Majelis Taklim Nurul Mustofa senantiasa memperkenalkan dan mengajarkan sejarah, ajaran, serta perilaku Nabi Muhamad SAW. Tujuannya
adalah agar seluruh jamaah terutama kaum remaja menjadikannya sebagai idola dan panutan hidup.
Sebelum menjadi majelis taklim yang memiliki ribuan orang santri seperti sekarang, perkembangan Majelis Taklim Nurul Mustofa ini mengalami
pasang surut. Sebelumnya Habib Hasan Assegaf mengadakan pengajian dari rumah ke rumah. Dalam dakwahnya, Habib banyak berbicara tentang
kemuliaan dan kelembutan ALLAH SWT serta sejarah Rasulullah SAW. Dengan tekun Habib Hasan Assegaf terus membangun majelisnya, setiap hari
ia memakai kendaraan umum, mengenakan serban dan menjinjing tas berisi kitab-kitab. Tak jarang ia mendapatkan cemoohan dari orang-orang yang
berada di sekitarnya. Sejak saat itu, Majelis Taklim Nurul Mutofa ini semakin berkembang pesat. Jamaah yang datang mencapai puluhan ribu orang.
Dengan relatif waktu yang singkat, keberadaan majlis yang begitu besar ini tidak akan terwujud tanpa adanya kepemimpinan seorang public
figur yang selalu membimbing dan mengarahkan jamaahnya yaitu, Habib Hasan bin Ja’far Assegaf.
Dari latar belakang tersebut di atas penulis mencoba menyusun skripsi dengan judul ”Gaya Kepemimpinan Habib Hasan bin Ja’far Assegaf Dalam
Upaya Mengembangkan Pemahaman dan Perilaku Akhlak Jama’ah Majelis Taklim Nurul Mustofa Jakarta Selatan”.
B. Pembatasan Dan Perumusan Masalah
Kepemimpinan merupakan kata dasar dari ’pimpin’ yang secara etimologi berarti dibimbing atau dituntun
4
. Kepemimpinan adalah kekuasaan untuk mempengaruhi seseorang,
baik dalam mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu. Seseorang dikatakan pemimpin apabila ia mempunyai pengikut atau bawahan. Bawahan
pemimpin ini dapat disuruh untuk mengerjakan sesuatu atau tidak mengerjakan sesuatu untuk mencapai tujuan bersama yang telah ditetapkan
terlebih dahulu. Oleh karena itu dalam penelitian ini agar tidak terlalu luas maka penulis membatasi pada Gaya Kepemimpinan yang dimiliki Habib
Hasan bin Ja’far Assegaf dalam mengembangkan perilaku akhlak jama’ah Majelis Taklim Nurul Musthofa.
Berdasarkan batasan masalah di atas, penulis merumuskan masalah yang akan dibahas dalam skripsi ini sebagai berikut :
1. Bagaimana Gaya Kepemimpinan Habib Hasan bin Ja’far Assegaf dalam mengembangkan Majelis Taklim Nurul Mustofa.
2. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Habib Hasan bin Ja’far Assegaf dalam Mempengaruhi Akhlak Jama’ah Majelis Taklim Nurul Musthofa.
3. Faktor Pendukung Dan Penghambat Dalam Mengembangkan Majelis Taklim Nurul Musthofa.
4
Wjs. Poerdarwaminata, Kamus Umum Indonesia, Jakarta: Balai Pustaka, 1982, cet. ke- IV, h. 754
C. Metodologi Penelitian
Metode penelitian adalah cara atau strategi menyeluruh untuk menemukan atau memperoleh data yang diperlukan. Metode yang digunakan
dalam penelitian ini adalah metode kualitatif, Bog dan Taylor 1995:5 mendefenisikan dalam bukunya Lexy J. Moeloeng yang berjudul metode
penelitian kualitatif, bahwa metode kualitatif yaitu cara yang menghasilkan deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku
yang diamati, dan desain dari penelitian ini adalah deskriptif analisis. Di mana penulis memberikan gambaran atau memaparkan analisis data tentang Gaya
Kepemimpinan Habib Hasan bin Ja’far Assegaf Dalam Upaya Mempengaruhi Akhlak Jama’ah Majelis Taklim Nurul Mustofa. Metode ini sangat cocok
digunakan untuk menjawab pertanyaan apa, di mana, dan kenapa atau bagaimana.
1. Lokasi dan Waktu Penelitian Tempat yang akan di jadikan sebagai subjek penelitian adalah di
Majelis Taklim Habib Hasan bin Ja’far Assegaf. 2. Objek dan Subjek
Objek dalam penelitian ini adalah gaya kepemimpinan Habib Hasan Assegaf. Selain mempelajari tentang objek, maka penelitian ini juga
akan mempelajari dengan seksama tentang subjek penelitian, meliputi pengembangan majlis taklim Nurul Mustofa.