34 bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung. Dalam hal ini
termasuklah penggunaan metafora konkrit yang berbentuk sebuah binatang secara langsung dan terang –terangan inilah yang kemudian menjadi tolak ukur lahirnya
bentuk tema baru yang bernama zoomorpik, dimana bangunan-bangunan dirancang
berbentuk sebuah binatang secara langsung dan nyata.baik itu bentuk burung,kerang,siput,udang,armandilo dan lai sebagainya.
2. Pemakaian secara tersamarmetafora abstrak
Suatu bentuk penerapan yang tidak secara lansung menampilkan sebuah bentuk melainkan terdapat sebuah tahap transformasi didalamnya.Hal ini mengakibatkan
adanya tanggapan yang berbeda dari setiap pengamat terhadapa bangunan tersebut.contoh bangunan yang mengambil bentuk penerapan ini adalah T.W.A
kennedy airport,USA,ada yang mengartikan sebagai burung ,pesawat,dan lain sebagainya. Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek Jepang.
Salah satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat
konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa tempat peralihan sebagai “ruang antara”
pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan. Konsep ini
diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum.
Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan intangible. Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora
abstrak.
3. Metafora kombinasi Untuk, dapat kita lihat pada E.X Plaza
IndonesiaGambar III.2, karya
Budiman Hendropurnomo
DCM. Dalam buku “Indonesian Architecture Now”, Imelda Akmal
menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah
hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari
Gambar 3.2. E.X Plaza Indonesia
Universitas Sumatera Utara
35 Gambar 3.4. Bangunan 30St Mary Axe
Tower London karya Norman Foster sumber :www.wikipedia.com
Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-
garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak intangible. Kita tidak dapat melihat gaya
kinetik secara visual. Akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual tangible. Perpaduan antara gaya kinetik obyek abstrak dan ban-
ban mobil konkrit inilah yang menghasilkan metafora kombinasi. Selain dapat dikategorikan berdasarkan
kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi
yang melihatnya. Sydney Opera House Gambar
III.3 adalah salah satu contohnya. Sydney Opera
House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang
arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai
dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang
siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada
pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar. Istilah Arsitektur “Zoomorphic” dimulai pada pameran
Zoomorfik di Museum Victoria Albert London, yang mana acara tersebut menampilkan gelombang baru pada arsitektur
kontemporer yang terinspirasi oleh hewan-hewan. Para arsitek yang ingin menerapkan kembali rancangan
mereka itu kembali kepada bentukan alam maupun bentuk organisme. Ketertarikan mereka dalam
mencari inspirasi tersebut kebanyakan dengan mempelajari ilmu biologi yang menghasilkan keluaran desain bangunan yang
bermacam-macam bentuknya. Hasil bentukan-bentukan bangunan ini dibagi atas dua macam:
Gambar 3.3. Sydney Opera
Universitas Sumatera Utara
36 1.
Bangunan yang mengambil unsur biologis, dan ini bisa berupa bagian-bagian dari bentuk hewan untuk tujuan simbolik;
2. Bangunan dimana animalisme dipakai sepenuhnya maupun kurang pada
fungsi program ruangnya. Simbolisme hewan dipakai dalam tingkatan yang berbeda. Ada bangunan yang
menjadi sebagai gateway untuk kota tersebut. Museum Seni Milwaukee karya Santiago Calatrava Gambar III.5 menjadi salah satu contoh tersebut. Lambang
hewan pada bangunan dan lokasi tapaknya memberi ciri khas karakternya tersendiri. Dipihak lain, ada yang bangunannya ditujukan menjadi sebuah metafora, dalam hal
ini diterapkan dipakai sebagai terminal transportasi. Zoomorfik menampilkan proyek arsitektural yang indah, yang menggambarkan
hubungan organisme natural dan cara kerjanya. Dalam kebanyakan proyek yang diwakili oleh model dan gambar kemudian menempatkannya dalam objek natural,
untuk memposisikan evolusi arsitektur. Sebagai contoh Gedung 30 St. Mary Axe Tower London karya Norman Foster Gambar III.4 yang berevolusi dari bentuk
sponge, yang disebut “ euplectella”. Bentuk bangunan, skema struktur dan ventilasi semuanya dapat dilihat secara paralel seperti dalam tingkatan makhluk laut sebagai
sponge kaca. Prinsip pengambilan nutrisi pada makhluk sponge yang menghisap nutrisi dari lubang di atas tubuhnya ditiru oleh Foster untuk sirkulasi penghawaan dan
pencahayaan alami, hal ini juga upaya dalam penghematan energi.
Gambar 3.5. Bangunan Milwaukee Art Museum karya Santiago Calatrava. Sumber: Hugh Pearman
Universitas Sumatera Utara
37 Gambar 3.6. Bangunan karya Eugene Tsui
berbentuk seperti mata. Sumber: Hugh Pearman Mengapa
disebut Zoomorphic?.
Bangunan yang dianalisa oleh Hugh Perman menampilkan pertemuan arsitektur dengan
alat-alat tubuh hewan. Sebenarnya ini merupakan konsep yang sederhana. Banyak
bangunan sekarang ini digambar dari inspirasi merekan kepada alam. Bangunan
itu seperti bentuk burung, paus, sponge laut, armadillo, sarang lebah, potongan daun,
ubur-ubur, dan lain sebagainya. Hal ini berkat teknologi modern, yang terus maju
dan berkembang memungkinkan arsitek untuk merancang desain bentuk bangunan
dengan segala bentuk. Sangat sedikit bangunan yang
didesain menggambarkan hewan, tapi pemikiran untuk merancang bangunan seperti itu selalu ada. Seperti pada American amusement park, dimana mereka menyukai
Gedung-Bebek dan Gedung-Gajah. Amerika juga telah menerapkan desain seperti ini pada beberapa proyek, seperti oleh arsitek dan kritikus Michael Sorkin, yang
mengembangkan bentuk hewan seperti ikan, domba, anjing, kodok, penyu, dan lain sebagaimya dalam tingkatan tertentu. Seorang arsitek bernama Eugene Tsui yang
merancang sebuah rumah yang terlihat seperti sebuah mata raksasa atau seperti seekor capung. Kemudian sebuah rumah yang dirancang oleh Laurie Chetwood dari bentuk
kupu-kupu. Trend arsitektur zoomorfik merupakan lebih dari sebuah penggabungan struktur
yang diilhami oleh alam dan bentuk yang allusive. Sebuah bangunan bisa mengingatkan seseorang pada sesuatu baik tersurat atau tersirat. Bisa saja
menggambarkan tiang bangunan seperti pohon, atau seperti burung yang terbang, atau menggambarkan kulit yang menutupi sebuah bangunan seperti burung atau ular.
Hugh Aldersey-Williams, seorang kurator telah membuat perbandingannya sendiri, dan memiliki peniliaian yang terbukti memperoleh persetujuan para arsitek. Ia
menganalisa bentuk Gedung St. Mary Axe Tower London menyerupai bentuk sponge laut, dan ia memiliki gambar yang dapat membuktikannya.
Universitas Sumatera Utara
38 Gambar 3.7. Potongan St Mary Axe
Tower. Sumber: Hugh Pearman Bagaimanapun penerapan yang dilakukan oleh arsitek dari gambaran dunia alam
ada dipikiran mereka masing-masing. Arsitek Spanyol yang sukses secara internasional yaitu Santiago Calatrava yang memiliki pandangan terbuka karirnya
dengan membuat apapun dari jembatan sampai museum seni dan pusat ilmu pengetahuan dalam bentuk-bentuk alam. Ia membangun sebuah bangunan di Valencia
seperti mata manusia raksasa, selain itu di Lyon seperti burung yang mengembangkan sayap, yang lainnya di Milwaukee membuat banyak pemikiran analitik di kepala
Aldersey-Wiliiams dalam gambaran satu ia menggambarkan Museum Seni di Milwaukee seperti seekor burung tapi menurut Hugh Pearman seperti ekor paus yang
tubuhnya sedang menyelam. Pada kenyataannya Calatrava tetap melangkah jauh untuk terus menghasilkan karya-karya yang spektaluler.
Universitas Sumatera Utara
39
III.3. Keterkaitan Tema dan Judul
Tema metafora diambil dan diterapkan pada perancangan Medan Aquatic Center ini untuk menciptakan suatu bangunan yang mampu menarik perhatian orang, mampu memberi
kesan dan citra sendiri, serta mampu mewakili suasana dan aktivitas yang terdapat di dalamnya.
Keberadaan simbol sangat mempengaruhi makna dari suatu bangunan. Perlu ditekankan bahwa bangunanarsitektur tersebut dapat berbicara sendiri pada pengamat
tentang apa fungsi atau untuk apa dia ada. Dengan demikian pengamat akan merasa lebih mengenal dan ingat akan citra yang ditunjukan oleh bangunan tersebut.
Medan Aquatic Center ini merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas olahraga maupun rekreasi khususnya olahraga air. Dan secara garis besar bangunan ini merupakan
sarana olahraga dan rekreatif. Dalam penerapannya bangunan ini akan menggunakan tema metafora yang diharapkan dapat menggambarkan fungsi dari bangunan ini.
III. 4. Studi Banding Tema Sejenis