BAB III METODE PENELITIAN
A. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Metode penelitian ini memakai metode deskriptif dengan menggunakan variabel gaya belajar untuk meneliti gaya belajar siswa kelas XII dan kecenderungan
pemilihan kariernya.
B. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
Definisi operasional variabel penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Gaya Belajar
Gaya belajar adalah proses yang didalamnya terdapat orientasi belajar pengalaman konkrit, pengamatan reflektif, konseptualisasi abstrak, dan
eksperimentasi aktif yang digunakan secara menyeluruh untuk beradaptasi terhadap dunia. Empat orientasi belajar siswa dalam proses belajar tersebut adalah:
a. Pengalaman konkrit CE
Siswa belajar melalui perasaan, dengan menekankan segi-segi pengalaman konkret, mampu menjalin relasi dengan sesama dan sensitif terhadap perasaan orang
lain. Pendekatan belajar secara artistik daripada sistematik, Dalam proses belajar, siswa cenderung lebih terbuka dan mampu beradaptasi terhadap perubahan yang
dihadapinya, serta ebih menyukai belajar kelompok dan diskusi.
Universitas Sumatera Utara
b. Konseptualisasi abstrak AC
Siswa belajar melalui pemikiran dan lebih terfokus pada analisis logis dari ide-ide, perencanaan sistematis, dan pemahaman intelektual dari situasi atau perkara
yang dihadapi. Mengedepankan proses berpikir daripada merasakan. Dan dalam proses belajar, siswa mengandalkan perencanaan yang terstruktur, dan menggunakan
analisis kuantitatif, serta mengembangkan teori dan ide untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya.
c. Pengamatan reflektif RO
Siswa belajar melalui pengamatan yang seksama dalam membuat keputusan , proses belajarnya adalah mengamati sebelum menilai, menyimak suatu perkara dari
berbagai perspektif. Dalam proses belajar, siswa akan menggunakan pikiran dan perasaan untuk membentuk opini pendapat. Menyukai metode belajar melalui
ceramah dan cenderung berkepribadian introvert.
d. Eksperimentasi aktif AE
Siswa belajar melalui tindakan, kuat dalam tugas praktek, berani mengambil resiko untuk memuaskan keingintahuannya, dan mempengaruhi orang lain lewat
perbuatannya. Proses belajarnya lebih dalam melakukan tindakan daripada hanya mengamati. Dalam proses belajar, siswa akan menghargai keberhasilannya dalam
menyelesaikan pekerjaan, pengaruhnya pada orang lain, dan prestasinya. Siswa tidak menyukai situasi belajar yang pasif seperti metode ceramah. Dan siswa dengan tipe
ini cenderung ekstrovert.
Universitas Sumatera Utara
Tidak ada siswa yang gaya belajarnya secara mutlak didominasi oleh salah satu dari kutub belajar, tetapi kombinasi dari dua kutub dan membentuk
kecenderungan atau orientasi belajar. Empat orientasi diatas membentuk empat kombinasi gaya belajar yaitu :
1.Divergen
Kombinasi dari CE dan RO. siswa dengan tipe Divergen unggul dalam melihat situasi dari banyak sudut pandang yang berbeda. Pendekatannya pada setiap
situasi adalah mengamati dan bukan bertindak. Anak seperti ini menyukai tugas belajar yang menuntutnya untuk menghasilkan ide-ide brainstorming, biasanya juga
menyukai isu budaya serta suka sekali mengumpulkan berbagai informasi. Mampu menjalin hubungan dengan orang lain, cenderung imaginatif dan emosional serta
memiliki cita rasa seni yang tinggi. Lebih menyukai kegiatan bersama kelompok.
2. Asimilasi
Kombinasi dari RO dan AC . siswa dengan tipe Asimilasi memiliki kelebihan dalam memahami berbagai sajian informasi serta merangkumkannya dalam suatu
format yang logis, singkat, dan jelas. Biasanya siswa kurang perhatian pada orang lain dan lebih menyukai ide serta konsep yang abstrak, mereka juga cenderung lebih
teoritis. Lebih menyukai membaca dan membahas konsep abstrak. 3. Konvergen
Kombinasi dari AC dan AE. Anak dengan tipe konvergen unggul dalam menemukan fungsi praktis dari berbagai ide dan teori. Biasanya mereka punya
kemampuan yang baik dalam pemecahan masalah dan pengambilan keputusan.
Universitas Sumatera Utara
Mereka juga cenderung lebih menyukai tugas-tugas teknis aplikatif daripada masalah sosial atau hubungan antar pribadi.
4. Akomodasi
Kombinasi dari AE dan CE. Anak dengan tipe akomodasi memiliki kemampuan belajar yang baik dari hasil pengalaman nyata yang dilakukannya
sendiri. Mereka suka membuat rencana dan melibatkan dirinya dalam berbagai pengalaman baru dan menantang. Mereka cenderung untuk bertindak berdasarkan
intuisi dorongan hati daripada berdasarkan analisa logis. Dalam usaha memecahkan masalah, mereka biasanya mempertimbangkan faktor manusia untuk mendapatkan
masukan informasi dibanding analisa teknis.
Gaya belajar dalam penelitian ini diukur dengan menggunakan Learning Style Inventory LSI yang diadaptasi dari teori gaya belajar Kolb. Hasil dari alat ukur ini
akan menggambarkan gaya belajar yang dominan dimiliki oleh siswa kelas XII.
C. POPULASI, SAMPEL, DAN METODE PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi dan Sampel
Populasi adalah seluruh subjek yang dimaksud untuk diteliti. Populasi dibatasi sebagai sejumlah subjek atau individu yang paling sedikit memiliki satu sifat yang
sama Hadi, 2000. Sampel adalah sebagian dari populasi atau sejumlah penduduk yang jumlahnya kurang dari jumlah populasi dan harus memiliki paling sedikit satu
sifat yang sama Hadi, 2000.
Universitas Sumatera Utara
Populasi pada penelitian ini adalah siswa SMAN kelas XII di Banda Aceh. Alasan peneliti memilih SMA Negeri karena terdapat situasi dan kondisi yang standar
dan hampir sama diseluruh sekolah, dibandingkan dengan sekolah swasta yang cenderung berbeda-beda antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain.
Adapun karakteristik populasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
siswa SMA kelas XII 2.
berusia antara 16 – 18 tahun, Sampel pada penelitian ini berjumlah 207 orang siswa yang berasal dari
SMAN 1, SMAN 3, dan SMAN 4 Banda Aceh. Adapun jumlah siswa pada masing- masing sekolah adalah sebagai berikut :
a. SMAN 1 : 31 siswa b. SMAN 3 : 108 siswa
c. SMAN 4 : 68 siswa
2. Teknik Pengambilan Sampel
Metode pengambilan sampel pada penelitian ini adalah cluster sampling non probability, dimana semua kelas dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau
bersama-sama tidak diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel Hadi, 2000, populasi dipilih berdasarkan kelompok yang ada, dalam
penelitian ini, kelompok yang dimaksudkan adalah kelompok siswa kelas XII SMA. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil secara acak beberapa kelas di
kelas XII yang ada pada beberapa sekolah.
Universitas Sumatera Utara
D. METODE PENGUMPULAN DATA
Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan alat ukur psikologis yang dikonstruk berdasarkan teori Kolb 1984
tentang gaya belajar yaitu Learning Style Inventory LSI. Hadi 2000 mengemukakan bahwa skala psikologis mendasarkan diri pada laporan-laporan
pribadi self report.
1. Learning Style Inventory LSI
Penelitian ini menggunakan alat ukur yang bernama learning style inventory LSI yang telah distandarisasi oleh Kolb 1984, dengan jumlah aitem LSI sebanyak
12 aitem yang bentuk skalanya berupa tipe subjektif, dimana aitem tes yang dibentuk berdasarkan empat orientasi belajar dalam memproses informasi, yaitu pengalaman
konkrit CE, pengamatan reflektif RO, konseptualisasi abstrak AC, dan eksperimentasi aktif AE.
Learning Style Inventory LSI menggambarkan bagaimana siswa belajar dan bagaimana siswa memecahkan masalah dalam kehidupannya. Didalam LSI ini
terdapat 12 aitem dengan tiap aitem berisi empat pilihan jawaban. Pilihan jawaban tersebut menggambarkan cara siswa dalam mempelajari sesuatu. Pilihan jawaban
yang ada diurutkan dari angka 1 sampai dengan angka 4, dengan angka 4 menggambarkan cara belajar yang paling disukai, sampai ke angka 1 untuk
menggambarkan cara yang paling tidak disukai siswa dalam belajar. LSI yang berisikan 12 aitem dengan tiap aitemnya berisi empat pilihan jawaban berasal dari
empat orientasi belajar yang dideskripsikan pada tabel 3.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3 .Blueprint Learning Style Inventory LSI
Orientasi belajar Nomor aitem
Total
Pengalaman konkrit CE 1A, 2C, 3D, 4A, 5A, 6C, 7B, 8D, 9B, 10B, 11A, 12B
12 Pengamatan reflektif RO
1D, 2A, 3C, 4C, 5B, 6A, 7A, 8C, 9A, 10A, 11B, 12C 12
Konseptualisasi abstrak AC 1B, 2B, 3A, 4D, 5C, 6D, 7C, 8B, 9D, 10D, 11C, 12A
12 Eksperimentasi aktif AE
1C, 2D, 3B, 4B, 5D, 6B, 7D, 8A, 9C, 10C, 11D, 12D 12
Tabel 3 didapat sebaran orientasi belajar berdasarkan LSI. Pada orientasi belajar Pengalaman konkrit CE, sebaran pilihan jawabannya terdapat pada nomor :
1A, 2C, 3D, 4A, 5A, 6C, 7B, 8D, 9B, 10B, 11A, 12B, pada orientasi belajar Pengamatan reflektif RO, sebaran pilihan jawaban terdapat pada nomor : 1D, 2A,
3C, 4C, 5B, 6A, 7A, 8C, 9A, 10A, 11B, 12C, pada orientasi belajar Konseptualisasi abstrak AC, sebaran pilihan jawaban terdapat pada nomor: 1B, 2B, 3A, 4D, 5C, 6D,
7C, 8B, 9D, 10D, 11C, 12A, dan pada orientasi belajar Eksperimentasi aktif AE, sebaran pilihan jawaban terdapat pada nomor: 1C, 2D, 3B, 4B, 5D, 6B, 7D, 8A, 9C,
10C, 11D, 12D. Cara penskoran LSI adalah dengan cara memasukkan skor kedalam tiap
orientasi belajar sesuai dengan norma pilihan jawabannya. Dari skor tersebut akan ditotal untuk menggambarkan berapa besar nilai dalam tiap orientasi belajar. Norma
dalam LSI dapat dilihat pada tabel 4:
Universitas Sumatera Utara
Tabel 4. Norma dalam penskoran LSI
Norma dalam LSI Orientasi belajar total
1A + 2C + 3D + 4A + 5A + 6C + 7B + 8D + 9B + 10B + 11A + 12B
CE Total 1D + 2A + 3C + 4C + 5B + 6A + 7A + 8C + 9A + 10A + 11B +
12C RO Total
1B + 2B + 3A + 4D + 5C + 6D + 7C + 8B + 9D + 10D + 11C + 12A
AC Total 1C + 2D + 3B + 4B + 5D + 6B + 7D + 8A + 9C + 10C+ 11D +
12D AE Total
Kemudian setelah skor orientasi belajar total didapatkan, maka skor total tersebut dikombinasikan untuk menggambarkan gaya belajar, sesuai dengan rumus
penentuan gaya belajar menurut Kolb :
AC –CE = AC – CE AE – RO = AE – RO
Gaya belajar siswa didapatkan dari pengurangan skor total orientasi antara AC dengan CE dan antara AE dengan RO. Skor hasil pengurangan kombinasi orientasi
belajar tersebut dimasukkan kedalam diagram gaya belajar dibawah ini dan akan menghasilkan gaya belajar yang sesuai dengan siswa.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2. Diagram Gaya Belajar
E. Uji Daya Beda Aitem dan Reliabilitas Alat Ukur
Tujuan dilakukan uji coba alat ukur adalah untuk melihat seberapa jauh alat ukur dapat mengukur dengan tepat apa yang hendak diukur dan seberapa jauh alat
ukur menunjukkan kecermatan pengukuran Azwar, 2000. Uji coba skala dilakukan dengan menyebarkan skala kepada responden uji coba yang memiliki karakteristik
hampir sama dengan karakteristik subjek penelitian.
Universitas Sumatera Utara
1. Uji Daya Beda Aitem
Uji daya beda aitem dilakukan untuk melihat sejauh mana aitem mampu membedakan antara individu atau kelompok individu yang memiliki atribut dengan
yang tidak memiliki atribut yang akan diukur. Dasar kerja yang digunakan dalam analisis aitem ini adalah dengan memilih aitem-aitem yang fungsi ukurnya selaras
atau sesuai dengan fungsi ukur tes. Atau dengan kata lain, memilih aitem yang mengukur hal yang sama dengan yang diukur oleh tes sebagai keseluruhan Azwar,
2000. Pengujian daya beda aitem ini dilakukan dengan komputasi koefisien korelasi
antara distribusi skor pada setiap aitem dengan suatu kriteria yang relevan yaitu distribusi skor skala itu sendiri. Komputasi ini menghasilkan koefisien korelasi item
total yang dapat dilakukan dengan menggunakan formula koefisien korelasi Pearson Product Moment Azwar, 2000.
2. Uji Reliabilitas
Pengujian reliabilitas terhadap hasil ukur skala dilakukan bila aitem-aitem yang terpilih lewat prosedur analisis aitem telah dikompilasi menjadi satu.
Reliabilitas mengacu kepada konsistensi atau kepercayaan hasil ukur, yang mengandung makna kecermatan pengukuran Azwar, 2000.
Uji reliabilitas alat ukur ini menggunakan pendekatan konsistensi internal Cronbach’s alpha coeffecient, yaitu suatu bentuk tes yang hanya memerlukan satu kali
pengenaan tes tunggal pada sekelompok individu sebagai subjek dengan tujuan untuk
Universitas Sumatera Utara
melihat konsistensi antar item atau antar bagian dalam skala. Teknik ini dipandang ekonomis dan praktis Azwar, 2000.
Penghitungan daya beda aitem dan koefisien reliabilitas dalam uji coba ini dilakukan dengan menggunakan program SPSS version 17 For Windows.
F. HASIL UJI COBA ALAT UKUR
Uji coba learning style inventory dilakukan dalam dua tahap. Pada tahap pertama sampel penelitian berjumlah 88 siswa SMA kelas XII. Hasil reliabilitas alat
ukur menunjukkan bahwa LSI memiliki koefisien reliabilitas untuk CE = 0,620 , RO = 0,610 , AC = 0,631 , dan AE = 0,617.
Hasil uji daya beda aitem bergerak antara -0,067 sampai 0,555 dengan r tabel =0,208 dan level signifikansi 0,05 dengan uji dua sisi. Pada uji coba ini terdapat
beberapa aitem yang memiliki daya beda aitem yang rendah. Dikarenakan alat ukur LSI sudah terstandarisasi, dan tidak mungkin membuang aitem yang jelek, maka
langkah yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan cara mengubah redaksi kata-kata dalam pilihan jawaban agar lebih dimengerti oleh subjek penelitian. Dalam uji coba
ini, redaksi pilihan jawaban yang diubah pada CE adalah nomor 8D, 11A, dan 12B. Pada RO adalah nomor 2A, 5B, 7A, 8C, 9A, dan 12C. Pada AC adalah nomor 3A dan
7C. Pada AE adalah nomor 2D, 7D, 8A, 9C, dan 11C. Reliabilitas yang rendah pada tiap orientasi belajar alat ukur LSI mengharuskan pengambilan data uji coba tahap
kedua dengan LSI yang telah direvisi.
Universitas Sumatera Utara
Tahap kedua pengujian alat ukur dilakukan terhadap 163 siswa SMA kelas XII. Hasil reliabilitas alat ukur menunjukkan bahwa LSI mempunyai koefisien
reliabilitas untuk CE = 0,710, AC = 0,724, RO = 0,619, dan AE = 0,789. Hasil uji daya beda aitem bergerak antara -0,037 sampai 0,638 dengan r tabel
= 0,195 dan level signifikansi 0,05 dan uji dua sisi. Berdasarkan hasil uji coba tersebut, ke-12 aitem dalam LSI tidak ada yang dikurangi maupun ditambah, dan
mempunyai daya beda yang cukup tinggi. Aitem yang memiliki daya beda aitem rendah hanya diubah redaksi pilihan jawaban agar dapat lebih dimengerti oleh subjek
penelitian, dimana pada CE diubah pada redaksi pilihan jawaban nomor 5A, 7B, 10B, 11A, dan 12B. Pada RO diubah pada nomor 3C, 5B, 8C, dan 12C. Pada AE diubah
pada nomor 2D, 7D, 8A, dan 10C.
G. PROSEDUR PELAKSANAAN PENELITIAN 1. Tahap Persiapan Alat Ukur Penelitian