Hambatan Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS

mengikuti program jaminan sosial berupa teguran tertulis, denda dan tidak mendapat pelayanan public. Selain dari sisi produk, perbedaan apa saja yang dimiliki BPJS Ketenagakerjaan jika dibandingkan dengan PT Jamsostek Persero selain dari sisi produk, perbedaan antara BPJS Ketenagakerjaan dan PT Jamsostek Persero. PT Jamsostek Persero, bertanggung jawab kepada Menteri BUMN, berbentuk Perseroan Terbatas yang berorientasi profit namun seluruh dividen tidak lagi dibayarkan kepada pemerintah namun dikembalikan kepada peserta, cakupan peserta wajib kepada semua pekerja Indonesia di sektor formal, belum memiliki wewenang inspeksi. Kewenangan inspeksi berada di KementrianDinas Ketenagakerjaan

C. Hambatan Pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS

Ketenagakerjaan pada BPJS Ketenagakerjaan Cabang Binjai. Hambatan saat ini, masih belum optimalnya dukungan dari pemerintah dalam hal pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan yang berupa amanah pemerintah guna meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya yang di atur dalam undang- undang dan peraturan presiden. Solusinya saat ini, kami terus mengotimalkan dan meningkatkan hubungan kerjasama dengan pemerintahan setempat baik itu dilakukan secara formal, maupun dilakukan secara informal. Sudah pasti semakin mensejahterakan masyarakat, apalagi dengan adanya Return To Work seperti yang dijelaskan oleh nara sumber pada poin 3.b dan poin 5.Sudah tepat sasaran, tinggal memastikan dukungan penuh dari pemerintah daerah dalam pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan dan pemahaman masyarakat akan betapa pentingnya bagi mereka asuransi dasar itu guna meningkatkan kesejahteraan mereka. Hambatan yang diterima dari awal pembentukan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial dalam upaya pelayanan kesehatan ini adalah: 45 1. Berupa keterlambatan regulasi dari pemerintah dalam membuat peraturan yangdalampelaksanaanJaminan Kesehatan Nasional JKN yang akandituangkandalam Peraturan Pemerintah dan Peraturan Presiden, antara lain:1PeraturanPemerintah No.101 Tahun 2012 tentang Penerima Bantuan Iuran PBI; 2. Peraturan Presiden No. 12 Tahun 2013 tentang Jaminan Kesehatan; 3. Peta JalanJKN Roadmap Jaminan Kesehatan Nasional.Keterlambatan regulasi iniberkontribusi sekali pada masalah di lapangan. Sampai saat ini banyak pengusaha tidak mengetahuiberapa iuran yang harus dibayarkan ke BPJS Ketenagakerjaan danmanfaat serta fasilitasyang akan didapat pekerja. Pelaksanaan jaminan kesehatan yang menjadi salahsatu hambatan upaya dalam pelayanan kesehatan pada Badan PenyelenggaraBPJS di mana hambatan ini karena kurangnya sosialisasi yangdilakukan.Hal ini menyebabkan banyakdampak yangterjadisepertiperbedaanpemahaman mengenai asuransi sosial kesehatan yang sudah mulai diberlakukanawal Tahun 2014 inipada tanggal 1 januari 2014.Dengan demikianuntuk itusosialisasi sangat penting dilakukan untuk menyamakan komitmen tersebut. 45 Wawancara dengan Eriady, selaku Kabid Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Binjai, tanggal 5 Juni 2015. Hambatan lainnya dalamprogram ini adalah dengan adanya sistem rujukan. Dimana ketika akanmemeriksakan diri ke rumahsakit, masyarakat harus terlebih dahulu mendapatipelayanan kesehatan dari puskesmas. Kemudian Puskesmas itulah yang akanmemberikan surat pengantar atau surat rujukan untuk pemeriksaan kesehatan diRumah Sakit. Terkait dalam pelaksanaannya yang terjadi, maka dari itudibutuhkan hak yang melandasi masyarakat atau pekerja buruh dalam menanganihambatan tersebut, dimana sistem rujukan sudah diatur dalam Peraturan MenteriKesehatan No. 001Tahun2012 Tentang Sistem Rujukan Pelayanan KesehatanPerorangan PMK.Dikatakan juga bahwa Pemerintah Pusat diharapkan dapatmeningkatkan fasilitas dan tenaga kesehatan.Saat ini fasilitas dan tenagakesehatan masih minim, terutama pada unit layanan tingkat I seperti klinik danpuskesmas. Hal itu merupakan hambatan tersendiri bagi masyarakat dalammengakses layanan kesehatan yang berkualitasyang tentunya berdasarkan aturanyang telah ditetapkan oleh Undang-undang Nomor 24 Tahun 2011 tentang BPJSPasal 51 ayat 2 dimana adanya kerjasama dalam organisasi lembaga didalam maupun diluar untuk mengurangi hambatan yang terjadi. Keterlambatan munculnya peraturan seperti Peraturan Presiden Republik IndonesiaNomor 110Tahun 2013tentangGaji Atau Upah Dan Manfaat Tambahan Lainnya Serta Insentif Bagi Anggota Dewan Pengawas Dan Anggota Direksi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial, Peraturan Pemerintah RepublikIndonesia Nomor82 Tahun 2013 tentang Modal Awal Untuk Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan, peraturan pemerintah nomor 85, 86, 88 pada Tahun 2013.Adanya hambatan lainnya adalah tentang hak serta kewajiban mendasar yang banyak dialami peserta BPJS itu sendiri yang merupakan tidak pahamnya peserta atau tidak banyak mengetahui apa saja yang menjadi hak peserta serta kewajiban yangia dapat dan dilaksanakan sebagai anggota BPJS Ketenagakerjaan. Beberapa hambatan-hambatan yang dihadapi BPJS Ketenagakerjaan di Kota Binjai antara lain : 46 1. Sosialisasi Sosialisasi seharusnya dibuat dalam bentuk himbauan, penyuluhan, dan pengumuman di berbagai tempat yang dekat dengan masyarakat, terutama di rumah sakit dan puskesmas. Selain itu, pemerintah disarankan melakukan sosialisasi lebih intensif ke tempat-tempat umum dan pusat keramaian. Sosialisasi BPJS dapat dilakukan di mall-mall, pasar-pasar, terminal, universitas, dan tempat keramaian lainnya 2. Faktor pengetahuan dan pendidikan Peranan kaum pekerja dalammenunjang perekonomian nasional dapat dipungkiri lagi. Oleh karena itu, jaminan atau perlindungan terhadap tenaga kerja dankeluarganya memenuhi kebutuhan minimal.Kebutuhan minimalyaitu menggambarkan status seseorangitu berada di atas garis kemiskinan, yangmungkin dapat di toleransi oleh kebijakan. 3. Kemiskinan ekonomi Pendapatan sangat berpengaruh terhadap keikutsertaan pekerja dalam jaminan sosial.Hal ini berkaitan dengan kemampuan iuran terhadap program itu 46 Wawancara dengan Eriady, selaku Kabid Pemasaran BPJS Ketenagakerjaan Binjai, tanggal 5 Juni 2015. sendiri, ini adalah faktor langsung.Membicarakan pendapatan pekerja perlu mengetahui standard upah di daerah bersangkutan. Terkait dengan upah itu dalam keputusan Surat Keputusan Bersama SKB 4 Menteri pada bulan Oktober 2008 tentang “Pemeliharaan Momentum Pertumbuhan Ekonomi Nasional Dalam Mengantisipasi Perkembangan Perekonomian Global”, yang salah satu isinya mengatur agar “kenaikan upah minimum kelas pekerja tidak boleh melebihi dari angka pertumbuhan ekonomi nasional. 4. Penggunaan informasi Penggunaan media informasi yang belum tepat guna. Penggunaan media informasi memiliki dampak yang berbeda bagi penerimanya. Masyarakat dengan akses media elektronik dengan mudah menemukan informasi BPJS di internet atau televisi. Namun demikian, hal ini tidak berlaku bagi masyarakat dengan akses terbatas 5. Kelembagaan Pelaksanaan BPJS Ketenagakerjaan masih mengalami hambatan, yaitu birokrasi.Birokrasi yang masih rumit dan tidak efisien telah memperlambat pelayanan jaminan sosial nasional. Hal ini seperti yang ditemukan dalam BPJS berbagai persyaratan administrasi sehingga masyarakat cenderung enggan untuk memanfaatkan BPJS Ketenagakerjaan.Karena dalam berbagai kebijakan pemerintah tidak mampu memutus sekat birokrasi rumit menjadi yang praktis dancepat.Oleh karena itu dalam sistem jaminan sosial nasional, yang diperlukan adalah sistem yang praktis.Misalnya dalam pelayanan jaminan sosial nasional harus mampu menembus lintas sektoral dan provinsi. Upaya yang dilakukan dalam hambatan pelaksanaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial BPJS Ketenagakerjaan pada BPJS Ketenagakerjaan cabang Binjai antara lain : 1. Kebijakan pemerintah tentang BPJS perlu diketahui dan dipahami oleh seluruh masyarakat Indonesia. Untuk itu perlu dilakukan penyebarluasan informasi melalui sosialisasi kepada semua pemangku kepentingan atau masyarakat pada umumnya. Sosialisasi ketentuan jaminan sosial penting dilakukan tidak hanya menyasar terhadap pelaksana saja tetapi juga bagi pengguna layanan sehingga JKN dapat digunakan secara optimal. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dokumen yang terkait

Implementasi Kebijakan Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2011 Tentang Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Studi Pada Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (Bpjs) Ketenagakerjaan Kantor Cabang Binjai)

6 127 174

Kedudukan PT. Jamsostek Sebagai Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja Setelah Adanya UU No.40 Tahun 2004

5 74 101

Pengaruh Program Jaminan Sosial Terhadap Manfaat Yang Diterima Tenaga Kerja Sebagai Peserta PT. Jamsostek (Persero) Medan

0 46 121

Analisa Yuridis Mengenai Perubahan Sistem Asuransi Jiwa PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Studi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Binjai)

0 7 89

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP TRANSFORMASI PT ASKES (PERSERO) DAN PT JAMSOSTEK (PERSERO) MENJADI BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL.

0 0 13

Analisa Yuridis Mengenai Perubahan Sistem Asuransi Jiwa PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Studi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Binjai)

0 0 7

Analisa Yuridis Mengenai Perubahan Sistem Asuransi Jiwa PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Studi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Binjai)

0 0 1

Analisa Yuridis Mengenai Perubahan Sistem Asuransi Jiwa PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Studi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Binjai)

0 0 13

Analisa Yuridis Mengenai Perubahan Sistem Asuransi Jiwa PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Studi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Binjai)

0 1 32

Analisa Yuridis Mengenai Perubahan Sistem Asuransi Jiwa PT. Jamsostek (Persero) Menjadi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Ketenagakerjaan (Studi BPJS Ketenagakerjaan Cabang Binjai)

0 0 2