Peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar Tahun 2013

(1)

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013

TUGAS AKHIR

NOFRIDA ELLY ZENDRATO 082407029

PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(2)

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013

TUGAS AKHIR

Diajukan untuk melengkapi tugas dan memenuhi syarat memperoleh Ahli Madya

NOFRIDA ELLY ZENDRATO 082407029

PROGRAM STUDI DIII STATISTIKA DEPARTEMEN MATEMATIKA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2011


(3)

PERSETUJUAN

Judul : PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL

BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013

Kategori : TUGAS AKHIR

Nama : NOFRIDA ELLY ZENDRATO

Nim : 082407029

Program Studi : DIII STATISTIKA

Departemen : MATEMATIKA

Fakultas : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM (FMIPA)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Diluluskan di

Medan, Juni 2011

Diketahui/ Disetujui oleh

Departemen Matematika FMIPA USU

Ketua, Pembimbing,

Prof.Drs. Tulus, M.Si, Ph.D Drs. Henry Rani Sitepu, M.S NIP 19620901 198803 1 002 NIP. 19551228 198703 1 002


(4)

PERNYATAAN

PERAMALAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN 2013

TUGAS AKHIR

Saya mengakui bahwa tugas akhir ini adalah hasil kerja saya sendiri, kecuali beberapa kutipan dan ringkasan yang masing-masing disebutkan sumbernya.

Medan, Juni 2011

NOFRIDA ELLY ZENDRATO NIM. 082407029


(5)

PENGHARGAAN

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini dengan baik. Tugas Akhir ini disusun sebagai syarat memperoleh gelar Ahli Madya pada Program Studi D-III Statistika FMIPA USU.

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini tidak terwujud apabila tidak mendapat dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini penulis

mengucapkan terimakasih yang setulusnya kepada :

1. Prof. Dr. Syahril Pasaribu, DTMH, M.Sc (CTM), SpA(K), Rektor Universitas Sumatera Utara.

2. Dr. Sutarman, M.Sc, Dekan Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Sumatera Utara.

3. Prof. Dr. Tulus, Vordipl, M.Si, Ph.D dan Dra. Mardiningsih, M.Si, Ketua dan Sekretaris Departemen Matematika FMIPA USU.

4. Drs. Faigiziduhu Bu’ulőlő, M.Si dan Drs. Suwarno Arriswoyo, Ketua dan Sekretaris Program Studi D-III Statistika.

5. Drs. Henry Rani Sitepu, M.S, selaku Dosen Pembimbing yang telah meluangkan waktu untuk membimbing, mendorong dan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat dalam penyusunan Tugas Akhir ini.

6. Bapak A.Zendrato,S.Pd dan Ibu J.Siallagan dan Abang Arifin dan Richard serta Kakak Dewita yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi lewat doa, dana maupun nasehat. Dan selalu sabar dalam membimbing dan mendidik penulis. 7. Teman-teman KTB Vi_Yerrielle K’Lena, K’Natalia, B’Martin, Yongki, dan Rista

dan adik-adik Huioi Potos Tiara, Elve, Natalia, Ongki dan Yuni. Terima kasih buat doanya.

8. Teman-teman seperjuangan di Stat A’08.

Penulis menyadari bahwa laporan Tugas Akhir ini jauh dari sempurna. Oleh karena itu, dengan rendah hati dan penuh kasih penulis mengharapkan saran yang membangun demi kesempurnaan penulisan ini.

Medan, Juni 2011


(6)

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Judul i

Persetujuan ii

Pernyataan iii

Penghargaan iv

Daftar Isi v

Daftar Tabel vii

Daftar Grafik viii

Daftar Gambar ix

BAB 1 PENDAHULUAN 1

1.1 Latar Belakang 1

1.2 Identifikasi Masalah 3

1.3 Batasan Masalah 3

1.4 Tujuan Penelitian 6

1.5 Metode Penelitian 6

1.6 Tinjauan Pustaka 7

1.7 Sistematika Penulisan 8

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS 10

2.1 Pengertian Peramalan 10

2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan 10

2.3 Jenis Peramalan 11

2.4 Langkah-langkah dalam Metode Peramalan 12 2.5 Pengertian dan Kegunaan Metode Peramalan 12 2.6 Jenis-jenis Metode Peramalan 13

BAB 3 SEJARAH KOTA PEMATANGSIANTAR 15

3.1 Sejarah Kota Pematangsiantar 15

3.2 Visi dan Misi 17

BAB 4 ANALISIS DATA 19

4.1 Sektor Pertanian 20


(7)

4.3 Sektor Industri Pengolahan 25

4.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih 27 4.5 Sektor Bangunan 29

4.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran 32

4.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi 34

4.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 37

4.9 Sektor Jasa-jasa 40

BAB 5 IMPLEMENTASI SISTEM 43 5.1 Tahapan Implementasi 43 5.2 Pengaktifan Excel 44 5.3 Jendela Lembar Kerja 44 5.4 Pengisian Data 44

5.5 Pembuatan Grafik 46

BAB 6 PENUTUP 49

6.1 Kesimpulan 49 6.2 Saran 50

DAFTAR PUSTAKA 51 LAMPIRAN


(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1.1 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Pertanian 20 Tabel 4.1.2 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Pertambangan

dan Penggalian 22

Tabel 4.1.3 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor

Industri Pengolahan 25

Tabel 4.1.4 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Listrik,

Gas dan Air Bersih 27

Tabel 4.1.5 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Bangunan 30 Tabel 4.1.6 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran 34

Tabel 4.1.7 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Pengangkutan

dan Komunikasi 35

Tabel 4.1.8 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 37

Tabel 4.1.9 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut


(9)

DAFTAR GRAFIK

Halaman

Grafik 4.1.1 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Pertanian 20 Grafik 4.1.2 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor

Pertambangan dan Penggalian 23

Grafik 4.1.3 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor

Industri Pengolahan 25

Grafik 4.1.4 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Listrik,

Gas dan Air Bersih 28

Grafik 4.1.5 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Bangunan 30 Grafik 4.1.6 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran 33

Grafik 4.1.7 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor

Pengangkutan dan Komunikasi 35

Grafik 4.1.8 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan 38 Grafik 4.1.9 Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut

Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada Sektor Jasa-jasa 40


(10)

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 5.2. Cara Mengaktifkan Microsoft Excel 2007 44 Gambar 5.3 Jendela Lembar Kerja Baru (Workbook) 45

Gambar 5.4 Pengisian Data pada Workbook 46

Gambar 5.5.1 Cara Pembuatan Grafik pada Workbook 47 Gambar 5.5.2 Proses Langkah-langkah Pembentukan Grafik dari Workbook 48 Gambar 5.5.3 Grafik Hasil dari ke-9 Sektor dalam PDRB 48


(11)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sebagai kota perdagangan, secara geografis Pematang Siantar diapit oleh Kabupaten

Simalungun yang memiliki kekayaan perkebunan karet, sawit, teh, dan pertanian.

Kemudian kota Pematangsiantar ini juga menghubungkan jalan darat ke

kabupaten-kabupaten lainnya seperti Toba Samosir, Tapanuli Utara, dan Tapanuli Selatan.

Sehingga posisinya sangat strategis sebagai kota transit perdagangan antar kabupaten

atau transit wisata ke Danau Toba, Parapat. Dan ini merupakan hal yang sangat

mendukung dalam pembangunan ekonomi di kota Pematangsiantar.

Pembangunan ekonomi merupakan hal yang sangat penting untuk diperhatikan

dan dikaji lebih dalam serta perlu perencanaan yang tepat dan efektif dilakukan untuk

mendapatkan sarana dan tujuan yang diharapkan. Pembangunan ekonomi pada

hakekatnya merupakan serangkaian usaha dan kebijaksanaan yang bertujuan

meningkatkan taraf hidup rakyat, memperluas lapangan pekerjaan, meratakan

pembagian pendapatan masyarakat dan meningkatkan hubungan ekonomi regional

daerah.

Sistem ekonomi daerah yang merupakan kebijakan pemerintah banyak

menimbulkan masalah. Latar belakang ekonomi yang dahulu lebih mengesankan


(12)

salah satu bentuk dari dampak positif otonomi daerah agar daerah tersebut dapat

memfokuskan diri untuk berusaha mengangkat dan menggali potensi daerah untuk

kepentingan masyarakat bersama. Kesejahteraan ekonomi masyarakat kini menjadi

titik tolak dalam pengembangan perekonomian suatu daerah. Namun, disamping

dampak positif, dampak negatif dari sistem otonomi daerah juga akan dirasakan

apabila daerah tersebut tidak mampu bertahan dan bersaing dengan daerah lain karena

desakan ekonomi dan perkembangannya yang semakin maju.

Perkembangan pembangunan nasional juga merupakan contoh nyata peranan

seluruh masyarakat. Dalam hal ini, pemerintah berperan sebagai fasilitator dan

pendukung upaya pembangunan daerah terutama pada bidang perekonomian.

Perkembangan suatu daerah dalam bidang ekonomi dapat dilihat dalam perkembangan

Pendapatan Asli Daerah (PAD), sedangkan secara analisis ekonomi perkembangan

pendapatan dapat dilihat dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Produk domestik regional bruto adalah penjumlahan dari semua total barang

dan jasa pada akhir periode yang dihasilkan oleh suatu kelompok penduduk di suatu

wilayah. Pengukuran kondisi perekonomian suatu wilayah dapat dilakukan dengan

salah satu cara yaitu metode peramalan/forecasting. Metode peramalan adalah cara

memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi pada masa depan berdasarkan

data relevan pada tahun-tahun sebelumnya.

Perlu suatu penelitian yang memaparkan hasil yang telah dicapai untuk melihat


(13)

itu, dalam tulisan ini akan dibahas dan diuraikan data Produk Domestik Regional

Bruto Kota Pematangsiantar berdasarkan data tahun 2001 s/d 2009.

Dari uraian diatas, penulis memilih judul : “PERAMALAN PRODUK

DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA PEMATANGSIANTAR TAHUN

2013”

1.2 Identifikasi Masalah

Dalam usaha pembangunan ekonomi yang berkelanjutan dan tepat sasaran, dilakukan

perencanaan pembangunan yang baik dan didukung oleh sarana dan prasarana yang

dapat menggambarkan perekonomian suatu daerah. Salah satu indikator yang mampu

mengukur tingkat pertumbuhan perekonomian adalah dengan perhitungan tingkat

kenaikan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Berdasarkan hal diatas dapat dirumuskan masalah penelitian adalah untuk

melihat bagaimana tingkat pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

dari setiap sektor di Kota Pematangsiantar tahun 2011-2013 berdasarkan data tahun


(14)

1.3 Batasan Masalah

Dalam tugas akhir ini penulis membatasi masalah tentang gambaran besarnya Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar tahun 2013 berdasarkan data

tahun 2001-2009.

Data yang diperoleh merupakan data sekunder yang diperoleh dari BPS Kota Pematangsiantar dimana data yang diambil merupakan data PDRB Kota Pematangsiantar tahun 2001-2009. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) terdiri dari beberapa sektor diantaranya :

1. Sektor Pertanian

Sektor ini meliputi : Tanaman Bahan Makanan, Tanaman Pekebunan, Peternakan

dan hasil-hasilnya, kehutanan dan Perikanan.

2. Sektor Pertambangan dan Penggalian

Sektor ini meliputi : Minyak dan Gas Bumi, Pertambangan tanpa Migas dan

Penggalian.

3. Sektor Industri dan Pengolahan

Sektor ini meliputi : Industri Migas dan Indsutri Tanpa Migas. Industri Migas

meliputi : Pengilangan Minyak Bumi dan Gas Alam Cair. Sedangkan Industri

Tanpa Migas meliputi : Makanan, Minuman dan Tembakau; Tekstil, Barang Kulit

dan Alas Kaki; Barang kayu dan Hasil Hutan lainnya; Kertas dan Barang Cetakan;

Pupuk, Kimia dan Barang dari Karet; Semen dan Barang Galian bukan Logam;

Logam Dasar Besi dan Baja; Barang Angkutan, Mesin dan Peralatannya; dan

Barang lainnya.


(15)

5. Sektor Bangunan

6. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor ini meliputi : Perdagangan Besar dan Eceran, Hotel dan Restoran.

7. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

a. Pengangkutan meliputi : Angkutan Rel, Angkutan Jalan Raya, Angkutan Laut

Angkutan Sungai, Danau dan Penyeberangan, Angkutan Udara, Jasa

Penunjang Angkutan.

b. Komunikasi meliputi : Pos dan Telekomunikasi, Jasa Penunjang Komunikasi.

8. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Sektor ini meliputi : Bank, Lembaga Keuangan tanpa Bank, Jasa Penunjang

Keuangan, Sewa Bangunan, dan Jasa Perusahaan.

9. Sektor Jasa-jasa

a. Pemerintahan Umum meliputi : Adm.Pemerintahan dan Pertahanan, Jasa

Pemerintahan lainnya.

b. Swasta meliputi : Sosial Kemasyarakatan, Hiburan dan Rekreasi, Perorangan

dan Rumah Tangga.

Untuk meramalkan tingkat pertumbuhan PDRB dari setiap sektor di Kota

Pematangsiantar maka dipergunakan trend yaitu trend linier dengan persamaan = a

+ bX. Untuk mendapatkan nilai a dan b digunakan metode kuadrat terkecil yaitu :


(16)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meramalkan tingkat pertumbuhan Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) dari setiap sektor di Kota Pematangsiantar tahun

2013 dan juga untuk melihat perkembangan ekonomi di masa depan.

1.5 Metode Penelitian

Adapun metode penelitian yang akan digunakan adalah :

1. Penelitian Kepustakaan (Library Research)

Penelitian Kepustakaan yaitu dengan cara membaca dan mengumpulkan buku

literatur serta bacaan yang mempunyai hubungan dengan penulisan tugas akhir ini.

Sehingga dapat diketahui berbagai aspek dan teori dari para ahli.

2. Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan oleh penulis adalah data sekunder yaitu data yang dikutip dari

data yang telah tersedia dalam suatu instansi. Analisa data sekunder yang diperoleh

melalui BPS Kota Pematangsiantar yaitu Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)


(17)

dikumpulkan dan dianalisa dengan menggunakan trend untuk memperoleh

persamaannya sehingga dapat diramalkan Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) Kota Pematangsiantar tahun 2013.

1.6 Tinjauan Pustaka

(Adler Haymans) “Teknik Peramalan Bisnis dan Ekonomi”

Trend linier adalah suatu trend yang kenaikan atau penurunan nilai yang akan

diramalkan naik atau turun secara linier. Variabel waktu sebagai variabel bebas dapat

menggunakan waktu tahunan, semesteran, kwartalan, twiwulanan, bulanan atau

mingguan dan waktu yang digunakan tersebut tergantung kebutuhan. Trend parabolik

adalah trend yang nilai variabel tak bebasnya naik atau turun secara linier atau terjadi

parabola bila datanya dibuat scatter diagramnya. Trend eksponensial adalah sebuah

trend yang nilai variabel bebasnya naik secara berlipat atau tidak linier.

(J.Supranto) “Metode Peramalan Kwantitatif untuk perencanaan Ekonomi dan Bisnis”

Metode jumlah kuadrat terkecil (least square method) untuk mencari garis trend,

dimaksudkan suatu perkiraan atau penaksiran mengenai nilai a dan b dari persamaan

Y = a + bX, yang didasarkan atas data hasil observasi sedemikian rupa sehingga

jumlah kuadrat terkecil (minimum).

Untuk mendapatkan nilai a dan b ditulis dengan persamaan :


(18)

(Makridakis) “Metode dan Aplikasi Peramalan”

Pola Trend terjadi bilamana terdapat kenaikan atau penurunan sekuler jangka panjang

dalam data. Penjualan banyak perusahaan, produk bruto nasional (GNP) dan berbagai

indikator bisnis atau ekonomi lainnya mengikuti suatu pola trend selama

perubahannya sepanjang waktu.

1.7 Sistematika Penulisan

BAB 1 : PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan latar belakang, identifikasi masalah, batasan

masalah, tujuan penelitian, metode penelitian, tinjauan pustaka dan

sistematika penulisan.

BAB 2 : TINJAUAN TEORITIS

Bab ini menerangkan tentang segala sesuatu yang mencakup


(19)

BAB 3 : SEJARAH KOTA PEMATANGSIANTAR

Bab ini menerangkan tentang sejarah singkat dan pertumbuhan

ekonomi Kota Pematangsiantar.

BAB 4 : ANALISA DATA

Bab ini membahas data yang telah diamati dan hasil analisanya.

BAB 5 : IMPLEMENTASI SISTEM

Bab ini membahas tahap implementasi, cara pengaktifan, pengisian

data dan pembuatan grafik.

BAB 6 : KESIMPULAN DAN SARAN

Bab ini berisi kesimpulan atas data yang telah diamati juga saran

yang dapat berupa masukan bagi pemerintah maupun pihak swasta


(20)

BAB 2

TINJAUAN TEORITIS

2.1 Pengertian Peramalan

Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

peramalan. Jika waktu tenggang ini nol atau sangat kecil, maka perencanaan tidak

diperlukan. Jika waktu tenggang ini panjang dan hasil peristiwa akhir bergantung pada

faktor-faktor yang dapat diketahui, maka perencanaan diperlukan. Dan peramalan

diperlukan untuk menetapkan kapan suatu peristiwa akan terjadi atau timbul, sehingga

tindakan yang tepat dilakukan. Peramalan merupakan alat bantu yang penting dalam

perencanaan yang efektif dan efisien dan merupakan bagian yang integral dari

kegiatan pengambilan keputusan manajemen. (Makridakis,1999)

2.2 Kegunaan dan Peran Peramalan

Kegunaan peramalan terlihat saat pengambilan keputusan. Keputusan yang baik

adalah keputusan yang didasarkan atas pertimbangan yang akan terjadi pada waktu

keputusan itu dilaksanakan. Jika ramalan yang diadakan kurang tepat, maka keputusan


(21)

tetaplah ramalan/dugaan/perkiraan, dimana selalu ada unsur kesalahan. (Sofjan

Assauri, 1984).

2.3 Jenis-jenis Peramalan

Berdasarkan sifat ramalan yang telah disusun, maka peramalan dapat dibedakan atas

dua macam yaitu :

1. Peramalan Kualitatif yaitu peramalan yang didasarkan atas data kualitatif pada

masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung kepada orang yang

menyusunnya.

2. Peramalan Kuantitatif yaitu peramalan yang didasarkan atas data kuantitatif pada

masa lalu. Hasil peramalan yang dibuat sangat bergantung kepada metode yang

dipergunakan dalam peramalan tersebut (Sofjan Assauri, 1984).

Jika dilihat dari jangka waktu ramalan yang disusun, maka peramalan dapat

dibedakan atas dua macam yaitu :

1. Peramalan jangka panjang yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan

hasil ramalan yang jangka waktunya lebih dari satu setengah tahun atau tiga

semester.

2. Peramalan jangka pendek yaitu peramalan yang dilakukan untuk penyusunan hasil

ramalan dengan jangka waktu yang kurang dari satu setengah tahun atau tiga


(22)

2.4 Langkah-langkah dalam metode Peramalan

Langkah-langkah dalam metode peramalan adalah : 1. Mengumpulkan data.

2. Menyeleksi dan memilih data. Data yang kurang relevan harus dibuang supaya

tidak mempengaruhi akurasi peramalan.

3. Menganalisa data.

4. Menentukan metode yang dipergunakan.

5. Memproyeksi data dengan menggunakan metode yang dipergunakan dan

mempertimbangkan adanya beberapa faktor perubahan.

2.5 Pengertian dan Kegunaan Metode Peramalan

Metode peramalan adalah cara memperkirakan secara kuantitatif apa yang akan terjadi

pada masa depan berdasarkan data yang relevan pada masa lalu. Oleh karena metode

peramalan didasarkan atas data yang relevan pada masa lalu, maka metode peramalan

ini dipergunakan dalam peramalan yang objektif.

Sebagaimana diketahui bahwa metode peramalan merupakan cara berpikir

yang sistematis dan pragmatis atas pemecahan suatu masalah. Di samping itu, metode

peramalan juga memberikan urutan pengerjaan dan pemecahan atas pendekatan suatu

masalah dalam peramalan dan memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah,


(23)

maju. Dengan penggunaan teknik-teknik tersebut, maka diharapkan dapat memberikan

kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar, karena dapat diuji dan dibuktikan

penyimpangan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa metode peramalan sangat berguna

karena akan membantu dalam mengadakan pendekatan analisa terhadap tingkah laku

atau pola dari data yang lalu. Sehingga dapat memberikan cara pemikiran, pengajaran

dan pemecahan yang sistematis dan pragmatis, serta memberikan tingkat keyakinan

yang lebih besar atas ketetapan hasil ramalan yang disusun. (Sofjan Assauri, 1984).

2.6 Jenis-jenis Metode Peramalan

Metode-metode peramalan dengan menggunakan analisa pola hubungan antara

variabel yang diperkirakan dengan variabel waktu atau analisa deret waktu terdiri dari:

a. Metode Smoothing

Metode Smoothing yang mencakup metode data lewat (past data), metode

rata-rata kumulatif, metode rata-rata-rata-rata bergerak (moving average) dan metode

eksponensial smoothing. Metode Smoothing digunakan untuk mengurangi

ketidakteraturan musiman dari data yang lalu maupun kedua-duanya dengan

membuat rata-rata tertimbang dari sederetan data yang lalu.


(24)

Metode Box Jenkins menggunakan dasar deret waktu dengan model matematis

agar kesalahan yang terjadi dapat sekecil mungkin yang membutuhkan identifikasi

model estimasi parameternya.

c. Metode Proyeksi Trend dengan regresi

Metode Proyeksi Trend dengan regresi merupakan dasar garis trend untuk suatu

persamaan matematik, sehingga dengan dasar persamaan tersebut dapat


(25)

BAB 3

SEJARAH KOTA PEMATANGSIANTAR

3.1 Sejarah Kota Pematangsiantar

Sebelum proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, Pematangsiantar merupakan

daerah kerajaan Siantar. Pematangsiantar yang berkedudukan di pulau Holing dan raja

terakhir dari dinasti keturunan marga Damanik yaitu Tuan Sangnawaluh Damanik,

yang memegang kekuasan sebagai raja tahun 1906.

Di sekitar Pulau Holing kemudian berkembang menjadi perkampungan tempat

tinggal penduduk diantaranya Kampung Suhi Haluan, Siantar Kahean, Pantoan,Suhi

Bah Bosar,dan Tomuan. Daerah-daerah tersebut kemudian menjadi daerah hukum

Kota Pematangsiantar yaitu :

1. Pulau Holing menjadi kampung pematang

2. Siantar Bayu menjadi Kampung Pusat Kota

3. Suhi Kahean menjadi Kampung Sipinggol-pinggol, kampung melayu,

Martoba,Sukadame, dan Bane.

4. Suhi Bah Bosar menjadi Kampung Kristen, Karo, Tomuan, Pantoan, Toba dan


(26)

Kota Pematangsiantar terletak pada garis 3º01’09” - 2º54’40” Lintang Utara dan

99º6’23” - 99º1’10” Bujur Timur, berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten

Simalungun dengan luas 79,97 km2 dan terletak 400 meter di atas permukaan laut.

Dengan letaknya yang strategis menambah dinamika kehidupan di kota yang

berpenduduk hampir seperempat juta jiwa ini. Keaneka ragaman agama dan sosial

budaya mutlak dipertimbangkan dalam merumuskan program pembangunan dalam

memelihara ketertiban, kemanan, kerukunan antar umat beragama dan kerjasama antar

etnis.

Setelah Belanda memasuki daerah Sumatera Utara, Simalungun menjadi

daerah kekuasaan Belanda sehingga pada tahun 1907 berakhirlah kekuasaan raja-raja.

Controleur Belanda yang semula berkedudukan di perdagangan pada tahun 1907 dipindahkan ke Pematangsiantar. Sejak itu Pematangsiantar berkembang menjadi

daerah yang banyak dikunjungi pendatang baru, dan bangsa Cina mendiami Kawasan

Tiombang Galung dan Kampung melayu.

Pada tahun 1910 didirikan Badan Persiapan Kota Pematangsiantar. Kemudian

pada tanggal 1 Juli 1917 berdasarkan Stad Blad No.285 Pematangsiantar berubah

menjadi Geemente yang mempunyai otonomi sendiri. Sejak Januari 1939 berdasarkan

Stad Blad No.717 berubah menjadi Geemente yang mempunyai Dewan.

Pada jaman Jepang berubah menjadi Siantar Estate dan Dewan dihapus.


(27)

Berdasarkan UU No.22/1948 status geemente menjadi kota kabupaten Simalungun

dan Walikota di rangkap oleh Bupati Simalungun sampai 1957.

Berdasarkan UU No1/1957 berubah menjadi Kota Praja penuh dan dengan keluarnya

UU No.18/1965 berubah menjadi Kotamadya, dan dengan keluarnya UU No.5/1974

Tentang pokok-pokok pemerintah di daerah berubah menjadi daerah tingkat II

Pematangsiantar sampai sekarang.

Pada waktu siang atau malam hari kehidupan di kota ini sepertinya tak pernah

surut dilihat dari aktivitas masyarakatnya. Dengan udaranya yang sejuk dan airnya

yang bening dimana-mana, kehidupan di kota ini aman dan kondusif menghidupkan

perekonomian masyarakatnya. Dengan keadaan tersebut, kota Pematangsiantar

mempunyai nilai positif tersendiri untuk berinvestasi karena disamping aman, tertib

dan tentram, jumlah penduduk yang relatif banyak dan bahan baku yang mencukupi

khususnya yang berasal dari daerah interland.

3.2 Visi dan Misi

Adapun Visi dan Misi Walikota Pematangsiantar periode 2006- 2010 adalah

menjadikan kota Pematangsiantar menjadi kota IDAMAN (Indah, damai dan mandiri)

melalui prinsip 3E (Efektivitas, Efisien dan Ekonomis) yang berarti menjadikan kota

Pematangsiantar menjadi kota yang Indah, Damai dan mandiri melalui penerapan


(28)

BAB 4 ANALISA DATA

Untuk meramalkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar

untuk tahun 2013 dibutuhkan data yang akurat dan dapat diperoleh dari Badan Pusat


(29)

Tabel 4.1 Distribusi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku tahun 2001-2009 (persen)

No. Lapangan Usaha

Tahun

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007r) 2008 2009*)

1. Pertanian 4,73 4,91 4,62 4,11 4,08 3,76 3,20 3,01 2,89

2. Pertambangan dan Penggalian 0,57 0,27 0,25 0,20 0,03 0,03 0,03 0,02 0,02 3. Industri Pengolahan 14,79 17,18 18,90 27,02 26,32 26,43 26,85 25,46 24,05 4. Listrik, Gas dan Air Bersih 1,60 1,87 2,44 1,81 1,78 1,81 1,66 1,55 1,49 5. Bangunan 9,42 8,82 8,23 6,64 6,90 6,87 6,22 5,63 5,35 6. Perdagangan, Hotel dan Restoran 28,36 27,60 27,62 29,04 28,75 28,41 29,22 30,28 31,69 7. Pengangkutan dan Komunikasi 18,27 16,23 15,32 11,82 11,75 10,98 10,35 9,97 9,70 8. Keuangan, Persewaaan dan Jasa

Perusahaan 9,65 10,98 10,51 8,95 10,19 10,90 11,57 11,99 12,74 9. Jasa-jasa 12,61 12,14 12,11 10,40 10,21 10,79 10,90 12,08 12,06

PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

Sumber : BPS dan BAPPEDA Kota Pematangsiantar Catatan : r) Angka Perbaikan


(30)

4.1.1 Sektor Pertanian

Tabel 4.1.1 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Pertanian

Grafik 4.1.1 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Pertanian

4,73 4,91 4,62

4,11 4,08 3,76 3,2 3,01 2,89 0 1 2 3 4 5 6

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(persen)

Tahun Sektor Pertanian

Tahun y x xy x2

2001 4,73 -4 -18,92 16

2002 4,91 -3 -14,73 9

2003 4,62 -2 -9,24 4

2004 4,11 -1 -4,11 1

2005 4,08 0 0 0

2006 3,76 1 3,76 1

2007 3,20 2 6,40 4

2008 3,01 3 9,03 9

2009 2,89 4 11,56 16

Jumlah 35,31 0 -16,25 60


(31)

Dari Grafik 4.1.1 dapat dilihat bahwa distribusi PDRB sektor pertanian mengalami

peningkatan hanya pada tahun 2002. Namun, pada tahun-tahun berikutnya mengalami

penurunan. Untuk mengetahui distribusi PDRB untuk tahun berikutnya dapat

dilakukan peramalan sebagai berikut:

a = b

a = 3,92 –

a = 3,92

Sehingga persamaan yang diperoleh untuk sektor pertanian adalah :

= a + bX

Maka Distribusi PDRB Kota Pematang Siantar untuk Sektor Pertanian pada tahun

2011 – 2013 adalah :

=

=


(32)

=

=

=

Dari hasil peramalan yang diperoleh, nilai tambah/PDRB Kota

Pematangsiantar pada sektor pertanian mengalami penurunan dimana tahun 2011

diramalkan sektor pertanian memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB sebesar 2,30

persen, tahun 2012 sebesar 2,03 persen dan tahun 2013 sebesar 1,76 persen. Sektor ini

mengalami penurunan disebabkan oleh semakin menyempitnya lahan pertanian yang

ada di Kota Pematangsiantar.

4.1.2 Sektor Pertambangan dan Penggalian

Tabel 4.1.2 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Pertambangan dan Penggalian

Tahun y x xy x2

2001 0,57 -4 -2,28 16

2002 0,27 -3 -0,81 9

2003 0,25 -2 -0,50 4

2004 0,20 -1 -0,20 1

2005 0,03 0 0 0

2006 0,03 1 0,03 1

2007 0,03 2 0,06 4

2008 0,02 3 0,06 9

2009 0,02 4 0,08 16

Jumlah 1,42 0 -3,56 60


(33)

Grafik 4.1.2 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Pertambangan dan Penggalian

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Distribusi Persentase PDRB sektor

Pertambangan dan Penggalian mengalami penurunan. Untuk mengetahui distribusi

PDRB untuk tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut

a = b

0,57

0,27 0,25

0,2

0,03 0,03 0,03 0,02 0,02

0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(persen)

Tahun


(34)

a = 0,16 –

a = 0,16

Persamaan yang diperoleh untuk sektor pertambangan dan penggalian adalah :

= a + bX

Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk Sektor Pertambangan

dan Penggalian pada tahun 2011 – 2013 adalah :

=

= 0

=

=

=

=

Dari hasil peramalan yang diperoleh, nilai tambah/PDRB Kota

Pematangsiantar pada sektor Pertambangan dan Penggalian mengalami penurunan

dimana tahun 2011 diramalkan sektor pertanian memberikan sumbangan nilai

tambah/PDRB sebesar -0,20 persen, tahun 2012 sebesar -0,26 persen dan tahun 2013

sebesar -0,32 persen. Dari hasil tersebut dapat dilihat bahwa Kota Pematangsiantar


(35)

meningkatkan ekonomi daerah tersebut. Dengan kata lain, sektor ini tidak lagi

memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB.

4.1.3 Sektor Industri Pengolahan

Tabel 4.1.3 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Industri Pengolahan

Grafik 4.1.3 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Industri Pengolahan

14,79 17,18 18,9

27,02 26,32 26,43 26,85 25,46 24,05

0 10 20 30

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(persen)

Tahun Industri Pengolahan

Tahun y x xy x2

2001 14,79 -4 -59,16 16

2002 17,18 -3 -51,54 9

2003 18,90 -2 -37,80 4

2004 27,02 -1 -27,02 1

2005 26,32 0 0 0

2006 26,43 1 26,43 1

2007 26,85 2 53,70 4

2008 25,46 3 76,38 9

2009 24,05 4 96,20 16

Jumlah 207 0 77,19 60


(36)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa Distribusi Persentase PDRB sektor Industri

Pengolahan mengalami peningkatan yang baik pada tahun 2004 dan pada tahun

berikutnya nilai tambah/PDRB turun naik namun tidak terlalu jauh. Untuk mengetahui

distribusi PDRB untuk tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:

a = b

a = 23

a = 23

Persamaan yang diperoleh untuk sektor industri pengolahan adalah :

= a + bX

Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor industri pengolahan pada

tahun 2011 – 2013 adalah :

=

=


(37)

=

=

=

Dari hasil peramalan yang diperoleh, sektor industri pengolahan mengalami

peningkatan dimana pada tahun 2011 diramalkan nilai tambah/PDRB sebesar 30,74

persen, tahun 2012 sebesar 32,03 persen dan tahun 2013 sebesar 33,32 persen. Dalam

hal ini, dapat dilihat bahwa sektor industri pengolahan di Kota Pematangsiantar

mengalami perkembangan.

4.1.4 Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Tabel 4.1.4 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Tahun y x xy x2

2001 1,60 -4 -6,40 16

2002 1,87 -3 -5,61 9

2003 2,44 -2 -4,88 4

2004 1,81 -1 -1,81 1

2005 1,78 0 0 0

2006 1,81 1 1,81 1

2007 1,66 2 3,32 4

2008 1,55 3 4,65 9

2009 1,49 4 5,96 16

Jumlah 16,01 0 -2,96 60


(38)

Grafik 4.1.4 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku pada

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Dari grafik dapat dilihat bahwa nilai tambah/PDRB pada sektor listrik, gas dan

air bersih mengalami peningkatan mulai tahun 2001-2003 dan kemudian mengalami

penurunan di tahun berikutnya. Untuk mengetahui nilai tambah/PDRB tahun

berikutnya, dapat dilakukan peramalan sebagai berikut :

a = b

a = 1,78 –

1,6 1,87

2,44

1,81 1,78 1,81 1,66

1,55 1,49

0 0,5 1 1,5 2 2,5 3

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(persen)

Tahun


(39)

a = 1,78

Persamaan yang diperoleh untuk sektor listrik, gas dan air bersih adalah :

= a + bX

Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor listrik, gas dan

air bersih pada tahun 2011 – 2013 adalah :

=

=

=

=

=

=

Dari hasil peramalan yang diperoleh, nilai tambah/PDRB pada sektor listrik,

gas dan air bersih Kota Pematangsiantar mengalami penurunan dimana pada tahun

2011 sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB sebesar 1,48 persen,


(40)

4.1.5 Sektor Bangunan

Tabel 4.1.5 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Bangunan

Tahun y x xy x2

2001 9,42 -4 -37,68 16

2002 8,82 -3 -26,46 9

2003 8,23 -2 -16,46 4

2004 6,64 -1 -6,64 1

2005 6,90 0 0 0

2006 6,87 1 6,87 1

2007 6,22 2 12,44 4

2008 5,63 3 16,89 9

2009 5,35 4 21,40 16

Jumlah 64,08 0 -29,64 60

Rata-rata 7,12 0 -3,29 6,67

Grafik 4.1.5 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Bangunan

9,42

8,82 8,23

6,64 6,9 6,87 6,22

5,63 0 2 4 6 8 10

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008

(persen)

Tahun Bangunan


(41)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa semakin lama nilai tambah/PDRB Kota

Pematangsiantar di sektor bangunan mengalami penurunan. Untuk melihat nilai

tambah/PDRB tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:

a = b

a = 7,12 –

a = 7,12

Persamaan yang diperoleh untuk sektor industri pengolahan adalah :

= a + bX

Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor bangunan pada

tahun 2011 – 2013 adalah :

=

=

=


(42)

=

=

Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor bangunan

mengalami penurunan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai

tambah/PDRB pada tahun 2011 sebesar 4,18 persen, tahun 2012 sebesar 3,69 persen

dan tahun 2013 sebesar 3,20 persen.

4.1.6 Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Tabel 4.1.6 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Tahun y x xy x2

2001 28,36 -4 -113,44 16

2002 27,60 -3 -82,8 9

2003 27,62 -2 -55,24 4

2004 29,04 -1 -29,04 1

2005 28,75 0 0 0

2006 28,41 1 28,41 1

2007 29,22 2 58,44 4

2008 30,28 3 90,84 9

2009 31,69 4 126,76 16

Jumlah 260,97 0 23,93 60


(43)

Grafik 4.1.6 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa sektor ini mengalami peningkatan

terkhususnya mulai tahun 2006-2009. Untuk mengetahui nilai tambah/PDRB untuk

tahun berikutnya maka dilakukan permalan sebagai berikut:

28,36

27,6 27,62

29,04 28,75

28,41 29,22

30,28 31,69

25 26 27 28 29 30 31 32

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(persen)

Tahun


(44)

a = b

a = 29 –

a = 29

Persamaan yang diperoleh untuk sektor perdagangan, hotel dan restoran adalah :

= a + bX

Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor perdagangan,

hotel dan restoran pada tahun 2011 – 2013 adalah :

=

= ,4

=

=

=

=

Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor ini mengalami

peningkatan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB

pada tahun 2011 sebesar 31,4 persen, tahun 2012 sebesar 31,8 persen dan tahun 2013


(45)

4.1.7 Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Tabel 4.1.7 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Tahun y x xy x2

2001 18,27 -4 -73,08 16

2002 16,23 -3 -48,69 9

2003 15,32 -2 -30,64 4

2004 11,82 -1 -11,82 1

2005 11,75 0 0 0

2006 10,98 1 10,98 1

2007 10,35 2 20,70 4

2008 9,97 3 29,91 9

2009 9,70 4 38,80 16

Jumlah 114,39 0 -63,84 60

Rata-rata 12,71 0 -7,09 6,67

Grafik 4.1.7 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

18,27

16,23 15,32

11,82 11,75

10,98 10,35 9,97 9,7 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(persen)

Tahun


(46)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai tambah/PDRB sektor pengangkutan dan

komunikasi mengalami penurunan. Untuk mengetahui nilai tambah/PDRB pada tahun

berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:

a = b

a = 12,71

a = 12,71

Persamaan yang diperoleh untuk sektor pengangkutan dan komunikasi adalah :

= a + bX

Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk pengangkutan dan komunikasi

pada tahun 2011 – 2013 adalah :

=

=


(47)

=

=

=

Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor ini mengalami

penurunan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB

pada tahun 2011 sebesar 6,35 persen, tahun 2012 sebesar 5,29 persen dan tahun 2013

sebesar 4,23 persen.

4.1.8 Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Tabel 4.1.8 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan

Tahun y x xy x2

2001 9,65 -4 -38,6 16

2002 10,98 -3 -32,94 9

2003 10,51 -2 -21,02 4

2004 8,95 -1 -8,95 1

2005 10,19 0 0 0

2006 10,90 1 10,9 1

2007 11,57 2 23,14 4

2008 11,99 3 35,97 9

2009 12,74 4 50,96 16

Jumlah 97,48 0 19,46 60


(48)

Grafik 4.1.8 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Keuangan, Persewaan dan Komunikasi

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai tambah/PDRB sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan mengalami peningkatan. Untuk mengetahui nilai

tambah/PDRB pada tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:

a = b

a = 10,83 –

a = 10,83

9,65 10,98 10,51

8,95

10,19 10,9

11,57 11,9912,74

0 2 4 6 8 10 12 14

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(persen)

Tahun


(49)

Persamaan yang diperoleh untuk sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan

adalah :

= a + bX

Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor keuangan,

persewaan dan jasa perusahaan pada tahun 2011 – 2013 adalah :

=

=

=

=

=

=

Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor ini mengalami

peningkatan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB

pada tahun 2011 sebesar 12,75 persen, tahun 2012 sebesar 13,07 persen dan tahun


(50)

4.1.9 Sektor Jasa-jasa

Tabel 4.1.9 Tabel Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Keuangan, Persewaan dan Komunikasi

Tahun y x xy x2

2001 12,61 -4 -50,44 16

2002 12,14 -3 -36,42 9

2003 12,11 -2 -24,22 4

2004 10,40 -1 -10,4 1

2005 10,21 0 0 0

2006 10,79 1 10,79 1

2007 10,90 2 21,8 4

2008 12,08 3 36,24 9

2009 12,06 4 48,24 16

Jumlah 103,30 0 -4,41 60

Rata-rata 11,48 0 -0,49 6,67

Grafik 4.1.9 Grafik Distribusi Persentase PDRB Kota Pematangsiantar Menurut Lapangan Usaha Atas Dasar Harga Berlaku

pada Sektor Jasa-jasa

12,61

12,14 12,11

10,4 10,21 10,79 10,9

12,08 12,06 0 2 4 6 8 10 12 14

2001 2002 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

(persen)

Tahun Jasa-jasa


(51)

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa nilai tambah/PDRB sektor jasa-jasa mengalami

peningkatan pada tahun-tahun terakhir. Untuk mengetahui nilai tambah/PDRB pada

tahun berikutnya dapat dilakukan peramalan sebagai berikut:

a = b a = 11,48 a = 11,48

Persamaan yang diperoleh untuk sektor jasa-jasa adalah :

= a + bX

Maka persamaan PDRB Kota Pematang Siantar untuk sektor jasa-jasa pada tahun

2011 – 2013 adalah :

=

=

=


(52)

=

=

Dari hasil peramalan diperoleh nilai tambah/PDRB pada sektor ini mengalami

penurunan dan diramalkan sektor ini memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB

pada tahun 2011 sebesar 11,06 persen, tahun 2012 sebesar 10,99 persen dan tahun


(53)

BAB 5

IMPLEMENTASI SISTEM

5.1 Tahapan Implementasi

Tahap implementasi merupakan tahap penerapan hasil desain yang tertulis ke dalam

programming (codding). Pada tahap inilah seluruh desain dituangkan ke dalam bahasa

pemograman tertentu untuk menghasilkan sebuah sistem informasi yang sesuai

dengan hasil desain yang tertulis.

Tahapan implementasi harus sistem harus dapat menentukan basis yang akan

diterapkan dalam menuangkan hasil desain tertulis sehingga sistem dibentuk memiliki

kelebihan-kelebihan tersendiri. Implementasi yang sudah selesai harus di uji coba

sehingga dapat diketahui kehandalan dalam sistem yang ada dan telah sesuai dengan

apa yang diinginkan. Dalam data peramalan Produk Domestik Regional Bruto,


(54)

5.2 Pengaktifan Excel

Tahapan pertama yang harus dilakukan adalah pengaktifan Windows. Pastikan

Microsoft Excel berada dalam Microsoft Windows. Lalu lakukan langkah berikut :

Klik tombol Start yang ada pada taskbar dan klik Microsoft Excel 2007 maka akan

tampil jendela utama Microsoft Excel.

Gambar 5.2.1 Cara Mengaktifkan Microsoft Excel 2007

5.3 Jendela Lembar Kerja

Setelah pengaktifan diatas, akan tampil lembar kerja Microsoft Excel berupa bentuk

standar dari menu bar, toolbars, dan sebuah buku kerja (workbook) baru. Workbook


(55)

keadaaan default ada 3 (tiga) dan worksheet yang aktif bernama Sheet 1, Sheet 2, dan

seterusnya. Tampilan lembar kerja baru tersusun atas sel-sel yang terbentuk atas baris

dan kolom. Satu lembar kerja (worksheet) dapat memuat 65.536 baris dan 256 yaitu

dari A-IV, sedangkan satu sel dapat memuat sebanyak 32.000 karakter.

Gambar 5.3 Jendela Lembar Kerja Baru (Workbook)

5.4 Pengisian Data

Pengisian data dalam Lembar Kerja Microsoft Excel dengan menggunakan keyboard,

maka diperlukan langkah-langkah berikut :

1. Letakkan pointer pada sel yang ingin diisi data


(56)

3. Tekan enter atau tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau

mengakhiri pengetikan

Gambar 5.4 Pengisian Data pada Workbook

5.5 Pembuatan Grafik

Pada Microsoft Excel, cara pembuatan grafik ada 2 cara yaitu :

1. Dari Icon Wizard pada toolbar standard


(57)

Gambar 5.5.1 Cara Pembuatan Grafik pada Workbook

Proses pembentukan grafik yaitu sebagai berikut :

1. Ketik data yang akan dimasukkan ke dalam grafik

2. Blok/sorot data untuk garis yang horizontal, lalu klik Insert dan pilih jenis

grafik dari Line

3. Klik nilai-nilai pada garis horizontal yang akan diedit angkanya, klik kanan

lalu pilih Select Data dan akan muncul tampilan Select Data Source

4. Lihat Horizontal (Category) Axis Labels dan klik edit kemudian sorot data

yang mau diedit dari tabel

5. Lihat Legend Entries, klik Series 1, klik Edit dan ketik nama yang akan

dimasukkan kedalam grafik


(58)

Gambar 5.5.2 Proses Langkah-langkah Pembentukan Grafik dari Workbook


(59)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan

sebagai berikut :

1. Dari data yang diperoleh, peramalan persentase Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar dari setiap sektor mengalami perubahan

setiap tahunnya. Ada yang mengalami peningkatan dan ada pula yang

mengalami penurunan dalam memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB dari

tahun ke tahun.

2. Dari data yang telah diolah, dapat dilihat bahwa sektor terbesar yang

memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB pada tahun 2009 adalah Sektor

Perdagangan, Hotel dan Restoran dan kedua terbesar adalah Sektor Industri

Pengolahan. Namun setelah dilakukan peramalan, diperoleh sektor terbesar

yang memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB pada tahun 2013 adalah

Sektor Industri Pengolahan dan kedua terbesar adalah Sektor Perdagangan,


(60)

3. Untuk sektor terkecil yang memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB pada

tahun 2009 dan 2013 adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian. Namun

setelah dilakukan peramalan untuk tahun 2013, sektor ini tidak memberikan

sumbangan nilai tambah/PDRB di Kota Pematangsiantar.

6.2 Saran

1. Pemerintah Kota Pematangsiantar sebaiknya semakin memperhatikan dan

meningkatkan sektor Industri Pengolahan sebagai pemberi sumbangan terbesar

dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebagai pemberi sumbangan

terbesar dalam nilai tambah/PDRB.

2. Hasil peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota

Pematangsiantar yang telah diolah agar dapat digunakan Pemerintah Kota

Pematangsiantar dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan


(61)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar. 2001-2009. Produk Domestik Regional Bruto Kota Pematangsiantar. Pematangsiantar: BPS

PEMATANGSIANTAR bekerja sama dengan BAPPEDA

PEMATANGSIANTAR.

Makridakis. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haymans Adler. 1990. Tehnik Peramalan Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Rineka Cipta

J.Supranto, M.A. 2002. Metode Peramalan Kuantitatif untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta

Andi Supangat, M.Si. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik. Jakarta : Kencana Pernada Group

M.Iqbal Hasan, M.M. 1999. Pokok-pokok Materi Statistika 1. Edisi Kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara


(1)

3. Tekan enter atau tombol kiri mouse pada sel lain untuk konfirmasi atau mengakhiri pengetikan

Gambar 5.4 Pengisian Data pada Workbook

5.5 Pembuatan Grafik

Pada Microsoft Excel, cara pembuatan grafik ada 2 cara yaitu :

1. Dari Icon Wizard pada toolbar standard 2. Dari menu Insert, lalu klik chart


(2)

Gambar 5.5.1 Cara Pembuatan Grafik pada Workbook

Proses pembentukan grafik yaitu sebagai berikut :

1. Ketik data yang akan dimasukkan ke dalam grafik

2. Blok/sorot data untuk garis yang horizontal, lalu klik Insert dan pilih jenis grafik dari Line

3. Klik nilai-nilai pada garis horizontal yang akan diedit angkanya, klik kanan lalu pilih Select Data dan akan muncul tampilan Select Data Source

4. Lihat Horizontal (Category) Axis Labels dan klik edit kemudian sorot data yang mau diedit dari tabel

5. Lihat Legend Entries, klik Series 1, klik Edit dan ketik nama yang akan dimasukkan kedalam grafik


(3)

Gambar 5.5.2 Proses Langkah-langkah Pembentukan Grafik dari Workbook


(4)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Setelah penulis menyelesaikan Tugas Akhir ini, maka penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :

1. Dari data yang diperoleh, peramalan persentase Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar dari setiap sektor mengalami perubahan setiap tahunnya. Ada yang mengalami peningkatan dan ada pula yang mengalami penurunan dalam memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB dari tahun ke tahun.

2. Dari data yang telah diolah, dapat dilihat bahwa sektor terbesar yang memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB pada tahun 2009 adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran dan kedua terbesar adalah Sektor Industri Pengolahan. Namun setelah dilakukan peramalan, diperoleh sektor terbesar yang memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB pada tahun 2013 adalah Sektor Industri Pengolahan dan kedua terbesar adalah Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran.


(5)

3. Untuk sektor terkecil yang memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB pada tahun 2009 dan 2013 adalah Sektor Pertambangan dan Penggalian. Namun setelah dilakukan peramalan untuk tahun 2013, sektor ini tidak memberikan sumbangan nilai tambah/PDRB di Kota Pematangsiantar.

6.2 Saran

1. Pemerintah Kota Pematangsiantar sebaiknya semakin memperhatikan dan meningkatkan sektor Industri Pengolahan sebagai pemberi sumbangan terbesar dan Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran sebagai pemberi sumbangan terbesar dalam nilai tambah/PDRB.

2. Hasil peramalan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Pematangsiantar yang telah diolah agar dapat digunakan Pemerintah Kota Pematangsiantar dalam membuat perencanaan dan pengambilan keputusan dalam pelaksanaan pembangunan ekonomi kota.


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik Kota Pematangsiantar. 2001-2009. Produk Domestik Regional Bruto Kota Pematangsiantar. Pematangsiantar: BPS PEMATANGSIANTAR bekerja sama dengan BAPPEDA PEMATANGSIANTAR.

Makridakis. Metode dan Aplikasi Peramalan. Edisi Kedua. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Haymans Adler. 1990. Tehnik Peramalan Bisnis dan Ekonomi. Jakarta : Rineka Cipta

J.Supranto, M.A. 2002. Metode Peramalan Kuantitatif untuk Perencanaan Ekonomi dan Bisnis. Jakarta : Rineka Cipta

Andi Supangat, M.Si. 2007. Statistika dalam Kajian Deskriptif, Inferensi dan Nonparametrik. Jakarta : Kencana Pernada Group

M.Iqbal Hasan, M.M. 1999. Pokok-pokok Materi Statistika 1. Edisi Kedua. Jakarta : PT Bumi Aksara