaan kredit perumahan yang berbeda-beda. Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan permintaan KPR antara lain faktor turunnya suku bunga dan keadaan ekonomi yang secara makro dinilai baik. Lagipula kredit konsumtif merupakan penyaluran kredit yang risikonya lebih kecil jika dibandingkan dengan penyaluran kredit ke sektor riil, karena dalam bisnis ini yang menjadi agunan adalah aktiva tetap yang harganya selalu mengalami kenaikan. Universitas Sumatera Utara

BAB 3 GAMBARAN UMUM PERUSAHAN

A. Sejarah Singkat Perusahaan

1. Sejarah PT Bank Tabungan Negara Persero Sejarah de facto lembaga ini sudah ada sejak masa pemerintahan Hindia Belanda. Dalam catatan sejarah disebutkan bahwa Bank Tabungan Negara bermula dari POSTPAARBANK yang didirikan berdasarkan Koninklijk Besluit No. 27 Tahun 1897 pada tanggal 16 Oktober 1897 yang mulai berlaku tanggal 1 Juli 1898. Dalam Besluit ditegaskan bahwa di Hindia Belanda didirikan suatu pusat perbankan yang berkedudukan di Batavia Jakarta. Tujuan didirikannya Postpaarbank antara lain adalah untuk mendidik masyarakat agar gemar menabung dan sekaligus memperkenalkan lembaga perbankan kepada masyarakat. Peraturan tentang postpaarbank berdasarkan Koninklijk Besluit No. 27 semasa berlakunya selalu ditinjau kembali dan untuk selanjutnya disempurnakan oleh Besluit Gubernur Jenderal Hindia Belanda No. 27 Tahun 1934 yang lebih dikenal dengan sebutan ”Postpaarbank Ordonantie” STBIN.1 No. 6531934 yang mulai berlaku 1 Januari 1935. Pemerintah memberikan persekot yang kemudian dapat dikembalikan dan postpaarbank telah dapat membiayai dirinya sendiri serta membentuk dana cadangan. Keberadaan postpaarbank ini terus berlangsung hingga akhir masa penjajahan Belanda di Indonesia. Ketika kemudian bala tentara jepang berhasil mengusir belanda dari tanah air, maka oleh pemerintah pendudukan jepang Postpaarbank diubah namanya menjadi ”Tyokin Kyoku”, hal ini terjadi pada tanggal 1 April 1942. Sesudah proklamasi Universitas Sumatera Utara