13
I.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Sejauhmana pengaruh tata letak mesin–mesin produksi yang terdiri dari
penempatan mesin, jumlah mesin, dan luas area produksi terhadap produktivitas karyawan pada PT. Nusira Crumb Rubber Medan.
2. Sejauhmana pengaruh performance mesin dan perawatan mesin terhadap
kualitas hasil produksi pada PT. Nusira Crumb Rubber Medan.
I.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1.
Untuk mengetahui dan menganalisis tata letak mesin–mesin produksi yang terdiri dari penempatan mesin, jumlah mesin, dan luas area produksi
terhadap produktivitas karyawan pada PT. Nusira Crumb Rubber Medan. 2.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh performance mesin dan perawatan mesin terhadap kualitas hasil produksi pada PT. Nusira Crumb
Rubber Medan.
Universitas Sumatera Utara
14
I.4. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah : 1.
Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang ilmu manajemen operasi dan produksi, khususnya mengenai pengaruh tata
letak mesin–mesin produksi terhadap produktivitas karyawan. 2.
Sebagai bahan masukan bagi pemilik dan manajemen perusahaan PT. Nusira Crumb Rubber Medan terhadap perubahan tata letak mesin–mesin
produksi dan produktivitas karyawan. 3.
Sebagai menambah khasanah dan memperkaya penelitian ilmiah di Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, khususnya di Program Studi
Magister Ilmu Manajemen. 4.
Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji masalah yang sama di masa mendatang.
I.5. Kerangka Berpikir
Setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun perusahaan kecil, akan menghadapi persoalan layout. Semua fasilitas untuk produksi baik mesin–mesin,
buruh dan fasilitas–fasilitas lainnya harus disediakan pada tempatnya masing–masing, supaya dapat bekerja dengan baik. Setiap susunan dari mesin–mesin dan peralatan
produksi di suatu pabrik disebut layout. Jadi layout berhubungan dengan masalah penyusunan mesin dan peralatan produksi dalam pabrik. Persoalannya ialah
Universitas Sumatera Utara
15 bagaimana menyusun mesin–mesin dan peralatan produksi lainnya sehingga dapat
menjalankan produksi seefektif mungkin.
Universitas Sumatera Utara
16 Menurut Wignjosoebroto 2000 bahwa, ”Pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik
tersebut akan coba memanfaatkan luas area space untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerak perpindahan
material, penyimpanan material storage baik bersifat temporer maupun permanen, personel pekerja dan sebagainya”.
Menurut Roberta dan Bernard 2003 bahwa, ”Effective layout also : a Minimize material handling costs, b Utilize space efficiently,
c Utilize labor efficiently, d Eliminate bottlenecks, e Facilitate communication and interaction between workers, between workers and their
supervisor, or between workers and customers, f Reduce manufacturing cycle time and customer service time, g Eliminate wasted or redundant movement, h
Facilitate the entry, exit, and placement of material, products, and people, i Incorporate safety and security meansures, j Promote product and service
quality, k Encourrage proper maintenance activities, l Provide a visual control af activities, m Provide flexibility to adapt to changing conditions, n
Increase capacity”.
Tata letak yang efektif memiliki yaitu : a Meminumkan cost material handling, b Menggunakan ruangan secara efisien, c Menggunakan tenaga kerja secara efisien, d
Mengurangi bottlenecks, e Memberikan fasilitas komunikasi dan interaksi antara pekerja, antara pekerja dan supervisor, atau antara pekerja dan konsumen, f
Mengurangi waktu manufaktur dan waktu layanan konsumen, g Mengurangi pergerakan yang berlebih–lebihan, h Memberikan fasilitas masukan,
jalan keluar, dan penggantian dari material, produk, dan orang, i Keselamatan kerja dan keamanan, j Mempromosikan kualitas produk dan jasa, k Mendorong aktivitas–
aktivitas maintenance yang sesuai, l Mempermudah aktivitas supervisi pengawasan kerja, m Menyediakan fleksibilitas kepada kondisi yang berubah–ubah, dan n
Peningkatan kapasitas. Menurut Heizer dan Render 2005 bahwa, “Desain tata letak harus
mempertimbangkan bagaimana untuk mencapai : a Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi, b Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih
Universitas Sumatera Utara
17 baik, c Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang
lebih aman, d Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik, e Fleksibilitas bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan
perlu dirubah”.
Layout yang baik dapat diartikan sebagai penyusunan yang teratur dan efisien semua fasilitas pabrik dan buruh personel yang ada didalam pabrik.
Menurut Wignjosoebroto 2000 bahwa, “Tujuan perencanaan dan pengaturan tata letak pabrik yaitu : a Menaikkan output produksi, b Mengurangi waktu
tunggu delay, c Mengurangi proses pemindahan bahan material handling, d Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service, e
Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja danatau fasilitas produksi lainnya, f Mengurangi inventory in–process, g Proses
manufakturing yang lebih singkat, h Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator, i Memperbaiki moral dan kepuasan kerja, j
Mempermudah aktivitas supervisi, k Mengurangi kemacetan dan kesimpang– siuran, l Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas
dari bahan baku ataupun produk jadi”.
Menurut Pontas 2003 bahwa, ”Tujuan perencanaan tata letak pusat–pusat kerja atau mesin–mesin yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan operasi
dan produksi dengan biaya pemindahan bahan yang paling kecil serta diperoleh jumlah dan mutu barang yang sesuai dengan yang diinginkan. Penempatan
pusat-pusat kerja atau mesin–mesin tersebut dilakukan dengan mengusahakan agar jarak antara pusat–pusat kerja atau mesin–mesin tersebut menghasilkan
biaya dan waktu pemindahan bahan yang paling hemat”.
Sistem produksi yang efektif dan efisien perusahaan akan mampu mendayagunakan segenap sumber daya yang dimilikinya sehingga dapat
meningkatkan produktivitasnya. Hal ini tidak hanya ditunjang oleh faktor teknologi, namun juga berbagai faktor lainnya seperti tanah, modal, tenaga kerja, keahlian,
dalam pengorganisasian dan cara pengolahannya. Menurut Chase, Aquilano Jacobs 2001 bahwa, ”Productivity is a common
measure of how wel a country, industry, or business unit is using its resources or factors of production”.
Universitas Sumatera Utara
18 Produktivitas adalah satu ukuran umum suatu negara, industri, atau unit usaha yang
menggunakan sumber dayanya atau faktor produksi. Menurut Griffin, 2002 bahwa, ”Sebuah perusahaan atau industri
meningkatkan produktivitasnya secara umum dapat dibagi kedalam dua katagori luas : memperbaiki operasi dan meningkatkan keterlibatan karyawan”.
Menurut Heizer dan Render 2005 bahwa, ”Produktivitas adalah perbandingan antara output barang dan jasa dibagi input sumber daya, seperti tenaga kerja
dan modal”. Menurut Reksohadiprodjo 2003 bahwa, ”Produktivitas adalah peningkatan
proses produksi, pembandingan yang membaik antara jumlah sumber daya yang dipergunakan dengan jumlah barang–barang dan jasa–jasa diproduksikan.
Karyawan merupakan input paling penting bagi perusahaan, sehingga tingkat
produktivitas tenaga kerja sangat menentukan keberhasilan dan kesuksesan perusahaan.
Menurut Kussriyanto dalam Nasution 2005, ”Peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat bentuk atau cara, yaitu sebagai
berikut :1 Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah produksi yang sama, 2 Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk
memperoleh jumlah produksi yang lebih besar, 3 Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar, 4
Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih besar lagi”.
Menurut Waters, 2001 bahwa, ”Produktivitas parsial pada empat tipe sumber daya yaitu : 1 Produktivitas peralatan, seperti unit–unit yang dihasilkan oleh
per jam mesin, atau mil jarak yang ditempuh per mobil, 2 Produktivitas buruh, seperti unit–unit yang dihasilkan oleh setiap orang atau jumlah ton yang
dihasilkan per shift, 3 Produktivitas modal, seperti unit–unit yang dihasilkan per £1 yang diinvestasikan atau penjualan per unit modal, 4 Produktivitas
energi seperti unit–unit output yang dihasilkan per kwh listrik, atau unit yang dihasilkan setiap £1 yang dibelanjakan untuk energi”.
Universitas Sumatera Utara
19 Secara garis besar, pengaruh tata letak mesin–mesin produksi terhadap
produktivitas karyawan dapat digambarkan dalam diagram berikut ini :
Gambar I.1. Kerangka Berpikir Hipotesis Pertama Penemuan mesin–mesin dan peralatan mesin sebagian dari sejarah peradaban
manusia dalam usaha peningkatan produktivitas buruh dan memperbanyak produk baik variasiragamnya maupun jumlahnya untuk memenuhi kebutuhan manusia. Oleh
karena itu dalam layout mesin produksi harus mempertimbangkan yaitu penggunaan mesin produksi antara lain meliputi performace mesin dan perawatan mesin yang
digunakan dalam proses produksi. Menurut Wignjosoebroto, 2003 bahwa, ”Kemampuankinerja mesin atau
fasilitas produksi yang terpasang menjadi begitu penting demi kelancaran dan pengendalian produksi”.
Semua pabrik akan memerlukan aktivitas pemeliharaan maintenance untuk
menjaga semua fasilitas yang dimiliki tetap optimal dalam menghasilkan produk. Perawatan maintenance merupakan suatu kegiatan yang diarahkan pada tujuan
untuk menjamin kelangsungan fungsional suatu sistem produksi sehingga dari sistem produksi itu dapat diharapkan menghasilkan output sesuai dengan yang dikehendaki .
Tata Letak Mesin–mesin Produksi a.
Penempatan Mesin b.
Jumlah Mesin c.
Luas Area Produksi Produktivitas
Karyawan
Universitas Sumatera Utara
20 Menurut Assauri 1993 bahwa, ”Pemeliharaan dapat diartikan sebagai kegiatan
untuk memelihara atau menjaga fasilitasperalatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaianpenggantian yang diperlukan agar supaya terdapat
suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan”.
Secara garis besar, pengaruh performace mesin dan perawatan mesin terhadap
kualitas hasil produksi dapat digambarkan dalam diagram berikut ini :
Gambar I.2. Kerangka Berpikir Hipotesis Kedua