60
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
III.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada PT. Nusira Crumb Rubber Medan yang beralamat di Jl. Pertahanan No. 70A Medan Amplas. Penelitian ini dilakukan mulai
bulan Nopember 2009 sampai dengan Maret 2010.
III.2. Metode Penelitian III.2.1. Pendekatan Penelitian
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Menurut Singarimbun dan Effendy 1995 bahwa, ”Survei adalah penelitian
yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum menggunakan
metode statistik”.
III.2.2. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Kuncoro 2003 bahwa, ”Penelitian deskriptif kuantitatif meliputi
pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab mengenai status terakhir dari subjek penelitian ”.
III.2.3. Sifat Penelitian
Adapun sifat penelitian ini adalah penjelasan explanatory fenomena yang terjadi di objek penelitian mengenai pengaruh tata letak mesin–mesin produksi
Universitas Sumatera Utara
55 terhadap produktivitas karyawan pada PT. Nusira Crumb Rubber Medan. Disamping
itu peneliti juga meneliti mengenai pengaruh performance mesin dan perawatan mesin terhadap kualitas hasil produksi pada PT. Nusira Crumb Rubber Medan.
Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Menurut Sugiyono 2006 bahwa, “Penelitian deskriptif explanatory adalah
penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan variabel–variabel yang diteliti serta pengaruh antara satu variabel dengan variabel lain”.
III.3. Populasi dan Sampel
Penelitian ini yang menjadi populasinya adalah operator produksi pre– cleaning dan milling yang berjumlah 30 orang. Sampel dalam penelitian ini adalah
seluruh operator produksi pre–cleaning dan milling yang berjumlah 30 orang atau seluruh anggota populasi, sehingga sampel dalam penelitian adalah sampel jenuh
sensus. Menurut Sugiyono 2008 bahwa, “Sampling jenuh adalah teknik penentuan
sampel bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel”.
III.4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui wawancara, kuesioner, dan studi dokumentasi.
1. Wawancara interview yang dilakukan kepada Kepala Bagian Produksi PT.
Nusira Crumb Rubber Medan atau pihak–pihak lain yang berhak dan berwenang untuk memberikan informasi dan keterangan yang dibutuhkan
dalam penelitian .
Universitas Sumatera Utara
56 2.
Daftar pertanyaan questionnaire yang diberikan kepada operator produksi pre–cleaning dan milling yang dijadikan responden pada PT. Nusira Crumb
Rubber Medan. 3.
Studi dokumentasi dilakukan dengan mengumpulkan dan mempelajari dokumen–dokumen yang diperoleh dari PT. Nusira Crumb Rubber Medan
berupa sejarah singkat berdirinya perusahaan, struktur organisasi dan berbagai dokumen penting lainnya yang relevan dengan penelitian.
III.5. Jenis dan Sumber Data
Adapun jenis dan sumber data pada penelitian ini yaitu : 1.
Data primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung dari wawancara interview dan daftar pertanyaan questionare.
2. Data sekunder diperoleh dari studi dokumentasi berupa dokumen–dokumen
resmi yang diterbitkan oleh PT. Nusira Crumb Rubber Medan.
III.6. Identifikasi Variabel Penelitian Variabel independen atau variabel bebas X adalah variabel yang
mempengaruhi atau menjadi sebab timbulnya perubahan pada variabel terikat. Variabel dependen atau variabel terikat Y adalah variabel yang dipengaruhi
atau menjadi akibat karena adanya perubahan dari variabel bebas.
Universitas Sumatera Utara
57
III.6.1. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Pertama Variabel bebas X dalam perumusan masalah pertama adalah tata letak
mesin–mesin produksi yang terdiri dari penempatan mesin X
1
, jumlah mesin X
2
, dan luas area produksi X
3
. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah produktivitas karyawan Y.
Untuk lebih jelasnya identifikasi, definisi operasional variabel, indikator dan
skala hipotesis pertama dapat dilihat pada Tabel III.1 berikut ini :
Tabel III.1. Definisi Operasional, Indikator, dan Skala Pengukuran Variabel Hipotesis Pertama
Variabel Definisi Operasional
Indikator Skala
Pengukuran
Produktivitas Karyawan Y
Output proses produksi pre-cleaning dan milling
yang dihasilkan oleh karyawan yang bekerja.
1. Produk yang dihasilkan
setiap jam kerja. 2.
Jam kerja operator mesin setiap shift.
3. Produk yang dihasilkan
setiap operator mesin. Skala Likert
Penempatan Mesin X
1
Posisi mesin–mesin produksi yang digunakan
dalam proses produksi. 1.
Urutan proses produksi. 2.
Fungsi mesin. 3.
Jenis mesin. Skala Likert
Jumlah Mesin X
2
Unit mesin yang dipergunakan dalam
proses produksi. 1.
Pengurangan mesin produksi.
2. Penambahan mesin baru.
Skala Likert Luas Area
Produksi X
3
Lahan yang dipergunakan dalam penempatan
mesin–mesin produksi 1.
Jarak antara mesin–mesin 2.
Ruang gerak. 3.
Pengawasan produksi. Skala Likert
III.6.2. Identifikasi dan Definisi Operasional Variabel Hipotesis Kedua
Variabel bebas dalam perumusan masalah kedua adalah performance mesin X
1
, dan perawatan mesin X
2
. Sedangkan yang menjadi variabel terikat adalah kualitas hasil produksi Y.
Universitas Sumatera Utara
58 Untuk lebih jelasnya identifikasi, definisi operasional, indikator dan skala
pengukuran variabel hipotesis kedua dapat dilihat pada Tabel III.2 berikut ini :
Tabel III.2. Definisi Operasional, Indikator, dan Skala Pengukuran Variabel Hipotesis Kedua
Variabel Definisi Operasional
Indikator Skala
Pengukuran
Kualitas Hasil
Produksi Y Mutu produk yang
dihasilkan mesin pre- cleaning dan milling.
1. Hasil potongan bokar.
2. Ketebalan blanket.
3. Kadar kotoran blanket.
4. Proses ulang bokar dan
blanket. Skala Likert
Performance Mesin X
1
Kemampuan dan kualitas mesin–mesin
produksi yang dipergunakan dalam
proses produksi. 1.
Kelancaran proses produksi.
2. Teknologi mesin.
3. Kapasitas mesin.
Skala Likert
Perawatan Mesin X
2
Menjagamemperbaiki mesin–mesin produksi
agar lebih tahan lama. 1.
Jadwal perawatan mesin. 2.
Penggantian komponen mesin.
3. Suku cadang mesin.
Skala Likert
III.7. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji validitas dan reliabilitas dalam penelitian ini dilakukan pada operator produksi pre–cleaning dan milling yang hanya terdapat 5 orang yang tidak termasuk
dalam sampel penelitian.
III.7.1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Dalam bidang ilmu sosial, alat ukur tersebut dapat berupa angket
kuesioner maupun seperangkat alat tes.
Universitas Sumatera Utara
59 Menurut Sugiyono 2006, “Jika nilai validitas setiap pertanyaan lebih besar
dari nilai koefisien korelasi r 0,30 maka butir pertanyaan dianggap sudah valid”.
Menurut Ghozali 2005, “Uji validitas dipergunakan untuk mengukur sah atau
valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut”.
Uji validitas dilakukan dengan bantuan program Software SPSS Statistic Product and Service Solution versi 13.0.
Uji validitas dilakukan dengan metode sekali ukur one shot methode, dimana pengukuran dengan metode ini cukup dilakukan satu kali dengan kriteria
pengambilan keputusan sebagai berikut : Jika
hitung
r positif dan
hitung
r
tabel
r , maka
butir pertanyaan tersebut valid. Jika
hitung
r negatif atau
hitung
r
tabel
r , maka butir
pertanyaan tersebut tidak valid. Pratisto, 2004. III.7.1.1. Uji Validitas Instrumen Variabel Penempatan Mesin
Tabel III.3. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Penempatan Mesin
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
60 Berdasarkan Tabel III.3 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen
dari variabel penempatan mesin memiliki nilai koefisien korelasi yang lebih besar dari 0,30. Nilai
Correlated Item-Total Correlation r
hitung
pada setiap butir pertanyaan variabel penempatan mesin lebih besar dari nilai r
tabel
sebesar 0,878. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dari variabel
penempatan mesin adalah valid.
III.7.1.2. Uji Validitas Instrumen Variabel Jumlah Mesin Berdasarkan Tabel III.4, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari
variabel jumlah mesin memiliki nilai koefisien korelasi yang lebih besar dari 0,30. Nilai Correlated Item-Total Correlation r
hitung
pada setiap butir pertanyaan variabel jumlah mesin lebih besar dari nilai r
tabel
sebesar 0,878. Dari hasil tersebut maka dapat
disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dari variabel jumlah mesin adalah valid. Tabel III.4. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Jumlah Mesin
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
61 III.7.1.3. Uji Validitas Instrumen Luas Area Produksi
Tabel III.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Luas Area Produksi
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Berdasarkan Tabel III.5 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel luas area produksi memiliki nilai koefisien korelasi yang lebih besar dari
0,30. Nilai Correlated Item-Total Correlation r
hitung
pada setiap butir pertanyaan variabel luas area produksi lebih besar dari nilai r
tabel
sebesar 0,878. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dari variabel luas area
produksi adalah valid.
III.7.1.4. Uji Validitas Instrumen Variabel Produktivitas Karyawan Berdasarkan Tabel III.6, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari
variabel produktivitas karyawan memiliki nilai koefisien korelasi yang lebih besar dari 0,30. Nilai Correlated Item-Total Correlation r
hitung
pada setiap butir pertanyaan variabel produktivitas karyawan lebih besar dari nilai r
tabel
sebesar 0,878. Dari hasil
Universitas Sumatera Utara
62 tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dari variabel
produktivitas karyawan adalah valid. Tabel III.6. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Produktivitas Karyawan
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
III.7.1.5. Uji Validitas Instrumen Performance Mesin
Tabel III.7. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Performance Mesin
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
63 Berdasarkan Tabel III.7 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen
dari variabel performance mesin memiliki nilai koefisien korelasi yang lebih besar
dari 0,30. Nilai Correlated Item-Total Correlation r
hitung
pada setiap butir pertanyaan variabel
performance mesin lebih besar dari nilai r
tabel
sebesar 0,878. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dari variabel
performance mesin adalah valid.
III.7.1.6. Uji Validitas Instrumen Perawatan Mesin Berdasarkan Tabel III.8, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari
variabel perawatan mesin memiliki nilai koefisien korelasi yang lebih besar dari 0,30. Nilai Correlated Item-Total Correlation r
hitung
pada setiap butir pertanyaan variabel perawatan mesin lebih besar dari nilai r
tabel
sebesar 0,878. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dari variabel perawatan mesin
adalah valid.
Tabel III.8. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Perawatan Mesin
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Universitas Sumatera Utara
64 III.7.1.7. Uji Validitas Instrumen Variabel Kualitas Hasil Produksi
Tabel III.9. Hasil Uji Validitas Instrumen Variabel Kualitas Hasil Produksi
Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Berdasarkan Tabel III.9 di atas, diperoleh bahwa hasil pengujian instrumen dari variabel kualitas hasil produksi memiliki nilai koefisien korelasi yang lebih besar dari
0,30. Nilai Correlated Item-Total Correlation r
hitung
pada setiap butir pertanyaan variabel kualitas hasil produksi lebih besar dari nilai r
tabel
sebesar 0,878. Dari hasil tersebut maka dapat disimpulkan bahwa setiap butir pertanyaan dari variabel kualitas
hasil produksi adalah valid.
III.7.2. Uji Reliabilitas
Data yang diperoleh harus menunjukan hasil yang stabil dan konsisten bila dilakukan pengkuran kembali terhadap objek yang sama. Untuk mengetahui
konsistensi dari data dilakukan dengan uji reliabilitas konsistensi internal Sugiyono, 2006. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. Pengujian
Universitas Sumatera Utara
65 dilakukan dengan cara mencobakan instrumen sekali saja, kemudian data yang
diperoleh dianalisis dengan teknik tertentu, dalam hal ini teknik yang digunakan adalah teknik
Cronbach Alpha α. Suatu variabel dikatakan reliabel jika
memberikan nilai Cronbach Alpha 0.60 Ghozali, 2005.
Tabel III.10. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Variabel
No Variabel
Nilai Cronbach’s
Alpha N
Of Items Keterangan
1 Penempatan Mesin
0,965 9
Reliabel 2
Jumlah Mesin 0,945
5 Reliabel
3 Luas Area Produksi
0,954 6
Reliabel 4
Produktivitas Karyawan 0,962
6 Reliabel
5 Performance Mesin
0,962 5
Reliabel 6
Perawatan Mesin 0,964
8 Reliabel
7 Kualitas Hasil Produksi
0,934 6
Reliabel Sumber: Hasil Penelitian, 2010 Data Diolah
Reliabilitas yang kurang dari 0.6 adalah kurang baik, sedangkan 0.7 dapat diterima dan reliabilitas dengan
cronbach’s alpa 0.8 atau diatasnya adalah baik. Berdasarkan output yang diperoleh pada tabel di atas, diperoleh nilai koefisien
reliabilitas pada variabel-variabel tersebut lebih besar dari 0.6 0.6 dapat diterima, maka variabel–variabel yang digunakan pada instrumen tersebut adalah reliabel
untuk digunakan dalam penelitian.
Universitas Sumatera Utara
66
III.8. Metode Analisis Data
Model analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi ganda.
Menurut Riduwan dan Sunarto 2009 menyatakan bahwa, “Analisis regresi ganda ialah suatu alat analisis peramalan nilai pengaruh dua variabel bebas atau
lebih terhadap variabel terikat untuk membuktikan ada atau tidaknya hubungan fungsi atau hubungan kausal antara dua variabel bebas atau lebih X
1
, X
2
, X
3
, … X
n
dengan satu variabel terikat”.
III.8.1. Model Analisis Data Hipotesis Pertama
Hipotesis pertama yang digunakan adalah analisis regresi ganda yaitu untuk menganalisis pengaruh variabel bebas yang terdiri dari : penempatan mesin X
1
, jumlah mesin X
2
, dan luas area produksi X
3
. Sedangkan variabel terikat yaitu produktivitas karyawan Y.
Persamaan regresi ganda untuk menjawab hipotesis pertama ini dapat ditulis sebagai berikut :
Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ b
3
X
3
+ e Dimana :
Y = Produktivitas karyawan
X
1
= Penempatan mesin X
2
= Jumlah mesin X
3
= Luas area produksi b
1
,b
2
,b
3
= Koefisien regresi variabel X
1
X
2
dan X
3
a = Konstanta
e =
Epsilon atau variabel yang tidak diteliti
Universitas Sumatera Utara
67
III.8.2. Pengujian Hipotesis Pertama
III.8.2.1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan
tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau
α = 5. Kriteria pengujian hipotesis untuk diuji secara simultan adalah sebagai berikut :
H
o
: b
1
, b
2
, b
3
= 0 penempatan mesin, jumlah mesin, dan luas area produksi secara simultan tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada
PT. Nusira Crumb Rubber Medan.
H
a
: b
1
, b
2
, b
3
≠ 0 penempatan mesin, jumlah mesin, dan luas area produksi secara simultan berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada PT.
Nusira Crumb Rubber Medan.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistic F F test. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak, dan jika F
hitung
F
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima. III.8.2.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut : H
o
: b
1
, b
2
, b
3
= 0 penempatan mesin, jumlah mesin, dan luas area produksi secara parsial tidak berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada
PT. Nusira Crumb Rubber Medan.
Universitas Sumatera Utara
68 H
a
: b
1
, b
2
, b
3
≠ 0 penempatan mesin, jumlah mesin, dan luas area produksi secara parsial berpengaruh terhadap produktivitas karyawan pada PT.
Nusira Crumb Rubber Medan.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistic t t test. Jika t
hitung
t
tabel
, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak, dan jika t
hitung
t
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima.
III.8.3. Model Analisis Data Hipotesis Kedua
Hipotesis kedua yang digunakan adalah analisis regresi ganda yaitu untuk menganalisis pengaruh variabel bebas yang terdiri dari :
performance mesin X
1
, perawatan mesin X
2
. Sedangkan variabel terikat yaitu kualitas hasil produksi Y. Persamaan regresi ganda untuk menjawab hipotesis kedua ini dapat ditulis sebagai
berikut : Y = a + b
1
X
1
+ b
2
X
2
+ e Dimana :
Y = Kualitas hasil produksi
X
1
= Performance mesin
X
2
= Perawatan mesin b
1
, b
2
= Koefisien regresi variabel X
1
dan X
2
a = Konstanta
e = Epsilon atau variabel yang tidak diteliti
Universitas Sumatera Utara
69
III.8.4. Pengujian Hipotesis Kedua
III.8.4.1. Pengujian Hipotesis Secara Simultan Pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen diuji dengan
tingkat kepercayaan confidence interval 95 atau
α = 5. Kriteria pengujian hipotesis untuk diuji secara simultan adalah sebagai berikut :
H
o
: b
1
, b
2
= 0 performance mesin dan perawatan mesin secara simultan
tidak berpengaruh terhadap kualitas hasil produksi pada PT. Nusira Crumb Rubber Medan.
H
a
: b
1
, b
2
≠ 0 performance mesin dan perawatan mesin secara simultan berpengaruh terhadap kualitas hasil produksi pada PT. Nusira
Crumb Rubber Medan.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistic F F test. Jika F
hitung
F
tabel
, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak, dan jika F
hitung
F
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima. III.8.4.2. Pengujian Hipotesis Secara Parsial
Kriteria pengujian hipotesis secara parsial adalah sebagai berikut : H
o
: b
1
, b
2
= 0 performance mesin dan perawatan mesin secara parsial tidak
berpengaruh terhadap kualitas hasil produksi pada PT. Nusira Crumb
Rubber Medan.
Universitas Sumatera Utara
70 H
a
: b
1
, b
2
≠ 0 performance mesin dan perawatan mesin secara parsial berpengaruh terhadap kualitas hasil produksi pada PT. Nusira
Crumb Rubber Medan.
Untuk menguji apakah hipotesis yang diajukan diterima atau ditolak digunakan statistic t t test. Jika t
hitung
t
tabel
, maka H
o
diterima dan H
a
ditolak, dan jika t
hitung
t
tabel
, maka H
o
ditolak dan H
a
diterima.
III.9. Pengujian Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik perlu dilakukan untuk memastikan bahwa alat uji statistik regresi ganda dapat digunakan atau tidak.
III.9.1. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk melihat apakah dalam model regresi variabel bebas dan variabel terikat memiliki data yang berdistribusi normal atau tidak. Dalam
uji t dan uji F diasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal. Untuk melihat normalitas residual dilakukan dengan melihat normal
probability plot yang membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal. Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan ploting data
residual akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data residual normal, maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya.
Universitas Sumatera Utara
71 Menurut Sugiyono 2006, bahwa ”Model yang paling baik adalah apabila
datanya berdistribusi normal atau mendekati normal. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah diagonal, maka model regresi
memenuhi asumsi normalitas. Sebaliknya, jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.”
III.9.2. Uji Multikolinearitas
Uji multikolineritas dipergunakan untuk mengetahui ada tidaknya variabel bebas yang memiliki kemiripan dengan variabel bebas lainnya dalam suatu model
yang dapat menyebabkan terjadinya korelasi yang sangat kuat antara variabel bebas tersebut. Untuk mendeteksi adanya multikolinearitas pada suatu model dapat dilihat
dari nilai Variance Inflation Factor VIF. Jika nilai VIF tidak lebih dari lima maka
model regresi dapat dikatakan terbebas dari multikolinearitas. Sebaliknya, bila nilai VIF lebih besar dari lima maka model regresi diduga mempunyai persoalan
multikolinearitas.
III.9.3. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk mengetahui apakah terjadi perbedaan variasi residual suatu periode pengamatan ke periode pengamatan yang lain, atau
gambaran hubungan antara nilai yang diprediksi dengan standardized delete residual
nilai tersebut. Heteroskedastisitas dapat diuji dengan menggunakan metode grafik, yaitu dengan melihat ada tidaknya pola tertentu yang tergambar pada grafik. Jika pola
titik-titik yang terbentuk membentuk pola teratur bergelombang, melebar, kemudian menyempit, maka telah terjadi heteroskedastisitas pada model regresi. Sebaliknya,
jika tidak terbentuk pola yang jelas dimana titik-titik menyebar di atas dan di bawah
Universitas Sumatera Utara
72 angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi
Ghozali, 2005.
Universitas Sumatera Utara
73
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN