Kromatografi Lapis Tipis Kromatografi

2.4.1 Kromatografi Lapis Tipis

Penggunaan umum KLT adalah untuk menentukan banyaknya komponen dalam campuran, identifikasi senyawa, memantau proses reaksi, menentukan efektifitas pemurnian, menentukan kondisi yang sesuai untuk kromatografi kolom, serta untuk memantau kromatografi kolom, melakukan screening sampel untuk obat Rohman, 2007. Fase diam pada KLT sering disebut penyerap, biasanya dapat melewati ayakan 250 mesh dengan ukuran partikel lebih kecil dari 63ยต m. Gritter, et al., 1991. Banyak penyerap yang telah digunakan, termasuk silika gel dengan ketebalan sekitar 0,10 sampai 0,25 mm, didukung oleh plat kaca, aluminium atau plastik Wall, 2005. Permukaan polar dari gugus hidroksi silika gel berfungsi menarik molekul sampel. Lapisan silika gel harus sesedikit mungkin mungkin mengandung air, sehingga harus diaktifkan dengan pemanasan pada 100 C selama 1-3 jam. Jika suhu pengaktifan jauh di atas 110 C terjadi dehidrasi yang tak bolak-balik menyebabkan pemisahan kurang efektif Gritter, et al., 1991. Fase gerak adalah medium angkut, terdiri dari satu atau beberapa pelarut, yang bergerak di dalam fase diam, yaitu suatu lapisan berpori karena adanya gaya kapiler Stahl, 1985. Pemilihan sistem pelarut yang dipakai didasarkan atas prinsip like dissolves like, artinya untuk memisahkan sampel yang bersifat nonpolar digunakan sistem pelarut yang bersifat nonpolar juga. Proses pengembangan akan lebih baik bila ruangan pengembangan tersebut telah jenuh dengan uap sistem pelarut Adnan, 1997. Universitas Sumatera Utara Nilai dihitung dengan menggunakan perbandingan sebagaimana persamaan sebagai berikut: Nilai maksimum adalah 1, solut bermigrasi dengan kecepatan sama dengan fase gerak. Nilai minimum adalah 0, dan ini teramati jika solut tertahan pada posisi titik awal di permukaan fase diam Rohman, 2007. Faktor-faktor yang mempengaruhi harga Rf pada KLT, antara lain: struktur kimia dari senyawa yang dipisahkan, sifat dari penyerap dan derajat aktivitasnya, tebal dan kerataan lapisan penyerap, derajat kemurnian fase gerak, derajat kejenuhan uap pengembang pada bejana, jumlah cuplikan dan suhu Sastrohamidjojo, 1991.

2.4.2 Kromatografi Kolom