Indeks Similaritas IS Plankton yang diperoleh pada setiap stasiun Indeks Distribusi Id Plankton yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian

kandungan fosfat yang tinggi yaitu 14,4 mgl Tabel 4.6. Sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 1 sebesar 2,16 karena merupakan daerah pemukiman sehingga masuknya nutrisi sangat sedikit dan didapatkan spesies- spesies yang mendominasi. Menurut Handayani Mufti 2008, keanekaragaman tergantung pada jumlah jenis yang ada dalam suatu komunitas dan pola penyebaran individu antar jenis. Indeks keanekaragaman tidak hanya ditentukan oleh jumlah jenis dan jumlah individu saja tetapi juga dipengaruhi oleh pola penyebaran, jumlah individu pada masing-masing jenis. Suatu komunitas dinyatakan mempunyai keanekaragaman spesies yang tinggi apabila ternyata banyak spesies dengan jumlah individu masing-masing spesies yang relatif merata. Berdasarkan Tabel 4.3 dapat dilihat bahwa indeks keseragaman E tertinggi terdapat pada stasiun 3 sebesar 0,81 karena penyebaran plankton merata dan tidak ada spesies yang mendominasi. Sedangkan yang terendah terdapat pada stasiun 1 sebesar 0,76 karena adanya spesies yang mendominasi. Hal ini diperkuat Pirzan Petrus 2005, apabila keseragaman mendekati nol berarti keseragaman antar spesies di dalam komunitas tergolong rendah dan sebaliknya keseragaman yang mendekati satu dapat dikatakan keseragaman antar spesies tergolong merata atau sama. Menurut Suin 2002, penyebaran plankton di dalam air tidak sama pada kedalaman yang berbeda. Tidak samanya penyebaran plankton dalam badan air disebabkan adanya perbedaan suhu, kadar oksigen, intensitas cahaya dan faktor - faktor abiotik lainnya di kedalaman air yang berbeda.

4.3 Indeks Similaritas IS Plankton yang diperoleh pada setiap stasiun

penelitian Dari penelitian yang telah dilakukan pada setiap stasiun penelitian diperoleh nilai indeks similaritas IS, seperti pada Tabel 4.4 Tabel 4.4 Indeks Similaritas IS Plankton yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian IS Stasiun 1 Stasiun 2 Stasiun 3 Stasiun 1 - 77,77 80 Stasiun 2 - - 91,89 Stasiun 3 - - - Universitas Sumatera Utara Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa indeks similaritas IS yang didapatkan pada lokasi penelitian bervariasi dan berkisar antara 77,77-91,89. Indeks similaritas IS antara Stasiun 1 dengan 2 sebesar 77,77, Stasiun 1 dengan 3 sebesar 80 dan Stasiun 2 dengan 3 sebesar 91,89. Ini menunjukkan bahwa dua komunitas yang dibandingkan dikatakan relatif sama. Hal ini sesuai dengan Brower Jerold 1990, dua komunitas yang dibandingkan dikatakan relatif sama apabila indeks kesamaan komunitas lebih besar atau sama dengan 50, sebaliknya jika indeks kesamaan komunitas lebih kecil dari 50, maka kedua komunitas yang dibandingkan itu dapat dianggap sebagai dua komunitas yang berbeda. Kesamaan komunitas yang tinggi antara dua kawasan yang dibandingkan sangat ditentukan oleh kondisi faktor lingkungan yang terdapat pada kedua kawasan tersebut Krebs, 1985.

4.4 Indeks Distribusi Id Plankton yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian

Dari penelitian yang telah dilakukan pada setiap stasiun penelitian didapatkan indeks distribusi id plankton, seperti terlihat pada Tabel 4.5 Tabel 4.5 Indeks Distribusi Id Plankton yang diperoleh pada setiap stasiun penelitian Stasiun Id Keterangan I 1,63 Distribusi berkelompok II 1,69 Distribusi berkelompok III 1,38 Distribusi berkelompok Berdasarkan Tabel 4.5 dapat dilihat bahwa indeks distribusi yang didapatkan pada setiap stasiun penelitian berkisar 1,38-1,69 dan merupakan distribusi berkelompok. Hal ini sesuai dengan Michael 1984, distribusi spesies adalah random bila Indeks Distribusi = 1, distribusi berkelompok bila Indeks Distribusi 1 dan distribusi beraturan bila Indeks distribusi 1. Hidup berkelompok bagi hewan sangat dimungkinkan terjadi karena hewan memilih hidup pada perairan yang paling sesuai di ekosistem, baik dalam hal faktor fisik-kimia maupun dalam hal tersedianya makanan. Menurut Brower Jerold 1990 dalam Siregar 2009, kemampuan penetrasi cahaya sampai dengan kedalaman tertentu juga akan Universitas Sumatera Utara mempengaruhi distribusi dan intensitas fotosintesis tumbuhan air di badan perairan. Menurut Novonty dan Olem 1994 dalam Hutabarat 2010, oksigen terlarut adalah gas oksigen yang terlarut dalam air. Oksigen terlarut dalam perairan merupakan faktor penting sebagai pengatur metabolisme tubuh organisme untuk tumbuh dan berkembang biak. Sumber oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi oksigen yang terdapat di atmosfer, arus atau aliran air melalui air hujan serta aktivitas fotosintesis oleh tumbuhan air dan fitoplankton.

4.5 Faktor Fisik-Kimia Perairan