Islam dan tidak dapat terwujud tujuan perkawinan yang membentuk keluarga yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Majelis hakim
juga telah berusaha mendamaikan dan tidak berhasil begitu juga para pihak keluarga.
3. Menghukum pemohon untuk memberikan nafkah iddah sebesar Rp. 900.000,- ,
mut’ah sebesar Rp. 500.000,- dan nafkah 2 orang anak yag diasuh termohon sebesar Rp. 1.000.000,- sampai dewasa. Hal ini sesuai dengan keterangan saksi
bahwa selama berkeluarga termohon dan pemohon mempunyai dua orang anak. Meskipun dengan ketidakhadiran termohon dalam hal ini istri atau ibu dari anak
tersebut maka berdasarkan pasal 41 UU No. 1 Tahun 1974 hakim secara ex officio
memandang perlu membebani pemohon untuk membayar kepada termohon untuk menanggung biaya hidup anak
5
.
d. Pertimbangan Hakim dalam Menetapkan Nafkah Hadanah dalam
Perkara Putusan Verstek
Secara ex officio hakim berhak membebankan nafkah pada suami, namun dalam hukum acara hakim tidak boleh memutus melebihi gugatan extra petita,
maka hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat dalam memutus perkara No. 696Pdt.G2009PA.JP. Menurut hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat pembebanan
nafkah pada ayah untuk perkara cerai talak dan perceraian gugat cerai adalah sama, seperti yang dijelaskan dalam KHI :
5
Wawancara Pribadi dengan Ujang Sholeh, Hakim Pengadilan Agama Jakarta Pusat, 17 Mei 2010
- Dalam cerai talak bilamana perkawinan putus karena talak, maka bekas suami
wajib memberikan biaya hadanah untuk anak-anaknya yang belum mencapai umur 21 tahun
6
. -
Cerai gugat juga diatur tentang akibat putusnya perkawinan karena perceraian adalah semua biaya hadanah dan nafkah anak menjadi tanggung jawab ayah
menurut kemampuannya, sekurang-kurangnya sampai anak tersebut dewasa dan dapat mengurus sendiri
7
. Pasal-pasal tersebut yang dijadikan dasar hakim secara ex officio dalam
membebankan nafkah pada ayah meskipun termohon ibu tidak menuntut hak tersebut karena tidak hadir dipersidangan. Dalam hal itu hakim juga melihat fakta
didalam pengadilan dan dalam acara pembuktian, apakah ada maksud baik dari suami ayah untuk perhatian terhadap anak dan istrinya.
Untuk perkara yang diputus verstek apa tidak dikhawatirkan adanya anggapan bahwa lebih mudah berperkara dengan verstek?Apalagi hakim memutus dengan
pembebanan nafkah tanpa permintaan istri? Bahwa pada setiap perkara yang tidak dihadiri salah satu pihak hakim tidak langsung memutus perkara tersebut dengan
verstek , tetapi menjalankan sesuai dengan peraturanUU dengan melakukan
pemanggilan relaas panggilan kepada para pihak dan menunda sidang beberapa kali
6
KHI Pasal 149 d
7
KHI Pasal 156 d
untuk kehadiran pihak-pihak. Baru ketika pemanggilan tersebut sudah dilakukan dengan sah dan patut maka hakim dapat memutusnya secara verstek.
Hakim membebankan nafkah anak kepada suami ketika istri tidak meminta menuntut atau verstek, karena kebanyakan di daerah kewenangan Pengadilan
Agama Jakarta Pusat, para istri awam tidak tahu tentang hukum atau hak-haknya sebagia istri, atau haknya ketika perkawinannya diputus cerai oleh pengadilan
walaupun daerah Jakarta termasuk daerah kota besar namun masih banyak para istri itu masih awam
8
.
B. Tinjauan Fiqh Terhadap Pertimbangan Hakim tentang Penetapan Nafkah Hadanah dalam Putusan