Kajian Review Terdahulu Sistematika Penulisan

pemeliharaan anak setelah perceraian yang telah diputus verstek untuk memperoleh kesimpulan yang khusus. Karena penelitian ini termasuk kualitatif, maka analisis datanya juga analisis kualitatif, dan metode yang digunakan untuk menganalisis data peneltian adalah deskriptif analitis, yakni dimulai dengan menggambarkan dan mengguraikan tentang penyelesaian putusan. Dalam hal ini akan diuraikan dan dipaparkan data-data yang akan mendukung dalam perkara ini dan pertimbangan para hakim dalam memutus perkara penetapan nafkah hadanah dalam putusan verstek di Pengadilan Agama Jakarta Barat dan Pengadilan Agama Jakarta Pusat dan kesimpulannya diperoleh pola piker deduktif, yakni dari pola umum ke pola khusus yaitu mengacu pada norma hokum tentang hadanah kemudian dihubungkan dengan norma yang dipahami dalam putusan Pengadilan Agama Jakarta Barat dan Pengadilan Agama Jakarta Pusat tentang perkara yang diteliti.

E. Kajian Review Terdahulu

Penelitian yang penulis teliti ini mendeskripsikan pertimbangan hakim Pengadilan Agama Jakarta Barat dan Pengadilan Agama Jakarta Pusat dalam hal ini penetapan nafkah hadanah akibat perceraian yang diputus verstek dengan analisis putusan Pengadilan Agama Jakarta Barat dan Pengadilan Agama Jakarta Pusat. Perihal perceraian dengan pembebanan nafkah hadanah kepada suami namun ketidakhadiran verstek suami sebagai tergugat dan perihal perceraian dengan pembebanan nafkah hadanah kepada suami namu ketidakhadiran verstek istri sebagai termohon. Maka terdapat skripsi terkait yang membahas tentang perceraian yang diputus verstek : Agus Sudianto yang mengambil judul skripsi “ Penyelesaian Perkara Perceraian yang diputus Verstek Di Pengadilan Agama Jakarta Selatan”. Yang ditulis pada tahun 2007. Ia memaparkan tentang bagaimana pemeriksaan perkara serta problemnya dan cara penyelesaian perkara yang diputus verstek. Pada skripsi ini itu lebih kepada pemanggilan secara resmi dan patut kepada para pihak dan hak yang diperoleh serta upaya hukum bagi tergugat.

F. Sistematika Penulisan

Adapun sistematika penulisan dan pembahasan akan terbagi berdasarkan sistematika sebagai berikut : Bermula dari BAB I : Pendahuluan. Didalamnya memaparkan latar belakang masalah yang mencangkup pemilihan judul, pembatasan dan perumusan masalah, metode penelitian, tujuan penelitian, kajian review dan sistematika penulisan. Bab II Membahas landasan teori tentang nafkah hadanah dan bagaimana hak serta kewajiban orangtua memberi nafkah hadanah. Bab III Membahas Putusan verstek yang berlandaskan teoritik yang sesuai dengan kaidah-kaidah dasar dan asas-asas ilmu pengetahuan. Bab IV Membahas tentang kronologis perkara dan Tinjauan Fiqh terhadap pertimbangan hakim dalam memutus perkara tersebut. Bab V Memuat Penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran

BAB II NAFKAH HADANAH

A. Nafkah Hadanah 1. Pengertian Nafkah Hadanah

Secara bahasa nafkah ﺔ ﻨ ا berasal dari kata infak قﺎ ﻻا artinya membiayai. Dengan demikian, kata nafaqah berarti biaya. Yang dimaksud ialah menyangkut biaya penghidupan. 1 Disebutkan juga oleh Ahmad Warson Munawir dalam al- Munawir Kamus Arab Indonesia bahwa nafkah mempunyai arti yaitu biaya, belanja dan biaya pengeluaran, dibelanjakan. 2 Sedangkan menurut istilah, nafkah berarti : sesuatu kewajiban sang suami memberikan suatu penghasilan pekerjaan nafkah kepada dirinya, isterinya dan anak-anaknya. 3 Dan dijelaskan juga oleh syekh Faisal bin Abdul Aziz dalam kitab Terjemahan Nailul Author Himpunan Hadits-hadits Huku m, yaitu kewajiban memberi penghasilan nafkah kepada isteri dan anak-anaknya ketika sang suami merasa cukup nafkah untuk dirinya. 4 Sedangkan hadanah sendiri berasal dari kata alhidn yang artinya rusuk. Kemudian kata hadanah dipakai sebagai istilah 1 Zainudin bin Abdul Aziz al-Malibari al-Fannani, Terjemah Fathul Mu’in, Jilid Dua, Bandung :Sinar Baru al-Gesindo, h. 1434 2 Ahmad Warson Munawir, al-Munawir Kamus Arab Indonesia, Yogyakarta : Pustaka Progresif, Cet. 14, h. 1449 3 Ash-Shabuni, Hadiyyatul Afraa lil’Aruusain Hadiah Untuk Pengantin, Jakarta: Mustaqim, h. 229 4 Syekh Faisal bi Abdul Aziz, Terjemahan Nailul Author Himpunan Hadits-Hadits Hukum, h. 2464 13