Pengaruh Dukungan Keluarga Terhadap Pemberian ASI Eksklusif Pada Ibu Bekerja Di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

(1)

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KECAMATAN

DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2009

T E S I S

Oleh

SALMIANI ABDUL MANAF 077033030

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(2)

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KECAMATAN

DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2009

T E S I S

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi Promosi Kesehatan dan Perilaku pada Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Sumatera Utara

Oleh

SALIMIANI ABDUL MANAF 077033030

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN


(3)

Judul Tesis : PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KECAMATAN DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2009

Nama Mahasiswa : Salmiani Abdul Manaf Nomor Induk Mahasiwa : 077033030

Program Studi : S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Minat Studi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui, Komisi Pembimbing

(Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp.A (K)) (Drs. Tukiman, M.K.M)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi Dekan

(Dr. Drs. Surya Utama, M.S) (dr. Ria Masniari Lubis, M.Si)


(4)

Telah diuji

Pada tanggal : 18 Februari 2010

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp. A(K) Anggota : 1. Drs. Tukiman, M.K.M

2. Ir. Indra Chahaya S, M.Si 3. Drs. Eddy Syahrial, M.Kes


(5)

PERNYATAAN

PENGARUH DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF PADA IBU BEKERJA DI KECAMATAN

DARUL IMARAH KABUPATEN ACEH BESAR TAHUN 2009

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.

Medan, Februari 2010

Salmiani Abdul Manaf


(6)

ABSTRAK

Pemberian Air Susu Ibu (ASI ) secara Eksklusif sangat penting bagi kesehatan dan ketahanan tubuh bayi karena ASI mengandung zat-zat gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya. Cakupan ASI Eksklusif di Indoensia secara umum masih rendah yaitu 14% dari 80% yang ditargetkan, demikian juga di Kecamatan Darul Imarah hanya 16,4% . salah satu permasalahan rendahnya cakupan ASI Eksklusif adalah terbatasnya waktu memberikan ASI kepada bayi karena alasan bekerja, dan rendahnya dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan desain cross sectional studi yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif pada Ibu bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar tahun 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu bekerja dan menyusui di kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dengan besar sampel sebanyak 88 Ibu bekerja. Pengumpulan data mencakup data primer dengan wawancara berpedoman pada kueisoner dan data sekunder dari catatan puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten Aceh Besar. Analisis data menggunakan uji chi

square dan regresi logistik pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan 23,9% ibu bekerja memberikan ASI secara Eksklusif di Kecamatan Darul Imarah. Hasil uji chi square menunjukkan variabel dukungan informasional (p-0,000), dukungan penilaian (p-0,000), dukungan instrumental (p-0,014) dan dukungan emosional (p=0,000) mempunyai hubungan signifikan dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Hasil uji regresi logistik menunjukkan variabel dukungan emosional (p=0,000) berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.

Disarankan kepada anggota keluarga khususnya pada suami agar memotivasi dan mendukung ibu memberikan ASI secara Eksklusi, dan kepada Puskesmas perlu peningkatan sosialisasi dan penyuluhan rutin tentang pemberian ASI Eksklusif ke tempat-tempat pekerjaan.


(7)

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is very important for the health and endurance of a baby because breastfeeding provides high nutrition needed for nervous and brain growth and development, immunity to several diseases, and create an emotional breast feeding is generally still low. It is only 14% of the targeted 80%. In Darul Imarah Sub-district, the coverage of exclusive breastfeeding is only 16.4%. One of the problems causing the low coverage of exclusive breastfeeding is the time to breastfeed the babies is limited by mother’s work and less family’s support.

The purpose of this survey study with cross-sectional design was to analyze the influence of family’s support in exclusive breastfeeding administration on the working mothers in Darul Imarah Sub-district, Aceh Besar District, in 2009. The population of this study was all of the working mothers and breast feeding mothers in Darul Imarah Sub-district, Aceh Besar District and 88 of the mothers were selected to be the samples for this study. The primary data for this study were obtained through questionnaire-based interviews and the secondary documentation available in the Puskesmas (Community Health Center) and the office of Aceh Besar Health Service. The data obtained were analyzed through Chi-square and logistic regression tests at the level of confidence of 95%.

The result of this study showed that 23,9% of the working mothers in Darul Imarah Sub-district did administer exclusive breasfeeding. The result of Chi-square test showed that the variables of informational support (p-0,000), evaluation support (p-0.000), instrumental support (p-0.014) and emotional support (p=0.000) had a significant relationship with the administration of exclusive breastfeeding in the working mother in Darul Imarah Sub-district, Aceh Besar District. The result of logistic regression test showed that the variables of emotional support (p=0.000) had a significant influence on the administration of exclusive breastfeeding in the working mother in Darul Imarah Sub-district, Aceh Besar District.

It’s suggested to family and husband especially to give motivation and support of exclusive breastfeeding, and Puskesmas (Community Health Center) needs to intensify the socialization and routine extension provision on the Exclusive Breastfeeding Administration in the work places.


(8)

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya kepada penulis, diantaranya nikmat kesehatan dan kesempatan, sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis dengan judul “Pengaruh Dukungan Keluarga terhadap Pemberian Air Susu Ibu Eksklusif pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009”.

Dalam menyusun tesis ini, penulis banyak mendapat bantuan, dorongan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih dan penghargaan kepada Rektor Universitas Sumatera Utara, yaitu Bapak Prof. dr. Chairuddin P.Lubis, DTMH& Sp.A(K).

Selanjutnya kepada dr. Ria Masniari Lubis, M.Si, selaku Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, Dr. Drs. Surya Utama, M.S, selaku Ketua Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, dan kepada Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, M.K.M, selaku sekretaris Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih penulis ucapkan kepada Prof. dr. Guslihan Dasatjipta, Sp.A(K), selaku ketua komisi Pembimbing dan Drs. Tukiman, M.K.M, selaku anggota komisi pembimbing yang telah banyak membantu dan meluangkan waktu dan pikiran serta dengan penuh kesabaran membimbing penulis dalam penyusunan tesis ini.


(9)

Kemudian terima kasih penulis kepada Drs. Eddy Syahrial, M.Kes dan Ir. Indra Cahaya, M.Si, selaku komisi pembanding. Kepada para dosen di lingkungan Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat, khususnya Minat Studi Promosi kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

Terima kasih penulis kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabutaten Aceh Besar beserta seluruh jajarannya, kepada Kepala Puskesmas Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar beserta seluruh jajarannya, dan kepada Drs. Zailani. MA, M.Kes, selaku Direktur Politeknik Kesehatan Banda Aceh.

Ucapan terimakasih yang spesial penulis sampaikan kepada suami tercinta Ir. Asrin, MP dan anak-anak tersayang Ariyo Arinsa Putra dan Ariko Rizki Arinsa Putra, yang telah mengizinkan dan memberi motivasi serta dukungan kepada penulis untuk melanjutkan pendidikan. Kepada kedua orang tua (Ayahanda Almarhum Abdul Manaf dan Ibunda Almarhumah Hj. Katijah) yang telah membekali penulis dengan nilai-nilai Spiritual dan Norma-norma yang berlaku dalam masyarakat sehingga penulis sampai pada tahap penyelesaian tesis ini. Kepada Alm. Bapak Semali dan Ibunda Hj. Syarifah (Mertua) yang selalu mendoakan sehingga selesainya tesis ini.

Selanjutnya terima kasih penulis kepada rekan-rekan mahasiswa khususnya Lilis Suryani, Idwar, Lindawarni, Alchalidi, Sri Wahyuni dan semua teman-teman pada Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Angkatan Pertama Tahun Ajaran 2007/2008 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara, yang tidak mungkin penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dan masih bersedia untuk dapat


(10)

berkonsultasi dalam penyusunan tesis ini dan semua pihak yang telah membantu proses penyusunan tesis ini hingga selesai.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih terdapat banyak kekurangan dan kelemahan, untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan demi kesempurnaan tesis ini.

Medan, Februari 2010

P e n u l i s Salmiani Abdul Manaf


(11)

RIWAYAT HIDUP

Salmiani Abdul Manaf, lahir pada tanggal 27 Juli 1965 di Runding Kota Subulussalam Provinsi Aceh, anak ke enam dari tujuh bersaudara dari pasangan Almarhum Abdul manaf dan Almarhumah Hj. Katijah.

Pendidikan formal penulis dimulai dari pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) Runding pada tahun 1972 dan diselesaikan pada tahun 1977, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) Singkil pada tahun 1978 dan diselesaikan pada tahun 1981, Sekolah Perawat Kesehatan (SPK) Departemen Kesehatan di Meulaboh pada tahun 1981 dan diselesaikan tahun 1984, Sekolah Guru Perawat (SGP) Departemen Kesehatan di Cilandak Jakarta pada tahun 1987 dan diselesaikan pada tahun 1988, Akademi Keperawatan Departemen Kesehatan di Banda Aceh pada tahun 1994 dan diselesaikan pada tahun 1996, Program Diploma IV Perawat Pendidik Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara pada tahun 2001 dan diselesaikan tahun 2002, Strata Dua (S-2) di Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara dengan Minat Studi Promosi Kesehatan dan Ilmu Prilaku pada tahun 2007 dan diselesaikan pada tahun 2010.

Pada tahun 1984 sampai dengan tahun 1988 bekerja di Puskesmas Kecamatan Simpang Kiri Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Daerah Istimewa Aceh, 1989 menjadi staf di SPK Muhammadiyah Banda Aceh, awal tahun 1990 bekerja di Puskesmas Pembantu di Unit Pemukiman Transmigrasi (UPT) 11 Subulussalam Kabupaten Aceh Selatan (ikut suami), akhir tahun 1990 sampai dengan tahun 1998 bekerja di SPK Pemda Tapaktuan Kabupaten Aceh Selatan Provinsi Daerah Istimewa Aceh, 1998 mulai bertugas di SPK Departemen Kesehatan Banda Aceh yang dikonversi menjadi Akademi Kebidanan Depkes Banda Aceh yang kemudian berubah menjadi Jurusan Kebidanan Politeknik Kesehatan Banda Aceh yang merupakan tempat tugas saya sampai dengan saat ini.


(12)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ... i

ABSTRACT ... ii

KATA PENGANTAR ... iii

RIWAYAT HIDUP... vi

DAFTAR ISI... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1... Latar Belakang... 1

1.2... Permasalahan ... 7

1.3... Tujuan Penelitian ... 7

1.4... Hipotesis ... 8

... 1.5.. Manfaat Penelitian ... 8

AB 2 TINJAUAN PUSTAKA... 9

AB 3 METODE PENELITIAN ... 24

AB 4 HASIL PENELITIAN... 31

B 2.1. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif ... 9

2.2. Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja... 15

2.3. Dukungan Keluarga ... 19

2.4. Landasan Teori... 23

2.5. Kerangka Konsep ... 23

B 3.1. Jenis Penelitian ... 24

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian ... 24

3.3. Populasi dan Sampel ... 24

3.4. Metode Pengumpulan Data ... 26

3.5. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 27

3.6 Metode Pengukuran ... 28

3.7. Metode Analisis Data ... 30

B 4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ... 31


(13)

4.3. Analisis Univariat... 33

4.4. Analisis Bivariat... 40

AB 5 PEMBAHASAN ... 43

43 5.2. 5.3. 47 5.4. 5.5. AB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ... 55

AFTAR PUSTAKA ... 57

AMPIRAN... 59

4.5. Analisis Multivariat... 42

B 5.1. Pengaruh Dukungan Informasional terhadap Pemberian ASI Eksklusif... Pengaruh Dukungan Penilaian terhadap Pemberian ASI Eksklusif... 45

Pengaruh Dukungan Instrumental terhadap Pemberian ASI Eksklusif... Pengaruh Dukungan Emosional dengan Pemberian ASI Eksklusif... 49

Keterbatasan Penelitian... 54

B 6.1. Keismpulan ... 55

6.2. Saran ... 56 D


(14)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009... 32 4.2. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI pada Ibu Bekerja di Kecamatan

Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009... 33 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pemberian ASI Eksklusif

pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009 ... 34 4.4. Distribusi Responden Menurut Indikator Dukungan Informasional pada

Ibu Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009... 34 4.4. Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Informasional

pada Ibu Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009 ... 35 4.5. Distribusi Responden berdasarkan Indikator Dukungan Penilaian pada

Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009 ... 36 4.6. Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Penilaian pada Ibu

Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009 . 36 4.7. Distribusi Responden berdasarkan Indikator Dukungan Instrumental pada

Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun

2009 ... 37 4.8. Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Instrumental pada

Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun

2009 ... 38 4.9. Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Emosional pada

Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun


(15)

4.10 Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Emosional pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009 ... 39 4.11 Hubungan Variabel Independen dengan Pemberian ASI Eksklusif pada

Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009 ... 40 4.12 Uji Regresi Logistik ... 42


(16)

DAFTAR GAMBAR


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Kuesioner Penelitian ... 60

2. Hasil Pengolahan Data Penelitian ... 65

3. Hasil Pengolahan Data Uji Validitas dan Reliabilitas ... 79


(18)

ABSTRAK

Pemberian Air Susu Ibu (ASI ) secara Eksklusif sangat penting bagi kesehatan dan ketahanan tubuh bayi karena ASI mengandung zat-zat gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya. Cakupan ASI Eksklusif di Indoensia secara umum masih rendah yaitu 14% dari 80% yang ditargetkan, demikian juga di Kecamatan Darul Imarah hanya 16,4% . salah satu permasalahan rendahnya cakupan ASI Eksklusif adalah terbatasnya waktu memberikan ASI kepada bayi karena alasan bekerja, dan rendahnya dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif.

Penelitian ini merupakan penelitian survei dengan desain cross sectional studi yang bertujuan untuk menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif pada Ibu bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar tahun 2009. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Ibu bekerja dan menyusui di kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dengan besar sampel sebanyak 88 Ibu bekerja. Pengumpulan data mencakup data primer dengan wawancara berpedoman pada kueisoner dan data sekunder dari catatan puskesmas dan Dinas Kesehatan kabupaten Aceh Besar. Analisis data menggunakan uji chi

square dan regresi logistik pada taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan 23,9% ibu bekerja memberikan ASI secara Eksklusif di Kecamatan Darul Imarah. Hasil uji chi square menunjukkan variabel dukungan informasional (p-0,000), dukungan penilaian (p-0,000), dukungan instrumental (p-0,014) dan dukungan emosional (p=0,000) mempunyai hubungan signifikan dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar. Hasil uji regresi logistik menunjukkan variabel dukungan emosional (p=0,000) berpengaruh secara signifikan terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.

Disarankan kepada anggota keluarga khususnya pada suami agar memotivasi dan mendukung ibu memberikan ASI secara Eksklusi, dan kepada Puskesmas perlu peningkatan sosialisasi dan penyuluhan rutin tentang pemberian ASI Eksklusif ke tempat-tempat pekerjaan.


(19)

ABSTRACT

Exclusive breastfeeding is very important for the health and endurance of a baby because breastfeeding provides high nutrition needed for nervous and brain growth and development, immunity to several diseases, and create an emotional breast feeding is generally still low. It is only 14% of the targeted 80%. In Darul Imarah Sub-district, the coverage of exclusive breastfeeding is only 16.4%. One of the problems causing the low coverage of exclusive breastfeeding is the time to breastfeed the babies is limited by mother’s work and less family’s support.

The purpose of this survey study with cross-sectional design was to analyze the influence of family’s support in exclusive breastfeeding administration on the working mothers in Darul Imarah Sub-district, Aceh Besar District, in 2009. The population of this study was all of the working mothers and breast feeding mothers in Darul Imarah Sub-district, Aceh Besar District and 88 of the mothers were selected to be the samples for this study. The primary data for this study were obtained through questionnaire-based interviews and the secondary documentation available in the Puskesmas (Community Health Center) and the office of Aceh Besar Health Service. The data obtained were analyzed through Chi-square and logistic regression tests at the level of confidence of 95%.

The result of this study showed that 23,9% of the working mothers in Darul Imarah Sub-district did administer exclusive breasfeeding. The result of Chi-square test showed that the variables of informational support (p-0,000), evaluation support (p-0.000), instrumental support (p-0.014) and emotional support (p=0.000) had a significant relationship with the administration of exclusive breastfeeding in the working mother in Darul Imarah Sub-district, Aceh Besar District. The result of logistic regression test showed that the variables of emotional support (p=0.000) had a significant influence on the administration of exclusive breastfeeding in the working mother in Darul Imarah Sub-district, Aceh Besar District.

It’s suggested to family and husband especially to give motivation and support of exclusive breastfeeding, and Puskesmas (Community Health Center) needs to intensify the socialization and routine extension provision on the Exclusive Breastfeeding Administration in the work places.


(20)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Kebutuhan zat gizi bagi bayi usia sampai dua tahun merupakan hal yang sangat penting diperhatikan oleh ibu. Pemberian Air Susu Ibu (ASI) pada bayi merupakan cara terbaik bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia sejak dini yang akan menjadi penerus bangsa. ASI merupakan makanan yang paling sempurna bagi bayi. Pemberian ASI berarti memberikan zat-zat gizi yang bernilai gizi tinggi yang dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan syaraf dan otak, memberikan zat-zat kekebalan terhadap beberapa penyakit dan mewujudkan ikatan emosional antara ibu dan bayinya (Depkes RI, 2005).

Komposisi ASI antara lain 88,1% mengandung air, 3,8% lemak, 0,9% protein, 7,0% laktosa, dan zat gizi lain 0,2%. Salah satu fungsi utama air adalah untuk menguras kelebihan bahan-bahan larut melalui air seni. Zat-zat yang dapat larut (misalnya sodium, potasium, nitrogen, dan klorida) disebut sebagai bahan-bahan larut. Ginjal bayi yang pertumbuhannya belum sempurna hingga usia tiga bulan, mampu mengeluarkan kelebihan bahan larut lewat air seni untuk menjaga keseimbangan kimiawi di dalam tubuhnya. Oleh karena ASI mengandung sedikit bahan larut, maka bayi tidak membutuhkan air sebanyak anak-anak atau orang dewasa (Welford, 2001)


(21)

Oleh karena pemberian ASI sangat penting bagi tumbuh kembang bayi yang optimal baik fisik maupun mental dan kecerdasannya, maka perlu perhatian agar tatalaksananya dilakukan dengan benar. Faktor keberhasilan dalam menyusui adalah dengan menyusui secara dini dengan posisi yang benar, teratur dan eksklusif (Depkes RI, 2005).

Menurut World Health Organization (WHO) Tahun 2002 dalam Depkes (2005), pemenuhan kebutuhan gizi bayi 0-6 bulan mutlak diperoleh melalui ASI bagi bayi dengan ASI eksklusif. Berdasarkan hal ini maka upaya perbaikan gizi bayi 0-6 bulan dilakukan melalui perbaikan gizi ibu sebelum dan pada masa pemberian ASI eksklusif. Selain itu Bank Dunia (World Bank) Tahun 2006 mengemukakan bahwa upaya perbaikan gizi bayi 0-6 bulan didasarkan bahwa gizi kurang pada anak usia kurang dari 2 tahun akan berdampak terhadap penurunan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kecerdasan, dan produktivitas, dan dampak ini sebagian besar tidak dapat diperbaiki.

Menyikapi permasalahan pentingnya pemberian ASI bagi bayi, pemerintah Indonesia telah menggalakkan program pemberian ASI Esklusif sejak tahun 1990 yang dikenal dengan Gerakan Nasional Peningkatan Air Susu Ibu (PP-ASI). Sehubungan dengan itu telah ditetapkan dengan Keputusan Menteri Kesehatan No.450/MENKES/IV/2004 tentang Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi Indonesia (Depkes RI, 2005).

Meskipun pemerintah telah menghimbau pemberian ASI Eksklusif, angka pemberian ASI Eksklusif masih rendah. Data menunjukkan lebih kurang 1,5 juta anak


(22)

meninggal karena pemberian makanan yang tidak benar. Kurang dari 15% bayi diseluruh dunia diberi ASI Eksklusif selama 4 bulan dan pemberian makanan pendamping ASI yang tidak sesuai dan tidak aman bagi bayi.

Hasil Survei Demografi kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2002 dilaporkan bahwa bayi di Indonesia rata-rata hanya mendapatkan ASI Eksklusif sampai usia 1,6 bulan. Sedangkan yang diberi ASI eksklusif sampai umur 4-5 bulan hanya 14 %. Kondisi ini masih sangat jauh dari yang direkomendasikan dalam indikator Indonesia 2010 yaitu 80% (Depkes RI, 2004).

Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) Tahun 2004, ditemukan berbagai alasan ibu-ibu menghentikan pemberian ASI Eksklusif kepada bayinya, diantaranya produksi ASI kurang (32%), ibu bekerja (16%), ingin dianggap modern (4%), masalah pada puting susu (28%), pengaruh iklan susu formula (16%) dan pengaruh orang lain terutama suami (4%) (Tasya, 2008).

Kebiasaan pada masyarakat Aceh, terutama orang tua dan mertua adalah segera memberikan makanan tambahan seperti bubur, madu, larutan gula, susu dan pisang kepada bayi dengan alasan bayi kelaparan bila hanya diberikan ASI. Suami sebagai kepala keluarga biasanya menuruti kebiasaan tersebut dengan berbagai alasan, antara lain kurangnya pemahaman tentang ASI Eksklusif atau patuh kepada orang tua atau mertua.

Berdasarkan penelitian terhadap 115 ibu postpartum pada klinik Pediatrik (1994) ditemukan keberhasilan menyusui dan pemberian ASI Eksklusif pada


(23)

kelompok suami yang tidak mengerti ASI adalah 26,9% dan pada kelompok yang mengerti ASI adalah 98,1% (Roesli, 2008).

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (2003), pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007, yang terdiri dari 64,63% adalah laki-laki dan 35,57% adalah perempuan. Pekerja wanita dituntut untuk meningkatkan kemampuan dan kapasitas kerja yang maksimal, tanpa mengabaikan kodratnya sebagai wanita termasuk dalam memberikan ASI (Depkes RI, 2007).

Bekerja bukan alasan untuk menghentikan pemberian ASI secara Eksklusif selama paling sedikit 4 bulan dan bila mungkin sampai 6 bulan, meskipun cuti hamil hanya 3 bulan (Roesli, 2007). Pada pekan ASI sedunia (1993) tema peringatannya adalah Mother Friendly Workplace atau tempat kerja sayang bayi menunjukkan bahwa adanya perhatian dunia terhadap peran ganda ibu menyusui dan bekerja (Depkes RI, 2007).

Penelitian Salfina (2003) di Kecamatan Tebet, Jakarta bahwa 59,7% ibu yang bekerja hanya memberikan ASI 4 kali dalam sehari, sementara jika pada waktu siang hari diberikan susu formula oleh keluarga atau pengasuhnya. Penelitian Hafidhah (2007) di Kabupaten Aceh Besar menunjukkan bahwa 60% yang tidak memberikan ASI Eksklusif didominasi oleh ibu yang bekerja (64,2%).

Memberikan ASI Eksklusif tidak hanya menguntungkan bayi tetapi juga bagi perusahaan. Hal ini didikung oleh bukti ilmiah bahwa yang diberikan ASI Eksklusif akan lebih sehat, sehingga ibu jarang meninggalkan pekerjaanya. Hasil penelitian Cohen, dkk (1995) di Amerika Serikat menunjukkan bahwa ibu bayi dengan


(24)

pemberian ASI Eksklusif lebih jarang absen bekerja (25%) dibandingkan ibu dengan pemberian susu formula kepada bayinya (75%). Penelitian Auerbach, dkk (1984) terhadap 567 ibu bekerja menunjukkan bahwa ibu yang memberikan ASI Eksklusif mempunyai prestasi kerja.

Oleh karenanya, dengan pengetahuan yang benar tentang menyusui, perlengkapan memerah ASI dan dukungan lingkungan kerja dan keluarga agar ibu yang bekerja dapat memberikan ASI secara Eksklusif. Upaya untuk pemberian ASI dapat didukung oleh seluruh keluarga, seperti suami, kakak, dan mertua (Roesli, 2007)

Keluarga terutama suami merupakan bagian penting dalam keberhasilan atau kegagalan menyusui, karena suami menentukan kelancaran refelks pengetahuan ASI (let down refelex) yang sangat dipengaruhi oleh keadaan emosi dan perasaan ibu (Roesli, 2007).

Caplan (1976) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional. Pentingnya dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif sudah direkomendasikan pada KTT tentang kesejahteraan anak (1990), bahwa semua keluarga mengetahui arti penting mendukung wanita dalam pemberian ASI saja untuk 4 sampai 6 bulan pertama kehidupan anak dan memenuhi kebutuhan makanan anak berusia muda pada tahun rawan (Roesli, 2007).

Menurut Sudiharto (2007) dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Dukungan keluarga adalah


(25)

dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6 bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu.

Penelitian Mardeyanti (2007), bahwa 60% ibu yang bekerja tidak patuh memberikan ASI Eksklusif, Hasil analisis regresi logistik memperlihatkan bahwa tingkat pendidikan ibu yang rendah meningkatkan risiko ibu untuk tidak memberikan ASI eksklusif dan ibu yang tidak mendapatkan dukungan keluarga akan meningkatkan risiko untuk tidak memberikan ASI eksklusif. Penelitian Hadinegoro, dkk (2007) di Jakarta, bahwa pemberian ASI Ekslusif dipengaruhi oleh dukungan suami, jam kerja, dan fasilitas ruangan menyusui ditempat kantor. Hasil penelitian menunjukkan, secara proporsi ibu yang memberi ASI Ekslusif, 44% mendapat dukungan dari suami, 17% pada ibu yang bekerja pada tempat kerja yang menyediakan ruangan khusus untuk menyusui, serta 11% bekerja >8 jam.

Data Profil Kesehatan Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam (2007), bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif hanya 18.508 atau 16,8 % dari sejumlah 110.301 bayi. Adapun Kabupaten dengan cakupan paling rendah adalah: (1) Nagan Raya, Gayo Lues, dan Kota Sabang, masing-masing 2% bayi yang mendapatkan ASI Eksklusif. (2) Aceh Jaya, 66 bayi atau 3,6% ; (3) Aceh Timur, 327 bayi atau 3,9 %; dan Aceh besar 629 bayi atau 9,25 % menempati urutan 8 setelah Aceh Utara, Aceh Selatan, Bener Meriah dan Bireuen. Salah satu kecamatan yang ada di Aceh Besar adalah kecamatan Darul Imarah, dan diketahui 64,2% merupakan ibu yang berstatus bekerja.


(26)

Berdasarkan wawancara dengan beberapa ibu yang berada di kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar pada bulan Maret 2009 mengemukakan bahwa singkatnya masa cuti hamil/melahirkan mengakibatkan sebelum masa pemberian ASI eksklusif berakhir sudah harus kembali bekerja. Penyebab lainnya adalah rendahnya dukungan keluarga untuk memberikan ASI Eksklusif pada bayi baru lahir apalagi ketika si ibu sedang bekerja.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian tentang pengaruh dukungan keluarga (dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional) terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.

1.2. Permasalahan

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana pengaruh dukungan keluarga (dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional) terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dukungan keluarga (dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional) terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.


(27)

1.4. Hipotesis

Ada pengaruh dukungan keluarga (dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental, dan dukungan emosional) terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu yang bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan masukan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar dalam peningkatan cakupan ASI Ekslusif khususnya dalam penjaringan ibu menyusui secara Eksklusif pada ibu yang bekerja baik di instansi pemerintah maupun swasta.

2. Memberikan masukan bagi Puskesmas di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dalam upaya peningkatan promosi kesehatan khususnya promosi pemberian ASI Eksklusif bagi ibu bekerja.

3. Memberikan kontribusi terhadap pengembangan ilmu promosi kesehatan dan menjadi referensi bagi penelitian selanjutnya.


(28)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

ASI merupakan makanan yang paling cocok bagi bayi serta mempunyai nilai yang paling tinggi dibandingkan dengan makanan bayi yang dibuat manusia ataupun susu buatan seperti susu sapi atau susu kerbau (Suhardjo, 1992)

ASI Eksklusif adalah pemberian hanya ASI saja tanpa makanan dan minuman, kecuali apabila si bayi menderita sesuatu penyakit sehingga diperlukan pemberian obat yang sebagian besar terbuat dalam kemasan sirup. ASI eksklusif dianjurkan sampai 6 bulan pertama kehidupan bayi (Depkes, 2001). Pemberian ASI secara eksklusif adalah bayi hanya diberi ASI saja, tanpa tambahan cairan lain seperti susu formula, jeruk, madu, air teh dan tanpa tambahan makanan padat seperti pisang papaya bubur susu, biskuit, bubur, nasi, dan tim (Rusli, 2007)

ASI merupakan sumber gizi yang sangat ideal dengan komposisi yang seimbang dan disesuaikan dengan kebutuhan pertumbuhan bai. ASI adlaah makanan yang sempurna, baik kualitas maupun kuantitasnya dengan tatalaksana menyusui yang benar. ASI sebagai bahan makanan tunggal akan cukup memenuhi kebutuhan tumbuh bayi normal sampai usia 6 bulan dan ketika mulai diberikan makanan padat dapat diteruskan sampai usia 2 tahun atau lebih (Soetjiningsih, 1997).

Adapun zat kekebalan yang terdapat pada ASI akan melindungi bayi dari penyakit infeksi seperti diare. ASI juga dapat menurunkan kemungkinan bayi kerkena


(29)

penyakit infeksi telinga, batuk, pilek dan penyakit alergi. Bayi dengan ASI Esklusif ternyata akan lebih sehat dan lebih jarang sakit dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif (Suharjo, 1992)

ASI juga meningkatkan daya tahan tubuh bayi, yaitu bayi yang baru lahir secara alamiah mendapat imonoglobulin (zat kekebalan tubuh) dari ibunya melalui ari-ari. Namun, kadar zat ini akan cepat sekali menurun segera setelah bayi lahir. Badan bayi sendiri baru membuat zat kekebalan sehingga mencapai kadar protective pada waktu berusia sekitar 9 sampai 12. Pada saat kadar zat kekebalan bawaan menurun, sedangkan yang dibentuk oleh badan bayi belum mencukupi maka akan terjadi kesenjangan zat kekebalan pada bayi. Kesenjangan akan hilang atau berkurang apabila bayi diberi ASI, karena ASI adalah cairan hidup yang mengandung zat kekebalan yang akan melindungi bayi dari berbagai penyakit infeksi bakteri, virus, parasit dan jamur (Soetjiningsih, 1997).

ASI meningkatkan kecerdasan, yaitu mengingat bahwa kecerdasan anak berkaitan erat dengan otak maka jelas bahwa faktor utama yang mempengaruhi perkembangan kecerdasan adalah pertumbuhan otak. Sementara itu, faktor terpenting dalam proses pertumbuhan termasuk pertumbuhan otak adalah nutrisi yang diberikan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kuantitas dan kualitas nutrisi secara langsung juga dapat mempengaruhi pertumbuhan, termasuk pertumbuhan otak. Telah disinggung sebelumya bahwa periode tumbuh pesat otak yang pertama sangat penting karena hanya pada masa inilah terjadi pertumbuhan otak yang terpesat. Kesempatan ini hendaknya dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya agar otak bayi dapat tumbuh optimal.


(30)

Kesempatan semacam ini tidak akan terulang lagi selama masa tumbuh kembang anak. Dikatakan bahwa bila seorang bayi menderita kekurangan gizi berat pada masa pertumbuhan otak cpat pertama maka akan terjadi pengurangan jumlah sel otak sebanyak 15-20% sebenarnya alam telah membekali manusia dengan obat pencegahan gangguan gizi pada periode ini. Obat yang dimaksud adalah formula yang ajaib yang diberikan Tuhan pada para ibu, yaitu Air Susu Ibu (Suhardjo, 1992).

Dengan memberikan ASI secara eksklusif sampai bayi berusia 6 bulan akan menjamin tercapainya pengembangan potensi kecerdasan anak secara optimal. Hal ini karena selain sebagai nutrien yang ideal, dengan komposisi yang tepat serta disesuaikan dengan kebutuhan bayi, ASI juga mengandung nutrien-nutrien khusus yang diperlukan otak bayi agar tumbuh optimal. Nutrien-nutrien khusus tersebut tidak terdapat atau hanya sedikit terdapat pada susu sapi. Nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan otak bayi yang tidak ada atau sedikit sekali terdapat pada susu sapi, antara lain : Taurin, yaitu suatu bentuk zat putih telur hanya terdapat di ASI. Laktosa, merupakan hidrat arang utama dari ASI yang hanya sedikit sekali terdapat pada susu ASI. Asam lemak ikatan panjang (DHA, AA, omega-3, omega-6), merupakan asam lemak utama dari ASI yang hanya terdapat sedikit dalam susu sapi (Suhardjo, 1992).

Manfaat lain pemberian ASI bagi bayi : (1) sebagai makanan tunggal untuk memenuhi semua kebutuhan pertumbuhan bayi samapai usia 6 bulan, (2) meningkatkan daya tahan tubuh karena mengandung berbagai zat anti-kekebalan sehingga akan lebih jarang sakit. ASI juga akan mengurangi terjadinya mencret, sakit telinga, dan infeksi saluran pernapasan, (3) melindungi anak dari serangan alergi, (4)


(31)

mengandung asam lemak yang diperlukan untuk pertumbuhan otak sehingga bayi ASI eksklusif potensial lebih pandai, (5) meningkatkan daya penglihatan dan kepandaian bicara, (6) membantu pembentukan rahang yang bagus, (7) mengurangi risiko terkena penyakit kencing manis, kanker pada anak, dan diduga mengurangi kemungkinan menderita penyakit jantung, (8) menunjang perkembangan motorik sehingga bayi ASI eksklusif akan lebih cepat bisa jalan, dan (9) menunjang perkembangan kepribadian, kecerdasan emosional, kematangan spiritual dan hubungan sosial yang baik (Soetjiningsih, 1997).

Selain memberi manfaat pada bayi, menyusui juga memberikan manfaat pada ibu, manfaatnya adalah: (1) mengurangi perdarahan setelah melahirkan, yaitu Apabila bayi disusui segera setelah melahirkan maka kemungknan terjadinya perdarahan setelah melahirkan (postt partum) akan berkurang hal ini karena pada ibu menyusui terjadi peningkatan kadar oksitosin yang berguna juga untuk konstriksi/penutupan pembuluh darah sehingga perdarahan akan lebih cepat berhenti. Hal ini akan menurunkan angka kematian ibu yang melahirkan, (2) mengurangi terjadinya anemia, yaitu mengurangi kemungkanan terjadinya kekurangan darah atau anemia karena kekurangan zat besi, menyusui mengurangi perdarahan, (3) menjarangkan kehamilan, yaitu menyusui merupakan cara kontrasepsi yang aman, murah, dan cukup berhasil. Selama ibu memberi ASI eksklusif dan belum haid, 98% tidak akan hamil pada 6 bulan pertama setelah melahirkan dan 96% tidak akan hamil sampai bayi berusia 12 bulan, (4) mengecilkan rahim, yaitu kadar oksitosin ibu menyusui yang meningkat


(32)

akan sangat membantu rahim kembali ke ukuran sebelum hamil. proses pengecilan ini akan lebih cepat dibanding pada ibu tidak menyusui (Soetjiningsih, 1997).

Pemberian ASI juga dapat membuat Ibu lebih cepat langsing kembali, oleh karena meyusui memerlukan energi maka tubuh akan mengambilnya dari lemak yang tertimbun selama hamil. Dengan demikian berat badan ibu yang menyusui akan cepat kembali ke berat badan sebelum hamil, mengurangi kemungkinan menderita kanker (Soetjiningsih, 1997).

Pada umumnya bila semua wanita melanjutkan menyusui sampai bayi berumur 2 tahun atau lebih, diduga kejadian kanker payudara akan berkurang sampai sekitar 25%, beberapa penelitian menemukan juga bahwa menyusui akan melindungi ibu dari penyakit kanker indung telur, salah satu dari penelitian ini menunjukkan bahwa risiko terkena kanker indung telur pada ibu yang menyusui berkurang sampai 20–25%, lebih ekonomis/murah, yaitu dengan memberikan ASI berarti menghemat pengeluaran untuk susu formula, perlengkapan menyusui, dan persiapan pembuatan minum susu formula. Selain itu, pemberian ASI juga menghemat pengeluaran untuk berobat bayi, misalnya biaya jasa dokter, biaya pembelian obat-obatan, bahkan mungkin biaya pengobatan di rumah sakit (Soetjiningsih, 1997).

Pemberian ASI tidak merepotkan dan hemat waktu, ASI dapat segera diberikan pada bayi tanpa harus menyiapkan dan memasak air, tanpa harus mencuci botol, dan tanpa menunggu agar susu tidak terlalu panas. Pemberian susu botol akan lebih merepotkan terutama pada malam hari, apalagi kalau persediaan susu habis pada malam hari maka kita harus repot mencarinya, portabel dan praktis, yaitu mudah


(33)

di bawa kemana-mana sehingga saat berpergian tidak perlu membawa berbagai alat untuk minum susu formula dan tidak perlu membawa alat listrik untuk memasak atau menghangatkan susu, ASI dapat diberikan di mana saja dan kapan saja dalam kaadaan siap dimakan/minum, serta dalam suhu yang selalu tepat, dan memberi kepuasan bagi ibu, yaitu ibu yang berhasil memberi ASI eksklusif akan merasakan kepuasan, kebanggaan, dan kebahagiaan yang mendalam (Depkes, 2001).

Komposisi ASI terdiri dari (Depkes RI, 2001): kolostrum, yaitu cairan yang kaya zat anti- infeksi dan berprotein tinggi. ASI yang keluar pada hari pertama dan kedua sedikit menurut ukuran kita, tetapi volume kolostrum yang ada dalam payudara mendekati kapasitas lambung bayi yang berusia 1-2 hari.

Cairan encer dan seringkali berwarna kuning atau dapat pula jernih ini lebih menyerupai darah dari pada susu, sebab mengandung sel hidup yang menyerupai sel darah putih yang dapat membunuh kuman penyakit. Cairan ini juga merupakan pencahar yang ideal untuk membersihkan zat yang tidak terpakai dari usus bayi yang baru lahir dan mempersiapkan saluran pencernaan makanan bayi bagi makanan yang akan datang. Kolostrum lebih banyak mengandung protein dibandingkan dengan ASI yang matang, mengandung zat anti- infeksi 10-17 kali lebih banyak dibandingkan ASI yang matang, kadar karbohidrat dan lemak rendah dibandingkan dengan ASI matang, total energi lebih rendah jika dibandingkan susu matang, volume kolostrum antara 150-300 ml/24 jam.

ASI transisi/peralihan, adalah ASI yang keluar setelah kolostrum sampai sebelum menjadi ASI yang matang, kadar protein makin merendah sedangkan kadar


(34)

karbohidrat dan lemak makin meninggi, dan volume akan semakin meningkat. ASI matang (mature), yaitu merupakan ASI yang dikeluarkan pada sekitar hari ke -14 dan seterusnya, komposisi relatif konstan. Pada ibu yang sehat dengan produksi ASI cukup, ASI merupakan makanan satu-satunya yang paling baik dan cukup untuk bayi sampai umur 6 bulan.

Perbedaan komposisi ASI dari menit ke menit, yaitu ASI yang keluar pada 5 menit pertama dinamakan foremilk. Foremilk mempunyai komposisi yang berbeda dengan ASI yang keluar kemudian (hindmilk). Foremilk lebih encer, hindmilk mengandung lemak 4-5 kali lebih banyak dibanding foremilk. Diduga hindmilk inilah yang mengenyangkan bayi.

2.2. Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja

Pemerintah mengeluarkan peraturan yang bisa mendukung agar ibu terus memberikan ASI kepada bayinya. Bahkan hak menyusui pada wanita bekerja telah dijamin pada pasal 83 Undang-undang No 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan, yang menyatakan bahwa pekerja atau buruh perempuan yang anaknya masih menyusui harus diberi kesempatan sepatutnya untuk menyusui anaknya, jika hal ini dilakukan selama waktu kerja (Tasya, 2008).

Terdapat tujuh langkah yang sangat penting untuk keberhasilan pemberian ASI secara esklsuif terumata bagi ibu bekerja, yaitu (1) mempersiapkan payudara, (2) mempelajari ASI dan tatalaksana menyusui, (3) menciptakan dukungan keluarga, (4) memilih tempat melahirkan yang sayang bayi, (5) memilih tenaga kesehatan yang


(35)

mendukung pemberian ASI secara Eksklusif (6) mencari ahli persolan menyusui seperti klinik laksatasi untuk persiapan apabila mereka mengalami kesukaran, dan (7) menciptakan suatu sikap positif tentang ASI dan menyusui (Roesli, 2007)

Menurut Depkes RI (2007) setiap tempat kerja harus mengupayakan fasilitas pendukung PP ASI bagi ibu yang menyusui seperti sarana ruang memerah ASI, perlengkapan untuk memerah dan menyimpan ASI, menyediakan materi penyuluhan ASI.

Secara ideal setiap tempat kerja yang mempekerjakan perempuan hendaknya memiliki tempat penitipan bayi atau anak, sehingga ibu dapat membawa bayinya ke tempat kerja dan menyusui setiap beberapa jam. Namun bila tidak memungkinkan karena tempat kerja jauh dari rumah, tidak memiliki kenderaan pribadi atau jemputan kantor, maka cara lain yang mudah adalah memberikan ASI perah (Roesli, 2007)

Berikut langkah-langkah yang perlu dipersiapkan sebelum ibu bekerja yaitu (1) mempersiapkan siapkan ASI perah sekurang-kurangnya dua hari sebelum mulai bekerja, (2) perahlah ASI setiap 3 jam. Ingat, makin sering ASI dikeluarkan, produksi ASI akan makin melimpah, (3) jangan berikan dot atau empeng pada bayi, (4) siapkan pengasuh bayi yang terampil untuk memberikan ASI perah dengan sendok/cangkir, (5) susuilah bayi Ibu selama bayi bersama Ibu termasuk malam hari, (6) banyak minum, atau minumlah bila haus, dan sebelum serta sesudah menyusui atau memerah ASI (Rusli, 2008).

Alat yang digunakan harus dibersihkan untuk memeras ASI yaitu cangkir/gelas yang bermulut lebar, cucilah dengan sabun dan air bersih dan bilas dengan air hangat.


(36)

Cara memerah ASI yaitu : (1) cuci tangan dengan sabun dan air bersih, (2) duduk dengan nyaman, (3) perah sedikit ASI dan oleskan ke puting, (4) taruh telunjuk, jari tengah dan ibu jari di aerola, dengan posisi jam 06.00 dan 12.00. Bisa juga memposisikan jari pada jam 09.00 dan jam 03.00, (5) tekan ketiga jari kearah dada tanpa bergeser (bukan diurut), kemudian lepaskan, (6) jangan menggosok-gosok atau menekan payudara dengan jari, (7) lakukan untuk kedua payudara selama lebih kurang 20-30 menit (Rusli, 2008).

ASI yang dikeluarkan pada saat awal proses pemerahan akan terlihat lebih encer dan kaya akan protein (disebut Fore Milk), sedang ASI yang dikeluarkan pada menit-menit berikutnya akan terlihat lebih kental karena kaya akan lemak (disebut

Hind Milk), (8) perah ASI setiap 3 jam termasuk malam hari. Pada malam hari,

jadwal pemerahan bisa disesuaikan dengan jam menyusui bayi, yaitu jam 10.00 malam dan 02.00 pagi, (9) memerah bisa dilakukan sedini mungkin (segera setelah bayi lahir), (10) usahakan minum bila terasa haus sebelum dan sesudah memerah (Rusli, 2008).

Waktu memerah ASI dan penyimpanan: (1) saat Ibu berada di rumah : setelah Ibu menyusui dengan payudara kanan, perah payudara kiri. Saat menyusui berikutnya, susui bayi dengan payudara kiri, perah payudara kanan, (2) saat Ibu berada di kantor : perah minimal 3x, misalnya jam 10.00, 13.00 dan 16.00, (3) simpan ASI perah dalam botol atau wadah dari gelas, stainless steel atau plastik yang tertutup rapat, beri label (tanggal dan jam perah) (Rusli, 2008).


(37)

Pastikan botol selalu dibersihkan dan disterilkan sebelum digunakan, (4) simpan botol berisi ASI perah dalam lemari es (bukan freezer) (5) jika tidak ada lemari es, botol berisi ASI perah disimpan dalam termos yang telah diisi es batu. Gantilah es batu yang telah mencair. Atau gunakan cooler khusus dengan blue ice, (6) untuk membawa ASI perah dari kantor ke rumah, masukkan botol berisi ASI perah kedalam termos beri es batu.

ASI dapat disimpan di (1) dalam suhu ruang : tahan 4-6 jam, (2) dalam termos yang diisi es batu : tahan 24 jam, (3) dalam lemari es bagian bawah : tahan 2 x 24 jam, (4) dalam freezer pada lemari es 1 pintu : tahan 2 minggu, (5) dalam freezer pada lemari es 2 pintu : tahan 3 bulan. Meskipun dapat disimpan lama, disarankan agar tidak terlalu lama menyimpan ASI perah karena ASI diproduksi sesuai dengan kebutuhan pertumbuhan dan perkembangan anak

Untuk memberikan susu kepada bayi, keluarkan ASI perah dari lemari es, secara berurutan dari jam perah paling awal, diamkan dalam suhu ruang selama 10-15 menit, untuk ASI yang disimpan di freezer, disarankan untuk memindahkan ke lemari es bagian bawah selama 1 jam sebelum didiamkan dalam suhu ruang, hangatkan ASI dengan cara merendam botol berisi ASI perah dalam wadah yang diberi air hangat, jangan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau merebus ASI karena akan merusak kandungan gizi, hangatkan dalam jumlah tertentu sesuai jumlah yang biasa diminum bayi (dalam sekali minum), siapkan cangkir dan sendok untuk meminumkan ASI perah kepada bayi.


(38)

ASI perah yang didiamkan cukup lama akan terpisah menjadi 2 lapisan, lapisan yang di atas biasanya lebih kental karena kaya akan lemak. Ini bukan berarti ASI telah basi. Kocoklah dengan perlahan hingga ASI menjadi larutan homogen kembali, ASI perah segar akan berbau/beraroma manis. Bila ASI beku yang setelah dicairkan beraroma seperti sabun, hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yang mendadak sehingga proses kerja enzim lipase terganggu. Karena itu tidak disarankan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau merebus ASI, atau membekukan kembali ASI yang telah dihangatkan, jika ASI perah berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan harus dibuang.

Memberikan ASI perah dengan posisi duduk dengan nyaman, peganglah bayi tegak lurus/setengah tegak dipangkuan Ibu / pengasuh, peganglah sendok dan sentuhkan ke ujung bibir bayi. Untuk bayi yang telah bisa minum ASI dengan menggunakan sendok, dapat diganti dengan menggunakan gelas berukuran kecil, bayi akan mengisap/menjilat ASI, tumpahkan sedikit demi sedikit ke mulut bayi, jangan menuang ASI ke mulut bayi, setelah bayi mendapat cukup ASI, pegang bayi dalam posisi tegak untuk disendawakan (Roesli, 2007)

2.3. Dukungan Keluarga

Menurut Sarwono (2003) dukungan adalah suatu upaya yang diberikan kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Menurut Santoso (2001) dukungan yaitu suatu usaha untuk menyokong sesuatu atau suatu daya upaya untuk membawa sesuatu.


(39)

Bailon dan Maglaya dalam Sudiharto (2007) menyatakan, bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu budaya. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang di rekat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama.

Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda-beda pada setiap tahap siklus kehidupan (Friedman, 1998).

Sudiarto (2007), menyatakan setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran formal dan informal, misalnya ayah mempunyaiperan formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan pelindung keluarga. Struktur keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan keluarga saling berbagi, kemampuan sistem pendukung di antara anggota keluarga, kemampuan perawatan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah.

Menurut Bugges dalam Friedman (1998) keluarga terdiri dari orang-orang yang disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami isteri, ayah dan ibu, anak laki-laki


(40)

dan anak perempuan. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.

Menurut Friedman (1998), tipe-tipe keluarga antara lain (1) keluarga inti atau

konjugal yaitu keluarga yang menikah, sebagai orang tua ayah pemberi nafkah,

keluarga inti terdiri dari suami, isteri dan anak mereka, baik anak kandung maupun anak adopsi, (2) keluarga orientasi atau keluarga besar yaitu keluarga inti dan orang-orang yang berhubungan darah seperti kakek/nenek, bibi, paman dan sepupu.

Friedman dalam Sudiharto (2007), menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling menerima dan mendukung. Menurut Friedman (2003) dukungan keluarga merupakan bagian integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah meningkatkan penyusuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.

Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Caplan (1976) dalam Friedman (1998) menjelaskan bahwa keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan isntrumental dan dukungan emosional. Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai sebuah keluarga diseminator atau penyebar informasi tentang semua informasi yang ada dalam kehidupan. Keluarga berfungsi sebagai pencari informasi yang berhubungan dengan masalah menyusui dari tenaga


(41)

kesehatan, dan melakukan konsultasi, serta mencari informasi dari media cetak maupun sumber lain yang mendukung.

Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana keluarga bertindak sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan masalah dan sebagai sumber validator identitas anggota dalam keluarga. Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah sumber petolongan praktis dan kongkrit untuk menyelesaikan masalah, dan dukungan emosional adalah bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah tempat pemulihan yang aman dan damai untuk beristirahat dan membantu secara psikologis untuk menstabilkan emosi dan mengendalikan diri. Salah satu bentuknya adalah melalui pemberian motivasi dan sebagai fasilitator serta mendengarkan seluruh keluhan-keluhan anggota keluarga atau ibu terhadap masalah yang sedang dihadapinya (Caplan dalam Friedman 1998).

Menurut Watson dalam Friedman (1998), salah satu bentuk dukungan keluarga berupa pemberian bantuan dalam bentuk materi seperti pinjaman uang, bantuan fisik berupa alat-alat atau lainnya yang mendukung dan membantu menyelesaikan masalah. Dalam mengatasi ketegangan kehadiran keluarga sangat penting untuk mendorong ibu dalam meningkatkan kepercayaan diri dan menstabilkan emosinya, serta memberikan motivasi yang besar terhadap ibu yang menyusui.

Menurut Sudiharto (2007) dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Dukungan keluarga adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6


(42)

bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu.

Menurut Roesli (2007), suami dan keluarga dapat berperan aktif dalam pemberian ASI dengan cara memberikan dukungan emosional atau bantuan praktis lainnya.

2.4. Landasan Teori

Caplan (1976) dalm Friedman (1998) mengemukakan bahwa keluarga memiliki fungsi dukungan yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional.

2.5. Kerangka Konsep

Berdasarkan tujuan penelitian dan landasan teori, maka kerangka konsep penelitian ini dapat digambarkan seperti berikut :

Varibel Independen Variabel Dependen

DUKUNGAN KELUARGA 1. Dukungan Informasional

Pemberian ASI Eksklusif 2. Dukungan Penilaian

3. Dukungan Instrumental 4. Dukungan Emosional


(43)

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian survai dengan tipe explanatory research (pendekatan eksploratif) yang bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh dukungan keluarga terhadap pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Waktu penelitian berlangsung selama 11 Bulan terhitung bulan Maret 2009 sampai dengan Februari 2010.

3.3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang bekerja dan menyusui di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar yang berjumlah 740 ibu.

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu yang menyusui di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar dengan besar sampel diambil menggunakan rumus yang dikemukakan Slovin dalam Soleh (2005), yaitu :


(44)

) ( 1 2 d N N n + = Keterangan: n = Besar Sampel

N = Jumlah Populasi yang diketahui (N=740 orang)

d = Presisi/tingkat kepercayaan/ketepatan yang diinginkan (d=10% atau 0,01) dengan perhitungan: 2 ) 1 , 0 ( 740 1 ( ) 740 ( + = n 01 , 88 ) 4 , 8 ( ) 740 ( = = n

n =88 ibu bekerja

Maka besar sampel dalam penelitian ini adalah sebanyak 88 ibu menyusui yang ada di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar, yang diambil secara

simple random sampling yaitu mengambil sampel secara acak dengan tehnik undian

sampai memenuhi sampel yang diharapkan dengan kriteria sampel: (1) Ibu usia 15 -44 tahun

(2) Bekerja di luar rumah


(45)

3.4. Metode Pengumpulan Data 3.4.1. Data Primer

Metode pengambilan data dalam penelitian ini adalah untuk data primer melalui wawancara langsung berpedoman pada kuesioner yang telah disiapkan. Data primer pada penelitian ini mencakup dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional serta pemberian ASI Eksklusif.

3.4.2. Data Sekunder

Data sekunder diperoleh dari Dinas Kesehatan Kabupaten Aceh Besar, dan catatan puskesmas Darul Imarah berupa cakupan pemberian ASI Eksklusif, dan data demografi lainnya.

3.4.3. Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji coba kuesioner dilakukan di Kecamatan Montasik terhadap 20 ibu menyusui yang mempunyai bayi usia 0-6 bulan dan mempunyai kriteria sampel.

Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauhmana suatu ukuran atau nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item yang diperoleh dari nilai corrected item total correlation, dengan ketentuan jika nilai r hitung > r tabel, maka dinyatakan valid dan sebaliknya.

Sedangkan reliabilitas data merupakan indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya dan tepat dengan menggunakan metode


(46)

Cronbach's Alpha, dengan ketentuan, jika nilai r Alpha > r tabel, maka dinyatakan relialibel.

Adapun hasil pengujian validitas dan reliabilitas alat ukur jumlah responden 20 orang (df=n-1; df=20-1=19), pada taraf 5% secara keseluruhan menunjukkan valid dan realibel (Lihat lampiran 2).

3.5.Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 3.5.1. Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalah pemberian ASI Eksklusif adalah tindakan nyata dari ibu dalam memberikan ASI pada bayinya usia 0-6 bulan secara terus menerus tanpa makanan tambahan seperti bubur nasi, dan bubur pisang.

3.5.2. Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah dukungan keluarga (suami, orang tua dan anggota keluarga lain), adapun dukungan yang diberikan dalam bentuk dukungan informasional, penilaian, instrumental dan dukungan emosional.

(1) Dukungan informasional adalah adanya interaksi anggota keluarga dalam memberikan informasi kesehatan selama pemberian ASI melalui konsultasi dengan tenaga kesehatan dan dari sumber informasi lainnya.

(2) Dukungan penilaian adalah adanya upaya anggota keluarga untuk memberikan bimbingan dan terlibat dalam pembuatan keputusan kepada ibu dalam pemberian ASI Eksklusif.


(47)

(3) Dukungan instrumental adalah adanya upaya anggota keluarga untuk memberikan bantuan dalam bentuk praktik seperti menyediakan makanan bergizi bagi ibu menyusui, membantu mengerjakan tugas-tugas tertentu dan memfasilitasi kebutuhan ibu selama masa menyusui.

(4) Dukungan emosional adalah adanya upaya anggota keluarga untuk membantu menciptakan kenyamanan dan ketenangan emosi ibu selama masa menyusui dan meningkatkan kepercayaan diri ibu untuk memberikan ASI Eksklusif.

3.6. Metode Pengukuran

3.6.1. Pengukuran Variabel Dependen

Pengukuran variabel dependen yaitu variabel pemberian ASI Eksklusif di dasarkan pada skala ordinal dari tiga pertanyaan dengan alternatif jawaban “ya” (bobot nilai 1), dan “tidak”(bobot nilai 0). Nilai keseluruhan dari skor yaitu 3x1=3, dan dikategorikan menjadi dua, yaitu :

(1) Ekslusif, jika responden memperoleh nilai 3;

(2) Tidak Eksklusif, jika responden memperoleh nilai <3

3.6.2. Pengukuran Variabel Independen

(1) Pengukuran variabel dukungan Informasinal didasarkan pada skala ordinal dari tujuh pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban ”ya (bobot nilai 1)”dan” tidak (bobot nilai 0)”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu:


(48)

1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥median ( 2

1

+ N

) yaitu ≥4

2. Kurang, jika responden memperoleh skor <median ( 2

1

+ N

) yaitu <4

(2) Pengukuran variabel dukungan penilaian didasarkan pada skala ordinal dari enam pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban ”ya (bobot nilai 1)” dan ”tidak (bobot nilai 0)”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu:

1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥median ( 2

1

+ N

) yaitu ≥3,5

2. Kurang, jika responden memperoleh skor <median ( 2

1

+ N

) yaitu <3,5

(3) Pengukuran variabel dukungan instrumental didasarkan pada skala ordinal dari enam pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban ”ya (bobot nilai 1)” dan ”tidak (bobot nilai 0)”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu:

1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥median ( 2

1

+ N

) yaitu ≥3,5

2. Kurang, jika responden memperoleh skor <median ( 2

1

+ N

) yaitu <3,5

(4) Pengukuran variabel dukungan emosional didasarkan pada skala ordinal dari enam pertanyaan yang diajukan dengan alternatif jawaban ”ya (bobot nilai 1)” dan ”tidak (bobot nilai 0)”, dan dikategorikan menjadi 2, yaitu:

1. Baik, jika responden memperoleh skor ≥median ( 2

1

+ N

) yaitu ≥3,5

2. Kurang, jika responden memperoleh skor <median ( 2

1

+ N


(49)

3.7. Metode Analisis Data

1) Analisis univariat, yaitu analisis yang menggambarkan secara tunggal variabel-variabel penelitian baik independen maupun dependen dalam bentuk distribusi frekuensi dan dihitung persentasenya.

2) Analisis bivariat, yaitu analisis lanjutan untuk melihat hubungan variabel independen dengan dependen dengan menggunakan uji chi square pada tingkat kepercayaan 95%. Uji Chi Square ini juga digunakan sebagai uji kandidat atas variabel independen (p< 0,25) untuk diikut sertakan dalam uji multivariat (multipleregresi logistic).

3) Untuk melihat pengaruh beberapa variabel independen terhadap pemberian ASI Ekslusif pada ibu bekerja di Kecamatan Darul Imarah kabupatena Aceh Besar dilakukan dengan uji multiple regresi logistic. Regresi logistik ganda digunakan untuk melihat pengaruh satu atau beberapa variabel independen terhadap dependen. Uji regresi logistik ganda dapat digunakan apabila variabel dependennya dikotomus (bineri) (Murti, 1997). Adapun Persamaan regresi logistik ganda seperti berikut ini:

Logit P (x) = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3+ b4 X4 Keterangan:

P = Probabilitas

b1,2,3 = Nilai Beta

X1 = Dukungan Informasional

X2 = Dukungan Penilaian

X3 = Dukungan Instrumental


(50)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Darul Imarah merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Aceh Besar Propinsi Nanggroe Aceh Darussalam dengan ibu kota Kecamatan Lampeuneureut, dan berada 60 Km dari Ibu Kota Kabupaten Aceh Besar, dan dengan luas Wilayah Kecamatan : 23,75 Km2. Secara secara geografis kecamatan Darul Imarah berbatasan: a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Lhoknga

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Ingin Jaya c. Sebelah Utara berbatasan dengan Kota Banda Aceh

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Darul Kamal.

Secara administrasi pemerintahan, di Kecamatan Darul Imarah terdapat 4 Mukim (kelurahan) dan 32 desa. Dilihat dari aspek demografi, jumlah penduduk di Kecamatan Darul Imarah adalah sebanyak 51.926 jiwa yang terdiri laki-laki sebanyak 25.625 jiwa dan perempuan sebanyak 26.301 jiwa, dan terdiri dari 11.438 Kepala Keluarga.

Adapun fasilitas umum yang terdapat di Kecamatan Darul Imarah adalah 15 buah mesjid, 32 buah Meunasah (surau), 3 pesantren Modern, 10 Taman Kanak-kanak, 7 SD/MIN, 5 SLTP/MTsN, 3 SMU/MAN, 2 Perguruan Tinggi dan 1 unit puskesmas


(51)

4.2 Karakteristik Ibu Bekerja

Hasil penelitian menunjukkan berdasarkan kelompok umur, diketahui mayoritas ibu berusia antara 20-30 tahun yaitu sebanyak 57 orang (64,8%). Pengkategorian kelompok umur ini didasarkan pada usia terendah dan usia tertinggi dari responden. Hasil penelitian selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 4.1.

Tabel 4.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Karakteristik Ibu Jumlah (n) Persentase (%)

Umur

1 20 - 30 Tahun 57 64,8

2 31 - 40 Tahun 31 35,2

Total 88 100

Pendidikan

1 Tamat SLTP sederajat 22 25,0

2 Tamat SLTA sederajat 36 40,9

3 Tamat D-1 9 10,2

4 Tamat D-3 16 18,2

5 Tamat Sarjana 5 5,7

Total 88 100

Pekerjaan

1 Pegawai Swasta/Wiraswasta 70 79,5

2 PNS 18 20,5

Total 88 100

Penghasilan Keluarga

1 ≤ Rp.1000.000,- 60 68,2

2 > Rp.1000.000,- 28 31,8

Total 88 100

Jumlah Anak

1 ≤ 2 Anak 68 77,3

2 > 2 Anak 20 22,7

Total 88 100

Berdasarkan Tabel 4.1. di atas dapat juga diketahui bahwa mayoritas ibu berpendidikan tamat SLTA sederajat yaitu sebanyak 36 orang (40,9%), mayoritas


(52)

bekerja sebagai pegawai swasta/wiraswasta yaitu sebanyak 70 orang (79,5%) dengan penghasilan terbanyak ≤ Rp.1.000.000 per bulan dan mayoritas mempunyai anak ≤ 2 anak yaitu sebanyak 68 orang (77,3%).

4.3 Analisis Univariat

4.3.1. Distribusi Frekuensi Variabel Pemberian ASI Eksklusif

Variabel pemberian ASI Eksklusif dilihat dari tiga indikator, yaitu pemberian kolostrum, pemberian ASI secara terus menerus dan pemberian ASI tanpa makanan pendamping. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas ibu tidak memberikan kolostrum yaitu sebanyak 50 orang (56,8%), dan mayoritas ibu memberikan ASI secara terus menerus yaitu sebanyak 65 orang (73,9%), serta mayoritas ibu juga memberikan ASI tanpa makanan pendamping yaitu sebanyak 57 orang (64,8%). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Pemberian ASI pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Jawaban

Ya Tidak

No Pemberian ASI

n % n %

1 Memberi kolostrum 38 43.2 50 56.8 2 Memberi ASI saja secara terus menerus 67 76,1 21 23,1 3 Memberi ASI saja tanpa makanan

pendamping 67 76,1 31 23,1

Keseluruhan indikator pemberian ASI tersebut di atas, maka variabel pemberian ASI dapat dikategorikan menjadi ASI Eksklusif dan ASI tidak Eksklusif. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar pemberian ASI termasuk tidak


(53)

Eksklusif yaitu sebanyak 67 orang (76,1%) sedangkan ibu dengan pemberian ASI Eksklusif sebanyak 23 ibu (23,9%). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3. Distribusi Responden Berdasarkan Variabel Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Pemberian ASI Jumlah (n) Persentase (%)

1 Eksklusif 21 23,9

2 Tidak Eksklusif 67 76,1

Total 88 100,0

4.3.2. Distribusi Frekuensi Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini mencakup empat variabel yaitu dukungan Informasional, instrumental, penilaian dan dukungan emosional.

a. Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Informasional

Dukungan Informasional dalam penelitian ini didasarkan pada tujuh variabel. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4. Distribusi Responden Menurut Indikator Dukungan Informasional pada Ibu Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Jawaban

Ya Tidak

N

o Dukungan Informasional

n % n %

1 Memberi Informasional usia wajib ASI 54 61.4 34 38.6 2 Mencari Informasional tentang ASI 30 34.1 58 65.9 3 Memberi bahan bacaan bagi ibu 39 44.3 49 55.7 4 Mendampingi ibu konsultasi 69 78.4 19 21.6 5 Memberi Informasional cara penyiapan ASI 23 26.1 65 73.9 6

Informasionalkan pengasuh bayi agar hanya beri

ASI 44 50.0 44 50.0

7

Informasionalkan pengasuh bayi cara pemberian


(54)

Berdasarkan tabel 4.4. di atas, diketahui bahwa mayoritas ibu mempunyai keluarga yang memberikan Informasional tentang usia wajib ASI yaitu sebanyak 54 orang (61,4%), mayoritas keluarga ibu tidak mencari Informasional tentang ASI yaitu sebanyak 58 orang (65,9%), mayoritas keluarga ibu tidak memberikan bahan bacaan atau Informasional lain tentang ASI yaitu sebanyak 49 orang (55,7%), dan mayoritas keluarga ibu juga tidak memberikan Informasional cara penyiapan ASI yaitu sebanyak 65 orang (73,9%).

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada indikator dukungan Informasional tersebut, maka variabel dukungan Informasional dapat dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil penelitian dilihat pada Tabel 4.5.

Tabel 4.4. Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Informasional pada Ibu Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Dukungan Informasional Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 30 34,1

2 Kurang 58 65,9

Total 88 100,0

Tabel 4.4. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar ibu mempunyai dukungan Informasional kategori kurang yaitu sebanyak 58 orang (65,9%), sedangkan ibu dengan dukungan Informasional baik sebanyak 30 orang (34,1%).

b. Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Penilaian

Variabel dukungan penilaian didasarkan pada enam indikator. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar keluarga ibu tidak membimbing ibu untuk memberi ASI


(55)

yaitu sebanyak 58 orang (65,9%), mayoritas keluarga ibu juga tidak membimbing ibu ketika bermasalah selama menyusui yaitu sebanyak 47 orang (53,4%). Selain itu keluarga ibu juga tidak membimbing cara memerah dan menyimpan ASI perah yaitu sebanyak 61 orang (69,3%), dan mayoritas keluarga ibu juga tidak membimbing pengasuh cara memberi ASI perah yaitu sebanyak 47 orang (53,4%), seperti pada Tabel 4.5.

Tabel 4.5. Distribusi Responden berdasarkan Indikator Dukungan Penilaian pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Jawaban

Ya Tidak

No Dukungan Penilaian

n % n %

1 Membimbing ibu untuk memberi ASI 30 34.1 58 65.9 2 Membimbing ibu bermasalah selama Menyusui 41 46.6 47 53.4 3 Menemani ibu selama masa Menyusui 69 77.5 20 22.5 4 Membimbing cara memerah dan simpan ASI

perah 27 30.7 61 69.3

5 Membimbing cara memberi ASI perah 46 52.3 42 47.7 6 Membimbing pengasuh cara beri ASI perah 41 46.6 47 53.4

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi indikator variabel dukungan penilaian di atas, maka variabel dukungan instrumental dapat dikategorikan menjadi baik dan kurang, seperti pada Tabel 4.6.


(56)

Tabel 4.6. Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Penilaian pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Dukungan Penilaian Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 18 20,5

2 Kurang 70 79,5

Total 88 100

Tabel 4.6. di atas menunjukkan bahwa sebagian besar dukungan penilaian pada ibu Bekerja termasuk kurang yaitu sebanyak 70 orang (79,5%), sedangkan ibu dengan dukungan penilaian baik sebanyak 18 orang (20,5%).

c. Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Instrumental

Variabel dukungan instrumental didasarkan pada enam indikator. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar keluarga ibu menyediakan makanan yang cukup yaitu sebanyak 58 ibu (65,9%), dan mengantar dan menyediakan biaya ke sarana kesehatan yaitu sebanyak 73 orang (83,0%), memberi ASI perah kepada bayi selama ibu bayi bekerja dan menjaga ASI perah tetap berkualitas yaitu masing-masing sebanyak 49 ibu (55,7%). Namun sebagian besar keluarga ibu tidak ikut serta membantu merawat bayi yaitu sebanyak 47 orang (53,4%), dan tidak membantu pengasuh bayi memberikan ASI yaitu sebanyak 56 orang (63,6%). Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.7.


(57)

Tabel 4.7. Distribusi Responden berdasarkan Indikator Dukungan Instrumental pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Jawaban

Ya Tidak

No Dukungan Instrumental

n % n %

1 Menyediakan makanan yang cukup 58 65.9 30 34.1 2 Ikut serta membantu merawat bayi 41 46.6 47 53.4 3 Memberi ASI perah kepada bayi selama ibu

bekerja 49 55.7 39 44.3

4 Mengantar dan sediakan biaya ke sarana

kesehatan 73 83.0 15 17.0

5 Membantu pengasuh bayi memberikan ASI 32 36.4 56 63.6 6 Menjaga ASI perah agar tetap berkualitas 49 55.7 39 44.3

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada indikator dukungan instrumental tersebut, maka variabel dukungan instrumental dapat dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil penelitian dilihat pada Tabel 4.8.

Tabel 4.8. Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Instrumental pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Dukungan Instrumental Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 37 42.0

2 Kurang 51 58.0

Total 88 100

Tabel 4.8. di atas menunjukkan bahwa dukungan instrumental ibu termasuk kategori kurang yaitu sebanyak 51 orang (58,0%), sedangkan ibu dengan dukungan instrumental baik sebanyak 37 orang (42,0%).


(58)

d. Distribusi Frekuensi Variabel Dukungan Emosional

Dukungan emosional dalam penelitian ini didasarkan pada enam indikator. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.9

Tabel 4.9. Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Emosional pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Jawaban

Ya Tidak

No Dukungan Emosional

n % n %

1 Mendengarkan keluhan ibu 50 56,8 38 43,2 2 Memotivasi ibu memberi ASI 56 63,6 32 36,4 3

Menyakinkan ibu beri ASI sampai usia bayi 6

bulan 73 83,0 15 17,0

4 Menganjurkan ibu konsumsi makanan bergizi 49 55,7 39 44,3 5 Menjaga perasaan ibu dan menyenangkan hati ibu 57 64,8 31 35,2 6

Memotivasi pengasuh bayi agar selalu beri ASI

Perah 55 62,5 33 37,5

Berdasarkan tabel 4.9, diketahui bahwa sebagian besar keluarga ibu mendengarkan keluhan ibu yaitu sebanyak 50 orang (56,8%), mayoritas keluarga ibu juga memotivasi ibu memberi Asi yaitu sebanyak 56 orang (63,6%), dan meyakinkan ibu memberi ASI sampai bayi usia 6 bulan yaitu sebanyak 73 orang (83,0%). Selain itu mayoritas ibu juga menjaga perasaan ibu dan menyenangkan hati ibu yaitu sebanyak 57 orang (64,8%) serta memotivasi pengasuh agar selalu memberi ASI yaitu sebanyak 55 orang (62,5%).

Berdasarkan hasil distribusi frekuensi pada indikator dukungan emosional tersebut, maka variabel dukungan emosional dapat dikategorikan menjadi baik dan kurang. Hasil penelitian dilihat pada Tabel 4.10.


(59)

Tabel 4.10 Distribusi Responden berdasarkan Variabel Dukungan Emosional pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Dukungan Emosional Jumlah (n) Persentase (%)

1 Baik 46 52.3

2 Kurang 42 47.7

Total 88 100

Berdasarkan Tabel 4.10 di atas, diketahui bahwa sebagian besar responden mempunyai dukungan emosional kategori baik yaitu sebanyak 46 orang (52,3%), sedangkan ibu dengan dukungan emosional kategori kurang sebanyak 42 orang (47,7%).

4.4 Analisis Bivariat

Analisis bivariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat hubungan variabel independen (dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional) dengan pemberian ASI Eksklusif pada ibu bekerja dengan menggunakan uji chi square pada taraf kepercayaan 95%, kemudian diidentifikasi variabel-variabel yang dapat dimasukkan dalam analisis multivariat dengan ketentuan jika nilai p<0,25. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.11.


(60)

Tabel 4.11 Hubungan Variabel Independen dengan Pemberian ASI Eksklusif pada Ibu Bekerja di Kecamatan Darul Imarah Kabupaten Aceh Besar Tahun 2009

Pemberian ASI Eksklusif Tidak

Ekslusif Variabel Independen

n % n %

Nilai X² Nilai

p

Dukungan Informasional

1 Baik 18 60,0 12 40,0

2 Kurang 3 5,2 55 94,8 33,714 0,000

Dukungan Penilaian

1 Baik 15 83,3 3 16,7

2 Kurang 6 8,6 64 91,4 44.047 0,000

Dukungan Instrumental

1 Baik 4 57,1 3 42,9

2 Kurang 17 33,3 34 66,7 5.987 0,014

Dukungan Emosional

1 Baik 19 51,4 18 48,6

2 Kurang 2 3,9 49 96,1 12.364 0,000

Tabel 4.11. menunjukkan bahwa proporsi ibu bekerja yang memberi ASI Eksklusif 60,0% terdapat pada ibu dengan dukungan Informasional kategori baik dibandingkan ibu dengan dukungan Informasional yang kurang (5,2%). Sedangkan responden dengan pemberian ASI Tidak Eksklusif 94,8% terdapat pada ibu dengan dukungan Informasional kurang. Hasil uji chi square terdapat hubungan dukungan Informasional dengan pemberian ASI Ekslusif (p= 0,000).

Berdasarkan variabel dukungan penilaian, bahwa proporsi ibu bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif 83,3% terdapat pada ibu dengan dukungan penilaian baik, sedangkan ibu bekerja dengan pemberian ASI tidak Eksklusif 91,4% terdapat pada ibu dengan dukungan penilaian kurang. Hasil uji chi square menunjukkan bahwa ada


(61)

hubungan yang signifikan antara dukungan penilaian dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai p=0,000.

Berdasarkan variabel dukungan instrumental, diketahui proporsi ibu bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif 57,1% terdapat pada ibu dengan dukungan instrumental yang baik, sedangkan ibu bekerja dengan pemberian ASI Tidak Eksklusif 66,7% terdapat pada ibu dengan dukungan instrumental yang kurang. Hasil uji chi square diketahui ada hubungan yang signifikan antara dukungan instrumental dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai (p= 0,000).

Berdasarkan variabel dukungan emosional, diketahui proporsi ibu bekerja dengan pemberian ASI Eksklusif 51,4% terdapat pada ibu dengan dukungan emosional yang baik, sedangkan ibu bekerja dengan pemberian ASI Tidak Eksklusif 96,1% terdapat pada ibu dengan dukungan instrumental yang kurang. Hasil uji chi

square menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara dukungan emosional

dengan pemberian ASI Eksklusif dengan nilai (p= 0,000).

4.9 Analisis Multivariat

Analisis multivariat dalam penelitian ini dimaksudkan untuk melihat pengaruh variabel independen terhadap dependen dan sekaligus melihat variabel paling dominan dari variabel independen terhadap dependen dengan pertimbangan pada analisis bivariat (uji chi square) terdapat variabel yang mempunyai nilai p<0,25.


(62)

Berdasarkan hasil uji chi square diketahui keseluruhan variabel (empat variabel) mempunyai nilai p<0,25, yaitu variabel dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan instrumental dan dukungan emosional, maka ke empat variabel tersebut layak untuk dilanjutkan dalam analisis multivariat. Adapun uji yang digunakan dalam analisis ini adalah regresi logistik ganda, dengan pertimbangan karena skala ukur variabel dependen merupakan nominal dan dikotomi, kemudian variabel independen mempunyai skala ukur ordinal dan jumlah variabelnya lebih dari satu variabel. Hasil penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12 Uji Regresi Logistik

No Variabel Nilai B Nilai p

1 Dukungan Informasional - 2,296 0,096

2 Dukungan Penilaian - 1,177 0,227

3 Dukungan Instrumental 2,108 0,017

4 Dukungan Emosional 3,648 0,000

Nilai Konstanta - 5,089

Tabel 4.12. di atas menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai pengaruh paling dominan dalam pemberian ASI Eksklusif adalah variabel dukungan emosional dengan nilai ß=3,648.


(1)

Dukungan Informasi * Pemberian ASI Eksklusif Crosstabulation

55 3 58

62,5% 3,4% 65,9%

12 18 30

13,6% 20,5% 34,1%

67 21 88

76,1% 23,9% 100,0%

Count % of Total Count % of Total Count % of Total Kurang

Baik Dukungan Informasi

Total

Tidak

Eksklusif Eksklusif Pemberian ASI

Eksklusif

Total

Chi-Square Tests

32,714b 1 ,000

29,766 1 ,000

32,719 1 ,000

,000 ,000

32,342 1 ,000

88 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 7,16.

b.

Dukungan Penilaian * Pemberian ASI Eksklusif


(2)

Crosstab

64 6 70

91.4% 8.6% 100.0%

72.7% 6.8% 79.5%

3 15 18

16.7% 83.3% 100.0%

3.4% 17.0% 20.5%

67 21 88

76.1% 23.9% 100.0%

76.1% 23.9% 100.0%

Count

% within Dukungan Penilaian

% of Total Count

% within Dukungan Penilaian

% of Total Count

% within Dukungan Penilaian

% of Total Kurang

Baik Dukungan Penilaian

Total

Tidak

Eksklusif Eksklusif Pemberian ASI

Eksklusif

Total

Chi-Square Tests

44.047b 1 .000

40.029 1 .000

39.541 1 .000

.000 .000

43.547 1 .000

88 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 4.30.


(3)

Dukungan Instrumental * Pemberian ASI Eksklusif

Crosstab

34 17 51

66.7% 33.3% 100.0%

38.6% 19.3% 58.0%

33 4 37

89.2% 10.8% 100.0%

37.5% 4.5% 42.0%

67 21 88

76.1% 23.9% 100.0%

76.1% 23.9% 100.0%

Count

% within Dukungan Instrumental % of Total Count

% within Dukungan Instrumental % of Total Count

% within Dukungan Instrumental % of Total Kurang

Baik Dukungan Instrumental

Total

Tidak

Eksklusif Eksklusif Pemberian ASI

Eksklusif

Total

Chi-Square Tests

5.987b 1 .014

4.811 1 .028

6.440 1 .011

.021 .012

5.919 1 .015

88 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)

Computed only for a 2x2 table a.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 8.83.


(4)

Dukungan Emosional * Pemberian ASI Eksklusif

Dukungan Emosional * Pemberian ASI Eksklusif Crosstabulation

49 2 51

96,1% 3,9% 100,0%

73,1% 9,5% 58,0%

55,7% 2,3% 58,0%

18 19 37

48,6% 51,4% 100,0%

26,9% 90,5% 42,0%

20,5% 21,6% 42,0%

67 21 88

76,1% 23,9% 100,0%

100,0% 100,0% 100,0%

76,1% 23,9% 100,0%

Count

% within Dukungan Emosional

% within Pemberian ASI Eksklusif % of Total Count

% within Dukungan Emosional

% within Pemberian ASI Eksklusif % of Total Count

% within Dukungan Emosional

% within Pemberian ASI Eksklusif % of Total Kurang

Baik Dukungan Emosional

Total

Tidak

Eksklusif Eksklusif Pemberian ASI

Eksklusif

Total

Chi-Square Tests

12.364b 1 .000

10.666 1 .001

13.520 1 .000

.000 .000

12.223 1 .000

88 Pearson Chi-Square

Continuity Correctiona Likelihood Ratio Fisher's Exact Test Linear-by-Linear Association N of Valid Cases

Value df

Asymp. Sig. (2-sided)

Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig. (1-sided)


(5)

Logistic Regression

Case Processing Summary

88 100.0

0 .0

88 100.0

0 .0

88 100.0

Unweighted Casesa

Included in Analysis Missing Cases Total

Selected Cases

Unselected Cases Total

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the total number of cases.

a.

Dependent Variable Encoding 0 1 Original Value

Tidak Eksklusif Eksklusif

Internal Value

Block 0: Beginning Block

Classification Tablea,b

67 0 100.0

21 0 .0

76.1 Observed

Tidak Eksklusif Eksklusif Pemberian ASI

Eksklusif

Overall Percentage Step 0

Tidak

Eksklusif Eksklusif Pemberian ASI

Eksklusif

Percentage Correct Predicted

Constant is included in the model. a.

The cut value is .500 b.

Variables in the Equation

-1.160 .250 21.521 1 .000 .313

Constant Step 0


(6)

Variables not in the Equation

7.047 1 .008

4.219 1 .040

19.154 1 .000

36.932 1 .000

45.086 4 .000

INFO PNILAIAN INTRUMNT EMOSINL Variables

Overall Statistics Step

0

Score df Sig.

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

53.085 4 .000

53.085 4 .000

53.085 4 .000

Step Block Model Step 1

Chi-square df Sig.

Model Summary

43.628 .453 .679

Step 1

-2 Log likelihood

Cox & Snell R Square

Nagelkerke R Square

Classification Tablea

64 3 95.5

4 17 81.0

92.0 Observed

Tidak Eksklusif Eksklusif Pemberian ASI

Eksklusif

Overall Percentage Step 1

Tidak

Eksklusif Eksklusif Pemberian ASI

Eksklusif

Percentage Correct Predicted

The cut value is .500 a.

Variables in the Equation

-2.296 1.377 2.777 1 .096 .101

-1.177 .974 1.461 1 .227 .308

2.108 .886 5.663 1 .017 8.233

INFO PNILAIAN INTRUMNT Step

1a