BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Faktor Biotik Perairan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan di Perairan Muara Desa Belawan I Kecamatan Medan Belawan Provinsi Sumatera Utara didapatkan 9
kelas plankton yang terdiri dari 21 famili dan 22 genus, seperti pada Tabel 4.1 Tabel 4.1 Jenis Plankton yang diperoleh di Perairan Muara Desa Belawan I
KELAS ORDO
FAMILI GENUS
A. FITOPLANKTON
1. Bacillariophyceae
1. Bacillariales
1. Achnanthaceae
1.
Achnanthes 2.
Coscinodiscaceae 2. Coscinodiscus
3. Cymbellaceae
3. Cymbella 4.
Fragilariaceae 4. Diatoma
5. Naviculaceae
5. Navicula 6.
Nitzchiaceae 6. Nitzchia
7. Rhizosoleniaceae
7. Rhizosolenia 8.
Surirellaceae 8. Surirella
2. Chlorophyceae
2. Chlorococchales 9. Oocystaceae
9. Closteriopsis 3. Tetrasporales
10. Tetrasporaceae 10. Tetraspora
4. Ulotrichales 11. Microsporaceae
11. Microspora 12. Ulotrichaceae
12. Ulothrix 13. Uronema
5. Zygnematales 13. Desmidiaceae
14. Closterium 14. Mesotoniaceae
15. Gonatozygon 3.
Chrysophyceae 6. Chrysomonadales
15. Chrysophaceae 16. Phaeoplaca
4. Cyanophyceae
7. Chlorococchales 16. Ceratiaceae
17. Cerataulina 5.
Dinophyceae 8. Desmomonadales
17. Peridianiceae 18. Peridinium
6. Euglenophyceae
9. Eugnales 18. Euglenaceae
19. Euglena 7.
Rhodophyceae 10. Nemalionales
19. Lemaneaceae 20. Lemanea
B. ZOOPLANKTON
8. Ciliata
11. Frontonniina 20. Frontoniidae
21. Glaucoma 9.
Maxiliopoda 12. Cyclopoida
21. Cycloppoidae 22. Diacyclops
Berdasarkan Tabel 4.1 dapat dilihat bahwa plankton yang didapatkan di perairan Muara Desa Belawan I terdiri dari 22 genus dan 9 kelas yaitu Bacillariophyceae
8 jenis, Chlorophyceae 7 jenis, Chrysophyceae 1 jenis, Cyanophyceae 1 jenis, Dinophyceae 1 jenis, Euglenophyceae 1 jenis, Rhodophyceae 1 jenis,
Ciliata 1 jenis dan Maxiliopoda 1 jenis. Genus dari kelas Bacillariophyceae dan kelas Chlorophyceae adalah genus terbanyak yang ditemukan pada
keseluruhan sampel yang diteliti. Banyaknya ditemukan genus dari kelas Bacillariophyceae diduga karena pengambilan sampel dilakukan saat air laut baru
masukpasang. Kelas Bacillariophyceae ini merupakan jenis Diatom, dimana menurut Sachlan 1980, Diatom ini merupakan jenis yang banyak terdapat di laut
Universitas Sumatera Utara
dan diliputi oleh tanah diatom yang tebal, namun jika ada blooming dari Diatom maka akan sering terdapat 60-100 juta plankton per liter yang akan meracuni
perairan tersebut. Banyaknya ditemukan genus dari kelas Chlorophyceae diduga karena
adanya pengaruh dari salinitas dan kandungan unsur hara. Menurut Sachlan 1980, fitoplankton di perairan sepanjang tahun berubah-ubah. Biasanya
fitoplankton yang terdapat pada salinitas 20
o oo
ke atas sebagian besar mirip dengan fitoplankton laut, sedangkan fitoplankton yang hidup dalam salinitas 0
o oo
sampai 10
o oo
mirip seperti fitoplankton tawar, fitoplankton yang hidup dalam salinitas 10
o oo
sampai 20
o oo
terdiri dari campuran fitoplankton air laut dan fitoplankton air tawar.
4.1.1 Kelimpahan Plankton, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran pada setiap stasiun penelitian
Dari hasil perhitungan terhadap plankton, maka diperoleh nilai
Kelimpahan plankton IndL, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran pada setiap stasiun penelitian terlihat pada Tabel 4.2 berikut ini:
Tabel 4.2 Nilai Kelimpahan Plankton IndL, Kelimpahan Relatif dan Frekuensi Kehadiran yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian
GENUS STASIUN 1
STASIUN 2 STASIUN 3
K KR
FK K
KR FK
K KR
FK
1.
Achnanthes
- -
- 20,40
1,65 16,66
- -
-
2.
Coscinodiscus 20,40
1,09 16,66
20,40 1,65
16,66 20,40
1,16 16,66
3.
Cymbella 20,40
1,09 16,66
20,40 1,65
16,66 163,26
9,35 91,66
4.
Diatoma 163,26
8,79 100
61,22 4,95
41,66 142,85
8,18 91,66
5.
Navicula 40,81
2,19 25
20,40 1,65
16,66 20,40
1,16 16,66
6.
Nitzchia 20,40
1,09 16,66
20,40 1,65
16,66 81,63
4,67 41,66
7.
Rhizosolenia -
- -
51,02 4,13
33,33 20,40
1,16 16,66
8.
Surirella 20,40
1,09 16,66
30,61 2,47
25 -
- -
9.
Closteriopsis 224,48
12,08 100
20,40 1,65
16,66 -
- -
10.
Tetraspora 40,81
2,19 25
20,40 1,65
16,66 20,40
1,16 16,66
11.
Microspora -
- -
30,61 2,47
25 20,40
1,16 16,66
12.
Ulothrix 40,81
2,19 25
40,81 3,30
33,33 204,08
11,69 100
13.
Uronema 40,81
2,19 25
20,40 1,65
16,66 51,02
2,92 41,66
14.
Closterium 20,40
1,09 16,66
- -
- 20,40
1,16 16,66
15.
Gonatozygon 346,93
18,68 100
244,89 19,83
100 306,12
17,54 100
16.
Phaeoplaca -
- -
20,40 1,65
16,66 20,40
1,16 16,66
17.
Cerataulina -
- -
20,40 1,65
16,66 61,22
3,50 25
18.
Peridinium 428,57
23,07 100
265,30 21,48
100 367,34
21,05 100
19.
Euglena 40,81
2,19 33,33
20,40 1,65
16,66 -
- -
20.
Lemanea 20,40
1,09 16,66
- -
- 20,40
1,16 16,66
21.
Glaucoma 61,22
3,29 25
- -
- 20,40
1,16 16,66
22.
Diacyclops 306,12
16,48 100
285,71 23,14
100 183,67
10,52 100
TOTAL 1857,03
100 1234,57
100 1744,79
100
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada stasiun 1, nilai kelimpahan, kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran plankton tertinggi
terdapat pada genus Peridinium sebesar 428,57 indl, 23,07 dan 100, genus Gonatozygon sebesar 346,93 indl, 18,68 dan 100, genus Diacyclops sebesar
306,12 indl, 16,48 dan 100, genus Closteriopsis sebesar 224,48 indl, 12,08 dan 100, dan genus Diatoma sebesar 163,26 indl, 8,79, dan 100.
Sedangkan yang terendah terdapat pada genus Coscinodiscus, Cymbella, Nitzchia, Surirella, Closterium, Lemanea, sebesar 20,40 indl, 1,09 dan 16,66.
Kebanyakan plankton tidak dapat berkembang pada air dengan aliran deras. Menurut Ewusie 1990 dalam Surbakti 2009, plankton tidak dapar berkembang
subur dalam air mengalir.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada stasiun 2, nilai kelimpahan, kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran plankton tertinggi
terdapat pada genus Diacyclops sebesar 285,71 indl, 23,14 dan 100, genus Peridinium sebesar 265,30 indl, 21,48 dan 100, dan genus Gonatozygon
sebesar 244,89 indl, 19,83, dan 100. Sedangkan yang terendah terdapat pada genus Achnanthes, Coscinodiscus, Cymbella, Navicula, Nitzchia, Closteriopsis,
Tetraspora, Uronema, Phaeoplaca, Cerataulina dan Euglena sebesar 20,40 indl, 1,65 dan 16,66.
Berdasarkan Tabel 4.2 dapat dilihat bahwa pada stasiun 3, nilai kelimpahan, kelimpahan relatif dan frekuensi kehadiran plankton tertinggi
terdapat pada genus Peridinium sebesar 367,34 indl, 21,05 dan 100, genus Gonatozygon sebesar 306,12 indl, 17,54 dan 100, genus Ulothrix sebesar
204,08 indl, 11,69 dan 100, dan genus Diacyclops sebesar 183,67 indl, 10,52, dan 100 . Sedangkan yang terendah terdapat pada genus Coscinodiscus,
Navicula, Rhizosolenia, Tetraspora, Microspora, Closterium, Phaeoplaca, Lemanea dan Glaucoma sebesar 20,40 indl, 1,16 dan 16,66.
Berdasarkan nilai KR dan FK plankton pada setiap stasiun maka hanya 5 genus yang dapat hidup dengan baik pada setiap stasiun penelitian yaitu:
Peridinium, Gonatozygon, Diacyclops, Closteriopsis dan Ulothrix. Hal ini sesuai dengan Suin 2002, apabila didapatkan nilai KR 10 dan FK 25
menunjukkan bahwa organisme tersebut dapat hidup dan berkembang dengan
Universitas Sumatera Utara
baik pada habitat tersebut. Genus Peridinium merupakan genus plankton yang
hadir pada setiap stasiun penelitian. Hal ini terjadi karena setiap stasiun memiliki nilai pH dan suhu yang tidak berbeda yaitu 7,0-7,3 dan 29-30
C dan sangat mendukung bagi pertumbuhan dan perkembangan genus tersebut Tabel 4.6.
Menurut Isnanetyo Kurniastuty 1995, suhu yang optimum bagi kelangsungan
hidup fitoplankton adalah 25
Menurut Handayani Mufti 2008, pH berpengaruh pada setiap kehidupan organisme, namun setiap organisme mempunyai batas toleransi yang
bervariasi terhadap pH perairan. Toleransi masing-masing jenis terhadap pH juga sangat dipengaruhi faktor lain seperti suhu dan oksigen terlarut. Apabila suhu di
perairan tinggi maka oksigen terlarut menjadi rendah. Hal ini akan mengganggu dalam pernafasan dan pengaturan kecepatan metabolisme zooplankton. Kenaikan
pH pada perairan akan menurunkan konsentrasi CO
2
terutama pada siang hari ketika proses fotosintesi sedang berlangsung. Dengan adanya aktivitas fotosintesis,
maka kadar oksigen terlarut DO meningkat di perairan. Menurut Hutabarat 1986, suhu merupakan faktor pembatas bagi proses
produksi fitoplankton. Jika suhu terlalu tinggi dapat merusak jaringan tubuh fitoplankton sehingga fotosintesis terganggu. Tingginya suhu dapat menaikkan
laju maksimum fotosintesis sedangkan pengaruh tidak langsung yaitu dalam merubah struktur hidrologi kolam perairan yang dapat mempengaruhi distribusi
fitoplankton. Secara umum laju fotosintesis fitoplankton meningkat dengan meningkatnya suhu perairan, tetapi akan menurun secara drastis setelah mencapai
suatu titik suhu tertentu. Hal ini disebabkan karena setiap spesies fitoplankton selalu beradaptasi terhadap suatu kisaran suhu tertentu.
Genus Gonatozygon merupakan genus plankton yang hadir pada setiap stasiun penelitian. Hal ini terjadi karena pada setiap stasiun memiliki intensitas
cahaya berkisar 120-175cd candela Tabel 4.6. Dimana intensitas cahaya merupakan salah satu faktor yang penting dalam kehidupan plankton terutama
dalam proses fotosintesis. Semakin tinggi intensitas cahaya yang masuk, maka proses fotosintesis akan semakin tinggi sehingga menyebabkan kelimpahan
fitoplankton akan semakin tinggi.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Subarijanti 1990, cahaya merupakan faktor utama dan terpenting dalam pertumbuhan fitoplankton, terutama dalam kelancaran proses
fotosintesis. Kesempurnaan ini tergantung besar kecilnya intensitas cahaya yang masuk ke dalam perairan.
Genus Diacyclops merupakan genus plankton yang hadir pada setiap stasiun penelitian. Hal ini terjadi karena adanya kadar nitrat dan kadar fosfat yang
hampir sama yaitu 11,7-14,8 mgl dan 0,21-0,23 mgl Tabel 4.6. Dimana kadar nitrat dan kadar fosfat merupakan salah satu faktor yang sangat penting dalam
pertumbuhan dan perkembangan plankton terutama fitoplankton. Nitrat dan fosfat merupakan nutrisi dalam pertumbuhan dan perkembangan fitoplankton, dan
fitoplankton merupakan makanan bagi zooplankton. Menurut MNLH 2004, apabila nitrat 0,008 mgl perairan tersebut dikatakan kategori baik dan jika nitrat
0,008 mgl maka perairan tersebut dikatakan kategori buruk. Menurut Bayurini 2006, zat-zat hara anorganik yang utama diperlukan
untuk tumbuh dan berkembang biak adalah nitrat dan fosfat. Nitrat merupakan sumber nitrogen yang penting untuk pertumbuhan fitoplankton. Fosfat dalam
perairan berasal dari sisa-sisa organisme dan pupuk yang masuk ke dalam perairan. Fitoplankton dapat menggunakan unsur fosfor dalam bentuk fosfat bagi
pertumbuhannya.
4.2 Indeks Keanekaragaman H’ dan Indeks Keseragaman E Plankton