Penetapan Kapasitas dan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan Pemeliharaan dan Penggantian Fasilitas Produksi

56 11 Mengurangi faktor yang bisa mempengaruhi kualitas bahan baku dan produk jadi. Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa alasan utama mengapa desain layout harus diperbaiki adalah karena desain layout tersebut sudah tidak efisien lagi dilihat dari target produksi perusahaan dan karena banyaknya gangguan pada proses produksi sehingga menghambat kelancaran serta kesuksesan proses produksi.

II.6. Penetapan Kapasitas dan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan

Penetapan kapasitas produksi yang diperlukan adalah satu kunci permasalahan pokok tidak hanya merancang fasilitas produksi yang baru atau ekspansi fasilitas yang ada, akan tetapi juga untuk mengantisipasi periode operasi yang pendek dimana size pabrik tidak bisa berubah begitu saja. Keputusan mengenai kapasitas produksi yang dalam hal ini juga ditentukan oleh kemampuan mesin atau fasilitas produksi yang terpasang menjadi begitu penting demi kelancaran dan pengendalian produksi. Suatu langkah dasar dalam pengaturan tata letak pabrik yang baik adalah dengan menentukan jumlah mesin atau peralatan produksi yang dibutuhkan secara tepat. Tentu saja disamping penentuan jumlah mesin, suatu keputusan yang tepat didalam pemilihan jenistipe mesinnya itu sendiri juga merupakan langkah yang harus diperhatikan benar–benar. Pemilihan alternatif penggunaan tipe mesin tertentu pada dasarnya akan dilandasi dengan pertimbangan–pertimbangan yang bersifat teknis dan Universitas Sumatera Utara 57 ekonomis. Untuk keperluan penentuan jumlah mesin yang dibutuhkan maka disini ada informasi yang harus diketahui sebelumnya yaitu : i. Volume produksi yang dicapai. ii. Estimasi skrap pada setiap proses operasi. iii. Waktu kerja standart untuk proses operasi yang berlangsung.

II.7. Pemeliharaan dan Penggantian Fasilitas Produksi

Pemeliharaan dan penggantian fasilitas produksi dilakukan dalam rangka mempertahankan tingkat produktivitas mesin dan peralatan lainnya. Untuk menunjang kegiatan ini perlu disusun jadwal rutin mengenai saat pemeliharaan sesuai dengan kemampuan tenaga kerja bagian service tetapi jangan sampai baru diperiksa sudah mengalami kerusakan berat. Jadi pemeliharaan ini merupakan usaha pencegahan prefentif, jangan sampai suatu mesin sudah rusak berat pada saat dilakukan pemeriksaan. Menurut Assauri 1993 bahwa, ”Pemeliharaan dapat diartikan sebagai kegiatan untuk memelihara atau menjaga fasilitasperalatan pabrik dan mengadakan perbaikan atau penyesuaianpenggantian yang diperlukan agar supaya terdapat suatu keadaan operasi produksi yang memuaskan sesuai dengan apa yang direncanakan”. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan ini maka fasilitasperalatan pabrik dapat dipergunakan untuk produksi sesuai dengan rencana, dan tidak mengalami kerusakan selama fasilitasperalatan tersebut dipergunakan untuk proses produksi atau sebelum jangka waktu tertentu yang direncanakan tercapai. Sehingga dapatlah diharapkan proses produksi dapat berjalan lancar dan terjamin, karena kemungkinan– Universitas Sumatera Utara 58 kemungkinan kemacetan yang disebabkan tidak baiknya beberapa fasilitas atau peralatan produksi telah dihilangkan atau dikurangi. Tujuan utama fungsi pemeliharaan adalah : 1. Kemampuan produksi dapat memenuhi kebutuhan sesuai dengan rencana produksi. 2. Menjaga kualitas pada tingkat yang tepat untuk memenuhi apa yang dibutuhkan oleh produk itu sendiri dan kegiatan produksi yang tidak terganggu. 3. Untuk membantu mengurangi pemakaian dan penyimpangan yang di luar batas dan menjaga modal yang diinvestasikan dalam perusahaan selama waktu yang ditentukan sesuai dengan kebijaksanaan perusahaan mengenai investasi tersebut. 4. Untuk mencapai tingkat biaya pemeliharaan serendah mungkin, dengan melaksanakan kegiatan pemeliharaan secara efektif dan efisien keseluruhannya. 5. Menghindari kegiatan pemeliharaan yang dapat membahayakan keselamatan para pekerja. 6. Mengadakan suatu kerjasama yang erat dengan fungsi–fungsi utama lainnya dari suatu perusahaan dalam rangka untuk mencapai tujuan utama perusahaan, yaitu tingkat keuntungan atau return of investment yang sebaik mungkin dan total biaya yang rendah. Universitas Sumatera Utara 59 Menurut Tampubolon 2004 bahwa, ”Pemeliharaan merupakan fungsi didalam suatu perusahaan yang sama pentingnya dengan fungsi produksi. Manajemen pemeliharaan adalah pengelolaan peralatan dan mesin–mesin agar tetap siap pakai, dalam usaha menjaga agar setiap penggunaan peralatan dan mesin secara kontiniu dapat berproduksi”. Pemeliharaan yang baik, akan dapat mengurangi waktu yang terbuang percuma sebagai akibat pemeliharaan yang terabaikan. Juga mengurangi timbulnya kerusakan–kerusakan mesin dan fasilitas produksi, selain itu mesin dapat dipergunakan untuk jangka waktu yang lebih panjang. Hal ini sehubungan dengan pengertian dari pemeliharaan itu sendiri yaitu kegiatan yang dirancang untuk menjaga sumber daya mesin tetap berada dalam keadaan yang baik atau mengembalikannya pada keadaan semula yang siap untuk dipergunakan. Menurut Assauri 1993 bahwa, ”Terdapat enam persyaratan pekerjaan pemeliharaan mesinperalatan yaitu : 1 Harus ada data mengenai mesin dan peralatan yang dimiliki perusahaan. 2 Harus ada planning dan scheduling. 3 Harus ada surat perintah work orders yang tertulis. 4 Harus ada persediaan alat–alatspareparts stores control. 5 Harus ada catatan records. 6 Harus ada laporan, pengawasan dan analisis report, control and analysis. Pelaksanaan kegiatan pemeliharaan dari peralatan di suatu perusahaan tergantung dari kebijaksanaan perusahaan itu yang kadang–kadang berbeda dengan kebijaksanaan perusahaan lainnya. Kebijaksanaan bagian pemeliharaan biasanya ditentukan oleh pimpinan tertinggi top management perusahaan. Walaupun kebijaksanaan telah ditentukan, tetapi di dalam pelaksanaan kebijaksanaan tersebut manager bagian pemeliharaan harus memperhatikan persyaratan agar pekerjaan bagian pemeliharaan dapat efisien. Universitas Sumatera Utara 60

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III.1. Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Nusira Crumb Rubber Medan yang beralamat di Jl. Pertahanan No. 70A Medan Amplas. Penelitian ini dilakukan mulai bulan Nopember 2009 sampai dengan Maret 2010. III.2. Metode Penelitian III.2.1. Pendekatan Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei. Menurut Singarimbun dan Effendy 1995 bahwa, ”Survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dengan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok dan secara umum menggunakan metode statistik”. III.2.2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah adalah deskriptif kuantitatif. Menurut Kuncoro 2003 bahwa, ”Penelitian deskriptif kuantitatif meliputi pengumpulan data untuk menguji hipotesis atau menjawab mengenai status terakhir dari subjek penelitian ”. III.2.3. Sifat Penelitian Adapun sifat penelitian ini adalah penjelasan explanatory fenomena yang terjadi di objek penelitian mengenai pengaruh tata letak mesin–mesin produksi Universitas Sumatera Utara