Penentuan Absorptivitas .1 Penentuan Absorptivitas Rifampisin 15 mcgml Penentuan Kurva Kalibrasi .1 Penentuan Kurva Kalibrasi Rifampisin Baku ARS

Gambar 11. Kurva Serapan Overlay Rifampisin Baku ARS dan Isoniazid Baku BPFI dalam Pelarut HCl 0,1 N Dari hasil pengukuran secara spktrofotometri ultraviolet diperoleh bahwa pada pengukuran rifampisin terjadi gangguan yang disebabkan dari pengukuran isoniazid dan sebaliknya pada pengukuran isoniazid terjadi gangguan yang disebabkan dari pengukuran rifampisin, sehingga kurva serapan overlay rifampisin baku ARS dan isoniazid baku BPFI merupakan spektrum absorpsi saling tindih dua-jalan. Saling tindih dua-jalan artinya tidak ada panjang gelombang yang masing-masing senyawa dapat di ukur tanpa mengalami gangguan oleh yang lainnya. Jr, R. A. Day dan Linderwood, A. L., 1990 4.4 Penentuan Absorptivitas 4.4.1 Penentuan Absorptivitas Rifampisin 15 mcgml Pada penelitian ini digunakan rifampisin baku ARS yang diukur pada panjang gelombang rifampisin 230 nm dan isoniazid 266 nm. Hasil dapat dilihat pada tabel 3. Universitas Sumatera Utara Tabel 3. Nilai Absorptivitas Rifampisin NO Sampel Panjang Gelombang Absorbansi A Absorptivitas a 1 Rifampisin 15 mcgml 230 0,4733 0,0315 2 266 0,4276 0,0285 perhitungan nilai absorptivitas dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 81 Tabel 4. Data Absorbansi Rifampisin Baku ARS dan Isoniazid Baku BPFI pada Panjang Gelombang 230 nm

4.4.2 Penentuan Absorptivitas Isoniazid 10 mcgml

Pada penelitian ini digunakan isoniazid baku BPFI yang diukur pada panjang gelombang rifampisin 230 nm dan isoniazid 266 nm. Hasil dapat dilihat pada tabel 5. Tabel 5. Nilai Absorptivitas Isoniazid NO Sampel Panjang Gelombang Absorbansi A Absorptivitas a 1 Isoniazid 10 mcgml 230 0,2336 0,0234 2 266 0,3887 0,0389 perhitungan nilai absorptivitas dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 81 Universitas Sumatera Utara Tabel 6. Data Absorbansi Rifampisin Baku ARS dan Isoniazid Baku BPFI pada Panjang Gelombang 266 nm

4.4.3 Penentuan Absorptivitas Isoniazid 15 mcgml

Pada penelitian ini digunakan rifampisin baku ARS yang diukur pada panjang gelombang rifampisin 230 nm dan isoniazid 266 nm. Hasil dapat dilihat pada tabel 7. Tabel 7. Nilai Absorptivitas Isoniazid NO Sampel Panjang Gelombang Absorbansi A Absorptivitas a 1 Isoniazid 15 mcgml 230 0,2800 0,0187 2 266 0,5493 0,0366 perhitungan nilai absorptivitas dapat dilihat pada lampiran 28 halaman 81 Universitas Sumatera Utara Tabel 8. Data Absorptivitas Isoniazid Baku BPFI pada Panjang Gelombang 230 nm Tabel 9. Data Absorptivitas Isoniazid Baku BPFI pada Panjang Gelombang 266 nm Universitas Sumatera Utara 4.5 Penentuan Kurva Kalibrasi 4.5.1 Penentuan Kurva Kalibrasi Rifampisin Baku ARS Pembuatan kurva kalibrasi rifampisin baku ARS dilakukan dengan membuat berbagai konsentrasi pengukuran yaitu 6 mcgml, 9 mcgml, 12 mcgml, 15 mcg ml dan 18 mcgml, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 230 nm. Linearitas kurva kalibrasi dapat dilihat pada gambar 12 data pengamatan dan perhitungan pada lampiran 3 halaman 37. Gambar 12. Kurva Kalibrasi Rifampisin Baku ARS dengan Berbagai Konsentrasi pada Panjang Gelombang 230 nm Tabel 10. Data Kurva Kalibrasi Rifampisin Baku ARS Universitas Sumatera Utara Dari hasil pembuatan kurva kalibrasi rifampisin baku ARS diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi dan serapan dengan koefisien korelasi r=0,9998 dan persamaan regresi Y= 0,032714 X – 0,00214. Koefisien korelasi yang diperoleh memenuhi kriteria penerimaan untuk korelasi adalah r ≥ 0,995 Shargel, 1995.

4.5.2 Penentuan Kurva Kalibrasi Isoniazid Baku BPFI

Pembuatan kurva kalibrasi isoniazid baku BPFI dilakukan dengan membuat berbagai konsentrasi pengukuran yaitu 6 mcgml, 8 mcgml, 10 mcgml, 12 mcgml dan 14 mcgml, kemudian diukur serapannya pada panjang gelombang 266 nm. Linearitas kurva kalibrasi dapat dilihat pada gambar 13 data pengamatan dan perhitungan pada lampiran 5 halaman 39. Gambar 13. Kurva Kalibrasi Isoniazid Baku BPFI dengan Berbagai Konsentrasi pada Panjang Gelombang 266 nm Universitas Sumatera Utara Tabel 11. Data Kurva Kalibrasi Isoniazid Baku BPFI Dari hasil pembuatan kurva kalibrasi isoniazid baku BPFI diperoleh hubungan yang linier antara konsentrasi dan serapan dengan koefisien korelasi r=0,9998 dan persamaan regresi Y= 0,039681 X + 0,004326. Koefisien korelasi yang diperoleh memenuhi kriteria penerimaan untuk korelasi adalah r ≥ 0,995 Shargel, 1995.

4.6 Penetapan Kadar Rifampisin dan Isoniazid Baku PT. Indofarma