ASI perah yang didiamkan cukup lama akan terpisah menjadi 2 lapisan, lapisan yang di atas biasanya lebih kental karena kaya akan lemak. Ini bukan berarti
ASI telah basi. Kocoklah dengan perlahan hingga ASI menjadi larutan homogen kembali, ASI perah segar akan berbauberaroma manis. Bila ASI beku yang setelah
dicairkan beraroma seperti sabun, hal ini disebabkan perubahan struktur lemak dalam ASI akibat perubahan suhu yang mendadak sehingga proses kerja enzim lipase
terganggu. Karena itu tidak disarankan menghangatkan ASI dengan air mendidih atau merebus ASI, atau membekukan kembali ASI yang telah dihangatkan, jika ASI perah
berbau asam, maka bisa jadi ASI telah basi dan harus dibuang. Memberikan ASI perah dengan posisi duduk dengan nyaman, peganglah bayi
tegak lurussetengah tegak dipangkuan Ibu pengasuh, peganglah sendok dan sentuhkan ke ujung bibir bayi. Untuk bayi yang telah bisa minum ASI dengan
menggunakan sendok, dapat diganti dengan menggunakan gelas berukuran kecil, bayi akan mengisapmenjilat ASI, tumpahkan sedikit demi sedikit ke mulut bayi, jangan
menuang ASI ke mulut bayi, setelah bayi mendapat cukup ASI, pegang bayi dalam posisi tegak untuk disendawakan Roesli, 2007
2.3. Dukungan Keluarga Menurut Sarwono 2003 dukungan adalah suatu upaya yang diberikan
kepada orang lain, baik moril maupun materil untuk memotivasi orang tersebut dalam melaksanakan kegiatan. Menurut Santoso 2001 dukungan yaitu suatu usaha untuk
menyokong sesuatu atau suatu daya upaya untuk membawa sesuatu.
Universitas Sumatera Utara
Bailon dan Maglaya dalam Sudiharto 2007 menyatakan, bahwa keluarga adalah dua atau lebih individu yang bergabung karena hubungan darah, perkawinan
atau adopsi. Mereka hidup dalam satu rumah tangga, melakukan interaksi satu sama lain menurut peran masing-masing, serta menciptakan dan mempertahankan suatu
budaya. Keluarga adalah suatu kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih yang di rekat oleh ikatan darah, perkawinan, atau adopsi serta tinggal bersama.
Dukungan keluarga merupakan suatu proses yang terjadi sepanjang masa kehidupan, sifat dan jenis dukungan berbeda-beda pada setiap tahap siklus kehidupan
Friedman, 1998. Sudiarto 2007, menyatakan setiap anggota keluarga mempunyai struktur peran
formal dan informal, misalnya ayah mempunyaiperan formal sebagai kepala keluarga dan pencari nafkah. Peran informal ayah adalah sebagai panutan dan pelindung
keluarga. Struktur keluarga meliputi kemampuan berkomunikasi, kemampuan keluarga saling berbagi, kemampuan sistem pendukung di antara anggota keluarga,
kemampuan perawatan diri dan kemampuan menyelesaikan masalah. Menurut Bugges dalam Friedman 1998 keluarga terdiri dari orang-orang yang
disatukan oleh ikatan perkawinan, darah dan ikatan adopsi. Para anggota sebuah keluarga biasanya hidup bersama-sama dalam satu rumah tangga, atau jika mereka
hidup secara terpisah, mereka tetap menganggap rumah tangga tersebut sebagai rumah mereka. Anggota keluarga berinteraksi dan berkomunikasi satu sama lain
dalam peran-peran sosial keluarga seperti suami isteri, ayah dan ibu, anak laki-laki
Universitas Sumatera Utara
dan anak perempuan. Keluarga sama-sama menggunakan kultur yang sama, yaitu kultur yang diambil dari masyarakat dengan beberapa ciri unik tersendiri.
Menurut Friedman 1998, tipe-tipe keluarga antara lain 1 keluarga inti atau konjugal yaitu keluarga yang menikah, sebagai orang tua ayah pemberi nafkah,
keluarga inti terdiri dari suami, isteri dan anak mereka, baik anak kandung maupun anak adopsi, 2 keluarga orientasi atau keluarga besar yaitu keluarga inti dan orang-
orang yang berhubungan darah seperti kakeknenek, bibi, paman dan sepupu. Friedman dalam Sudiharto 2007, menyatakan bahwa fungsi dasar keluarga
antara lain adalah fungsi efektif, yaitu fungsi internal keluarga untuk pemenuhan kebutuhan psikososial, saling mengasuh dan memberikan cinta kasih, serta saling
menerima dan mendukung. Menurut Friedman 2003 dukungan keluarga merupakan bagian integral dari dukungan sosial. Dampak positif dari dukungan keluarga adalah
meningkatkan penyusuaian diri seseorang terhadap kejadian-kejadian dalam kehidupan.
Baik keluarga inti maupun keluarga besar berfungsi sebagai sistem pendukung bagi anggotanya. Caplan 1976 dalam Friedman 1998 menjelaskan bahwa keluarga
memiliki fungsi dukungan yaitu dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan isntrumental dan dukungan emosional. Dukungan informasional adalah
keluarga berfungsi sebagai sebuah keluarga diseminator atau penyebar informasi tentang semua informasi yang ada dalam kehidupan. Keluarga berfungsi sebagai
pencari informasi yang berhubungan dengan masalah menyusui dari tenaga
Universitas Sumatera Utara
kesehatan, dan melakukan konsultasi, serta mencari informasi dari media cetak maupun sumber lain yang mendukung.
Dukungan penilaian adalah jenis dukungan dimana keluarga bertindak sebagai pembimbing dan bimbingan umpan balik, memecahkan masalah dan sebagai sumber
validator identitas anggota dalam keluarga. Dukungan instrumental adalah bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah sumber petolongan praktis dan kongkrit
untuk menyelesaikan masalah, dan dukungan emosional adalah bentuk dukungan dimana keluarga sebagai sebuah tempat pemulihan yang aman dan damai untuk
beristirahat dan membantu secara psikologis untuk menstabilkan emosi dan mengendalikan diri. Salah satu bentuknya adalah melalui pemberian motivasi dan
sebagai fasilitator serta mendengarkan seluruh keluhan-keluhan anggota keluarga atau ibu terhadap masalah yang sedang dihadapinya Caplan dalam Friedman 1998.
Menurut Watson dalam Friedman 1998, salah satu bentuk dukungan keluarga berupa pemberian bantuan dalam bentuk materi seperti pinjaman uang,
bantuan fisik berupa alat-alat atau lainnya yang mendukung dan membantu menyelesaikan masalah. Dalam mengatasi ketegangan kehadiran keluarga sangat
penting untuk mendorong ibu dalam meningkatkan kepercayaan diri dan menstabilkan emosinya, serta memberikan motivasi yang besar terhadap ibu yang
menyusui. Menurut Sudiharto 2007 dukungan keluarga mempunyai hubungan dengan
suksesnya pemberian ASI Eksklusif kepada bayi. Dukungan keluarga adalah dukungan untuk memotivasi ibu memberikan ASI saja kepada bayinya sampai usia 6
Universitas Sumatera Utara
bulan, memberikan dukungan psikologis kepada ibu dan mempersiapkan nutrisi yang seimbang kepada ibu.
Menurut Roesli 2007, suami dan keluarga dapat berperan aktif dalam pemberian ASI dengan cara memberikan dukungan emosional atau bantuan praktis
lainnya.
2.4. Landasan Teori