Latar Belakang Isolasi Dan Karakterisasi Senyawa Triterpenoid Dari Umbi Bawang Sabrang (Eleutherinae bulbus)

BAB I PENDAHULUAN

2.1 Latar Belakang

Indonesia yang beriklim tropis menyebabkan tanahnya subur dan banyak jenis tumbuhan dapat tumbuh dan beberapa diantaranya memiliki khasiat sebagai obat. Secara umum, kegunaan tumbuhan obat sebenarnya disebabkan oleh kandungan kimianya. Namun tidak seluruhnya diketahui secara lengkap karena pemeriksaan bahan kimia dari satu tumbuhan memerlukan biaya yang cukup mahal Hariana, 2004. Salah satu tumbuhan yang dapat digunakan sebagai obat adalah bawang sabrang Eleutherine palmifolia L. Merr, atau dikenal dengan nama bawang dayak atau bawang hantu oleh masyarakat Kalimantan Tengah Krismawati, 2004. Bawang sabrang merupakan tumbuhan umbi dengan tinggi tidak lebih dari setengah meter. Umbi berwarna merah menyala dengan permukaan licin. Daun hijau berbentuk pita, bunganya berwarna putih yang mekar pada sore hari dan setelah beberapa jam menutup kembali. Galingging, 2009; Ogata, 1995. Dalam “Bawang Dayak Sebagai Tanaman Obat Multifungsi”, umbi bawang sabrang Eleutherinae bulbus dapat mengatasi beberapa keluhan seperti kanker usus, kanker payudara, diabetes mellitus, tekanan darah tinggi, stroke, menurunkan kolesterol Galingging, 2009, menyembuhkan penyakit weil, radang usus, disentri, sembelit, luka, bisul dan diuretik Ogata, 1995 dan antimelanogenesis Arung, et al., 2009. Dapat digunakan dalam bentuk segar, simplisia, manisan dan bubuk. Umbi bawang sabrang mengandung alkaloid, Universitas Sumatera Utara glikosida, flavonoid, fenolik, steroid, triterpenoid, tanin Galingging, 2009, eutherol, eleutherine, isoeleutherine, eleuthosides A, B dan C Shibuya, et al., 1997. Senyawa triterpenoid mempunyai banyak kegunaan, antara lain dapat mengobati diabetes, gangguan menstruasi, patukan ular, gangguan kulit, kerusakan hati dan malaria Robinson, 1995, antiradang Aguirre, et al., 2006, analgesik Delporte, et al., 2007 dan sitotoksik Atenza, dkk, 2009. Pemeriksaan karakterisasi simplisia perlu dilakukan untuk mengetahui apakah simplisia yang digunakan memenuhi persyaratan Materia Medika Indonesia MMI. Berdasarkan hal di atas penulis tertarik untuk melakukan karakterisasi simplisia, skrining fitokimia dan mengisolasi senyawa triterpenoid dari umbi bawang sabrang. Isolasi dilakukan secara kromatografi, meliputi kromatografi lapis tipis KLT, kromatografi kolom dan KLT preparatif, serta karakterisasi isolat secara spektofotometri ultraviolet dan spektofotometri inframerah.

2.2 Perumusan Masalah