Medan Aquatic Center (Arsitektur Zoomorfik)

(1)

MEDAN AQUATIC CENTER

( ARSITEKTUR ZOOMORFIK )

LAPORAN PERANCANGAN

TGA 490 - STUDIO TUGAS AKHIR

SEMESTER B TAHUN AJARAN 2009/2010

Sebagai Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Teknik Arsitektur

Oleh :

TAUFIQ ISMAIL H 050406040

DEPARTEMEN ARSITEKTUR FAKULTAS TEKNIK

U N I V E R S I T A S S U M A T E R A U T A R A 2010


(2)

MEDAN AQUATIC CENTER

ARSITEKTUR ZOOMORFIK

Oleh :

TAUFIQ ISMAIL H 05 0406 040

Medan, 18 Juni 2010

Disetujui Oleh :

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP. 19630716 199802 1 001 Dosen Pembimbing I

Ir.N.Vinky Rahman, MT (NIP: 19660622 199702 1 001)

Dosen Pembimbing II

Ir.Novrial, M.Eng (NIP: 19660303 199303 1 002)


(3)

Ketua Departemen Arsitektur

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP: 19630716 199802 1 001

SURAT HASIL PENILAIAN PROYEK TUGAS AKHIR (SHP2A)

Nama : Taufiq Ismail Hutasuhut

NIM : 05 0406 040

Judul Proyek Tugas Akhir : Medan Aquatic Center

Tema : Arsitektur Zoomorfik

Rekapitulasi Nilai :

Dengan ini mahasiswa yang bersangkutan dinyatakan : No. Status

Waktu Pengumpulan Laporan Paraf Pembimbing I Paraf Pembimbing II Koordinator TGA-490 1. Lulus Langsung

2. Lulus Melengkapi 3. Perbaikan Tanpa

Sidang 4. Perbaikan

Dengan Sidang 5. Tidak Lulus

Medan, 18 Juni 2010

A

B+

B

C+

C

D

E

Koordinator TGA-490

Ir. Dwi Lindarto Hadinugroho, MT NIP: 19630716 199802 1 001


(4)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Allah SWT atas berkat, rahmat, dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun Laporan Tugas Akhir ini, sebagai syarat yang diwajibkan setiap mahasiswa untuk memperoleh gelar Sarjana Teknik dengan judul tugas akhir yang saya ajukan adalah Medan Aquatic Center.

Bangunan gedung sebagai sarana manusia melakukan kegiatan mempunyai peranan penting dalam produktivitas kerja dan pembentukan pola perilaku serta jati diri manusia. Atas dasar alasan ini penyelenggaraan bangunan gedung perlu diatur dan dibina demi kelangsungan dan peningkatan kehidupan serta penghidupan masyarakat, termasuk mewujudkan bangunan gedung yang seimbang, serasi dan selaras dengan lingkungannya.

Saya mengucapkan banyak terima kasih pada semua pihak yang telah mendukung kelancaran penulisan laporan ini. Saya tetap mengharapkan berbagai masukan, kritik dan saran, demi perbaikan laporan ini agar dapat menjadi lebih baik di masa mendatang

Proses panjang dan penuh suka duka ini tidak bisa dilalui tanpa dukungan, doa, semangat, dan perhatian tiada henti dari Papa (Ir. Isya Ansari Hutasuhut) dan Mama (Zubaidah Dalimunthe) tercinta, adik-adik saya tersayang Fahmi, Aulia, Kiki,serta keluarga besar saya.

Terima kasih yang sebesar-besarnya tidak lupa saya ucapkan kepada:

Bapak Ir.N. Vinky Rahman, MT. sebagai Dosen Pembimbing I atas bimbingannya yang sangat berarti dan selalu memberikan motivasi dari awal hingga akhir.

Bapak Ir.Novrial, M.ENG sebagai Dosen Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan arahan yang sangat berguna.

Ibu Ir.Nurlisa Ginting, M.Sc, Ibu Ir. Dwira N. Aulia, M.Sc Ph.D, Ibu Wahyuni Zahrah, ST. M.Si, selaku dosen penguji yang telah banyak memberikan masukan, saran, dan kritik.

Bapak Ir. Dwi Lindarto H. MT. Sebagai Ketua Jurusan dan Koodinator Studio Tugas Akhir Semester B TA. 2009/2010.

 Para staf Pengajar dan Pegawai Tata Usaha di lingkungan Fakultas Teknik Departemen Arsitektur USU.

 Zhilli Izzadati Khairuni yang selalu menemani, mendukung, memberi semangat dan mengispirasi selama ini.


(5)

 Adek-adek dan Teman-teman satu kelompok sidang, buat Ghenta tetap semangat.

 Teman-teman seperjuangan lainnya Ratih, Teris, Andi, Heri, Bang Wahidin.

 Faisyal Somarta terima kasih atas dukungannya selama tugas akhir.

 Felik yang selalu bawa stick selama sidang (mantap John).

 Andri Haris ST makasih atas pembuatan 3d aku yang biasa itu, Azhar dan Fahri maketer walaupun lupa buat kacanya.

 Seluruh teman-teman 2005, Omen, Fitri, Faisal Aszhari, Bowo, Irfan, Nerwin, Dika, Irul, Iqbal, Rahar, Jabat, Aci, Yuni, Ayu, terima kasih atas pertemanan kita yang indah selama ini.

 Adek-adek 2008 Ilham dkk, Adek-adek 2006 dan 2007.

Medan, 18 Juni 2010 Penulis,


(6)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... iii

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR TABEL ... viii

DAFTAR DIAGRAM ALIR ... ix

BAB I PENDAHULUAN ... 1

I.1. Latar Belakang ... 1

I.2. Maksud Dan Tujuan ... 2

I.3. Masalah Perancangan ... 2

I.4. Metode Pendekatan ... 3

I.5. Ruang Lingkup Dan Batasan Proyek... 3

I.6. Kerangka Berpikir ... 4

I.7. Sistematika Laporan ... 5

BAB II DESKRIPSI PROYEK ... 11

II.1. Terminologi Judul……… ... 11

II.2. Program Kegiatan...………... 11

2.2.1. Kebutuhan Ruang Luar……….… ... 11

2.2.2. Kebutuhan Ruang Dalam……….… ... 11

II.3. Persyaratan Dan Ketentuan Olahraga Renang………. .. 26

II.3.1. Persyaratan ... 26

II.4. Jenis-Jenis Dan Persyaratan Rekreasi………. ... 26

BAB III ELABORASI TEMA ... 34

III.1. Pengertian Arsitektur Zoomorfik ... 34

a.Pengertian Arsitektur………..……… ... 31

b.Pengertian Zoomorfik………..……… ... 31

III.2. Interpretasi Tema ... 33

III.3. Keterkaitan Tema Dan Judul ... 39

III.4. Studi Banding Tema Sejenis ... 39


(7)

IV.1. Analisa Sirkulasi ... 45

IV.2. Analisa Pencapaian ... 46

IV.3. Analisa Utilitas ... 46

IV.4. Analisa Drainase ... 47

IV.5. Analisa Utilitas ... 47

IV.6. Analisa Kebutuhan Ruang... 47

BAB V KONSEP PERANCANGAN ... 50

V.1. Konsep Zoning Ruang Luar ... 50

V.2. Konsep Zoning Ruang Dalam ... 51

V.3. Konsep Entrance ... 52

V.4. Konsep Sirkulasi ... 53

V.5. Konsep Vegetasi ... 54

V.6. Konsep Massa ... 55

V.7. Konsep Struktur ... 56

V.8. Konsep Utilitas ... 57

BAB VI HASIL PERANCANGAN ... 58

VI.1. Gambar Kerja ... 58

VI. 1. 1. Site Plan………..………... 58

VI. 1. 2. Ground Plan………..……… ... 59

VI. 1. 3. Denah Lantai 1………..……… ... 60

VI. 1. 3. Denah Lantai 2………..……… ... 61

VI. 1. 3. Denah Lantai 3………..……… ... 62

VI. 1. 3. Tampak Depan Dan Tampak Belakang………..63

VI. 1. 3. Tampak Samping Kanan Dan Tampak Samping Kiri…… 64

VI. 1. 3. Potongan………..……… ... 65

VI. 1. 3. Rencana Atap………..……… ... 66

VI. 1. 3. Rencana Pondasi………..……… ... 67

VI. 1. 3. Rencana Pembalokan Lantai 2………..…….. 68

VI. 1. 3. Rencana Pembalokan Lantai 3………..……...69

VI. 1. 3. Rencana AC Dan Rencana Elektrikal………...70

VI. 1. 3. Rencana Kebakaran Dan Rencana Sanitasi…………...71

VI. 1. 3. Detail...………..…...72


(8)

VI.3. Foto Maket ... .74 DAFTAR PUSTAKA ... 75


(9)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Diagram Kerangka Berpikir ... 4

Gambar 2.1 Kolam Leisure ... 11

Gambar 2.2 Kolam Leisure Konvensional ... 11

Gambar 2.3 Peta Wilayah Pengembangan Pembangunan kota Medan ... 20

Gambar 2.4 Alternatif Lokasi 1 ... 21

Gambar 2.5 Tampak Bird View Watercube Beijing ... 24

Gambar 2.6 Tampak Bird View Watercube Beijing dan Stadium Bird’s Nest ... 24

Gambar 2.7 Interior Watercube Beijing ... 25

Gambar 2.8 Perspektif London Aquatic Center ... 26

Gambar 2.9 Tampak Bird View London Aquatic Center ... 27

Gambar 2.10 Struktur Atap London Aquatic Center ... 27

Gambar 2.11 Struktur Atap dan Potongan London Aquatic Center ... 28

Gambar 2.12 Sydney International Aquatic Center ... 29

Gambar 2.13 Potongan Tribun Sydney International Aquatic Center ... 29

Gambar 2.14 Ian Thorpe Aquatic Center ... 30

Gambar 2.15 Plafond Ian Thorpe Aquatic Center ... 30

Gambar 3.1 Lyon-Satolas Airport Railway Station ... 32

Gambar 3.2 E.X Plaza Indonesia ... 34

Gambar 3.3 Sydney Opera ... 35

Gambar 3.4 30St Mary Axe Tower London ... 35

Gambar 3.5 Milwaukee Art Museum... 36

Gambar 3.6 Bangunan karya Eugene Tsui berbentuk seperti mata ... 37

Gambar 3.7 Potongan St Mary Axe Tower ... 38

Gambar 3.8 Milwaukee Art Museum. ... 39

Gambar 3.9 Interior Quadracci Pavilion ... 40

Gambar 3.10 Jembatan Reinman ... 40

Gambar 3.11 Selasar Milwaukee Art Museum... 41

Gambar 3.12 Denah Milwaukee Art Museum ... 42

Gambar 3.13 Suasana Quadracci Pavilion ... 42


(10)

Gambar 3.15 Lyon-Satolas Airport Railway Station ... 44

Gambar 4.1 Analisa Sirkulasi. ... 45

Gambar 4.2 Analisa Pencapaian ... 46

Gambar 4.3 Analisa Utilitas ... 46

Gambar 4.4 Analisa Drainase ... 47

Gambar 5.1 Penzoningan Ruang Luar ... 50

Gambar 5.2 Penzoningan Ruang Dalam ... 51

Gambar 5.3 Konsep Entrance ... 52

Gambar 5.4 Konsep Sirkulasi ... 53

Gambar 5.5 Konsep Vegetasi ... 54

Gambar 5.6 Konsep Massa ... 55

Gambar 5.7 Konsep Struktur ... 56

Gambar 5.8 Konsep Utilitas ... 57

Gambar 6.1 Site Plan... 58

Gambar 6.2 Ground Plan ... 59

Gambar 6.3 Denah Lantai 1 ... 60

Gambar 6.4 Denah Lantai 2 ... 61

Gambar 6.5 Denah Lantai 3 ... 62

Gambar 6.6 Tampak Depan & Tampak Belakang ... 63

Gambar 6.7 Tampak Samping Kanan & Tampak Samping Kiri ... 64

Gambar 6.8 Potongan ... 65

Gambar 6.9 Rencana Atap ... 66

Gambar 6.10 Rencana Pondasi ... 67

Gambar 6.11 Rencana Pembalokan Lantai 2... 68

Gambar 6.12 Rencana Pembalokan Lantai 3... 69

Gambar 6.13 Rencana AC dan Rencana Elektrikal ... 70

Gambar 6.14 Rencana Kebakaran dan Rencana Sanitasi ... 71

Gambar 6.15 Detail ... 72

Gambar 6.16 3D Bangunan ... 73


(11)

DAFTAR TABEL

TABEL II.1. Kebutuhan Ruang Luar ... 7

TABEL II.2. Kebutuhan Ruang Dalam ... 8

TABEL II.3. Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta ... 16

TABEL II.4. Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan ... 18

TABEL II.5. Kriteria Pemilihan Lokasi ... 19

TABEL II.6. Perbandingan Usulan Site ... 23


(12)

DAFTAR DIAGRAM ALIR

Diagram Alir 1.1. Kerangka Berpikir ... 4 Diagram Alir 5.1. Konsep Utilitas ... 57


(13)

BAB I

PENDAHULUAN

I. 1. Latar Belakang Proyek

Kebutuhan akan sarana hiburan pada saat ini terutama di kota-kota besar semakin meningkat seiring dengan laju pertumbuhan kota tersebut. Selain itu pertumbuhan

ekonomi juga mendorong masyarakat semakin menyadari akan kebutuhan sarana hiburan. Dengan meningkatnya ekonomi, seseorang akan sadar bahwa hiburan dan rekreasi perlu untuk mengganti waktunya yang hilang selama ini. Dengan aktifitas yang padat dan melelahkan, masyarakat kota banyak yang merasakan jemu, lelah, dan stress. . Hal ini tampak ketika hari libur dimana pusat hiburan seperti mall dan café, ramai dengan pengunjung.

Maka dari itu perlu diperbanyaknya sarana-sarana hiburan kota yang dapat dijadikan tempat mereka melepaskan rasa lelah, jemu, dan stressnya.

Namun pada saat ini tempat-tempat hiburan di kota Medan khususnya rekreasi indoor dirasakan masih kurang keberadaannya dan pada umumnya sarana yang telah ada cenderung monoton atau tidak menawarkan sesuatu yang baru dan lain daripada yang lain, sehingga dapat memberikan nilai tambah bagi tempat hiburan tersebut.

Salah satu jenis rekreasi adalah olahraga. Olahraga merupakan kegiatan yang dapat memberikan kesehatan dan kesenangan kepada manusia. Olahraga juga merupakan satu keharusan dari aspek biologis manusia guna mengembangkan ketahanan yang bersifat menyeluruh, pembentukan ketrampilan hidup, ketrampilan sosial, ketrampilan berfikir, pembentukan prestasi, penghayatan nilai-nilai sportifitas, nilai-nilai moral dan estetika.

Berdasarkan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2005 olahraga terbagi atas :

- Olahraga pendidikan adalah pendidikan jasmani dan olahraga yang dilaksanakan sebagai bagian proses pendidikan yang teratur dan berkelanjutan untuk memperoleh pengetahuan, kepribadian, ketrampilan, kesehatan, dan kebugaran jasmani.

- Olahraga rekreasi adalah olahraga yang dilakukan oleh masyarakat dengan kegemaran dan kemampuan yang tumbuh dan berkembang sesuai dengan kondisi dan nilai budaya masyarakat setempat untuk kesehatan, kebugaran, dan kegembiraan.

- Olahraga prestasi adalah olahraga yang membina dan mengembangkan olahragawan secara terencana, berjenjang, dan berkelanjutan melalui kompetisi untuk mencapai prestasi dengan dukungan ilmu pengetahuan dan teknologi keolahragaan.


(14)

- Olahraga amatir adalah olahraga yang dilakukan atas dasar kecintaan atau kegemaran berolahraga.

- Olahraga profesional adalah olahraga yang dilakukan untuk memperoleh pendapatan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran berolahraga.

- Olahraga penyandang cacat adalah olahraga yang khusus dilakukan sesuai dengan kondisi kelainan fisik dan/atau mental seseorang.

Maka berangkat dari hal tersebut, muncul gagasan untuk menyediakan tempat hiburan yang memiliki fasilitas berbeda dan menawarkan suasana yang berbeda pula, namun dapat memberikan nilai lebih dalam hiburan.Salah satu olahraga rekreasi yang banyak di sukai semua kalangan baik dari anak-anak sampai orang tua adalah olahraga air. Terbukti dengan banyaknya pengunjung yang datang ke arena kolam renang ataupun pantai pada akhir pekan maupun hari libur.

I. 2. Maksud dan Tujuan

Adapun maksud dan tujuan perancangan proyek ini adalah :

• Untuk memfasilitasi kegiatan berolahraga masyarakat Medan, khususnya olahraga air yang sangat populer dikalangan masyarakat

• Merencanakan fasilitas yang dapat menampung kegiatan olahraga air, baik aktivitas maupun fasilitasnya, sehingga penyelenggaraan kegiatan dapat dilakukan secara efisien. • Menciptakan fisik arsitektural bangunan yang mampu mengundang masyarakat untuk

beraktivitas di dalamnya.

• Menghasilkan pengalaman berolahraga dan rekreasi yang berbeda dengan dipadukannya ruang-ruang olahraga dengan ruang-ruang hiburan.

1. 3. Masalah Perancangan

Adapun permasalahan yang dapat timbul pada Medan Aquatic Center yang menggunakan konsep indoor ini adalah bagaimana merencanakan fasilitas-fasilitas yang berbeda-beda dalam satu perancangan yang saling berintegrasi, yang didukung oleh aspek lain seperti sirkulasi, utilitas, dan lain-lain. Permasalahan pada kasus ini adalah :

Permasalahan umum :

Bagaimana bentuk penyediaan fasilitas Aquatic Center ini dapat menampung segala kegiatan olahraga dan rekreasi air di dalamnya seperti renang, polo air, seluncur dll


(15)

Penentuan lokasi yang dapat mewadahi dan mendukung kegiatan pada Aquatic Center ini.

• Menentukan kebutuhan ruang dan besarannya yang dapat menampung semua aktivitas yang ada sesuai dengan fungsinya

• Penerapan struktur dan teknologi bangunan yang tepat bagi bangunan yang sesuai dengan kondisi tapak dan lingkungan fisik yang ada.

• Menciptakan harmonisasi fungsi antara fungsi olahraga, fungsi hiburan.

1. 4. Metode Pendekatan

Pendekatan yang dilakukan dalam perencanaan dan perancangan Medan Aquatic

Center ini adalah melakukan studi pustaka, untuk pengembangan lebih lanjut analisa dan

konsep perancangan sebagai pemecahan dari masalah yang ada dan kriteria-kriteria umum maupun khusus bagi proses perencanaan dan perancangan.

Pendekatan ini mempertajam tentang hal-hal berikut : 1. Pengertian dan konsep Aquatic Center

2. Fungsi dan manfaat bangunan ini terhadap lingkungan.

3. Studi banding kasus yang berhubungan dengan perencanaan Aquatic Center dan tema yang diambil.

I. 5. Ruang Lingkup dan Batasan Proyek

Lingkup perancangan yang akan dibahas dari kasus proyek Medan Aquatic Center ini adalah seluruh aspek fisik dan perancangan kasus proyek bangunan, yang menyangkut lingkungan tapak, massa bangunan, pembentukan ruang dan arus sirkulasi dalam dan luar bangunan pada lokasi tapak perancangan.

Batasan proyek ini adalah pembahasan yang berkaitan dengan desain dan perancangan sebuah penyedia fasilitas olahraga air yang dapat menyediakan berbagai macam kegiatan pelatihan serta pertandingan – pertandingan berskala lokal.

Fasilitas pendukung lain juga dimasukkan kedalam fungsi tambahan dari Aquatic


(16)

MAKSUD DAN

PERMASALAHAN

I. 6. Kerangka Berpikir

SASARAN

PENGUMPULAN DATA & STUDI LITERATUR

ANALISA

Feed KRITERIA KONSEP

KONSEP

PRA-RANCANGAN

DESAIN AKHIR Feed

LATAR BELAKANG

Diagram Alir 1.1. Kerangka Berpikir


(17)

I. 7. Sistematika Penulisan Laporan

BAB I PENDAHULUAN

Berisi tentang kajian latar belakang, maksud dan tujuan, permasalahan, pendekatan, ruang lingkup, batasan, dan sistematika laporan.

BAB II DESKRIPSI PROYEK

Berisi tentang tinjauan tentang gedung konser musik, akustik, tinjauan tentang musik, perilaku pementasan, dan studi banding proyek sejenis..

BAB III ELABORASI TEMA

Berisi tentang kajian mengenai pengertian, studi banding terhadap bangunan-bangunan yang menerapkan tema yang sejenis, dan keterkaitan tema dengan judul.

BAB IV ANALISA PERANCANGAN

Berisi tentang kajian analisis terhadap lokasi tapak perancangan, masalah, potensi, prospek dan kondisi lingkungan, pemakai dan aktivitasnya. Juga berisi tentang dasar-dasar pemrograman fasilitas yang direncanakan, meliputi kebutuhan ruang, besaran dan persyaratan ruang.

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Berisi tentang konsep-konsep perancangan yang sesuai dengan tema lingkungan kajian

BAB VI HASIL RANCANGAN

Berisi gambar hasil perancangan seperti site plan, ground plan, denah, tampak, potongan, rencana-rencana, detail, perspektif dan foto maket.

DAFTAR PUSTAKA

Berisi daftar pustaka yang digunakan sebagai literatur selama proses perencanaan dan perancangan kasus proyek.


(18)

BAB II

DESKRIPSI PROYEK

II. 1. Terminologi Judul

Adapun judul dari proyek tugas akhir ini adalah Medan Aquatic Center Pengertian Medan Aquatic Center:

Medan salah satu nama kota terbesar ke-3 di Indonesia yang merupakan ibukota provinsi Sumatera Utara yang berada di Pulau Sumatera.

Aquatic : Segala sesuatu yang berhubungan dengan air Center

Center is place for a particular activity

:

1

Pusat, sentral, bagian yang paling penting dari sebuah kegiatan atau organisasi.

(Menempatkan untuk fasilitas tertentu)

Tempat aktivitas utama, dari kepentingan khusus yang dikonsentrasikan.

 Suatu tempat dimana sesuatu yang menarik aktifitas atau fungsi terkumpul atau terkonsentrasi

Dari uraian judul di atas, maka secara umum Medan Aquatic Center adalah Suatu fasilitas atau tempat untuk melakukan aktivitas yang berhubungan dengan sarana untuk berenang dimana dalam hal ini bersifat lebih rileks atau rekreasi juga kegiatan berenang yang bersifat kompetisi, dan didukung dengan fasilitas-fasilitas pendukung yang terkait didalamnya.

II. 2. Program Kegiatan

II. 2. 1. Kebutuhan Ruang Luar

Hal-hal penting yang harus ada pada saat kita hendak memasuki area kolam renang untuk pertama kali adalah :

- Kemudahan untuk menemukan fasilitasnya

- Jarak kedekatan tempat pemberhentian transportasi umum dengan bangunan - Kemudahan parkir

- Keamanan area parkir

- Sistem pengawasan dari entrance - Kenyamanan akses menuju fasilitas

1


(19)

Kebutuhan Ruang Luar Jenis

Kegiatan

Pengguna Fasilitas Aktivitas Kebutuahan Ruang Kegiatan Penunjang - Pengunjung - Pengelola - Karyawan

Area Parkir Parkir Kendaraan roda dua dan roda empat

- Lapangan Parkir roda 2 - Lapangan Parkir roda 4

- Pos Jaga - Drop Area

II. 2. 2. Kebutuhan Ruang Dalam

Fasilitas dalam area kolam renang menurut tempatnya, berada di dalam ruangan (indoor), yaitu ruang terbuka dan ruang tertutup.

. Fasilitas indoor terbuka, meliputi: • Fasilitas olahraga prestasi, seperti:

Kolam renang, kolam pemanasan • Fasilitas olahraga rekreasi, seperti:

Kolam arus, kolam gelombang, kolam luncur 2. Fasilitas indoor tertutup, meliputi:

Fasilitas fitness, seperti:

Hall + r. tunggu, r. latuhan, body building, sauna, spa, ruang ganti, r.istirahat, toilet, dan lain-lain.

Fasilitas penunjang, seperti:

R. Audio visual, r. ganti, r. simpan ( locker ), r. pelatihan, toilet • Fasilitas pelengkap, seperti:

Café, restaurant, toko penyewaan peralatan, r.ganti Fasilitas pengelola, seperti:

Kantor, ruang pegawai, ruang istirahat pegawai • Service, seperti: Gudang, r.mesin, r.panel, r. filter

Tabel 2.1. Kebutuhan Ruang Luar


(20)

Kebutuhan Ruang Dalam Jenis

Kegiatan

Pengguna Fasilitas Aktivitas Kebutuahan Ruang Kegiatan

Utama

Pengunjung - Kolam Leisure

- Kolam

Selancar - Kolam Gelombang - Kolam Lintasan - Berenang - Mandi - Makan/Minum

- Kolam

Renang - Ruang Ganti

- Ruang

Shower - Toilet - Loker Kegiatan Penunjang - Pengunjung - Karyawan - Cafe - Restaurant - Food Court

- Makan - Minum - Nonton

- Ruang Makan /Minum

- Area Food Court

- Retail - Belanja - Ruang

Display - Kasir - Gudang - Receptionist - Kasir - Administrasi - Perbaikan Alat

- Pengawasan

- Ruang Receptionist - Ruang Kasir - Ruang Alat

- Ruang

Pengawas Kegiatan

Service

Pengelola - Ruang ME - Ruang AHU

- Pengontrolan - Pengawasan -

Pengoperasian - Perawatan

- Ruang

Kontrol Utama - Ruang Panel - Gudang - Loading Dock


(21)

- Ruang P3K - Pertolongan - Perawatan

- Ruang Pasien

- Ruang

Periksa

- Ruang

Istirahat - Toilet - Pengelola

- Pengunjung

II. 3. Persyaratan dan Ketentuan Olahraga Renang II .3.1. Persyaratan

1. Kebutuhan Olahraga ini antara lain :

- Kolam Renang2

• Berbentuk persegi panjang yang terdiri dari 8 – 10 jalur yang masing – masing dipisahkan oleh tali lintasan sejajar jalur

• Dinding kolam harus sejajar, vertikal dan harus dibuat dari bahan padat dengan permukaan yang tidak licin

• Dalam pertandingan, ketinggian air harus tetap dengan temperatur minimum 240 C, dan parit – parit boleh dibuat pada 4 sisi dinding kolam

• Pada ujung tempat start terdapat panel sentuhan pengambilan waktu yang langsung berhubungan dengan papan pencatat waktu

2. Jenis – jenis Kolam Renang3

- Kolam Konvensional

Panjang

Panjang standar kolam renang adalah 50 meter, 25 meter dan 20 meter, namun terdapat juga ukuran lainnya yang digunakan pada sebagian komunitas kecil. Secara umum disepakati bahwa jarak kolam yang dipergunakan harus 100 meter.

Lebar

2

Handbook of Sport and Recreational Bulding Design vol 3, page 6 3

Handbook of Sport and Recreational Bulding Design vol 3, page 7 Tabel 2.2. Kebutuhan Ruang


(22)

Kolam konvensional secara umum memiliki 4 , 5, 6, 8 atau 10 lintasan tergantung tingkat kompetisi yang dilaksanakan, dengan lebar kolam ideal 50 meter atau 25 meter. Lebar setiap lintasan 2 – 2.5 meter, untuk kompetisi tingkat internasional lebar lintasan biasanya lebih luas.

Kedalaman

Cakupan kedalaman untuk kolam konvensional utama adalah sekitar 0.9/1.0 meter hingga 1.8/2.0 meter demgam kolam kompetisi utama lebih dalam dari standar tersebut.

Tingkatan Kolam renang secara umum berdasarkan ketetapan kolam konvensional4 • Kolam Olimpiade

adalah :

• Kolam Internasional 50 meter • Kolam Nasional 25 meter • Kolam Regional 50 meter • Kolam Regional 25 meter

• Kolam di sekitar lingku ngan 25 meter.

- Kolam Leisure

Kolam Leisure mempunyai ukuran dan bentuk dan pada umumnya, walaupun tidak sepenuhnya berdasarkan ketentuan umum dengan kedalaman 1.5 m atau kurang. Kolam ini terdiri atas beberapa fitur-fitur, yang paling banyak diminati pengguna adalah air yang beriak, contohnya, ombak tiruan, arus sungai tiruan yang deras, aturan air dan air mancur panas-dan- waterslides.

4


(23)

- Kolam leisure konvensional

Kolam konvensional leisure, seperti namanya, menyiratkan suatu kompromi. Kolam renang ini dianggap kurang lebih sebagai kolam konvensional di dalam suatu hall kolam leisure. 'Kurang lebih konvensional' hal ini berarti standard normalnya jarak dua sisi adalah 25 m dan terpisah untuk akomodasi

- Bentuk wujud kolam yang lain:

• Kolam anak kecil yang baru belajar jalan. Pada umumnya sangat kecil dan dangkal sehingga bayi dan anak kecil yang baru belajar jalan bisa bemain dengan aman.

Kolam untuk belajar renang. Ditujukan untuk anak-anak preschool untuk belajar berenang didalam kedalaman 750-900 mm. Bentuk normal kolam adalah segi-empat. • Kolam Pelatihan. Ditujukan untuk sekolah kursus berenang atau klub pelatihan renang

dengan kedalaman minimum sekitar 1 m. Jika start penyelaman diperlukan, kedalaman yang minimum harus 1.2 m. Bentuk kolam normal adalah segi-empat dan mempunyai sedikitnya empat lintasan renang.

Gambar 2.1. Kolam Leisure

Gambar 2.2. Kolam leisure Konvensional


(24)

• Kolam untuk menyelam. Fasilitas spesialis yang dapat juga digunakan untuk pelatihan subaqua yang disamakan dengan berenang. Dimensi minimum kolam ( denah dan potongan) ditentukan oleh cakupan papan loncatan dan platform yang ditetapkan

II. 4. Jenis-Jenis dan Persyaratan Rekreasi II. 4.1. Jenis-jenis Rekreasi

Pengertian Rekreasi

Rekreasi berasal dari kata latin “ creatur “ yang berarti mencipta, kemudian diberi awalan re sehingga berarti pemulihan daya cipta atau penyegaran daya cipta. Kegiatan rekreasi bisa dilakukan pada waktu senggang ( leisure time ). Leisure berasal dari kata Latin “ licere “ yang berarti diperkenankan menikmati saat – saat yang bebas dari kegiatan rutin untuk memulihkan atau menyegarkan kembali.

Recreation means refreshment of strength and spirit after toil, yang berarti rekreasi adalah makanan bagi kekuatan dan semangat setelah bekerja keras.

Pengertian rekreasi5

• Penyegaran kembali badan dan pikiran adalah:

• Sesuatu yang menggembirakan hati seperti hiburan dan piknik.

Jadi, rekreasi dapat diartikan sebagai aktivitas yang dilakukan pada waktu senggang yang bertujuan untuk membentuk, meningkatkan kembali kesegaran fisik, mental dan daya kreasi ( baik secara individu maupun kelompok ) yang hilang akibat aktivitas rutin sehari – hari dengan jalan mencari kesenangan, hiburan dan kesibukan yang berbeda dan dapat memberikan kepuasan dan kegembiraan.

Fungsi rekreasi:

1. Penyeimbang dari ketegangan dan kesibukan rutin 2. Perkembangan intelegensi dan pengenalan pribadi 3. Mempertinggi daya imajinasi

4. Mencari keleluasaan, kelegaan, dan kebebasan 5. Pendidikan mental

6. Mempertinggi keterampilan

7. Menambah hal baru dalam kehidupan 8. Memenuhi rasa ingin tahu atau bertualang

5


(25)

Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain. Fasilitas spesifik ini yang akan mendorong masyarakat untuk datang mengunjunginya.

Menurut Patricia Farrel dalam The Process of Recreation Progamming dan Ivor Selly dalam Outdoor Recreation and The Urban Environment bahwa jenis-jenis rekreasi yaitu :

a. Berdasarkan jenisnya rekreasi dibedakan menurut : 1. Sifatnya

Rekreasi dapat bersifat mendidik, sport, tontonan, atau permainan. 2. Objeknya

 Aktif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi, baik secara langsung ataupun tidak langsung, seperti : kolam renang, taman-taman kota, dsb

 Pasif, yaitu jika manusia terlibat di dalam objek rekreasi tersebut, seperti : film, sandiwara, dan sebagainya.

3. Tingkatan Umur

Biasanya untuk anak-anak, remaja, dan dewasa. 4. Waktu Penyelenggaraan

Pagi, siang, dan malam. 5. Tempatnya

Kegiatan di luar ruangan (outdoor) atau di dalam ruangan (indoor). b. Ditinjau dari segi fasilitas, tempat rekreasi mempunyai 2 kategori :

1. Fasilitas khusus (yang bersifat spesifik)

Fasilitas khusus hanya ada di tempat itu dan jarang ditemukan di tempat lain. Fasilitas spesifik ini yang mendorong masyarakat datang untuk

mengunjunginya.

2. Fasilitas pokok (yang harus ada) c. Klasifikasi sarana olahraga rekreatif

1. Berdasarkan sifat ruang :

• Dilakukan di luar bangunan • Dilakukan di dalam bangunan 2. Berdasarkan kelompok usia pemakai :

• Untuk anak-anak : area bermain anak

• Untuk dewasa : gedung olahraga, lapangan olahraga 3. Berdasarkan jenis penggunaannya :

• Rekreasi komunal (multi used) terdiri dari bermacam-macam aktifitas yang dapat dilakukan dalam kompleks.


(26)

• Rekreasi tunggal (single used), terdiri dari satu macam kegiatan utama. • Sarana pelengkap (servis used), untuk melayani rekreasi di luar

bangunan.

4. Berdasarkan fungsinya mengimbangi waktu kerja dan istirahat : • Rekreasi harian

• Rekreasi mingguan • Rekreasi liburan 5. Berdasarkan ruang lingkup :

• Lingkup perumahan

• Lingkup wilayah, terdiri dari beberapa fasilitas rekreasi dengan lingkup perumahan

• Lingkup perkotaan, untuk pemakai umum dalam kota

• Lingkup daerah regional, terletak di dalam atau di luar kota dan melayani beberapa daerah sekitarnya

• Lingkup nasional, sifatnya nasional dan mempunyai karakter tersendiri • Lingkup internasional, melayani seluruh dunia

6. Berdasarkan keterkaitan pemakai dikaitkan dengan lokasi : • Rekreasi darat, seperti : berkuda, atletik, hiking, kemping

• Rekreasi air atau bahari, seperti : memancing, renang, power boating, bersampan

• Rekreasi udara, seperti : terjun payung dan olahraga udara lainnya 7. Berdasarkan aktifitas/kegiatan :

• Big muscle activities : rekreasi yang memerlukan tenaga atau fisik. • Social activities : rekreasi yang bertujuan sosial, seperti :

bercakap-cakap, jalan-jalan bersama, melibatkan interaksi sosial sebagi kegiatan utama.

• Physical recreation : memerlukan usaha atau kegiatan fisik sebagai kegiatan utama.

• Cognitive recreation : melibatkan kebudayaan, pendidikan, dan kreatifitas.

• Environment-related recreation : rekreasi yang memanfaatkan potensi alam dalam kegiatannya, seperti olahraga arung jeram.


(27)

• Rhythms and music : rekreasi yang diakibatkan oleh irama dan musik yang memberikan kesenangan, persahabatan, seperti bernyanyi dan berdansa.

• Hand intellect : rekreasi yang mengembangkan keterampilan tangan dan pikiran, misalnya : melukis dan mematung.

• Creative play : rekreasi yang mengembangkan imajinasi, daya khayal akan sesuatu yang bukan sesungguhnya, misalnya : membuat bangunan dari pasir.

• Nature learning : rekreasi di alam terbuka (berkemah dan mendaki gunung)

• Mental : rekreasi yang merupakan ekspresi dari aktifitas masyarakat yang berisfat mendidik, misalnya : berdebat, berdiskusi, dan lain-lain.

• Collecting : mengumpulkan benda-benda sebagai hobi, masuk ke dalam kelompok sosial tertentu atau memilih salah satu cara kehidupan yang khusus.

• Service activities : sebagian orang tertentu merupakan kesenangan tersendiri jika melakukan pelayanan kegiatan umum, misalnya : sebagai juri, grur, dan lain-lain.

• Shopping activities : sebagian orang berbelanja menjadi aktifitas rekreasi yang merupakan suatu kesenangan. Antara lain : kesempatan untuk memperoleh pelayanan, kesenangan dalam tawar-menawar, cuci mata dengan melihat-lihat.

• Relaxation : rekreasi yang bertujuan melepaskan diri dari ketegangan dan kelelahan mental dan fisik untuk mencapai kesenangan dan kesegaran, misalnya ; menikmati pemandangan alam, duduk di taman, dan lain-lain. • Solitude : menyendiri untuk melepaskan kesibukan sehari-hari dengan

beristirahat di tempat tertentu yang sepi, seperti keluar kota, ke gunung. Berdasarkan Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta menurut Linda Y, bahwa karakter Bangunan Rekreasi adalah :

Tabel Karakter Bangunan Rekreasi

KRITERIA BAGIAN UTAMA KETERANGAN

1. Pengolahan Tapak

A. Pemilihan Tema Umumnya dengan pemanfaatan potensi tapak dan di sesuaikan pada


(28)

kurun waktu.

B. Pola Sirkulasi Menuntut DINAMIS dengan

mengkombinasikan pola-pola yang ada dan menuntut adanya suatu aliran, sehingga memberikan pengarahan yang jelas bagi pengunjung.

2. Pengolahan Bangunan

A. Pemilihan Tema Wadah rekreasi menjadi wadah

imajinasi bentuk arsitektur yang sesuai dengan kondisi lingkungan sekitar tapak

B. Pengolahan Ruang

Menciptakan ruang-ruang intim, santai dan sesuai dengan sifat rekreasi.

C. Kegiatan Penerapan pada pengolahan ruang yang sesuai hirarkinya (utama, pendukung) D. Bentuk Ruang DINAMIS, pengunjung merasa

nyaman dan informasi, yang

menghilangkan rasa tegang dan formil dalam kegiatan rutin.

E. Penyediaan Fasilitas dan Kegiatan

Selalu mengalami pembaharuan dengan memperhatikan keunikan dan imajinasi yang berkaitan dengan tema wadah rekreasinya.

3. Penggunaan Teknologi

a. Peralatan

b. Bahan Bangunan c. Struktur dan Konstruksi

Sumber : Tipologi Bangunan Rekreasi Aktif Komersil di Jakarta menurut Linda Y

Menurut Bovy dan Lawson (1977) dalam a Handbook of Physical Planning, aktifitas rekreasi dikelompokkan dalam 5 kategori :

1. Kegiatan yang dilakukan di dalam dan sekeliling rumah, seperti menonton TV, membaca, mendengarkan musik, berkebun, dan sebagainya.

2. Kegiatan dengan interaksi sosial seperti menonton film di bioskop, berbelanja, makan di restoran, kunjungan keluarga, dan sebagainya.

3. Kegiatan yang melibatkan seni budaya (kunjungan pameran seni, teater, konser musik). 4. Kegiatan olahraga, seperti berenang, bola kaki, voli, golf, dan sebagainya.

5. Kegiatan outdoor tidak resmi, seperti jalan-jalan, piknik, dan sebagainya.

Menurut Bovy dan Lawson (1977) juga ada beberapa faktor yang mempengaruhi jenis dan aktifitas rekreasi yang dilakukan, yaitu :

1. Faktor jenis kelamin, usia, dan keluarga


(29)

Kegiatan rekreasi gadis remaja mungkin berbeda dengan remaja putra atau orang dewasa.

2. Faktor sosial ekonomi

Masyarakat dengan kebutuhan sosial tertentu (elite) akan berbeda dengan rekreasi masyarakat pada umumnya dikarenakan berbeda fasilitas yang dimiliki.

3. Faktor Pranata

Berhubungan dengan pencapaian, dana yang dimiliki, perubahan sikap terhadap rekreasi.

4. Faktor ketersediaan waktu luang

Waktu rekreasi ibu rumah tangga akan berbeda dengan wanita pekerja. 5. Faktor perubahan teknologi

Berpengaruh pada kemudahan pencapaian, munculnya jenis-jenis rekreasi baru. II. 5. Tinjauan Lokasi

II. 5. 1. Kriteria Pemilihan Lokasi

Pemilihan lokasi site didasarkan atas beberapa kriteria, seperti:

1. Berdasarkan Rencana Umum Tata Ruang Kota Medan ( RUTRK ) 2005. Lokasi site harus sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah ditetapkan sesuai dengan rencana peruntukan lahan.

2. Lingkungan tapak berada di lokasi yang strategis , lingkungan dengan imej yang bagus dan berbudaya dan sesuai fungsinya dengan lingkungan sekitarnya yang dapat mendukung fungsi bangunan yang akan dibangun.

3. Aksesibilitas

Lokasi tapak yang mudah dicapai, dan adanya sarana transportasi umum yang melewati lokasi site.

Berdasarkan RUTRK, Wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Medan disesuaikan menjadi 5 Wilayah Pengembangan Pembangunan ( WPP ) , yaitu :

WPP KECAMATAN Jumlah Penduduk

A - Kec. Medan Belawan

- Kec. Medan Marelan

- Kec. Medan Labuhan

Jumlah

2.625,01 2.382,10 3.667,17

8.674,28

Pelabuhan, terminal, industri, pergudangan, pelabuhan, perumahan dan konservasi.

B - Kec. Medan Deli 2.084,33 Perumahan, perdagangan (pasar induk sekunder dan


(30)

perdagangan)

C - Kec. Medan Timur

- Kec. Medan Perjuangan

- Kec. Medan Area

- Kec. Medan Denai

- Kec. Medan Tembung

- Kec. Medan Amplas Jumlah 775,75 409.32 552,43 905,04 799,26 1.118,57 4.560,47

Pemukiman, perdagangan, dan rekreasi, pembangunan sambungan air minum, rumah

permanen, sarana pendidikan dan kesehatan

D - Kec. Medan Baru

- Kec. Medan Maimun

- Kec. Medan Polnia

- Kec. Medan Kota

- Kec. Medan Johor Jumlah 583,77 297,76 901,12 526,96 1.457,75 3.767,08 Kawasan perdagangan, perkantoran, rekreasi indoor dan pemukiman, dengan

program kegiatan pembangunan perumahan permanen, penanganan sampah dan sarana pendidikan

E - Kec. Medan Barat

- Kec. Medan Petisah

- Kec. Medan Sunggal

- Kec. Medan Helvetia

- Kec. Medan Tuntungan

- Kec. Medan Selayang Jumlah 681,72 532,84 1.543,66 1.316,42 2.068,04 1.281,16 7.423,84 Perumahan, perdagangan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota.

KOTA MEDAN

Jumlah 26.510

Berdasarkan kriteria yang mengacu pada RUTRK Kota Medan maka lokasi proyek

Medan Aquatic Center ini akan berada di wilayah WPP C, D atau E.

TABEL Kriteria Pemilihan Lokasi

No. Kriteria Lokasi

1. Tinjauan terhadap struktur kota

Berada di kawasan kota yang juga merupakan daerah jasa dan komersil. Selain itu berada dekat dengan jalan besar sebagai penghubung transportasi.

Tabel 2.4. Wilayah Pengembangan Pembangunan (WPP) Kota Medan


(31)

2. Pencapaian

Akses pencapaian harus terdapat angkutan umum dan pribadi dari setiap badan jalan dan pengaturan jalan masih dapat dikontrol dengan baik. Namun kendaraan pribadi merupakan fokus utama pencapaian, sehubungan dengan sasaran aktifitas adalah masyarakat kelas menengah ke atas.

3. Area pelayanan Hotel taraf internasional, kampus dan perumahan adalah lingkungan sekitar yang dapat saling mendukung dengan bangunan yang akan direncanakan.

4. Ukuran Lahan Ukuran lahan harus mencukupi kebutuhan ruang secara fungsional beserta fasilitas-fasilitas yang direncanakan.( min. 2 Ha).

5 Kemudahan Enterance Enterance menuju dan keluar tapak harus mudah diakses

oleh pengelola, penyewa, pengguna fasilitas dan pengunjung.

6 Kontur Tapak Kontur tapak sebaiknya relatif datar untuk memudahkan kelancaran transportasi.

7 Kebisingan Keadaan bebas dari kebisingan dan getaran yang berlebihan merupakan hal yang bersifat mutlak. Untuk itu perencanaan bangunan harus mempertimbangkan eksistensi bangunan di sekitarnya yang tidak akan mempengaruhi baik di masa sekarang maupun masa yang akan datang.

8 Loading Dock Perlengkapan acara cenderung memiliki ukuran yang besar dan berat sehingga perlu diperhatikan loading

docknya sehingga tidak mengganggu kegiatan lainnya.

Tabel 2.5. Kriteria Pemilihan Lokasi


(32)

II. 5. 2. Analisis Pemilihan Lokasi

Keberadaan lokasi proyek dapat dilihat pada gambar berikut :

Usulan Lokasi Proyek Lokasi I : Jl. Guru Patimpus

Lokasi terletak di samping Deli Plaza, Site ini memungkinkan sebagai lokasi proyek ini karena letaknya yang strategis

Secara umum pada RUTRK Kec. Medan Timur yang menjadi lokasi proyek terletak di pusat kota yang termasuk dalam WPP D (WPP1) yang diarahkan pada pengembangan pusat pemerintahan, hutan kota, pusat pendidikan, perkantoran, rekreasi indoor dan permukiman. WPP D Pusat Bisnis(CBD), pusat pemerintahan, h WPP E Perumahan, perkantoran, konservasi, lapangan golf dan hutan kota

WPP A Merupakan Kawasan Pelabuhan, industri, WPP B Merupakan kawasan perkantoran dan d WPP C Merupakan kawasan pemukiman dan


(33)

Luas dan batas lokasi

Luas Site : ± 36.000 m2 • Batas-batas Site

Sebelah Utara : Ruko-ruko dan perumahan penduduk Sebelah Timur : TVRI

Sebelah Selatan : Deli Plaza Sebelah Barat : Sungai Deli

Lokasi II : Jl. Brigjen Katamso (Eks Kebun Binatang Lama)

Lokasi ini juga memungkinkan sebagai lokasi proyek ini karena letaknya yang strategi, berada di jalan primer (Jl. Brigjen Katamaso), pencapaian juga mudah karena banyak angkutan umum yang melewatinya.

Lokasi ini berada pada Kecamatan Medan Baru, yang termasuk dalam WPP D dengan fungsi CBD, Pusat Pemerintahan, Hutan Kota, Pusat Pendidikan, Perkantoran, Rekreasi Indoor, Permukiman.


(34)

Sebelah Utara site berbatasan dengan

Sebelah Selatan site berbatasan dengan Ruko dan Perumahan

Sebelah Timur site berbatasan dengan Ruko Sebelah Timur site

berbatasan dengan Rumah


(35)

Tabel Perbandingan Usulan Site

No Perincian Unsur Nilai Jl. Guru Patimpus Jl. Brigjen Katamso 1 Sesuai dengan RUTRK

Medan

3

(Pengembangan kearah bidang pendidikan dan rekreasi)

3

(Pengembangan kearah bidang pendidikan dan rekreasi)

2 Luas Lahan 3

(± 2.9 Ha)

3

(± 2.1 Ha)

3 Kondisi Lahan 3

(Relatif datar)

2

(Sedikit berkontur)

4 Fungsi Eksisting 3

(Lahan Kosong)

3

(Lahan Kosong)

5 Pencapaian Sarana Angkutan Umum dan Pribadi

3

(mudah bagi kendaraan pribadi dan tersedia angkutan umum)

2

(Mudah, namun sering terjadi kemacetan)

6 Fungsi pendukung sekitar

3

(Perkantoran, permukiman, komersil)

2

(Permukiman, komersil)

7 Pengenalan Entrance 3

(Mudah, karena berada di persimpangan Jl. Ngumban Surbakti dan JL. Flamboyan)

2

(Cukup mudah, karena berada dipinggir Jl. A.H. Nasution)

8 Jalan alternatif 1

(ada)

1

(tidak ada)

TOTAL 22 18

PERINGKAT 1 2

Keterangan: 3 : Baik 2 : Sedang 1 : Buruk

Dari penilaian di atas, disimpulkan bahwa lokasi di Jl. Guru Patimpus adalah merupakan lokasi terbaik dari 2 alternatif yang ada. Sehubungan dengan fungsi Medan

Aquatic Center sebagai tempat rekreasi air yang akan menampung banyak orang.

Tabel 2.6. Perbandingan Usulan Site


(36)

II. 6. Studi Banding Proyek Sejenis

1. Watercube Beijing, China

National Aquatic Center yang dikenal sebagai Water Cube, adalah salah satu yang paling dramatis dan tempat-tempat menarik untuk fitur olahraga untuk Olimpiade Beijing 2008.

Terletak di Olimpiade Beijing Hijau, mencakup area seluas hampir 80.000 meter persegi

dan berdiri di samp

untuk Olimpiade Beijing.

Tapi dibandingkan dengan elips berbingkai baja stadion, Water Cube persegi panjang muncul lebih ringan dan lembut, dan menyajikan visual yang indah kontras yang tajam.

Gambar 2.5. Tampak Bird View Watercube Beijing


(37)

Dirancang oleh gabungan konsorsium Cina-Australia, itu terinspirasi oleh pembentukan alam gelembung sabun untuk memberikan acak, penampilan organik.

Pada bulan Juli 2003, konsorsium Arup, perusahaan arsitektur PTW, yang CSCEC (Cina Negara Konstruksi dan Engineering Corporation) dan Desain Institut Shenzhen CSCEC memenangkan kompetisi desain internasional untuk National Aquatics Centre untuk Olimpiade Beijing 2008.

Bekerja di Water Cube dimulai pada akhir tahun 2003 dan empat tahun kemudian, keajaiban itu akhirnya dibuat dan memulai debutnya pada Januari 2008 dalam sorotan dari seluruh dunia. Dengan kapasitas tempat duduk 17.000, pusat akan menjadi tuan rumah berenang, menyelam, berenang dan disinkronisasi polo air acara selama Olimpiade 2008. Setelah 8-24 Agustus Games, Cube Air akan diperbaharui menjadi multi-fungsional pusat rekreasi, menyediakan berbagai fasilitas air baik untuk warga negara dan atlet.

Di siang hari, Air Cube bersinar sebagai tontonan tembus biru, sedangkan pada malam hari, ia menawarkan penonton istana kristal yang menyala terang dengan LED gelembung

"Ini adalah fasilitas yang sangat baik dan indah ... dan tempat air terbaik sejauh ini," kata Richard Kevan Gosper, kepala komisi media dari Komite Olimpiade Internasional (IOC). Mengadopsi sebuah bantal mati ETFE struktur pneumatik, Air Cube adalah terbesar di dunia

bangunan struktur membran. Eye-catching seperti apa adanya, Air Cube ini juga ramah lingkungan.


(38)

100.000 meter persegi dari Teflon-seperti plastik tembus ETFE yang membentuk gelembung bangunan cladding memungkinkan di panas matahari lebih dari kaca, sehingga lebih mudah untuk memanaskan bangunan, yang memotong biaya energi hingga 30 persen. That's especially important for a swimming pool, which requires an enormous amount of heating. Itu sangat penting untuk kolam renang, yang memerlukan sejumlah besar pemanasan.

Selain energi matahari, semua air backwash pusat disaring dan kembali ke kolam renang. Dengan desain yang wajar, ringkas dan penampilan murni, serta penggunaan teknologi ramah lingkungan, Air Cube jelas arsitektur klasik dalam sejarah Olimpiade.

2. London Aquatic Centre

London Aquatic Centre Yang dirancang Zaha Hadid Aquatics Centre yang terletak di bagian selatan Taman Olimpiade dan akan utama 'Gateway ke Permainan', hosting berenang, menyelam, berenang disinkronkan, final polo air dan kolam disiplin Pentathlon Modern Aquatics Centre yang akan memiliki kapasitas 17.500 selama Olimpiade, mengurangi maksimum 2.500 dalam warisan, dengan kemampuan untuk menambah 1.000 untuk acara besar, dan 50m menyediakan dua kolam renang, kolam renang dan menyelam menyelam kering daerah - Fasilitas London tidak pada saat ini tidak memiliki

Sekitar 160,000 ton tanah telah digali keluar dari apa yang salah satu yang lebih menantang dan area kompleks Olympic Park, tercemar dengan polutan termasuk bensin, minyak, tar, pelarut dan logam berat seperti arsenik dan timah. 140.000 ton tanah bersih telah dibawa dari daerah lain dari Taman Olimpiade untuk mempersiapkan konstruksi untuk memulai.


(39)

Izin perencanaan telah dicapai dan Balfour Beatty sedang membangun Pusat Akuakultur dan tanah-jembatan besar yang membentuk atap pelatihan kolam dan pejalan kaki utama akses ke Olympic Park. Pekerjaan konstruksi akan selesai pada tahun 2011 untuk test peristiwa menjelang Olimpiade. Membentang atap, yang 160 juta panjang dan 80m pada titik terlebar, adalah 2800 ton yang inovatif dengan

struktur baja yang mencolok dan kuat yang meliputi aluminium bertumpu pada tiga mendukung.

Atap akan secara internal dan eksternal dilapisi dengan kayu. Tim saat ini sedang mempertimbangkan dan menguji berbagai jenis kayu untuk memastikan dipilih kayu bekerja baik untuk Olimpiade dan dalam warisan sebelum instalasi pada tahun 2010. Sungai yang berjalan di samping tempat telah melebar oleh

8m dengan membangun sungai baru 550m dinding. Selatan selesai besar dukungan atap tinggi 9m, 28m panjang, lebih dari lebar 5m, dengan menggunakan beton 850m ³.

3.000 ton beton 'jembatan' telah dibangun membentang dan melindungi terowongan yang telah digali untuk menjalankan powerlines di bawah situs ,barat laut

dukungan atap akan dibangun di atas dasar ini. Frame baja di tempat untuk dukungan atap timur laut, dengan empat meter sudah tinggi beton dituang.

Gambar 2.10. Struktur Atap London Aquatic Center


(40)

(41)

3. Sydney International Aquatic Centre

Sydney International Aquatic Centre dirncang untuk menampung pagelaran dari Olimpiade Sydney terdiri dari profil bulat custom bertemu dengan kebutuhan dari atap yang melengkung.


(42)

4. Ian Thorpe Aquatic Centre , Sydney

Australian Institute of Architects 'diberikan proyek ini dan mengatakan itu "hati-hati pengerjaan ulang modernis yang signifikan gedung ..." dan "Ini adalah pengerjaan ulang yang kuat dari bangunan penting dan memperlihatkan bagaimana bangunan yang ada dapat berhasil direnovasi."

Terletak di lepas Darling Harbour, gelombang atap berbentuk dalam gaya minimalis yang menyenangkan menggunakan bahan-bahan untuk memberikan ekspresi arsitektur yang indah dan skyline kota Oleh Harry Seidler & Associates, Sydney, Ian Thorpe Aquatic Centre ju

Gambar 2.14. Ian Thorpe Aquatic Center


(43)

BAB III

ELABORASI TEMA

III. 1. Pengertian Tema

Pengertian Arsitektur Zoomorfik adalah penerjemahan arti atau makna dari kata Arsitektur Zoomorfik itu sendiri.

Arsitektur zoomorfik berasal dari kata “Arsitektur” , dan “Zoomorfik”, yang memiliki pengertian sebagai berikut :

a. Arsitektur

“Arsitektur adalah seni dan keteknikan bangunan, digunakan untuk memenuhi keinginan praktis dan ekspresif dari manusia-manusia beradab (Ensiklopedia Britanica,

www.tripod.com).

Arsitektur adalah ilmu yang timbul dari ilmu-ilmu lainnya, dan dilengkapi dengan proses belajar: dibantu dengan penilaian terhadap karya tersebut sebagai karya seni. (mengutip Vitruvius, De Arhcitectura).

Arsitektur adalah luas, arsitektur mencakup merancang keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level makro yait tersebut (id.wikipedia.org/wiki).

b. Pengertian Zoomorfik

Pengertian Zoomorfik adalah penerjemahan arti atau makna dari kata zoomorfik itu sendiri

Zoomorfik berasal dari Bahasa Yunani zōon yang berarti hewan, dan morphē yang

berarti bentuk. ini dapat didefenisikan sebagai berikut:

1. Perlambangan bentuk tubuh hewan atau karakteristik-karakteristik bentuk yang dimiliki oleh hewan.


(44)

2. Menggunakan gambaran hewan dalam seni dan desain atau catatan simbol-simbol hewan.

3. Pandangan perilaku manusia dalam konteks perilaku hewan (memperbandingkan) Di bidang arsitektur, bangunan yang dirancang meniru makhluk hidup di alam kini merupakan fenomena baru, sehingga dikenallah istilah “Zoomorphic” atau arsitektur meniru binatang. “Zoomorphic adalah perpaduan antara arsitektur dan biology”, menurut Hugh Aldersey-Williams, kepala museum Victoria and Albert di London, Inggris (2001), yang beberapa waktu lalu mengadakan pameran tentang zoomorfik. Sejumlah bangunan yang terilhami binatang telah didirikan, di antaranya meniru bentuk burung, ikan, udang, paus, atau bentuk-bentuk biologis seperti tulang, iga, dan mata serangga. Salah satu contohnya adalah stasiun kereta api di Prancis sebagaimana tampak pada gambar dibawah.

Zoomorfik merupakan salah satu trend baru di dalam dunia arsitektur yang terinspirasi oleh hewan-hewan di dalam kerajaan hewan ( Kingdom Animalia ). Baik secara struktur, visual maupun organik, bangunan yang menganut bentuk-bentuk dari kerajaan hewan, menghasilkan bentuk dan desain yang luar biasa dengan fungsi dengan cara yang baru.

Dari sejak abad yang lalu sudah banyak bangunan-bangunan yang terinspirasi kepada alam semesta. Dan dengan memakai material-material bangunan yang baru dan bantuan dari software desain komputer memungkinkan segala bentuk bangunan ini dapat tercipta dengan leluasa dan bebas. Dan pemakaian analogi hewan di dalam pengerjaan arsitektur ini dapat menjangkau hingga ke seluruh bentuk di dalam kerajaan hewan. Hal ini termasuk rumah-rumah seperti bintang laut dan kupu-kupu, museum seperti hewan armadillo dan kokon, dan lain-lain.

Seorang kurator Zoomorfik, Hugh Aldersey – Williams (2001), berkata : G

Gaammbbaarr 33..11.. Lyon-Satolas Airport Railway Station, karya dari arsitek Santiago Calatrava, yang dulunya merupakan stasiun kereta api pada tahun 1987 dan kini bertambah fasilitasnya yaitu bandara


(45)

"Some of the most arresting and interesting architecture being designed today by the world's greatest architects is inspired by animal forms, either in a very direct way or when architects borrow more subtly from the biological world. Some of the architecture is whimsical and fantastic, but there is also a serious scientific impulse. As architects learn more from the world of biology, they will be able to create buildings more in harmony with both the natural and built environment."

Dari perkataannya diatas dapat diterjemahkan, bahwa “hal yang paling menarik dalam desain mereka, para arsitek dunia terinspirasi oleh bentukan-bentukan hewan, ada yang memakai langsung bentukannya dan ada juga yang memakai dari bentuk hingga ke unsur terdalam biologisnya. Beberapa karya arsitektur ada yang fantastik dan menakjubkan, namun ada juga yang betul-betul hasil dari pendalaman penerapan sains. Sebagai arsitek mendalami tentang dunia biologi, membuat mereka mampu menciptakan bangunan-bangunan yang lebih harmonis antara alam dan lingkungan binaannya.”

III. 2. Interpretasi Tema

Interpretasi Tema adalah penjelasan mengenai tema, arti, karakteristik dan juga tujunannya. dalam hal ini akan dibahas mengenai interpretasi tema Zoomorfik .

Zoomorfik sebenarnya merupakan turunan dari tema simbolisme metafora,dimana metafora itu sendiri merupakan sebuah ungkapan bentuk, baik itu sifatnya langsung(konkrit) , tersamar abstrak dan kombinasi .Simbolisme metafora memiliki 3 jenis pemakaian :

1. Pemakaian secara langsung/ metafora konkrit (tangible metaphor)

Merupakan penggunaan metafora yang langsung dan terang-terangan sehingg aorang awam dapat langsung bisa memahami bentuk bangunan tersebut.Bentuk ini biasanya menggambarkan fungsi dari bangunan tersebut untuk tujuan tertentu,misalnya untuk publikasi. Stasiun TGV yang terletak di Lyon, Perancis, adalah salah satu contoh karya arsitektur yang menggunakan gaya bahasa metafora konkrit karena menggunakan kiasan obyek benda nyata (tangible). Stasiun TGV ini dirancang oleh Santiago Calatrava, seorang arsitek kelahiran Spanyol. Melalui pendekatan tektonika struktur, Santiago Calatrava merancang Stasiun TGV dengan konsep metafora seekor burung. Bentuk Stasiun TGV ini didesain menyerupai seekor burung. Bagian depan bangunan ini runcing seperti bentuk paruh burung. Dan sisi-sisi


(46)

bangunannya pun dirancang menyerupai bentuk sayap burung. Dalam hal ini termasuklah penggunaan metafora konkrit yang berbentuk sebuah binatang secara langsung dan terang –terangan inilah yang kemudian menjadi tolak ukur lahirnya bentuk tema baru yang bernama zoomorpik, dimana bangunan-bangunan dirancang berbentuk sebuah binatang secara langsung dan nyata.baik itu bentuk burung,kerang,siput,udang,armandilo dan lai sebagainya.

2. Pemakaian secara tersamar/metafora abstrak

Suatu bentuk penerapan yang tidak secara lansung menampilkan sebuah bentuk melainkan terdapat sebuah tahap transformasi didalamnya.Hal ini mengakibatkan adanya tanggapan yang berbeda dari setiap pengamat terhadapa bangunan tersebut.contoh bangunan yang mengambil bentuk penerapan ini adalah T.W.A kennedy airport,USA,ada yang mengartikan sebagai burung ,pesawat,dan lain sebagainya. Metafora abstrak dapat kita lihat pada beberapa karya arsitek Jepang. Salah satu arsitek tersebut adalah Kisho Kurokawa. Kisho Kurokawa mengangkat konsep simbiosis dalam karya-karyanya. Kisho Kurokawa mencoba ‘membawa’ elemen sejarah dan budaya pada engawa (tempat peralihan sebagai “ruang antara” pada bangunan: antara alam dan buatan, antara masa lalu dan masa depan). Konsep ini diterapkan pada salah satu karya Kisho Kurokawa yaitu Nagoya City Art Museum. Sejarah dan budaya adalah sesuatu obyek yang abstrak dan tidak dapat dibendakan (intangible). Oleh karena itu, karya Kisho Kurokawa ini tergolong pada metafora abstrak.

3. Metafora kombinasi

Untuk, dapat kita lihat pada E.X Plaza Indonesia(Gambar III.2), karya Budiman

Hendropurnomo (DCM). Dalam buku

“Indonesian Architecture Now”, Imelda Akmal menulis bahwa gubahan massa E.X yang terdiri atas lima buah kotak dengan posisi miring adalah hasil ekspresi dari gaya kinetik mobil-mobil yang

sedang bergerak dengan kecepatan tinggi dan merespon gaya sentrifugal dari Gambar 3.2. E.X Plaza Indonesia


(47)

Gambar 3.4. Bangunan 30St Mary Axe Tower London karya Norman Foster

(sumber :www.wikipedia.com) Bundaran Hotel Indonesia yang padat. Kolom-kolom penyangga diibaratkan dengan ban-ban mobil, sedangkan beberapa lapis dinding melengkung sebagai kiasan garis-garis ban yang menggesek aspal. Dari konsep-konsep tersebut, gaya kinetik merupakan sebuah obyek yang abstrak (intangible). Kita tidak dapat melihat gaya kinetik secara visual. Akan tetapi, ban-ban mobil merupakan obyek yang dapat kita lihat secara visual (tangible). Perpaduan antara gaya kinetik (obyek abstrak) dan ban-ban mobil (konkrit) inilah yang menghasilkan metafora kombinasi.

Selain dapat dikategorikan berdasarkan kiasan obyeknya, sebuah karya arsitektur bisa memiliki multi-interpretasi bahasa metafora bagi yang melihatnya. Sydney Opera House (Gambar III.3 )adalah salah satu contohnya. Sydney Opera House dirancang oleh Jørn Utzon, seorang arsitek kelahiran Denmark. Setiap orang yang

melihat karya arsitektur ini, akan menghasilkan berbagai macam interpretasi sesuai dengan pikiran masing-masing. Ada yang berpendapat bahwa

konsep metafora Sydney Opera House berasal dari cangkang siput atau kerang. Ada pula yang berpendapat, karya arsitektur ini adalah kiasan layar kapal yang sedang terkembang. Dan ada pula yang berpendapat, bagaikan bunga yang sedang mekar.

Istilah Arsitektur “Zoomorphic” dimulai pada pameran Zoomorfik di Museum Victoria & Albert London, yang mana acara tersebut menampilkan gelombang baru pada arsitektur kontemporer yang terinspirasi oleh hewan-hewan.

Para arsitek yang ingin menerapkan kembali rancangan mereka itu kembali kepada bentukan alam maupun

bentuk organisme. Ketertarikan mereka dalam mencari inspirasi tersebut kebanyakan dengan

mempelajari ilmu biologi yang menghasilkan keluaran desain bangunan yang bermacam-macam bentuknya. Hasil bentukan-bentukan bangunan ini dibagi atas dua macam:


(48)

1. Bangunan yang mengambil unsur biologis, dan ini bisa berupa bagian-bagian dari bentuk hewan untuk tujuan simbolik;

2. Bangunan dimana animalisme dipakai sepenuhnya maupun kurang pada fungsi program ruangnya.

Simbolisme hewan dipakai dalam tingkatan yang berbeda. Ada bangunan yang menjadi sebagai gateway untuk kota tersebut. Museum Seni Milwaukee karya Santiago Calatrava (Gambar III.5) menjadi salah satu contoh tersebut. Lambang hewan pada bangunan dan lokasi tapaknya memberi ciri khas karakternya tersendiri. Dipihak lain, ada yang bangunannya ditujukan menjadi sebuah metafora, dalam hal ini diterapkan dipakai sebagai terminal transportasi.

Zoomorfik menampilkan proyek arsitektural yang indah, yang menggambarkan hubungan organisme natural dan cara kerjanya. Dalam kebanyakan proyek yang diwakili oleh model dan gambar kemudian menempatkannya dalam objek natural, untuk memposisikan evolusi arsitektur. Sebagai contoh Gedung 30 St. Mary Axe Tower London karya Norman Foster (Gambar III.4) yang berevolusi dari bentuk sponge, yang disebut “ euplectella”. Bentuk bangunan, skema struktur dan ventilasi semuanya dapat dilihat secara paralel seperti dalam tingkatan makhluk laut sebagai sponge kaca. Prinsip pengambilan nutrisi pada makhluk sponge yang menghisap nutrisi dari lubang di atas tubuhnya ditiru oleh Foster untuk sirkulasi penghawaan dan pencahayaan alami, hal ini juga upaya dalam penghematan energi.

Gambar 3.5. Bangunan Milwaukee Art Museum karya Santiago Calatrava. (Sumber: Hugh Pearman)


(49)

Gambar 3.6. Bangunan karya Eugene Tsui berbentuk seperti mata. (Sumber: Hugh Pearman) Mengapa disebut Zoomorphic?.

Bangunan yang dianalisa oleh Hugh Perman menampilkan pertemuan arsitektur dengan alat-alat tubuh hewan. Sebenarnya ini merupakan konsep yang sederhana. Banyak bangunan sekarang ini digambar dari inspirasi merekan kepada alam. Bangunan itu seperti bentuk burung, paus, sponge laut, armadillo, sarang lebah, potongan daun, ubur-ubur, dan lain sebagainya. Hal ini berkat teknologi modern, yang terus maju dan berkembang memungkinkan arsitek untuk merancang desain bentuk bangunan dengan segala bentuk.

Sangat sedikit bangunan yang

didesain menggambarkan hewan, tapi pemikiran untuk merancang bangunan seperti itu selalu ada. Seperti pada American amusement park, dimana mereka menyukai Gedung-Bebek dan Gedung-Gajah. Amerika juga telah menerapkan desain seperti ini pada beberapa proyek, seperti oleh arsitek dan kritikus Michael Sorkin, yang mengembangkan bentuk hewan seperti ikan, domba, anjing, kodok, penyu, dan lain sebagaimya dalam tingkatan tertentu. Seorang arsitek bernama Eugene Tsui yang merancang sebuah rumah yang terlihat seperti sebuah mata raksasa atau seperti seekor capung. Kemudian sebuah rumah yang dirancang oleh Laurie Chetwood dari bentuk kupu-kupu.

Trend arsitektur zoomorfik merupakan lebih dari sebuah penggabungan struktur yang diilhami oleh alam dan bentuk yang allusive. Sebuah bangunan bisa mengingatkan seseorang pada sesuatu baik tersurat atau tersirat. Bisa saja menggambarkan tiang bangunan seperti pohon, atau seperti burung yang terbang, atau menggambarkan kulit yang menutupi sebuah bangunan seperti burung atau ular.

Hugh Aldersey-Williams, seorang kurator telah membuat perbandingannya sendiri, dan memiliki peniliaian yang terbukti memperoleh persetujuan para arsitek. Ia menganalisa bentuk Gedung St. Mary Axe Tower London menyerupai bentuk sponge laut, dan ia memiliki gambar yang dapat membuktikannya.


(50)

Gambar 3.7. Potongan St Mary Axe Tower. (Sumber: Hugh Pearman)

Bagaimanapun penerapan yang dilakukan oleh arsitek dari gambaran dunia alam ada dipikiran mereka masing-masing. Arsitek Spanyol yang sukses secara internasional yaitu Santiago Calatrava yang memiliki pandangan terbuka karirnya dengan membuat apapun dari jembatan sampai museum seni dan pusat ilmu pengetahuan dalam bentuk-bentuk alam. Ia membangun sebuah bangunan di Valencia seperti mata manusia raksasa, selain itu di Lyon seperti burung yang mengembangkan sayap, yang lainnya di Milwaukee membuat banyak pemikiran analitik di kepala Aldersey-Wiliiams dalam gambaran satu ia menggambarkan Museum Seni di Milwaukee seperti seekor burung tapi menurut Hugh Pearman seperti ekor paus yang tubuhnya sedang menyelam. Pada kenyataannya Calatrava tetap melangkah jauh untuk terus menghasilkan karya-karya yang spektaluler.


(51)

III.3. Keterkaitan Tema dan Judul

Tema metafora diambil dan diterapkan pada perancangan Medan Aquatic Center ini untuk menciptakan suatu bangunan yang mampu menarik perhatian orang, mampu memberi kesan dan citra sendiri, serta mampu mewakili suasana dan aktivitas yang terdapat di dalamnya.

Keberadaan simbol sangat mempengaruhi makna dari suatu bangunan. Perlu ditekankan bahwa bangunan/arsitektur tersebut dapat berbicara sendiri pada pengamat tentang apa fungsi atau untuk apa dia ada. Dengan demikian pengamat akan merasa lebih mengenal dan ingat akan citra yang ditunjukan oleh bangunan tersebut.

Medan Aquatic Center ini merupakan suatu tempat yang mewadahi aktivitas olahraga maupun rekreasi khususnya olahraga air. Dan secara garis besar bangunan ini merupakan sarana olahraga dan rekreatif. Dalam penerapannya bangunan ini akan menggunakan tema metafora yang diharapkan dapat menggambarkan fungsi dari bangunan ini.

III. 4. Studi Banding Tema Sejenis

1. Milwaukee Art Museum

Gambar 3.8. Milwaukee Art Museum yang memakai bentuk burung yang mana sayapnya dapat digerakkan sebagai fungsi untuk tanggapan terhadap kondisi iklim lingkungan di negara 4 musim.


(52)

Gambar 3.9. interior Quadracci Pavilion yang menggunakan

pencahayaan alami. Museum Seni Milwaukee di desain oleh Santiago

Calatrava pada tahun 2001. Bangunan ini merupakan bangunan yang pertama kali didesain Calatrava di Amerika Serikat. Bangunan yang ini tidak hanya menggambarkan perluasan ruang untuk Museum Seni Milwaukee, tapi juga untuk menampilkan gambaran baru dari museum ini, dan perluasan untuk Kota Milwaukee.

Quadracci Pavilion secara teknik merupakan sebuah perluasan Gedung Eero Saarinen’s War Memorial di depan Danau Michigan di Milwaukee. Calatrava mengajukan desain di depan danau. Hal itu membentuk hubungan antara Kota Milwaukee dengan Danau Michigan dan perluasan Jalan Wisconsin hampir ke danau. Perluasan bangunan Calatrava dengan memanfaatkan pencahayaan alami dan terbuka sehingga dapat melihat view danau dari dalam

gedung. Selasar penghubung yang rendah dan transparan sehingga terjadi penghubung bangunan yang baru dan bangunan yang lama.

Walaupun jembatan gantung yang menghubungkan pavilion ke Kota Milwaukee sangat spektakuler dalam pandangan, dengan panjang 250 kaki yang menghubungkan pinggiran kota Milwaukee dengan depan danau dan selasar pusat museum dengan sayap brise

soleil-nya yang bisa terbuka dan terkatup merupakan pusat keindahan bangunan tersebut.

Gambar 3.10. Jembatan dan bentuk bangunan.

Gambar kiri detail Jembatan Reiman. Gambar atas tampak perspektif museum ( dari atas ke bawah ) daru layer perahu, seperti burung dan seperti ekor ikan paus.


(53)

Gambar 3.11. Pengulangan detail selasar yang berulang-ulang membentuk ciri-ciri tulang rusuk hewan.

(S b )

Pendapat orang tentang hal itu dapat beragam, orang bisa mengatakan itu terinspirasi dari sayap seekor burung atau daru layar perahu.

Di dalam bangunan, pintu masuk hall sangat spektakuler. Permainan cahaya yang melalui panel-panel kaca atapnya tidak membuat orang jenuh dan dari dalam ini kita dapat memulai pandangan kita terhadap karya Calatrava sampai mendetail

Interior bangunan menampilkan bentuk-bentuk yang sederhana, detail dan finishingnya berulang-ulang. Bentuknya organik dan kuat dan terus mengubah pandangan orang yang berada di dalamnya. Berdiri di akhir pintu masuk, kita hampir merasakan mengambang di atas danau. Display lemari di Museum dan bangku di auditoriumnya juga dirancang oleh Calatrava dengan menampilkan pengulangan desain.

Museum Seni Milwaukee dipercayakan kepada Santiago Calatrava untuk merancang 58.000 kaki persegi perluasan ke museum di tahun 1994. Sejak ditampilkan model awal desain bangunannya tahun 1995, museum membuat tujuan strategis untuk memperluas lingkup proyek. Ruang pengunjung utama, seperti teras selatan dan parkir, yang di tambahkan ke dalam desain. Ruang untuk perluasan mencapai 142.050 kaki persegi untuk mengakomodasi penambahannya. Perluasannya mencapai 30% keseluruhan ruang galerinya dari 90.000 sampai 117.000 kaki persegi.


(54)

Calatrava juga mendesain Jembatan Reiman sepanjang 250 kaki merupakan jembatan pejalan kaki dengan struktur gantung yang menghubungkan pusat Kota Milwaukee secara langsung dengan danau dan museum. Desain jembatannya dengan struktur kaki yang mencerminkan pengalaman pada desain jembatan di Eropa.

Pintu masuk utama berbentuk parabolic, kaca yang menutupi aula dengan langit-langit 90 kaki. The Burke Brise Soleil-nya dapat bergerak, sayap seperti sun screen dengan kisi-kisi 72 baja, yang bertahan di atas kaca pada atap aula penerima dan dapat mengendalikan cahaya pada bangunan. Kisi-kisinya panjangnya dari 26 kaki sampai 105 kaki, jika sayap brise soleil-nya melebar pada titik terlebar panjangnya mencapai 217 kaki, dan beratnya 90 ton.

Gambar 3.12. Denah Milwaukee Art Museum. (Sumber: www.mam.org)


(55)

Dalam merancang, Calatrava sering terinspirasi oleh alam, menggambarkan sebuah kombinasi bentuk-bentuk organik dan inovasi teknologi. Perluasan Museum Seni Milwaukee dengan penggabungan beberapa elemen terinspirasi lokasinya yang berada di danau dan lingkungan kota sekitarnya. Hasil keluarannya seperti pada perancangan paviliun dimana ia memakai elemen transparan dan ringan yang mana sangat kontras dengan elemen-elemen masif pada bangunan museum. Menuju pintu keluar dari paviliun museum, terdapat sebuah jembatan yang menghubungkan ke kota. Selain penghubung dengan kota, jembatan merupakan bagian dari sebuah komposisi bangunan. Yang menjadikannya sebagai penunjuk arah jalan, yang mana atap, kabel-kabel dan kanopi-kanopi menjadi acuan arah menuju kebangunan. Garis yang kuat ini menyatu dalam Burke Brise Soleil, sebagai hasil terjemahan dari gerak dinamis.

Gambar 3.14. Sketsa ide perancangan jembatan dan ide perancangan fungsi sayap burung. (Sumber: Calatrava Santiago)


(56)

2. Lyon Satolas Airport

Bandara udara Lyon Satolas merupakan karya dari arsitek Santiago Calatrava. Bentuk sayap yang simetris merupakan fungsi untuk jalur masuk kereta api, bus, dan mobil, serta sebagai penuntun menuju ke dalam hall utama bangunan. Desain ruangan hall berbentuk segitiga dengan dua balkon yang menggantung ke central space. Sayap ini terbentang dari timur laut hingga ke barat daya sepanjang 500 meter.

Ide desainnya mengacu kepada bentuk seekor burung, menampilkan kesan ringan dan dapat terbang. Penggunaan rangka baja merupakan pilihan utama dalam menampilkan suatu ekspresi burung terbang


(57)

BAB IV ANALISA

V. 1. Analisa Sirkulasi

Jalur lalu lintas pada kawasan

site sangat memungkinkan

jalur masuk ke site dari Jalan

Guru Patimpus

Jln.Perintis Kemerdekaan

satu arah

Jln.Guru Patimpus,

dua arah

Jln Balai Kota ,satu arah

Jln. Putri Hijau ,satu arah


(58)

IV. 2. Analisa Pencapaian

IV. 3. Analisa Utilitas

• Pencapaian tapak bisa dilakukan dari jalan Guru Patimpus dan jalan laboratorium

• Lokasi tapak mudah dijangkau dengan berbagai transportasi (darat), baik kendaraan umum maupun pribadi

Jl. Guru Patimpus Jl. Laboratorium

• Saluran air bersih, air kotor, telepon, dan gas berada disepanjang jalan utama • Untuk saluran air bersih didapatkan

langsung dari PDAM, saluran

telephone menggunakan jaringan dari TELKOM

Gambar 4.2. Analisa Pencapaian


(59)

IV. 4. Analisa Drainase

IV. 5. Analisa Kebutuhan Ruang

IV. 5. 1. Program dan Besaran Ruang

Jenis Ruang Nama Ruang Kapasitas U

ni t

Standar Luas

Fasilitas Penerima - Lobby

- R. Informasi & Administrasi

- R. ATM

2000 org 3 org 1 org

1 1 5

0.6 m2/org 4 m2/org 1.5 m2/org

1200 m2 12 m2 7.5 m2 • Saluran drainase

nantinya akan

memanfaatkan saluran drainase pada sisi jalan Guru patimpus Gambar 4.4. Analisa Drainase


(60)

Fasilitas Utama - Kolam Leisure

- Kolam Gelombang - Kolam Litntasan - Kolam Selancar - Kolam Balita - Toilet Pria - Toilet Wanita - R. Shower - R. Ganti - Locker 200 org 100 org 30 org 30 org 50 org 50 org 200 org 1 1 1 1 1 1 2 2 2 2

1 wc = 1.8 m2 1 wastafel =0.8m2

1 wc = 1.8 m2 1 wastafel =0.8m2

1.5 m2/org 1.5 m2/org 0.24 m2

600 m2 500 m2 750 m2 500 m2 300 m2 60 m2 60 m2 150 m2 150 m2 96 m2 Musholla - R. Sholat

- Tempat Wudhu - Toilet 50 org 5 org 6 org 1 2 2

0.5 m2/org 2 m2/org 1 m2/org

25 m2 20 m2 12 m2 Cafetaria - Food Court

- Lounge / Bar - R. Wastafel - Dapur - Pantry - Gudang - R. Staff - R. Loker - Area Kasir - Toilet

50 meja (200 org ) 20 org 2 org 3 org 10 org 3 org 4 org 1 1 4 1 1 1 2 2 2 2

4 m2/meja 2 m2 1 m2 20% dari R.makan

2 m2 0.9 m2/unit

2 m2/org 1 m2/org

200 m2 40 m2

8 m2 40 m2

2 m2 20 m2 12 m2 18 m2 12 m2 8 m2

R. P3K - R. Periksa

- R. Dokter - R. Perawat - R. Tunggu

3 org 1 org 1 org 5 org 1 1 2 1

2 m2/org 9 m2 1.2 m2 0.5 m2/org

6 m2 9 m2 2.4 m2 2.5 m2


(61)

Area Komersil - Toko Penjualan Alat Olahraga

- Mini Market - Retail

1 1

180 m2 100 m2 Fasilitas Pengelola - R. Kepala Staff

- R. Kerja Staff - R. Tamu - R. Rapat - R. Istirahat - Locker - Pantry - Toilet 1 1 1 1 1 1 1 2

9 m2 2.5 m2 1.5 m2/org

2 m2/org 2.25 0.24 m2

2 m2 1 wc = 1.8 m2 1 wastafel =0.8m2

9 m2 2.5 m2 1.5 m2 2 m2 2.25 m2 0.24 m2 2 m2 40 m2 Fasilitas Service - Gudang

- Loading Dock - R. Filter - R. Mesin - R. Panel - R. Trafo - R. Teknik - R. Pompa - R. Genset - R. AHU - R. Chiller

1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1

100 m2 50 m2 180 m2

50 m2 50 m2 50 m2 50 m2 65 m2 50 m2 50 m2 50 m2 Sub Total 10823.25 m2 Sirkulasi 20% 2164.65 m2 Luas Total 12987.9 m2


(62)

BAB V KONSEP

V.1. Konsep Zoning Ruang Luar

` Massa Bangunan Promenade Open Space Parkir

-Pada tapak disediakan parkir untuk bus bagi pengunjung yang datang

berombongan

-Juga digunakan untuk parkir bus yang membawa hewan untuk pertunjukan di

dalam bangunan

Parkir

Pada Tapak juga Disediakan parkir service, dekat dengan loading dock

Parkir

Pada sisi kiri site terdapat promenade di sepanjang sungai deli

Terdapat banyak open space sebagai area publik, karena bangunan ini sendiri

adalah bangunan publik Gambar 5.1. Penzoningan Ruang Luar

Parkir Roda 2 Pada tapak disediakan parkir roda 2 yang cukup untuk memenuhi kebutuhan

parkir bagi pengunjung dengan sepeda motor

Karena luas tapak yang besar, memungkinkan untuk dibuat lapangan

parkir yang luas, sehingga tidak diperlukan adanya basement atau

gedung parkir Parkir Roda 4


(63)

V. 2. Konsep Zoning Ruang Dalam

Area Retail

Area Kolam

Area Food Court

Area Pertunjukan

Area Hijau

Adanya beberapa retail sebagai fasilitas pendukung kegiatan utama

Beberapa jenis kolam, merupakan kegiatan utama pada bangunan

Terdapat Food Court yang cukup luas untuk menampung pengunjung

Area pertunjunkan untuk acara atraksi hewan seperti lumba-lumba, anjing laut

dll

Adanya area hijau, untuk memberikan suasana rekreasi daerah tropis


(64)

V. 3. Konsep Entrance

Jembatan Layang Jl. Guru Patimpus Entrance Pejalan

Kaki

Entrance

• Entrance dibuat pada jalan guru patimpus • Entrance untuk kendaraan dan pejalan kaki

dibedakan agar sirkulasi lancar

• Entrance untuk pejalan kaki ditempatkan dekat dengan jembatan layang yang ada di jalan guru patimpus


(65)

V. 4. Konsep Sirkulasi

Entrance Pejalan Kaki

Entrance

Drop Off

Dari entrance kendaraan roda empat menuju drop off area, kemudian bisa langsung keluar site atau ke lokasi

parkir

Exit Kendaraan Parkir Kendaraan

Parkir Kendaraan

Entrance Pejalan Kaki ada 2, dari jalan utama langsung ke main entrance bangunan, kemudain satu lagi dari tepi

sungai deli menuju side entrance bangunan


(66)

V. 4. Konsep Vegetasi

Vegetasi terdapat di sekeliling tapak

Vegetasi juga ditempatkan di daerah parkir untuk melindungi kendaraan


(67)

V. 5. Konsep Massa

Perspektif

• Konsep massa mengambil bentuk ikan pari, sesuai dengan tema proyek yaitu arsitektur zoomorfik.

• Konsep bentukan massa disesuaikan dengan fungsi utama banguan yaitu tempat berenang, sehingga pemilihan bentuk ikan pari sesuai

• Ikan pari merupakan hewan laut yang eksotis, yang ketika berenang seperti burung yang sedang terbang Tampak Atas

Perspektif

Gambar 5.6. Konsep Massa


(68)

V.6. Konsep Struktur

Struktur utama Atap meggunakan rangka

truss frame yang bertumpu pada kolom

Tumpuan Struktur utama atap


(69)

V. 7. Konsep Utilitas

Sistem Penyedia Air Bersih

Sistem Distribusi air bersih berasal dari PDAM Tirtanadi. Dari PDAM Tirtanadi terlebih dahulu disimpan di reservoir, kemudian di salurkan ke pipa air bersih.

RESERVOI METERA

PDAM

POMPA

FIRE HYDRANT

KOLAM

RENANG TOILET

Diagram Alir 5.1. Skema Distribusi Air Bersih


(70)

BAB VI

HASIL PERANCANGAN

VI. 1. Gambar Kerja VI. 1. 1. Site Plan


(71)

VI. 1. 2. Ground Plan


(72)

VI. 1. 3. Denah Lantai 1


(73)

VI. 1. 4. Denah Lantai 2


(74)

VI. 1. 5. Denah Lantai 3


(75)

VI. 1. 6. Tampak Depan Dan Tampak Belakang

Gambar 6.6. Tampak Depan Dan Tampak Belakang


(76)

VI. 1. 7. Tampak Samping Kanan Dan Tampak Samping Kiri

Gambar 6.7. Tampak Samping Kanan Dan Tampak Samping Kiri


(77)

VI. 1. 8. Potongan


(78)

VI. 1. 9. Rencana Atap


(79)

VI. 1. 10. Rencana Pondasi


(80)

VI. 1. 11. Rencana Pembalokan Lantai 2

Gambar 6.11. Rencana Pembalokan Lantai 2


(81)

VI. 1. 12. Rencana Pembalokan Lantai 3

Gambar 6.12. Rencana Pembalokan Lantai 3


(82)

VI. 1. 13. Rencana AC dan Rencana Elektrikal

Gambar 6.13. Rencana AC dan Rencana Elektrikal


(83)

VI. 1. 14. Rencana Kebakaran dan Rencana Sanitasi

Gambar 6.14. Rencana Kebakaran dan Rencana Sanitasi


(84)

VI. 1. 15. Detail


(85)

(86)

VI. 3. Foto Maket


(87)

DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis D.K. & Cassandra Adams. Building Construction Illustrated. Third Edition.

De Chiara, Yoseph. Time Saver Standards for Building Types. New York : Mc. Graw HillBook Company.

Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek I. Jakarta : Erlangga.

Neufert, Ernst.1993. Data Arsitek II. Jakarta : Erlangga.

John, Gerain & Kit Campbell. Outdoor Sport Handbok of Sport and Recreation

Building Design Vol.1. The Sport Council : Technical Unit for Sport.


(1)

70

VI. 1. 13. Rencana AC dan Rencana Elektrikal

Gambar 6.13. Rencana AC dan Rencana

Elektrikal


(2)

VI. 1. 14. Rencana Kebakaran dan Rencana Sanitasi


(3)

72

VI. 1. 15. Detail


(4)

(5)

74

VI. 3. Foto Maket


(6)

DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis D.K. & Cassandra Adams. Building Construction Illustrated. Third Edition.

De Chiara, Yoseph. Time Saver Standards for Building Types. New York : Mc. Graw HillBook Company.

Neufert, Ernst. 1993. Data Arsitek I. Jakarta : Erlangga.

Neufert, Ernst.1993. Data Arsitek II. Jakarta : Erlangga.

John, Gerain & Kit Campbell. Outdoor Sport Handbok of Sport and Recreation

Building Design Vol.1. The Sport Council : Technical Unit for Sport.