Uji Identifikasi Berdasarkan Data Spektrum Ultraviolet Uji Identifikasi Berdasarkan Data Spektrum Ultraviolet

Pengambilan sampel secara purposif, tanpa membandingkan sampel antara satu tempat dengan tempat yang lain, karena pengambilan sampel dianggap homogen. Sampel yang digunakan adalah tablet generik rifampisin dan isoniazid PT. Indofarma dan tablet Rimactazid ® PT. Sandoz. 3.4 Prosedur Penelitian 3.4.1 Pembuatan Pereaksi 3.4.1.1 Pembuatan Larutan Asam Klorida 0,1 N Ditjen POM, 1979 Dimasukkan kira-kira 250 ml akuades ke dalam wadah, lalu ditambahkan 8,3 ml asam klorida pekat melalui dinding wadah biarkan dingin, kemudian dicukupkan sampai 1000 ml. 3.4.2 Uji Identifikasi Rifampisin Baku PT. Indofarma 3.4.2.1 Uji Identifikasi Berdasarkan Data Spektrum Inframerah Dicampur 10 mg rifampisin baku PT. Indofarma dengan 90 mg serbuk KBr dalam lumpang digerus hingga halus dan homogen, campuran tersebut diletakkan pada sampel pan, kemudian dipasangkan pada DRS 8000 dan dianalisa pada bilangan gelombang 4000-500 cm -1 . Spektrum inframerah yang diperoleh dibandingkan dengan literatur hasil dapat dilihat pada gambar 1 halaman 16.

3.4.2.2 Uji Identifikasi Berdasarkan Data Spektrum Ultraviolet

Sejumlah lebih kurang 50 mg rifampisin baku PT. Indofarma ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan HCl 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan HCl 0,1 N dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcgml. Dari larutan ini, Universitas Sumatera Utara dipipet sebanyak 1,3 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda, dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 13 mcgml, diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm dan dibandingkan dengan kurva serapan rifampisin baku ARS hasil dapat dilihat pada gambar 3 halaman 18. 3.4.3 Uji Identifikasi Isoniazid Baku PT. Indofarma 3.4.3.1 Uji Identifikasi Berdasarkan Data Spektrum Inframerah Dicampur 10 mg isoniazid baku PT. Indofarma dengan 90 mg serbuk KBr dalam lumpang digerus hingga halus dan homogen, campuran tersebut diletakkan pada sampel pan, kemudian dipasangkan pada DRS 8000 dan dianalisa pada bilangan gelombang 4000-500 cm -1 . Spektrum inframerah yang diperoleh dibandingkan dengan literatur hasil dapat dilihat pada gambar 5 halaman 19.

3.4.3.2 Uji Identifikasi Berdasarkan Data Spektrum Ultraviolet

Sejumlah lebih kurang 50 mg isoniazid baku PT. Indofarma ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan HCl 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan HCl 0,1 N dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcgml. Dari larutan ini, dipipet sebanyak 1,1 ml, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda, dikocok sampai homogen sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 11 mcgml, diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm dan dibandingkan dengan kurva serapan isoniazid baku BPFI hasil dapat dilihat pada gambar 7 halaman 21. Universitas Sumatera Utara 3.4.4 Penetapan Kadar Sampel Secara Spektrofotometri Ultraviolet 3.4.4.1 Pembuatan Larutan Induk Baku

3.4.4.1.1 Pembuatan Larutan Induk Baku Rifampisin Baku ARS

Sejumlah lebih kurang 50 mg rifampisin baku ARS ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan HCl 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan HCl 0,1 N dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcgml larutan induk baku.

3.4.4.1.2 Pembuatan Larutan Induk Baku Isoniazid Baku BPFI

Sejumlah lebih kurang 50 mg isoniazid baku BPFI ditimbang seksama, dimasukkan ke dalam labu tentukur 100 ml, dilarutkan dengan HCl 0,1 N lalu dicukupkan sampai garis tanda dengan HCl 0,1 N dan dikocok homogen, sehingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 500 mcgml larutan induk baku. 3.4.4.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum 3.4.4.2.1 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Rifampisin Dipipet sebanyak 1,3 ml larutan induk baku rifampisin, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda, dikocok sampai homogen hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 13 mcgml, diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm hasil dapat dilihat pada gambar 9 dan tabel 1 halaman 22. Universitas Sumatera Utara

3.4.4.2.2 Penentuan Panjang Gelombang Maksimum Isoniazid

Dipipet sebanyak 1,1 ml larutan induk baku isoniazid, dimasukkan ke dalam labu tentukur 50 ml dan diencerkan dengan HCl 0,1 N sampai garis tanda, dikocok sampai homogen hingga diperoleh larutan dengan konsentrasi 11 mcgml, diukur serapannya pada panjang gelombang 200-400 nm hasil dapat dilihat pada gambar 10 halaman 23 dan tabel 2 halaman 24. 3.4.4.3 Penentuan Absorptivitas 3.4.4.3.1 Penentuan Absorptivitas Rifampisin 15 mcgml