Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Plankton

Menurut Subarijanti 1990, cahaya merupakan faktor utama dan terpenting dalam pertumbuhan fitoplankton, terutama dalam kelancaran proses fotosintesis. Kesempurnaan ini tergantung besar kecilnya intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan. Genus Diacyclops merupakan genus plankton yang hadir pada setiap stasiun penelitian. Hal ini terjadi karena adanya kadar nitrat dan kadar fosfat yang hampir sama yaitu 11,7-14,8 mgl dan 0,21-0,23 mgl Tabel 4.6. Dimana kadar nitrat dan kadar fosfat merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam pertumbuhan dan perkembangan plankton terutama fitoplankton. Nitrat dan fosfat merupakan nutrisi dalam pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton, dan fitoplankton merupakan makanan bagi zooplankton. Menurut MNLH 2004, apabila nitrat 0,008 mgl perairan tersebut dikatakan kategori baik dan jika nitrat 0,008 mgl maka perairan tersebut dikatakan kategori buruk. Menurut Bayurini 2006, zat-zat hara anorganik yang utama diperlukan untuk tumbuh dan berkembang biak adalah nitrat dan fosfat. Nitrat merupakan sumber nitrogen yang penting untuk pertumbuhan fitoplankton. Fosfat dalam perairan berasal dari sisa-sisa organisme dan pupuk yang masuk ke dalam perairan. Fitoplankton dapat menggunakan unsur fosfor dalam bentuk fosfat bagi pertumbuhannya.

4.2 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Plankton

yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian Dari penelitian yang telah dilakukan pada setiap stasiun penelitian didapatkan indeks keanekaragaman H ’ dan indeks keseragaman E plankton, seperti terlihat pada Tabel 4.3 Tabel 4.3 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Plankton yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian Stasiun H’ E 1 2,16 0,76 2 2,28 0,77 3 2,34 0,81 Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dili hat bahwa indeks keanekaragaman H’ tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 2,34. Hal ini menunjukkan bahwa pada stasiun 3 merupakan daerah yang sesuai untuk pertumbuhan plankton karena memiliki Universitas Sumatera Utara kandungan fosfat yang tinggi yaitu 14,4 mgl Tabel 4.6. Sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 1 sebesar 2,16 karena merupakan daerah pemukiman sehingga masuknya nutrisi sangat sedikit dan didapatkan spesies- spesies yang mendominasi. Menurut Handayani Mufti 2008, keanekaragaman tergantung pada jumlah jenis yang ada dalam suatu komunitas dan pola penyebaran individu antar jenis. Indeks keanekaragaman tidak hanya ditentukan oleh jumlah jenis dan jumlah individu saja tetapi juga dipengaruhi oleh pola penyebaran, jumlah individu pada masing-masing jenis. Suatu komunitas dinyatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila ternyata banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies yang relatif merata. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa indeks keseragaman E tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 0,81 karena penyebaran plankton merata dan tidak ada spesies yang mendominasi. Sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 1 sebesar 0,76 karena adanya spesies yang mendominasi. Hal ini diperkuat Pirzan Petrus 2005, apabila keseragaman mendekati nol berarti keseragaman antar spesies di dalam komunitas tergolong rendah dan sebaliknya keseragaman yang mendekati satu dapat dikatakan keseragaman antar spesies tergolong merata atau sama. Menurut Suin 2002, penyebaran plankton di dalam air tidak sama pada kedalaman yang berbeda. Tidak samanya penyebaran plankton dalam badan air disebabkan adanya perbedaan suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya dan faktor - faktor abiotik lainnya di kedalaman air yang berbeda.

4.3 Indeks Similaritas IS Plankton yang diperoleh pada setiap stasiun