Penelitian Terdahulu Hubungan Perancangan Tata Letak Pabrik Dengan Produktivitas

21

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.1. Penelitian Terdahulu

Widianty 2001, meneliti dengan judul yaitu : ”Analisa Rencana Perubahan Tata Letak Pabrik Ditinjau Dari Estimasi Pengaruhnya Terhadap Produktivitas Studi Kasus PT. XYZ”. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi indikator dan penyebab timbulnya masalah pada desain tata letak sekarang. Mengevaluasi desain tata letak alternatif usulan perubahan tata letak untuk melihat seberapa jauh usulan tersebut dapat menyelesaikan masalah, dan akan memberikan manfaat terhadap kenaikan produktivitas produksi. Menganalisa konsekwensi biaya perubahan tata letak. Alat analisis dalam penelitian ini : matrix tingkat kepentingan antara elemen sumber masalah perencanaan tata letak fasilitas produksi dengan metode perbandingan berpasangan paired comparisons. Membuat form to chart aliran material. Membuat form to chart jarak antar fasilitas. Menghitung material handling cost MHC. Menghitung produktifitas material handling. Hasiltemuan dari penelitian ini : bahwa perubahan lokasi dan jarak antara fasilitas, diperkirakan berpotensi meningkatkan efisiensi dengan menurunkan material handling cost pada bagian manufacturing sebesar 26, assembling 22,1, dan Treatment Painting sebesar 66,8, serta meningkatkan performansi fisik pabrik dan lingkungan kerja menjadi lebih baik, sehingga memberikan potensi pada kenaikan produktivitas produksi. Universitas Sumatera Utara 36 II.2. Teori Tentang Produktivitas II.2.1. Pengertian Produktivitas Menurut Heizer dan Render 2005 bahwa, ”Produktivitas adalah perbandingan antara output barang dan jasa dibagi input sumber daya, seperti tenaga kerja dan modal”. Menurut Chase, Aquilano Jacobs 2001 menyatakan bahwa, ”Productivity is a common measure of how wel a country, industry, or business unit is using its resources or factors of production”. Produktivitas adalah satu ukuran umum suatu negara, industri, atau unit usaha yang menggunakan sumber dayanya atau faktor produksi. Ukuran keberhasilan produksi dipandang dari sisi output, maka produktivitas dipandang dari dua sisi sekaligus, yaitu sisi output dan input. Sehingga mendefinisikan produktivitas dari berbagai segi yaitu : a Secara filosofi psikologi Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik dari pada kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari ini. Maka dalam filosofi produktivitas dikehendaki adanya perubahan berupa perbaikan dari apa yang telah ada sebelumnya. b Secara Ekonomis Produktivitas merupakan usaha memperoleh hasil sebesar–besarnya dengan pengorbanan sumber daya yang sekecil–kecilnya. c Secara Teknis Produktivitas diformulasikan sebagai rasio output terhadap input. Universitas Sumatera Utara 37 Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produktivitas berkaitan dengan efisiensi penggunaan input dalam memproduksi output, produktivitas merupakan perbandingan antara output barang dan jasa dibagi dengan satu atau lebih input seperti tenaga kerja, modal, atau manajemen. Menurut Waters, 2001 bahwa, “Produktivitas parsial pada empat tipe sumber daya yaitu : 1 Produktivitas peralatan, seperti unit–unit yang dihasilkan oleh per jam mesin, atau mil jarak yang ditempuh per mobil, 2 Produktivitas buruh, seperti unit–unit yang dihasilkan oleh setiap orang atau jumlah ton yang dihasilkan per shift, 3 Produktivitas modal, seperti unit–unit yang dihasilkan per £1 yang diinvestasikan atau penjualan per unit modal, 4 Produktivitas energi seperti unit–unit output yang dihasilkan per kwh listrik, atau unit yang dihasilkan setiap £1 yang dibelanjakan untuk energi”.

II.2.2. Pengukuran Produktivitas

Menurut Heizer dan Render 2005, ”Pengukuran produktivitas dapat dilakukan secara produktivitas faktor tunggal dan produktivitas secara multifaktor. Produktivitas faktor tunggal menggambarkan perbandingan satu sumber daya input terhadap barang dan jasa yang dihasilkan. Produktivitas multifaktor menggambarkan perbandingan banyak atau seluruh sumber daya input terhadap barang dan jasa yang dihasilkan output. Menurut Bambang 1996, ”Faktor–faktor yang mempengaruhi produktivitas adalah : a Manusia. Faktor manusia mencakup beberapa aspek antara lain kuantitas, tingkat keahlian, latar belakang kebudayaan dan pendidikan, kemampuan, sikap, minat, struktur pekerjaan, umur, jenis kelamin, b Modal. Faktor modal meliputi aspek modal tetap, teknologi, bahan baku, c Faktor metode proses. Faktor metode meliputi tata ruang tugas, penanganan bahan baku penolong dan mesin, perencanaan dan pengawasan produksi, pemeliharaan melalui pencegahan, teknologi yang memakai, cara alternatif, d Faktor produksi. Meliputi kuantitas, kualitas, ruangan produksi, struktur campuran, spesialisasi produksi, e Faktor lingkungan organisasi. Meliputi organisasi dan perencanaan, kebijaksanaan personalia, sistem manajemen, gaya kepemimpinan, kondisi kerja, ukuran perusahaan, iklim kerja, sistem intensif, f Faktor lingkungan negara. Meliputi struktur sosial politik, struktur industri, pengesahan, tujuan pengembangan jangka panjang dan lain-lain, g Faktor lingkungan internasional. Meliputi kondisi perdagangan dunia, masalah- masalah perdagangan internasional, kebijakan migrasi tenaga kerja, h Umpan balik. Umpan balik menunjukkan bagaimana masyarakat menilai kuantitas dan Universitas Sumatera Utara 38 kualitas produksi berapa banyak uang yang harus dibayarkan untuk masukan- masukan utamanya tenaga kerja dan modal dimana masyarakat menawarkan pada perusahaan”.

II.2.3. Peningkatan Produktivitas

Berdasarkan definisi produktivitas yang merupakan sebagai rasio output terhadap input, maka dapat dilihat bahwa untuk peningkatan produktivitas, perlu dilakukan tindakan–tindakan meningkatkan output danatau menurunkan input. Maka dapat dinyatakan produktivitas akan naik bila : 1 Output mengalami kenaikan sedangkan input konstan. 2 Output konstan sedangkan input mengalami penurunan. 3 Output mengalami kenaikan sedangkan input mengalami penurunan. 4 Output mengalami kenaikan 2 kali lipat sedangkan input mengalami penurunan. 5 Output mengalami penurunan sedangkan input mengalami penurunan 2 kali lipat. 6 Output mengalami kenaikan 2 kali lipat sedangkan input mengalami kenaikan 1 kali lipat. Perubahan tata letak mesin–mesin produksi merupakan salah satu contoh strategi meningkatkan produktivitas pabrik dengan model pada point 6 yaitu meningkatkan input yang tentunya akan menjadi layak jika kenaikan output yang diperoleh lebih besar dari kenaikan input tersebut sesuai dengan formulasi produktivitas sebagai rasio output terhadapat input. Universitas Sumatera Utara 39 Menurut Kussriyanto dalam Nasution 2005, ”Peningkatan produktivitas pada dasarnya dapat dikelompokkan dalam empat bentuk atau cara, yaitu sebagai berikut :1 Pengurangan sedikit sumber daya untuk memperoleh jumlah produksi yang sama, 2 Pengurangan sumber daya sekedarnya untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar, 3 Penggunaan jumlah sumber daya yang sama untuk memperoleh jumlah produksi yang lebih besar, 4 Penggunaan jumlah sumber daya yang lebih besar untuk memperoleh jumlah produksi yang jauh lebih besar lagi”. Menurut Ross dalam Nasution 2005, “Paling sedikit terdapat lima cara untuk meningkatkan produktivitas perusahaan, yaitu sebagai berikut : 1 Menerapkan program reduksi biaya. Reduksi biaya berarti dalam menghasilkan output dengan kuantitas yang sama menggunakan input dalam jumlah yang lebih sedikit, 2 Mengelola pertumbuhan. Meningkatkan output dalam kualitas yang lebih besar melalui peningkatan penggunaan input dalam kuantitas yang lebih kecil, 3 Bekerja lebih tangkas. Menggunakan input yang sama untuk meningkatkan output, sehingga akan diperoleh biaya produksi per unit output yang rendah. Meningkatkan arus perputaran inventori dan memperbaiki desain produk merupakan aktivitas nyata dari jurus bekerja lebih tangkas, 4 Mengurangi aktivitas. Mengurangi aktivitas produksi serta menghilangkan atau membuang aset yang tidak produktif, 5 Bekerja lebih efektif. Meningkatkan output tetapi mengurangi penggunaan input. Caranya adalah dengan bekerja lebih efektif sehingga akan memperoleh output yang lebih banyak dengan menggunakan input yang lebih sedikit”. Menurut Griffin 2002 bahwa, ”Sebuah perusahaan atau industri meningkatkan produktivitasnya secara umum dapat dibagi kedalam dua katagori luas : memperbaiki operasi dan meningkatkan keterlibatan karyawan”.

II.3. Teori Tentang Tata Letak Pabrik

Tata letak merupakan satu keputusan penting yang menentukan efisiensi sebuah operasi dalam jangka panjang. Tata letak memiliki banyak dampak strategis karena tata letak menentukan daya saing perusahaan dalam hal kapasitas, proses fleksibilitas, dan biaya, serta kualitas lingkungan kerja, kontak pelanggan, dan citra perusahaan. Tata letak yang efektif dapat membantu organisasi mencapai sebuah strategi yang menunjang diferensiasi, biaya rendah, atau respon cepat. Universitas Sumatera Utara 40 Semua kasus desain tata letak harus mempertimbangkan bagaimana untuk dapat mencapai : 1 Utilisasi ruang, peralatan, dan orang yang lebih tinggi. 2 Aliran informasi, barang, atau orang yang lebih baik. 3 Moral karyawan yang lebih baik, juga kondisi lingkungan kerja yang lebih aman. 4 Interaksi dengan pelanggan yang lebih baik. 5 Fleksibilitas bagaimanapun kondisi tata letak yang ada sekarang, tata letak tersebut akan perlu diubah. Elemen akhir dalam strategi fasilitas mempertimbangkan berbagai fasilitas. Terdapat empat jenis perbedaan dari aneka pilihan fasilitas yaitu : 1 Fokus Produk 55 persen. 2 Fokus Pasar 30 persen. 3 Fokus Proses 10 persen. 4 Serba guna 5 persen.

II.3.1. Pengertian Tata Letak Pabrik

Menurut Wignjosoebroto 2000, ”Tata letak pabrik dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi. Pengaturan tersebut akan memanfaatkan luas area space untuk penempatan mesin atau fasilitas penunjang produksi lainnya, kelancaran gerakan–gerakan material, penyimpanan material storage baik yang bersifat temporer maupun permanen, personil pekerja dan sebagainya”. Universitas Sumatera Utara 41 Dalam tata letak pabrik ada 2 dua hal yang diatur letaknya yaitu pengaturan mesin machine layout dan pengaturan departemen yang ada dari pabrik department layout. Bilamana kita menggunakan istilah tata letak pabrik, seringkali hal ini kita artikan sebagai pengaturan peralatanfasilitas produksi yang sudah ada the existing arrangement ataupun bisa juga diartikan sebagai perencanaan tata letak pabrik yang baru sama sekali the new layout plan.

II.3.2. Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Pabrik

Secara garis besar tujuan utama dari tata letak pabrik ialah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk beroperasi produksi aman, dan nyaman sehingga akan dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. Lebih spesifik lagi tata letak yang baik akan dapat memberikan keuntungan–keuntungan dalam sistem produksi, yaitu antara lain sebagai berikut : 1 Menaikkan output produksi. Suatu tata letak yang baik akan memberikan keluaran output yang lebih besar atau lebih sedikit, man hours yang lebih kecil, danatau mengurangi jam kerja mesin machine hours. 2 Mengurangi waktu tunggu delay. Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing–masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Pengaturan tata letak yang terkoordinir dan terencana baik akan dapat mengurangi waktu tunggu delay yang berlebihan. Universitas Sumatera Utara 42 3 Mengurangi proses pemindahan bahan material handling. Proses perencanaan dan perancangan tata letak pabrik akan lebih menekankan desainnya pada usaha–usaha memindahkan aktivitas–aktivitas pemindahan bahan pada saat proses produksi berlangsung. 4 Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang dan service. Jalan lintas, material yang menumpuk, jarak antara mesin–mesin yang berlebihan, dan lain–lain semuanya akan menambah area yang dibutuhkan untuk pabrik. Suatu perencanaan tata letak yang optimal akan mencoba mengatasi segala masalah pemborosan pemakaian ruangan ini dan berusaha untuk mengkoreksinya. 5 Pendaya guna yang lebih besar dari pemakaian mesin, tenaga kerja, danatau fasilitas produksi lainnya. Faktor–faktor pemanfaatan mesin, tenaga kerja, dan lain–lain adalah erat kaitannya dengan biaya produksi. Suatu tata letak yang terencana baik akan banyak membantu pendayagunaan elemen–elemen produksi secara lebih efektif dan lebih efisien. 6 Mengurangi inventory in process. Sistem produksi pada dasarnya menghendaki sedapat mungkin bahan baku untuk berpindah dari suatu operasi langsung ke operasi berikutnya secepat– cepatnya dan berusaha mengurangi bertumpuknya bahan setengah jadi material in process. Problem ini terutama bisa dilaksanakan dengan Universitas Sumatera Utara 43 mengurangi waktu tunggu delay dan bahan yang menunggu untuk segera diproses. 7 Proses manufacturing yang lebih singkat. Dengan memperpendek jarak antara operasi satu dengan operasi berikutnya dan mengurangi bahan yang menunggu serta storage yang tidak diperlukan maka waktu yang diperlukan dari bahan baku untuk berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain dalam pabrik dapat diperpendek sehingga secara total waktu produksi akan dapat pula diperpendek. 8 Mengurangi resiko bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator. Perencanaan tata letak pabrik adalah juga ditujukan untuk membuat suasana kerja yang nyaman dan aman bagi mereka yang bekerja didalamnya. Hal–hal yang bisa dianggap membahayakan bagi kesehatan dan keselamatan kerja dari operator haruslah dihindari. 9 Memperbaiki moral dan kepuasan kerja. Pada dasarnya orang menginginkan untuk bekerja dalam suatu pabrik yang segala sesuatunya diatur secara tertib, rapi dan baik. Penerangan yang cukup, sirkulasi yang enak, dan lain–lain akan menciptakan suasana lingkungan kerja yang menyenangkan sehingga moral dan kepuasan kerja akan dapat lebih ditingkatkan. Hasil positif dari kondisi ini tentu saja berupa performance kerja yang lebih baik dan menjurus kearah peningkatan produktivitas kerja. Universitas Sumatera Utara 44 10 Mempermudah aktivitas supervise. Tata letak pabrik yang terencana baik akan dapat mempermudah aktivitas supervise. Dengan meletakkan kantorruangan diatas, maka seorang supervisor akan dapat dengan mudah mengamati segala aktivitas yang sedang berlangsung diarea kerja yang berada dibawah pengawasan dan tanggung jawabnya. 11 Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran Material yang menunggu, gerakan pemindahan yang tidak perlu, serta banyaknya perpotongan intersection dari lintas yang ada akan menyebabkan kesimpangsiuran yang akhirnya akan membawa kearah kemacetan. Dengan memakai material secara langsung dan secepatnya, serta menjaganya untuk selalu bergerak, maka labor cost akan dapat dikurangi sekitar 40 dan yang lebih penting hal ini akan mengurangi problema kesimpangsiuran dan kemacetan didalam aktivitas pemindahan bahan. Layout yang baik akan memberikan luasan yang cukup untuk seluruh operasi yang diperlukan dan proses bisa berlangsung mudah dan sederhana. 12 Mengurangi faktor yang bisa merugikan dan mempengaruhi kualitas dari bahan baku atau pun produk jadi. Tata letak yang direncanakan secara baik akan dapat mengurangi kerusakan– kerusakan yang bisa terjadi pada bahan baku ataupun produk jadi. Getaran– getaran, debu, panas, dan lain–lain dapat secara mudah merusak kualitas material ataupun produk yang dihasilkan. Universitas Sumatera Utara 45

II.3.3. Pertimbangan–pertimbangan Dalam Perencanaan Pabrik Baru atau yang Sudah Ada

Perencanaan pabrik baru maka aktivitas disini meliputi perencanaan instalasi pabrik yang sama sekali baru yaitu dari perencanaan produk yang akan dibuat sampai dengan perencanaan bangunan pabriknya. Sedangkan pada perencanaan kembali redesignreplanning disini menyangkut perencanaan produk baru atau tata letak baru berdasarkan fasilitas–fasilitas produksi yang sudah ada. Pada umumnya perencanaan kembali suatu pabrik disebabkan oleh beberapa alasan tertentu, yaitu : a Adanya perubahan dalam design produk, model dan lain–lain. b Adanya perubahan lokasi pabrik suatu pemasaran. c Adanya perubahan ataupun peningkatan volume produksi yang akhirnya membawa perubahan kearah modifikasi segala fasilitas produksi yang ada. d Adanya keluhan–keluhan dari pekerja terhadaap kondisi area kerja yang kurang memenuhi persyaratan tertentu. e Adanya kemacetan–kemacetan bottlenecks dalam aktivitas pemindahan bahan, gudang yang terlalu sempit, dan lain.

II.3.4. Tipe–tipe Tata Letak

Keputusan mengenai layout mencakup penempatan yang terbaik dari mesin– mesin dipabrik produksi, kantor dan meja–meja dalam kantor, atau pusat pelayanan dalam kelompok jasa seperti rumah sakit atau department store. Layout yang efektif mendukung arus bahan baku, manusia dan informasi, dalam dan diantara wilayah. Tujuan manajemen adalah untuk mengatur sistem layout sedemikian rupa, Universitas Sumatera Utara 46 sehingga mampu beroperasi dengan efektivitas yang tinggi. Ada enam tipe tata letak layout yang dikenal luas atau secara umum yaitu : 1 Tata letak dengan posisi tetap, memenuhi persyaratan tata letak untuk proyek yang besar dan memakan tempat seperti proses pembuatan kapal laut dan gedung. 2 Tata letak yang berorientasi pada proses, berhubungan dengan produksi dengan volume rendah, dan bervariasi tinggi juga disebut sebagai “job shop”, atau produksi terputus. 3 Tata letak perkantoran, menempatkan para pekerja, peralatan mereka, dan ruangankantor yang melancarkan aliran informasi. 4 Tata letak ritel, menempatkan rak–rak dan memberikan tanggapan atas perilaku pelanggan. 5 Tata letak gudang, melihat kelebihan dan kekurangan antara ruangan dan sistem penanganan bahan. 6 Tata letak yang berorientasi produk, mencari utilisasi karyawan dan mesin yang paling baik dalam produksi yang kontiniu atau berulang. Universitas Sumatera Utara 47 II.4. Perancangan Tata Letak Fasilitas Produksi II.4.1. Pengertian Perancangan Fasilitas Produksi Fasilitas produksi adalah sesuatu yang dibangun, diadakan atau diinvestasikan guna melaksanakan aktivitas produksi. Menurut Wignjosoebroto 2000, ”Perencanaan tata letak fasilitas sama dengan perancangan tata letak pabrik yang dapat didefinisikan sebagai tata cara pengaturan fasilitas–fasilitas pabrik guna menunjang kelancaran proses produksi”.

II.4.2. Tujuan Perencanaan dan Pengaturan Tata Letak Fasilitas Produksi

Tujuan dalam penerapan perancangan tata letak fasilitas produksi yaitu : 1 Melancarkan proses pengolahan dengan melakukan : a Perbaikan pada susunan mesin, peralatan, operator dan bahan. b Pengurangan penundaan yang mungkin terjadi. c Merencanakan aliran bahan sedemikian rupa sehingga setiap aliran bahan dapat berjalan dengan baik dan teratur. d Merencanakan kegiatan pemeliharaan yang baik sehingga dapat menghasilkan mutu kerja yang efektif. 2 Meminimalisasi material handling. 3 Menjaga turnover dalam proses. Mengatur keseimbangan antara waktu operasi produksi dan beban dari masing–masing departemen atau mesin adalah bagian kerja dari mereka yang bertanggung jawab terhadap desain tata letak pabrik. Universitas Sumatera Utara 48 4 Mengusahakan biaya atau investasi serendah mungkin. Susunan mesin dan peralatan yang baik dalam pabrik dapat mengurangi jumlah mesin terutama mesin yang sejenis yang jumlahnya banyak. 5 Flexibility. Perubahan jumlah dan bentuk produksi sangat penting diperhatikan dalam layout. 6 Penggunaan lantai produksi secara optimal. Lantai produksi yang ada harus digunakan seoptimal mungkin, karena hal ini berhubungan dengan biaya. Dengan plant layout yang baik dapat diperoleh luas lantai seminimal mungkin. Luas lantai pada umunya dipergunakan untuk kebutuhan instalasi, mesin, ruang gerak karyawan dan aliran bahan. 7 Pemakaian tenaga kerja seefektif mungkin. Penggunaan tenaga kerja pada pabrik berubungan dengan desain plant layout yang ada, dengan desain plant layout baik penggunaan tenaga kerja menjadi lebih efektif lagi. Tenaga kerja yang efektif dan efisien diperoleh dengan cara a Meminimalisasi pemindahan bahan baku menggunakan sistem manual. b Mengurangi faktor yang mengakibatkan tenaga kerja banyak berjalan dalam lantai produksi. c Mengusahakan keseimbangan antara mesin dan operator sehingga tidak ada salah satu faktor baik mesin atau operator mengalami idle. d Pengawasan secara rutin terhadap kinerja para karyawan. Universitas Sumatera Utara 49 e Menyediakan lingkungan kerja yang memadai seperti tata letak penerangan, ventilasi dan keselamatan kerja yang terjamin. Menurut Pontas 2003, ”Tujuan perencanaan tata letak pusat–pusat kerja atau mesin–mesin yang memungkinkan dilaksanakannya kegiatan operasi dan produksi dengan biaya pemindahan bahan yang paling kecil serta diperoleh jumlah dan mutu barang yang sesuai dengan yang diinginkan. Penempatan pusat–pusat kerja atau mesin–mesin tersebut dilakukan dengan mengusahakan agar jarak antara pusat–pusat kerja atau mesin–mesin tersebut menghasilkan biaya dan waktu pemindahan bahan yang paling hemat”. Sehingga secara garis besar tujuan utama dari tata letak fasilitas adalah mengatur area kerja dan segala fasilitas produksi yang paling ekonomis untuk operasi produksi, aman dan nyaman sehingga dapat menaikkan moral kerja dan performance dari operator. II.4.3. Tipe Tata Letak Fasilitas Produksi Secara umum tata letak fasilitas produksi dapat diklasifikasikan menjadi tiga macam yaitu : a Tata letak berdasarkan aliran produk product layout. Jika suatu pabrik secara khusus akan memproduksi satu macam produk atau kelompok produk dalam jumlahvolume yang besar dan waktu produksi yang lama, maka segala fasilitas–fasilitas produksi dari pabrik tersebut haruslah diatur sedemikian rupa sehingga proses produksi dapat berlangsung seefisien mungkin. Dengan layout berdasarkan aliran produk, maka mesin dan fasilitas produksi lainnya akan dapat diatur menurut prinsip “machine after machine” tidak perduli macam mesin yang digunakan. Dengan memakai tata letak tipe aliran produk product layout, maka segala fasilitas–fasilitas untuk proses Universitas Sumatera Utara 50 produksi baik pabrikasi maupun perakitan akan diletakkan berdasarkan garis aliran flow line dari produk tersebut. Adapun tipe–tipe garis aliran produk product flow line yang mungkin diaplikasikan yaitu : 1 Straight line. Gambar II.1. Straight Line Pola aliran berdasarkan garis lurus atau straight line umum dipakai bilamana proses produksi berlangsung singkat, relatif sederhana dan umum terdiri dari beberapa komponen–komponen atau beberapa macam production equipment. Pola aliran bahan berdasarkan garis lurus ini akan memberikan : i. Jarak yang terpendek antara dua titik. ii. Proses atau aktivitas produksi berlangsung sepanjang garis lurus yaitu dari mesin nomor satu sampai ke mesin yang terakhir. iii. Jarak perpindahan bahan handling distance secara total akan kecil karena jarak antara masing–masing mesin adalah sependek– pendeknya. 1 2 3 4 5 6 Universitas Sumatera Utara 51 2 Serpentine atau zig zag S-Shaped. Gambar II.2. SerpentineZig Zag Pola aliran berdasarkan garis–garis patah ini sangat baik diterapkan bilamana aliran proses produksi lebih panjang dibandingkan dengan luasan area yang tersedia. Untuk itu aliran bahan akan dibelokkan untuk menambah panjangnya garis aliran yang ada dan secara ekonomis hal ini akan dapat mengatasi segala keterbatasan dari area, dan ukuran dari bangunan pabrik yang ada. 3 U-Shaped. Gambar II.3. U-Shaped Pola aliran menurut U-Shaped ini akan dipakai bilamana dikehendaki bahwa akhir dari proses produksi akan berada pada lokasi yang sama dengan awal proses produksinya. Hal ini akan mempermudah pemanfaatan fasilitas transportasi dan juga sangat mempermudah 1 2 3 4 5 6 1 2 3 4 5 6 Universitas Sumatera Utara 52 pengawasan untuk keluar masuknya material dari dan menuju pabrik. Aplikasi garis bahan relatif panjang, maka U-Shaped ini akan tidak efisien dan untuk ini lebih baik digunakan pola aliran bahan tipe zig zag. 4 Circular. Gambar II.4. Circular Pola aliran berdasarkan bentuk lingkaran circular sangat baik dipergunakan bilamana dikehendaki untuk mengembalikan material atau produk pada titik awal aliran produksi berlangsung. Hal ini juga baik apabila departemen penerimaan dan pengiriman material atau produk jadi direncanakan untuk berada pada lokasi yang sama dalam pabrik yang bersangkutan. 2 1 4 5 3 6 Universitas Sumatera Utara 53 5 Odd angle. Pola aliran berdasarkan odd-angle ini tidaklah begitu dikenal dibandingkan dengan pola–pola aliran yang lain. Pada dasarnya pola ini sangat umum dan baik digunakan untuk kondisi–kondisi seperti : i. Bilamana tujuan utamanya adalah untuk memperoleh garis aliran yang produk diantara suatu kelompok kerja dari area yang saling berkaitan. ii. Bilamana proses handling dilaksanakan secara mekanis. iii. Bilamana keterbatasan ruangan menyebabkan pola aliran yang lain terpaksa tidak dapat diterapkan. iv. Bilamana dikehendaki adanya pola aliran yang tetap dari fasilitas– fasilitas produksi yang ada. Odd-angle ini akan memberikan lintasan yang pendek dan terutama akan merasa kemanfaatannya untuk area yang kecil. b Tata letak berdasarkan aliran proses process layout Tata letak berdasarkan aliran proses process layout sering kali disebut pula dengan functional layout. Functional layout adalah metode pengaturan dan Gambar II.5. Odd-Angle Universitas Sumatera Utara 54 penempatan dari mesin dan segala fasilitas produksi dengan tipemacam yang sama dalam sebuah departemen. Disini semua mesin atau fasilitas produksi yang memiliki ciri–ciri operasi atau fungsi kerja yang sama diletakkan dalam sebuah departemen. Tata letak berdasarkan aliran proses umumnya diaplikasikan untuk industri yang bekerja dengan jumlahvolume produksi yang relatif kecil dan terutama sekali untuk jenis produk–produk yang tidak distandartkan. Tata letak tipe aliran proses ini akan jauh lebih fleksibel bilamana dibandingkan dengan tata letak tipe aliran produk. Industri yang beroperasi berdasarkan order pesanan job order akan lebih tepat kalau menerapkan layout tipe aliran proses guna mengatur fasilitas–fasilitas produksinya. c Tata letak berdasarkan posisi fixed position layout Untuk tata letak berdasarkan posisi tetap, material dan komponen dari produk utamanya akan tinggal tetap pada posisilokasinya sedangkan fasilitas produksi seperti tools, mesin, manusia serta komponen–komponen kecil lainnya akan bergerak menuju lokasi material atau komponen produk utama tersebut. Pada proses perakitan maka layout tipe posisi tetap akan sering dijumpai karena disini peralatan kerja tools akan mudah dipindahkan. Universitas Sumatera Utara 55

II.5. Hubungan Perancangan Tata Letak Pabrik Dengan Produktivitas

Perbaikan desain layout pabrik diperlukan karena adanya beberapa kondisi yang terjadi dalam perusahaan misalnya karena adanya kebijakan-kebijakan dari top level management terkait dengan target perusahaan untuk menaikkan output produksi, sehingga diperlukan perbaikan desain layout agar bisa memberikan output produksi yang lebih besar dengan biaya produksi yang samalebih sedikit. Waktu produksi yang terlalu lama dikarenakan banyaknya delay waktu tunggu, banyaknya keluhan– keluhan dari pekerja dikarenakan kondisi area kerja yang kurang memenuhi syarat sehingga produktivitas pekerja menurun. Beberapa kondisi tersebut bisa digunakan sebagai alasan mengapa kita harus memperbaiki desain layout pabrik. Untuk lebih spesifik, berikut ini adalah beberapa alasan mengapa harus memperbaiki desain layout pabrik : 1 Menaikkan output produksi. 2 Mengurangi waktu tunggu. 3 Mengurangi proses material handling. 4 Penghematan penggunaan areal untuk produksi, gudang, dan service. 5 Pemanfaatan fasilitas produksi dan tenaga kerja dengan lebih optimal. 6 Mengurangi biaya simpan produk setengah jadi inventory in-process. 7 Mempersingkat proses manufacturing. 8 Mengurangi resiko kesehatan dan keselamatan kerja operator. 9 Mempermudah aktivitas supervisi pengawasan kerja. 10 Mengurangi kemacetan dan kesimpangsiuran aliran material. Universitas Sumatera Utara 56 11 Mengurangi faktor yang bisa mempengaruhi kualitas bahan baku dan produk jadi. Berdasarkan uraian diatas bisa disimpulkan bahwa alasan utama mengapa desain layout harus diperbaiki adalah karena desain layout tersebut sudah tidak efisien lagi dilihat dari target produksi perusahaan dan karena banyaknya gangguan pada proses produksi sehingga menghambat kelancaran serta kesuksesan proses produksi.

II.6. Penetapan Kapasitas dan Jumlah Mesin yang Dibutuhkan