kemoterapi terpenting terhadap berbagai tipe tuberkulosa dan selalu dalam bentuk multiple terapi dengan rifampisin dan pirazinamid.
Resorpsinya dari usus sangat cepat, difusinya ke dalam jaringan dan cairan tubuh baik sekali, bahkan menembus jaringan yang sudah mengeras. Penetrasi yang cepat ini
sangat penting dalam pengobatan tuberculous meningitis. Di dalam hati, isoniazid diasetilasi oleh enzim asetiltransferase menjadi metabolit inaktif. Plasma t
1 2
nya antara 1 dan 4 jam tergantung pada kecepatan asetilasi. Ekskresinya melalui ginjal Tjay dan
Rahardja, 2002.
2.1.2.3 Efek Samping
Gatal-gatal, ikterus, polineuritis, perasaan tidak sehat, letih dan lemah, anoreksia, kadang-kadang terjadi kerusakan hati dengan hepatitis dan ikterus yang fatal Tjay dan
Rahardja, 2002.
2.1.2.4 Dosis
Orali.m. dewasa dan anak-anak 1 dd 4-8 mgkghari sehari atau 1 dd 300-400 mg, atau sebagai single dose bersama rifampisin, pagi hari a.c. atau sesudah makan bila
terjadi gangguan lambung Tjay dan Rahardja, 2002.
2.2 Spektrofotometri Ultraviolet 2.2.1 Teori Spektrofotometri Ultraviolet
Spektrofotometri serapan merupakan pengukuran suatu interaksi antara radiasi elektromagnetik dan molekul atau atom dari suatu zat kimia. Teknik yang sering
digunakan dalam analisis farmasi meliputi spektrofotometri ultraviolet, cahaya tampak, inframerah dan serapan atom. Jangkauan panjang gelombang untuk daerah ultraviolet
adalah 190-380 nm, daerah cahaya tampak 380-780 nm, daerah inframerah dekat 780- 3000 nm, dan daerah inframerah 2,5-40 µm atau 4000-250 cm
-1
Ditjen POM, 1995.
Universitas Sumatera Utara
Sinar ultraviolet dan sinar tampak memberikan energi yang cukup untuk terjadinya transisi elektronik. Transisi-transisi elektronik akan meningkatkan energi
molekuler dari keadaan dasar ke satu atau lebih tingkat energi tereksitasi. Jika suatu molekul sederhana dikenakan radiasi elektromagnetik maka molekul tersebut akan
menyerap radiasi elektromagnetik yang energinya sesuai. Interaksi antara molekul dengan radiasi elektromagnetik ini akan meningkatkan energi potensial elektron dari
tingkat dasar ke tingkat tereksitasi. Apabila pada molekul yang sederhana tadi hanya terjadi transisi elektronik pada satu macam gugus yang terdapat pada molekul, maka
hanya akan terjadi satu absorpsi yang merupakan pita spektrum. Terjadinya dua atau lebih pita spektrum diberikan oleh molekul dengan struktur yang lebih kompleks karena
terjadi beberapa transisi sehingga mempunyai lebih dari satu panjang gelombang Gandjar dan Rohman, 2007.
Gugus fungsi yang menyerap radiasi di daerah ultraviolet dekat dan daerah tampak disebut gugus kromofor dan hampir semua gugus ini mempunyai ikatan tak
jenuh. Pada kromofor jenis ini transisi terjadi dari π → π, yang menyerap pada panjang gelombang maksimum kecil dari 200 nm tidak terkonyugasi, misalnya pada C=C
dan –C ≡ C –. Kromofor ini merupakan tipe transisi dari sistem yang mengandung
elek tron π pada orbital molekulnya. Untuk senyawa yang mempunyai sistem konyugasi,
perbedaan energi antara keadaan dasar dan keadaan tereksitasi menjadi lebih kecil sehingga penyerapan terjadi pada panjang gelombang yang lebih besar Dachriyanus,
2004. Gugus fungsi seperti –OH, -O, -NH
2
, dan –OCH
3
yang memberikan transisi n →
π disebut gugus auksokrom. Gugus ini adalah gugus yang tidak dapat menyerap radiasi ultraviolet-sinar tampak, tetapi apabila gugus ini terikat pada gugus kromofor
mengakibatkan pergeseran panjang gelombang ke arah yang lebih besar pergeseran batokromik Gandjar dan Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Hal-hal yang harus diperhatikan dalam analisis spektrofotometri ultraviolet: a.
Pemilihan panjang gelombang maksimum Panjang gelombang yang digunakan untuk analisis kuantitatif adalah panjang
gelombang dimana terjadi serapan maksimum. Untuk memperoleh panjang gelombang maksimum, dilakukan dengan membuat kurva hubungan antara absorbansi dengan
panjang gelombang dari suatu larutan baku pada konsentrasi tertentu. b.
Pembuatan kurva kalibrasi Dibuat seri larutan baku dari zat yang akan dianalisis dengan berbagai
konsentrasi. Masing-masing absorbansi larutan dengan berbagai konsentrasi diukur, kemudian dibuat kurva yang merupakan hubungan antara absorbansi dengan konsentrasi.
Bila hukum Lambert-Beer terpenuhi maka kurva kalibrasi merupakan garis lurus. c.
Pembacaan absorbansi sampel atau cuplikan Absorbansi yang terbaca pada spektrofotometer hendaknya antara 0,2-0,6. Anjuran ini
berdasarkan anggapan bahwa pada kisaran nilai absorbansi tersebut, kesalahan fotometrik yang terjadi adalah paling minimal Gandjar dan Rohman, 2007.
2.2.2 Hukum Lambert-Beer
Menurut Hukum Lambert, serapan berbanding lurus terhadap ketebalan sel yang disinari. Sedangkan menurut Beer, serapan berbanding lurus dengan konsentrasi, ini
berlaku untuk radiasi monokromatis dalam larutan yang sangat encer. Kedua pernyataan ini dapat dijadikan satu dalam Hukum Lambert-Beer, sehingga diperoleh bahwa serapan
berbanding lurus terhadap konsentrasi dan ketebalan sel, yang dapat ditulis dengan persamaan :
A= a.b.c gliter atau A= ε. b. c molliter
Dimana: A = serapan
Universitas Sumatera Utara
a = absorptivitas b = ketebalan sel
c = konsentrasi ε = absorptivitas molar
Hukum Lambert-Beer menjadi dasar aspek kuantitatif spektrofotometri dimana konsentrasi dapat dihitung berdasarkan rumus di atas. Absorptivitas merupakan suatu
tetapan dan spesifik untuk setiap molekul pada panjang gelombang dan pelarut tertentu. Menurut Roth dan Blaschke 1981, absorptivitas spesifik juga sering digunakan
untuk menggantikan absorptivitas. Harga ini, memberikan serapan larutan 1 bv dengan ketebalan sel 1 cm, sehingga dapat diperoleh persamaan:
A = A
1 1
. b. c
Dimana : A
1 1
= absorptivitas spesifik b = ketebalan sel
c = konsentrasi senyawa terlarut g100ml larutan
2.2.3 Penggunaan Spektofotometri Ultraviolet
Analisis kualitatif Secara eksperimental, sangat mudah untuk mengukur banyaknya radiasi yang
diserap oleh suatu molekul sebagai fungsi frekuensi radiasi. Suatu grafik yang menghubungkan antara banyaknya sinar yang diserap dengan frekuensi atau panjang
gelombang sinar merupakan spektrum absorpsi. Transisi yang dibolehkan untuk suatu molekul dengan struktur kimia yang berbeda adalah tidak sama sehingga spektrum
absorpsinya juga berbeda. Dengan demikian, spektrum dapat digunakan sebagai bahan informasi yang bermanfaat untuk analisis kualitatif Gandjar dan Rohman, 2007.
Universitas Sumatera Utara
Analisis kuantitatif Penggunaan utama spektrofotometri ultraviolet adalah dalam analisis kuantitatif.
Apabila dalam alur spektrofotometer terdapat senyawa yang mengabsorpsi radiasi, akan terjadi pengurangan kekuatan radiasi yang mencapai detektor. Parameter kekuatan energi
radiasi yang diabsorpsi oleh molekul adalah absorban A yang dalam batas konsentrasi tertentu nilainya sebanding dengan banyaknya molekul yang mengabsorpsi radiasi.
Senyawa yang tidak mengabsorpsi radiasi ultraviolet-sinar tampak dapat juga ditentukan dengan spektrofotometri ultraviolet-sinar tampak, apabila ada reaksi kimia yang dapat
mengubahnya menjadi kromofor atau dapat disambungkan dengan suatu pereaksi kromofor Satiadarma, 2004.
Analisis kuantitatif secara spektrofotometri ultraviolet dapat dilakukan dengan metode regresi dan pendekatan.
1. Metode Regresi
Analisis kuantitatif dengan metode regresi yaitu dengan menggunakan persamaan regresi yang didasarkan pada harga serapan dan konsentrasi standar yang dibuat dalam
beberapa konsentrasi, paling sedikit menggunakan 5 rentang konsentrasi yang meningkat yang dapat memberikan serapan yang linier, kemudian diplot menghasilkan suatu kurva
yang disebut dengan kurva kalibrasi. Konsentrasi suatu sampel dapat dihitung berdasarkan kurva tersebut.
2. Metode Pendekatan
Analisis kuantitatif dengan cara ini dilakukan dengan membandingkan serapan standar yang konsentrasinya diketahui dengan serapan sampel. Konsentrasi sampel dapat
dihitung melalui rumus perbandingan C = As. Cb Ab dimana As = serapan sampel, Ab = serapan standar, Cb = konsentrasi standar, dan C = konsentrasi sampel Holme dan
Peck, 1983.
Universitas Sumatera Utara
2.2.4 Peralatan Untuk Spektrofotometri
Spektrofotometer adalah alat untuk mengukur transmitans atau serapan suatu sampel sebagai fungsi panjang gelombang. Spektrofotometer merupakan penggabungan
dari dua fungsi alat yang terdiri dari spektrometer yang menghasilkan sinar dari spektrum dengan panjang gelombang tertentu dan fotometer sebagai alat pengukur intensitas
cahaya yang ditransmisikan atau yang diabsorpsi Day dan Underwood, 1981. Unsur -unsur terpenting suatu spektrofotometer adalah sebagai berikut:
1. Sumber-sumber lampu: lampu deuterium digunakan untuk daerah UV pada panjang
gelombang dari 190-350 nm, sementara lampu halogen kuarsa atau lampu tungsten digunakan untuk daerah visibel pada panjang gelombang antara 350- 900 nm.
2. Monokromotor: digunakan untuk memperoleh sumber sinar yang monokromatis.
Alatnya dapat berupa prisma maupun grating. Untuk mengarahkan sinar monokromatis yang diinginkan dari hasil penguraian.
3. Kuvet sel: digunakan sebagai wadah sampel untuk menaruh cairan ke dalam berkas
cahaya spektrofotometer. Kuvet itu haruslah meneruskan energi radiasi dalam daerah spektrum yang diinginkan. Pada pengukuran di daerah tampak, kuvet kaca atau kuvet
kaca corex dapat digunakan, tetapi untuk pengukuran pada daerah ultraviolet kita harus menggunakan sel kuarsa karena gelas tidak tembus cahaya pada daerah ini.
Kuvet tampak dan ultraviolet yang khas mempunyai ketebalan 1 cm, namun tersedia kuvet dengan ketebalan yang sangat beraneka, mulai dari ketebalan kurang dari 1
milimeter sampai 10 cm bahkan lebih. 4.
Detektor: Peranan detektor penerima adalah memberikan respon terhadap cahaya pada berbagai panjang gelombang.
5. Suatu amplifier penguat dan rangkaian yang berkaitan yang membuat isyarat listrik
itu dapat dibaca.
Universitas Sumatera Utara
6. Sistem pembacaan yang memperlihatkan besarnya isyarat listrik Day and Underwood, 1981.
2.3 Validasi