You’ve Got A Friend” di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) (Studi Korelasional Tentang Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Il

(1)

Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan

Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion)

(Studi Korelasional Tentang Program Acara ”You’ve Got A Friend” di Delta FM Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) di Kalangan Mahasiswa

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU)

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi persyaratan menyelesaikan Pendidikan Sarjana (S-1) Pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Departemen Ilmu Komunikasi

Diajukan Oleh :

Tetty Manullang

040904086

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009


(2)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

LEMBAR PERSETUJUAN

Skripsi ini disetujui untuk dipertahankan oleh: Nama : Tetty Manullang

NIM : 040904086 Departemen : Ilmu Komunikasi

Judul : Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion)

(Studi Korelasional Tentang Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan

(Diversion) di Kalangan Mahasiswa FISIP USU Medan)

Medan, September 2009

Dosen Pembimbing Ketua Departemen

Dra. Dayana Manurung, M.Si

NIP. 131 676 480 NIP. 131 654 104

Drs. Amir Purba, M.A

Dekan FISIP USU

NIP. 131 757 010


(3)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) (Studi Korelasional Tentang Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan, dan berarti tidaknya hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FISIP USU stambuk 2005 dan 2006 yang masih aktif kuliah dan pernah mendengar program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM minimal tiga kali. Untuk menentukan populasi yang layak dijadikan sampel digunakan penghitungan berdasarkan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 90 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui data primer yaitu berdasarkan hasil kuesioner, dan juga melalui data sekunder yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari literatur dan sumber bacaan yang dianggap relevan serta mendukung penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Rank Order (Tata Jenjang) oleh Spearman. Dari hasil penelitian ini maka diperoleh nilai koefisien korelasi dengan tingkat signifikansi (∝) = 0,01. untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) antara kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang cukup berarti antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU. Dengan demikian, berarti Ha diterima, yaitu

terdapat hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.


(4)

KATA PENGANTAR

Segala hormat, puji dan syukur hanya bagi Allah Bapa di Surga yang selalu menyertai, menemani dan menopang penulis di setiap waktu. Terima kasih untuk kesempatan yang diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini. Berkat-Nya yang melimpah atas diri penulis selama ini membuat penulis dapat bertahan dan berjalan hingga sejauh ini. Kasih dan pertolonganNya nyata dalam kehidupan penulis.

Untaian terima kasih dari dasar hati yang paling dalam penulis persembahkan kepada keluarga tercinta, terutama kedua orang tua yang sangat penulis kasihi dan cintai, Bapak F. Manullang dan Ibu B. Silaen yang selama ini telah mencurahkan cinta kasih yang begitu tulus dan tiada terhingga bagi penulis. Terima kasih atas segala doa, semangat, motivasi, nasehat dan dukungan yang telah diberikan kepada penulis. Semoga penulis mampu mewujudkan harapan dan cita-cita bapak dan ibu, menjadi anak yang berguna bagi nusa dan bangsa terlebih bagi Tuhan Yang Maha Kuasa. Juga terima kasih yang tulus bagi saudara-saudara penulis yang sangat penulis kasihi dan banggakan, yang selalu menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi penulis; Putri Indah Manullang, Manapar Manullang, Freddy Manullang, Untung Manullang, Pugaluta Manullang dan Kamaruddin Manullang. Tiada kata yang paling indah untuk menggambarkan suka cita dan rasa syukur penulis karena memiliki saudara-saudara seperti kalian.

Skripsi yang berjudul: Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) ini disusun guna memenuhi salah satu syarat kelulusan dan perolehan gelar sarjana dari Fakultas


(5)

Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Departemen Ilmu Komunikasi, Universitas Sumatera Utara. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bantuan, nasehat, bimbingan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini sudah selayaknya penulis menyampaikan terima kasih kepada:

1. Bapak Prof. Dr. H. M. Arif Nasution, M.A selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Drs. Amir Purba, M.A selaku Ketua Departemen Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Dayana Manurung, M.Si, selaku dosen pembimbing penulis yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga dan pikiran untuk memberi masukan, bimbingan, pengetahuan dan arahan dengan penuh kesabaran dan kebijaksanaan bagi penulis selama penyusunan skripsi ini.

4. Ibu Dra. Mazdalifah, M.Si, selaku Dosen Wali yang telah banyak membimbing dan memberi masukan bagi penulis selama masa perkuliahan. 5. Para Bapak dan Ibu selaku dosen Departemen Ilmu Komunikasi pada

khususnya, dan dosen FISIP USU pada umumnya, yang telah membimbing penulis selama masa perkuliahan.

6. Kak Ros, Kak Icut, Pak Sukadi, Rotua dan Maya yang telah banyak membantu peneliti dalam segala urusan administrasi selama masa perkuliahan dan dalam penyusunan skripsi ini. Terima kasih atas segala bantuan dan kerja sama yang telah diberikan.

7. Keluarga besar Manullang dan Silaen dimanapun berada, yang selalu memberi dukungan, doa, nasehat, dan cinta bagi penulis.


(6)

8. Sahabat-sahabat istimewa yang sudah penulis anggap sebagai saudara kandung, Anne Griselda Manullang dan Ester Pandiangan. Terima kasih untuk kebersamaan yang indah yang pernah kita lalui bersama. Atas segala suka, duka, cerita cinta dan cita. Terus semangat memperjuangkan hidup dan semoga persahabatan ini akan terjalin selama-lamanya.

9. Teman-teman terbaik penulis yang selalu memberikan energi positif kepada penulis, Sonita, Anita, Sahat, Mestika, Selly, Srina, Lilis, Eka Agustini, Irawaty, January, Gloria, Fatwa, Eka Aprianty, Anggi, Agustina, Aprita, Rotua Hutabarat terima kasih untuk kebersamaan dan semangat serta motivasi yang selalu diberikan kepada penulis.

10.Teman-teman yang telah banyak membantu dalam penelitian ini yaitu Ester, Anne, Eka Apriyanti, Anggi, Gloria, Fatwa, terima kasih untuk bantuan kalian.

11.Seluruh mahasiswa FISIP USU stambuk 2005 dan 2006 yang menjadi responden dalam penelitian ini.

12.Teman-teman mahasiswa Ilmu Komunikasi ‘04 yang telah selesai maupun yang sedang berjuang.

13.Sepupu-sepupu terbaik penulis, yaitu Norma, Dewi, Kardo, Rio, terima kasih atas dukungan dan doanya.

14.Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, namun telah memberi sumbangsih bagi penulis dalam penyusunan skripsi ini, penulis mengucapkan terima kasih banyak

Penulis menyadari bahwa tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati, penulis mengharapkan adanya saran


(7)

dan kritik yang bersifat membangun dari para pembaca sekalian demi perbaikan dan penyempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua.

Medan, September 2009 Peneliti,

Tetty Manullang


(8)

DAFTAR ISI

Abstraksi

Kata Pengantar ... i

Daftar Isi ... v

Daftar Tabel dan Gambar ... viii

Daftar Lampiran ... xi

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 6

1.3 Pembatasan Masalah ... 6

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 7

1.4.1 Tujuan Penelitian ... 7

1.4.2 Manfaat Penelitian ... 7

1.5 Kerangka Teori ... 8

1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa ... 8

1.5.2 Teori Uses and Gratifications ... 11

1.5.3 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa ... 14

1.6 Kerangka Konsep ... 16

1.7 Model Teoritis ... 17

1.8 Operasional Variabel ... 17

1.9 Defenisi Variabel Operasional ... 18

1.10 Hipotesa ... 22

BAB II. URAIAN TEORITIS 2.1 Komunikasi ... 23

2.1.1 Pengertian Komunikasi ... 23

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Komunikasi ... 26

2.2 Komunikasi Massa... 28

2.2.1 Karakteristik Komunikasi Massa ... 30


(9)

2.2.3 Efek Komunikasi Massa ... 33

2.3 Teori Uses and Gratifications ... 35

2.3.1 Kritik Teori Manfaat dan Gratifikasi ... 41

2.3.2 Perkembangan Terkini dalam Penelitian Manfaat dan Gratifikasi ... 42

2.4 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa ... 43

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Deskripsi Lokasi Penelitian ... 46

3.1.1 Sejarah Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU 46 3.1.2 Program Studi ... 56

3.1.3 Visi dan Misi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik 57 3.1.4 Tujuan, Tugas dan Fungsi FISIP USU ... 57

3.2 Sekilas Tentang Radio Delta FM... 58

3.2.1 Sekilas Tentang Program Acara “You’ve Got A Friend” ... 60

3.3 Metodologi Penelitian ... 63

3.3.1 Metode Penelitian... 63

3.3.2 Lokasi Penelitian ... 63

3.3.3 Waktu Penelitian ... 63

3.4 Populasi dan Sampel ... 64

3.4.1 Populasi ... 64

3.4.2 Sampel ... 65

3.5 Teknik Penarikan Sampel ... 68

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 68

3.7 Teknik Analisis Data ... 69

BAB IV. ANALISA DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Pengumpulan Data ... 72

4.1.1 Langkah-langkah Pengumpulan Data ... 72

4.2 Proses Pengolahan Data ... 73


(10)

4.3.1 Karakteristik Responden ... 74

4.3.2 Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM 77 4.3.3 Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) ... 90

4.4 Analisa Tabel Silang ... 102

4.5 Uji Hipotesa ... 110

4.6 Pembahasan ... 112

BAB V. PENUTUP 5.1 Kesimpulan... 114

5.2 Saran ... 116

DAFTAR PUSTAKA


(11)

DAFTAR TABEL DAN GAMBAR

Daftar Tabel

Tabel 1 Operasional Variabel ... 17

Tabel 3.1 Jumlah Populasi Mahasiswa S-1 Reguler Aktif FISIP USU Angkatan 2005-2006 ... 64

Tabel 3.2 Jumlah Sampel Setiap Departemen ... 67

Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ... 75

Tabel 4.2 Departemen Responden ... 75

Tabel 4.3 Stambuk Responden ... 76

Tabel 4.4 Frekuensi Responden Mendengarkan Program Acara “You’ve Got A Friend” ... 76

Tabel 4.5 Kesesuaian Frekuensi Penyiaran Program Acara “You’ve Got A Friend” ... 77

Tabel 4.6 Waktu Penyiaran Program Acara “You’ve Got A Friend” ... 78

Tabel 4.7 Durasi Penyiaran Program Acara “You’ve Got A Friend” ... 79

Tabel 4.8 Tampilan Siaran Program Acara “You’ve Got A Friend” ... 79

Tabel 4.9 Program Acara “You’ve Got A Friend” sebagai sebuah show .. 80

Tabel 4.10 Pemilihan lagu dengan tema yang diangkat setiap siaran ... 81

Tabel 4.11 Topik yang diangkat setiap siaran di Program Acara “You’ve Got A Friend” ... 82

Tabel 4.12 Program Acara “You’ve Got A Friend” sebagai teman dan sahabat ... 82

Tabel 4.13 Kejelasan topik atau tema yang diangkat setiap siaran Program Acara “You’ve Got A Friend” ... 83

Tabel 4.14 Kualifikasi penyiar Program Acara “You’ve Got A Friend” dalam membawakan materi siaran... 84

Tabel 4.15 Kualifikasi penyiar Program Acara “You’ve Got A Friend” dalam menguasai materi siaran ... 85

Tabel 4.16 Suara penyiar Program Acara “You’ve Got A Friend” ... 86 Tabel 4.17 Waktu untuk berinteraksi yang diberikan penyiar Program


(12)

Tabel 4.18 Interaksi yang dibangun penyiar Program Acara

“You’ve Got A Friend” kepada pendengar ... 88

Tabel 4.19 Kebutuhan akan hasrat ingin melepaskan diri dari permasalahan ... 90

Tabel 4.20 Kebutuhan dalam menyalurkan emosi ... 90

Tabel 4.21 Kebutuhan dalam melepaskan diri dari kegiatan rutin ... 91

Tabel 4.22 Kebutuhan dalam sesaat melupakan masalah yang ada... 92

Tabel 4.23 Kebutuhan dalam mengurangi ketegangan yang dialami ... 93

Tabel 4.24 Kebutuhan dalam mengurangi kegelisahan ... 94

Tabel 4.25 Kebutuhan dalam menghilangkan kebosanan ... 95

Tabel 4.26 Kebutuhan dalam melupakan sejenak tugas berat ... 95

Tabel 4.27 Kebutuhan dalam mengatasi kesepian ... 96

Tabel 4.28 Kebutuhan dalam mendapatkan hiburan ... 97

Tabel 4.29 Kebutuhan untuk sejenak bersantai ... 97

Tabel 4.30 Tingkat partisipasi responden dalam memilih lagu Atau music director ... 98

Tabel 4.31 Tingkat partisipasi responden dalam mengirimkan cerita ... 99

Tabel 4.32 Tingkat partisipasi responden dalam memberikan komentar atau masukan ... 99

Tabel 4.33 Tingkat partisipasi responden untuk mendengarkan cerita atau lagu saja ... 100

Tabel 4.34 Ketertarikan responden untuk kembali mendengarkan siaran program acara “You,ve Got A Friend” ... 101

Tabel 4.35 Pelajaran berharga yang diperoleh setelah mendengarkan siaran program acara “You,ve Got A Friend” ... 101

Tabel 4.36 Perasaan setelah mendengar setelah mendengarkan siaran program acara “You,ve Got A Friend” ... 102

Tabel 4.37 Hubungan antara Program acara “You’ve Got A Friend” dijadikan sebagai teman dan sahabat terhadap Pemenuhan kebutuhan dalam mengatasi kesepian ... 104 Tabel 4.38 Hubungan antara Program acara “You’ve Got A Friend”


(13)

Pemenuhan kebutuhan dalam mengurangi kegelisahan ... 105 Tabel 4.39 Hubungan antara Topik yang diangkat setiap siaran di

program acara “You’ve Got A Friend” dengan Pelajaran berharga yang diperoleh setelah mendengar program

acara “You’ve Got A Friend” ... 106 Tabel 4.40 Hubungan antara Waktu untuk berinteraksi yang diberikan

penyiar kepada pendengar terhadap Pemenuhan kebutuhan

dalam menyalurkan emosi... 107 Tabel 4.41 Hubungan antara Tampilan siaran program acara

“You’ve Got A Friend” terhadap Pemenuhan kebutuhan

akan hasrat melepaskan diri dari permasalahan ... 108 Tabel 4.42 Hubungan antara Kualifikasi penyiar program acara

“You’ve Got A Friend” dalam membawakan siaran

terhadap Pemenuhan kebutuhan menghilangkan kebosanan ... 109 Tabel 4.43 Hasil Uji Korelasi Spearman Menggunakan Piranti

Lunak SPSS versi 13.0 ... 110

Daftar Gambar

Gambar 1 Model Uses and Gratifications... 13 Gambar 2 Model Teoritis ... 17 Gambar 3 Bagan Teori Uses and Gratifications ... 38


(14)

DAFTAR LAMPIRAN

- Kuesioner Penelitian - Tabel Fotron Cobol - Tabel Data Mentah

- Lembar Catatan Bimbingan Skripsi - Biodata


(15)

ABSTRAKSI

Penelitian ini berjudul Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) (Studi Korelasional Tentang Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik USU). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sejauhmana hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan, berapa erat hubungan, dan berarti tidaknya hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FISIP USU stambuk 2005 dan 2006 yang masih aktif kuliah dan pernah mendengar program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM minimal tiga kali. Untuk menentukan populasi yang layak dijadikan sampel digunakan penghitungan berdasarkan rumus Taro Yamane dengan presisi 10% dan tingkat kepercayaan 90% sehingga diperoleh sampel sebanyak 90 orang. Sementara teknik penarikan sampel yang digunakan yaitu Purposive Sampling.

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui data primer yaitu berdasarkan hasil kuesioner, dan juga melalui data sekunder yaitu dengan mempelajari dan mengumpulkan data-data dari literatur dan sumber bacaan yang dianggap relevan serta mendukung penelitian.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis tabel tunggal, analisis tabel silang dan uji hipotesis melalui rumus Koefisien Korelasi Rank Order (Tata Jenjang) oleh Spearman. Dari hasil penelitian ini maka diperoleh nilai koefisien korelasi dengan tingkat signifikansi (∝) = 0,01. untuk melihat kuat lemahnya korelasi (hubungan) antara kedua variabel dalam penelitian ini digunakan skala Guilford. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan yang cukup berarti antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU. Dengan demikian, berarti Ha diterima, yaitu

terdapat hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM terhadap pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.


(16)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sejalan dengan berkembangnya masyarakat beserta peradaban dan kebudayaannya, media mengalami kemajuan pula melalui alat komunikasi yang dipergunakannya. Semua digunakan untuk memuaskan penggunanya yang heterogen dengan jangkauan yang sangat luas.

Radio sebagai salah satu bukti nyata dari perkembangan teknologi komunikasi juga sudah menunjukkan perannya dalam kehidupan. Radio merupakan salah satu media komunikasi massa. Semua media massa pada umumnya mempunyai fungsi yang sama. Sebagai alat informasi, alat yang mendidik dan sebagai sarana hiburan.

Media massa sebagai alat pemberi informasi (fungsi informatif), artinya melalui isinya seseorang dapat mengetahui, memahami sesuatu. Selain sebagai pemberi informasi, media massa juga berfungsi sebagai alat yang mendidik (fungsi edukatif), artinya isinya dapat meningkatkan pengetahuan, keterampilan, dan moral seseorang.

Media sebagai alat penghibur (fungsi entertainment), artinya media massa menjalankan fungsinya sebagai pelepas khalayak dari masalah yang sedang dihadapi. Rasa jenuh di dalam melakukan aktivitas rutin pada saat tertentu akan muncul, disaat itulah media menjadi alternatif untuk membantu kita di dalam melepaskan diri dari masalah yang sedang dihadapi atau lari dari perasaan jenuh.


(17)

Khalayak juga memperoleh kenikmatan jiwa dan estetis dari mengkonsumsi media massa. Manusia tidak saja perlu untuk memenuhi kebutuhan fisiknya, namun ia juga harus memenuhi kebutuhan rohaninya atau jiwanya. Kebutuhan ini dapat terpuaskan dengan adanya media massa. Media massa memenuhi kebutuhan tersebut dengan sajian yang menurut media yang bersangkutan dapat dinikmati dan memiliki nilai estetika.

Fungsi lain dari media massa sebagai sarana hiburan dan pelepasan adalah sebagai penyaluran emosi. Emosi pasti melekat dalam diri setiap manusia, dan layaknya magma yang tersimpan di dalam perut bumi, emosi ada saatnya untuk dikeluarkan. Emosi butuh penyaluran, dan salah satu salurannya adalah dengan mengkonsumsi media massa atau memproduksi media yang senada dengan emosinya.

Ketenangan memang bukan hal yang mudah ditemui di tengah-tengah kesibukan sehari-hari. Dalam pemberitaan-pemberitaan di media massa, kerap diungkapkan bagaimana kegelisahan yang sering melanda kehidupan modern ini. Orang zaman sekarang cenderung hidup tanpa ketenangan, mudah emosi dan kerap diganggu perasaan kesal, sementara persoalan hidup datang silih berganti, mereka seperti tidak tahu cara menetralisir ketegangan hidup.

Seandainya saja orang masih melihat ada yang berharga dalam hidupnya, tentu ia akan berusaha keluar dari rentetan masalah yang dihadapinya. Karena itu, perlu bagi setiap orang menyadari potensi atau kegemaran tertentu yang bisa dijadikannya sebagai sarana melepaskan diri dari masalah atau emosi. Sarana- sarana ini bisa menyegarkan kembali pikiran dan perasaan yang sedang penat. Orang bisa menetralisir ketegangan hidupnya dengan mendengarkan musik atau


(18)

memainkan alat musik yang disukainya. Sarana pelepasan, kalau digunakan dengan semestinya tidak akan mencelakakan kita. Semuanya bisa memberikan ‘makanan’ sehat yang akan menyiapkan kita berfungsi lebih efektif dalam dunia yang tak pernah lepas dari persoalan.

Media massa berupa radio bisa menjadi sebuah alternatif untuk menyalurkan emosi dan beban pikiran yang dimiliki seseorang. Kreativitas yang tinggi dari para pekerja radio dengan melahirkan suatu program acara yang manarik dan dapat menampung keluh-kesah atau curahan hati pendengarnya merupakan salah satu pilihan untuk tempat pelepasan dan ‘melarikan diri’ dari suatu masalah.

“You’ve Got A Friend” adalah sebuah program acara radio yang dimiliki Delta FM, direlay dari 99,5 FM FeMale Radio Jakarta dan ditemani sang penyiar yang menjadi teman baik pendengar sepanjang malam. Program acara “You’ve Got A Friend” ini biasa disingkat dengan YGAF. Acara YGAF ini disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat, dari pukul 21.00-24.00 WIB. Penyiar akan mengajak pendengar berbagi dan menikmati kekuatan lagu-lagu yang punya keterkaitan dengan pengalaman, masalah atau memori yang dimiliki oleh pendengar.

Sesuai dengan judulnya, program acara “You’ve Got A Friend” ini menemani para pendengar layaknya seorang teman, serta mengajak pendengar untuk saling berbagi cerita pengalaman hidup masing-masing atau masalah yang sedang dihadapi. Program acara ini didesain untuk sharing, ajang mencari solusi dari masalah yang dihadapi. Setiap hari ada satu atau lebih topik cerita yang biasanya diangkat penyiar dari pesan singkat yang dikirim pendengar ke jalur sms


(19)

(short message system) yang disediakan, selanjutnya pendengar akan ikut menanggapi atau memberikan masukan terhadap topik permasalahan atau cerita yang dibahas tersebut. Program acara “You’ve Got A Friend” ini tidak melulu membahas topik masalah yang sedang dihadapi, penyiar juga mengajak pendengar untuk berbagi memori atau pengalaman-pengalaman hidup yang sedih, lucu atau bahagia.

Pada program acara “You’ve Got A Friend” ini, penyiar selalu mengangkat topik-topik ringan, sehingga pendengar santai mengikuti acara ini. Musik-musik yang dihadirkan juga enak didengar, dengan berbagai macam variasi jenis musik yang disukai oleh pendengar umumnya. Lagu-lagu yang diputar pada acara ini tidak selalu baru, tetapi juga lagu-lagu lama yang tak lekang oleh waktu dan enak didengar. Kebanyakan lagu-lagu lama itu membuka memori pendengar akan kenangan dari lagu tersebut.

Pada umumnya, segmentasi dari radio Delta FM adalah pendengar yang sudah dewasa atau berusia 30-50 tahun ke atas, tetapi selama peneliti mendengar program acara ini, usia pendengar program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM banyak yang berkisar 18-30 tahun. Hal ini menjelaskan bahwa mahasiswa yang berusia dalam kisaran 20-an tahun juga turut mendengarkan acara ini dan ikut berbagi cerita di dalamnya, mengingat usia pada tingkat mahasiswa masih tergolong pada usia yang cenderung memiliki emosi yang masih labil dan rentan pada konflik terhadap orang lain dan dirinya sendiri, berupa persoalan hidup, pencarian jati diri, dsb. Di tengah himpitan konflik dan persoalan hidup yang mendera, mahasiswa memerlukan suatu tempat atau wadah untuk melepaskan masalah dan kepenatan hidup, juga melepaskan diri dari kesepian dan program


(20)

acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM bisa menjadi pilihan bagi mereka yang ingin melepaskan emosi, masalah serta pengalaman hidup masing-masing.

Peneliti memilih mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) sebagai lokasi dan objek penelitian, karena mahasiswa adalah elemen yang memiliki wawasan yang cukup luas dan selalu berusaha menjalani hidup lebih bijaksana dan peka terhadap orang dan lingkungan sekitar. Pertimbangan lain yang menjadikan mahasiswa sebagai objek penelitian adalah karena mahasiswa merupakan khalayak yang sangat aktif dalam menggunakan media massa baik cetak maupun elektronik. Alasan lain peneliti memilih mahasiswa FISIP USU sebagai objek penelitian adalah karena peneliti juga seorang mahasiswa FISIP USU sehingga memudahkan dalam melakukan penelitian.

Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk meneliti program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara (FISIP USU) di Kota Medan.


(21)

1.2

Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dapat dikemukakan perumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: “Sejauhmanakah hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU di kota Medan?”

1.3 Pembatasan Masalah

Untuk menghindari permasalahan yang terlalu luas sehingga dapat mengaburkan penelitian, maka peneliti membatasi masalah yang akan diteliti. Adapun pembatasan masalah tersebut adalah :

a. Penelitian ini bersifat korelasional, yaitu bersifat mencari atau menjelaskan hubungan dan menguji hipotesis.

b. Masalah yang diteliti adalah pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) pendengar, dalam hal ini adalah mahasiswa FISIP USU.

c. Objek penelitian ini adalah mahasiswa FISIP USU program reguler S-1 stambuk 2005-2006 yang masih aktif kuliah dan yang sudah pernah mendengar program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM minimal tiga kali.


(22)

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Untuk mengetahui bagaimana tampilan acara, topik yang diangkat pada program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM yang disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat pada pukul 21.00 WIB – 24.00 WIB.

b. Untuk mengetahui apakah program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM mampu memenuhi kebutuhan pelepasan (diversion) mahasiswa FISIP USU.

c. Untuk mengetahui sejauh mana hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.

1.4.2 Manfaat Penelitian

a. Secara akademik, penelitian ini disumbangkan kepada FISIP USU, khususnya Departemen Ilmu Komunikasi dalam rangka memperkaya khasanah penelitian dan sumber bacaan.

b. Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan peneliti terhadap penelitian.

c. Secara praktis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi kepada pihak-pihak yang membutuhkan pengetahuan berkenaan dengan penelitian ini.


(23)

1. 5 Kerangka Teori

Kerlinger menyebutkan, teori adalah himpunan konstruk (konsep), definisi, dan proposisi yang mengemukakan pandangan sistematis tentang gejala dengan menjabarkan relasi di antara variabel, untuk menjelaskan dan meramalkan gejala tersebut (Rakhmat, 2004 : 6).

Teori digunakan untuk menuntun peneliti menemukan masalah penelitian, menemukan hipotesis, menemukan konsep-konsep, menemukan metodologi, dan menemukan alat-alat analisis data (Bungin, 2005 : 25).

Dalam penelitian ini, teori-teori yang dianggap relevan adalah Komunikasi dan Komunikasi Massa, Teori Uses and Gratifications, dan Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa.

1.5.1 Komunikasi dan Komunikasi Massa

Setiap orang yang hidup dalam masyarakat, sejak bangun tidur sampai tidur kembali, secara kodrati senantiasa terlibat dalam komunikasi. Terjadinya komunikasi adalah sebagai konsekuensi hubungan sosial (social relations). Masyarakat paling sedikit terdiri dari dua orang yang saling berhubungan satu sama lain, yang disebabkan oleh hubungan tersebut, menimbulkan interaksi sosial

(social interaction) dan terjadinya interaksi sosial disebabkan oleh interkomunikasi (intercommunication) (Effendy, 2004 : 3).

Komunikasi dapat diartikan sebagai proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk merubah sikap, pendapat atau perilaku baik langsung maupun tidak langsung melalui media. Tujuan utama mempelajari komunikasi adalah untuk mengetahui bagaimana efek komunikasi terhadap seseorang, yaitu kondisi yang harus dipenuhi jika kita


(24)

menginginkan agar suatu pesan membangkitkan tanggapan yang kita kehendaki. Dalam setiap peristiwa komunikasi, meliputi lima unsur yaitu (Effendy, 2005:10):

- Komunikator : orang yang menyampaikan pesan

- Pesan : pernyataan yang didukung oleh lambang - Media : orang yang menerima pesan

- Komunikan : sarana atau saluran yang mendukung pesan bila komunikan jauh tempatnya atau banyak jumlahnya.

- Efek : dampak sebagai pengaruh dari pesan.

Komunikasi dapat berlangsung dengan atau tanpa media. Komunikasi dengan menggunakan media yang ditujukan kepada khalayak disebut komunikasi massa (mass communication). Pengertian komunikasi massa, merujuk kepada pendapat Tan dan Wright, dalam Liliweri, 1991, merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan saluran (media) dalam menghubungkan komunikator dan komunikan secara massal, berjumlah banyak, bertempat tinggal yang jauh (terpencar), sangat heterogen dan menimbulkan efek. Sedangkan menurut ahli komunikasi lainnya, Joseph A. Devito merumuskan komunikasi massa yakni pertama, komunikasi massa adalah komunikasi yang ditujukan kepada massa, kepada khalayak yang luar biasa banyaknya. Ini berarti bahwa khalayak meliputi seluruh penduduk atau semua orang yang menggunakan media massa. Kedua, komunikasi massa adalah komunikasi yang disalurkan oleh pemancar–pemancar yang audio visual (Ardianto, 2003:11).

Salah satu definisi komunikasi massa yang dikemukakan Michael W. Gamble dan Teri Kwal Gamble (1986) akan semakin memperjelas apa itu


(25)

komunikasi massa. Menurut mereka sesuatu bisa didefinisikan sebagai komunikasi massa jika mencakup:

1. Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas dan tersebar.

2. Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal atau mengetahui sama sekali.

3. Pesan adalah publik. Artinya bahwa pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang.

4. Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan.

5. Komunikasi massa dikontrol oleh gatekepeer (pentasbih informasi). Artinya pesan-pesan yang disebarkan atau dipancarkan di kontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.

6. Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda (delayed). (Nurudin, 2004 : 7)

Saat ini bidang komunikasi massa sedang mengalami perubahan besar. Karena media teknologi baru yang memberi lebih banyak kemudahan bagi para pengguna, konsep dasar komunikasi massa mengalami perubahan.. Teori dalam komunikasi massa butuh penyesuaian dan beradaptasi berkaitan dengan perubahan-perubahan itu untuk menyesuaikan dengan lingkungan baru (Severin dan Tankard, 2007 : 20).


(26)

1.5.2 Teori Uses and Gratifications

Herbert Blumer dan Elihu Katz adalah orang pertama yang mengenalkan teori ini. Teori ini diperkenalkan pada tahun 1974 dalam bukunya The Uses Of

Mass Communications: Current Perspectives and Gratification Research.

Dikatakan bahwa pengguna media memainkan peran aktif untuk memilih dan menggunakan media tersebut. Dengan kata lain, pengguna media itu adalah pihak yang aktif dalam proses komunikasi (Nurudin, 2004:181) Katz juga mengatakan bahwa penelitian ini diarahkan kepada jawaban terhadap pernyataan Apa yang dilakukan Media untuk khalayak (What do the media do to people?) (Effendy, 2003: 289).

Dalam Rakhmat (2005:205), Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Blumler dan Katz, 1974 menjelaskan bahwa mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini

1. Khalayak dianggap aktif, artinya: sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.


(27)

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Teori Uses and Gratifications lebih menekankan pada pendekatan manusiawi di dalam melihat media. Artinya, manusia itu punya otonomi, wewenang untuk memperlakukan media. Blumer dan Katz percaya bahwa tidak hanya ada satu jalan bagi khalayak untuk menggunakan media. Sebaliknya, mereka percaya bahwa ada banyak alasan khalayak untuk menggunakan media. Menurut pendapat teori ini, konsumen media mempunyai kebebasan untuk memutuskan bagaimana (lewat media mana) mereka menggunakan media dan bagaimana media itu akan berdampak bagi dirinya (Nurudin, 2004:181). Maka penjabaran uses and gratifications digambarkan seperti berikut (Rakhmat 2004 : 65):


(28)

Anteseden Motif Penggunaan Media Efek -Variabel Individual - Personal - Hubungan - Kepuasan -Variabel Lingkungan - Diversi - Macam isi - Pengetahuan

- Personal Identity - Hubungan dengan isi

Gambar 1. Model Uses and Gratifications

Pada gambar diatas dijelaskan bahwa Anteseden meliputi Variabel Individual yang terdiri dari data demografis seperti; usia, jenis kelamin, dan faktor-faktor psikologis komunikan. Dalam variabel lingkungan yang tercakup di dalamnya adalah organisasi, sistem sosial dan struktur sosial.

Motif tidak terbatas, tapi operasionalisasi Blumler dalam Rakhmat (1993:66) menyebutkan tiga orientasi: Orientasi Kognitif (kebutuhan informasi),

Surveillance (pengawasan lingkungan) atau eksplorasi realitas, diversi (kebutuhan

akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan), serta identitas personal (yakni menggunakan isi media untuk memperkuat atau menonjolkan sesuatu yang penting dalam kehidupan atau situasi khalayak sendiri.

Beberapa ahli menyebutkan bahwa motif dasar menggunakan media adalah kebutuhan akan kontak sosial. Oleh Katz, Blumler dan Gurevitch dalam Rakhmat (2005:208) kontak sosial tersebut dikelompokkan pada “aliran”

Unifungsional. Kemudian disebutkan dua fungsi media massa lainnya (“aliran” bifungsional). Media massa memenuhi kebutuhan akan fantasi dan informasi —

Menurut Weiss; atau hiburan dan informasi— Menurut Wilbur Schramm. Yang lain lagi menyebutkan empat fugsi media massa dalam memenuhi kebutuhan:

Surveillance (pengawasan lingkungan), correlation (hubungan sosial), hiburan


(29)

Penggunaan media terdiri dari jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai media jenis isi media yang dikonsumsi dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media secara keseluruhan. Sedangkan yang terakhir adalah Efek media, yang dapat dioperasioanalisasikan sebagai evaluasi kemampuan media untuk memberikan kepuasan.

1.5.3 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Pada saat yang sama, kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain media massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan. Kita mengalami goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian, dan media massa berfungsi sebagai sahabat. Tentu saja, hiburan, ketenangan, dan persahabatan dapat juga diperoleh dari sumber-sumber lain seperti kawan, hobi, atau tempat ibadat. (Rakhmat, 2005:212)

Khalayak merupakan pihak yang aktif dalam memanfaatkan media massa. Khalayak aktif dalam memilih media karena masing-masing orang berbeda tingkat pemanfaatan medianya. Khalayak yang senang mencari berbagai informasi akan mencari kepuasan pada media yang bisa memberikan kebutuhannya itu lewat media yang dipilihnya. Pengguna media berusaha untuk mencari sumber media yang paling baik dalam usaha memenuhi kebutuhannya. (Nurudin, 2004:181)

Uses and Gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat


(30)

kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan (Effendy, 2003:294), sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs).

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan

2. Kebutuhan Afektif ( Affective Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif (Personal Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif ( Social Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat berafiliasi.

5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.

Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media. Sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya.


(31)

1.6 Kerangka Konsep

Nawawi (1997 : 40) mengatakan bahwa langkah yang harus dilakukan setelah sejumlah teori diuraikan adalah merumuskan kerangka konsep sebagai hasil pemikiran rasional yang bersifat kritis dalam memperkirakan kemungkinan hasil penelitian yang akan dicapai, dan sebagai bahan yang akan menuntun dalam merumuskan hipotesa penelitian.

Kerangka konsep dari satu gejala sosial yang memadai diperlukan untuk menyajikan masalah penelitian dengan cara yang jelas dan dapat diuji, karena itu variabel-variabel yang penting harus didefinisikan dengan jelas, setidaknya beberapa variabel yang harus didefenisikan secara operasional untuk memungkinkan dalil-dalil yang dapat diuji.

Dalam penelitian ini ditetapkan kerangka konsep metodologi penelitian dalam bentuk kelompok variabel, sebagai berikut :

a. Variabel Bebas atau Independent Variable (X)

Variabel bebas merupakan variabel yang diduga sebagai penyebab atau pendahulu dari variabel yang lain (Rakhmat, 1991 : 12). Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Program Acara “You’ve Got A Friend” di

Delta FM .

b. Variabel Terikat atau Dependent Variable (Y)

Variabel terikat adalah variabel yang diduga sebagai akibat atau yang dipengaruhi oleh variabel yang mendahului (Rakhmat, 1991:12). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan


(32)

1.7 Model Teoritis

Karakteristik Kebutuhan Program Acara Pemenuhan Reponden Pelepasan “You’ve Got A Friend” Kebutuhan

(Diversion) di Delta FM Pelepasan

(Diversion)

Gambar 2. Model Teoritis

1.8 Operasional Variabel

Berdasarkan kerangka konsep dan kerangka teori yang telah dijelaskan di atas, maka dibuat operasioanalisasi variabel yang berfungsi untuk membentuk kesamaan dan kesesuaian dengan penelitian, yaitu :

Variabel Teoritis Variabel Operasional Variabel Bebas (X)

Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM

a. Frekuensi penyiaran b. Waktu penyiaran c. Lama penyiaran d. Format penyiaran

- tampilan siaran

- penilaian terhadap siaran - pemilihan lagu

e. Tema atau materi acara f. Kejelasan materi acara g. Kualifikasi penyiar

- membawa acara

- menguasai materi acara - suara penyiar

- Interaksi dengan pendengar

Anteseden Motif Penggunaan

Media


(33)

Variabel Terikat (Y)

Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion)

a. Hasrat ingin melepaskan diri dari permasalahan

b. Melepaskan emosi

c. Melepaskan diri dari kegiatan rutin d. Sesaat melupakan masalah yang ada e. Mengurangi ketegangan

f. Mengurangi kegelisahan yang sedang dialami

g. Menghilangkan kebosanan

h. Melupakan sejenak tugas berat yang sedang dilakukan

i. Mengatasi kesepian j. Terhibur

k. Sejenak bersantai

Karakteristik Responden

a. Jenis Kelamin b. Departemen

c. Angkatan / Stambuk

d. Frekuensi mendengarkan Program Acara “You’ve Got A Friend”

Tabel 1. Operasional Variabel

I.9 Defenisi Variabel Operasional

Definisi operasional memberikan makna pada konstruk atau variabel dengan cara menetapkan aktivitas-aktivitas operasi yang diperlukan untuk mengukurnya (Bulaeng, 2004:60). Dengan kata lain, definisi operasional adalah suatu informasi ilmiah yang sangat membantu peneliti lain yang ingin menggunakan variabel yang sama.


(34)

• Frekuensi penyiaran, yaitu intensitas atau seberapa sering program acara tersebut disiarkan. Dalam hal ini, “You’ve Got A Friend” disiarkan setiap hari Senin hingga Jumat.

• Waktu penyiaran, yaitu jadwal penyiaran suatu program acara disiarkan. Dalam hal ini, “You’ve Got A Friend” disiarkan pada pukul 21.00 WIB. • Lama penyiaran, yaitu durasi program acara tersebut disiarkan. Acara

“You’ve Got A Friend” berdurasi selama 3 jam.

• Format penyiaran, yaitu bentuk atau tampilan suatu program acara. Dalam hal ini, “You’ve Got A Friend” menyuguhkan kepada pendengar topik-topik cerita yang akan dibahas pada jam siaran tersebut kemudian penyiar mempersilahkan pendengar lain untuk memberikan komentar atau masukan.

• Tema atau materi acara, yaitu sesuatu yang menjadi bahan untuk dipikirkan, dibicarakan, dsb. Dalam penelitian ini, apa saja bahan cerita yang diangkat dalam program acara “You’ve Got A Friend”.

• Kejelasan materi acara, yaitu keadaan jelas/ gamblang suatu materi acara. Dalam hal ini, kejelasan jalan cerita yang diangkat atau yang disampaikan dalam program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dapat dipahami dengan baik atau tidak oleh responden saat mendengarnya.

• Kualifikasi penyiar, yaitu keahlian atau kecakapan yang diperlukan penyiar ketika membawan suatu acara radio. Kepiawaian dan karakter suara penyiar harus dapat menarik perhatian pendengar, komunikatif dan aktraktif. Kemampuan penyiar membawakan dan menguasai materi siaran


(35)

juga menjadi modal utama. Dalam hal ini, yang menjadi penyiar program acara “You’ve Got A Friend” adalah Rudi Dahlan.

2. Variabel Terikat (Pemenuhan kebutuhan Pelepasan (Diversion)), terdiri dari : • Hasrat ingin melepaskan diri dari masalah, yaitu keinginan responden

untuk melepaskan diri dari keadaan yang tidak menyenangkan dengan bergabung dan mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Melepaskan emosi, yaitu responden bisa menyalurkan/ mencurahkan keadaan atau reaksi psikologis dan fisiologis (seperti kegembiraan, kesedihan, tekanan, kecintaan, keberanian yang bersifat subjektif) yang terpendam dalam hatinya pada acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM. • Melepaskan diri dari kegiatan rutin, yaitu responden bisa meninggalkan

sejenak kegiatan rutin dengan mendengarkan dan bergabung pada program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Sesaat melupakan masalah yang ada, yaitu responden bisa melupakan masalah yang sedang dialami dengan mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Mengurangi ketegangan, yaitu pelepasan ketegangan dari dalam diri responden setelah mendengarkan atau bergabung dalam program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Mengurangi kegelisahan yang sedang dialami, yaitu responden bisa mengurangi kegelisahan yang dialami dengan mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan berbagi dalam acara tersebut.


(36)

• Menghilangkan kebosanan, yaitu responden kembali memiliki kesenangan dan melupakan sebuah kejenuhan yang sempat dirasakan setelah mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Melupakan sejenak tugas berat yang sedang dilakukan, yaitu responden bisa sejenak melupakan tugas berat yang sedang dilakukan ketika mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Mengatasi kesepian, yaitu responden bisa mengalihkan rasa kesepian yang dialami dengan mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dan bergabung dalam acara tersebut. Dengan merasakan memiliki teman dan sahabat, rasa kesepian bisa diatasi.

• Terhibur, yaitu responden merasa terhibur setelah mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM.

• Sejenak bersantai, yaitu responden bisa merasakan sejenak relaksasi dan sejenak bersantai dari rutinitas hidup yang dialami.

3. Karakteristik Responden

• Jenis Kelamin, yaitu jenis kelamin pria dan wanita yang dijadikan sampel atau responden.

• Departemen, yaitu disiplin ilmu yang trecakup dalam suatu bidang tertentu.

• Angkatan, yaitu tahun masuk mahasiswa FISIP USU yang menjadi responden.

• Frekuensi mendengarkan program acara “You’ve Got A Friend”, yaitu tingkat keseringan responden mendengarkan acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dalam seminggu.


(37)

1.10 Hipotesa

Hipotesa adalah sarana penelitian ilmiah yang penting dan tidak bisa ditinggalkan karena marupakan instrumen kerja dari teori (Singarimbun, 1995 : 43). Hipotesa adalah kesimpulan yang masih belum final, dalam arti masih harus dibuktikan atau diuji kebenarannya (Nawawi, 1991 : 44).

Hipotesa yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

 Ho : Tidak terdapat hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU.

 Ha : Terdapat hubungan antara program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan (Diversion) di kalangan mahasiswa FISP USU.


(38)

BAB II

URAIAN TEORITIS

2.1 Komunikasi

2.1.1 Pengertian Komunikasi

Sebagai makhluk sosial manusia senantiasa ingin berhubungan dengan manusia lainnya. Ia ingin mengetahui lingkungan sekitarnya, bahkan ingin mengetahui apa yang terjadi dalam dirinya. Rasa ingin tahu ini memaksa manusia perlu berkomunikasi.

Banyak pakar menilai bahwa komunikasi adalah suatu kebutuhan yang sangat fundamental bagi seseorang dalam hidup bermasyarakat. Profesor Wilbur Schramm menyebutkan bahwa komunikasi dan masyarakat adalah dua kata kembar yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya. Sebab tanpa komunikasi tidak mungkin masyarakat terbentuk, sebaliknya tanpa masyarakat maka manusia tidak mungkin mengembangkan komunikasi (Schramm; 1982 dalam Cangara, 2007:1).

Secara etimologis atau menurut asal katanya, istilah komunikasi atau dalam bahasa Inggris communication, berasal dari bahasa Latin, yaitu

communicatio. Kata ini bersumber dari kata communis yang berarti sama. Sama di

sini maksudnya adalah sama makna (Effendy, 2004:3-6).

Jadi, komunikasi berlangsung apabila antara orang-orang yang terlibat terdapat kesamaan makna mengenai suatu hal yang dikomunikasikan. Jelasnya jika seseorang mengerti tentang sesuatu yang dinyatakan orang lain kepadanya,


(39)

maka komunikasi berlangsung. Atau dapat dikatakan, hubungan antara mereka itu bersifat komunikatif.

Secara terminologis, komunikasi berarti proses penyampaian suatu pernyataan oleh seseorang kepada orang lain. Dari pengertian itu jelas bahwa komunikasi melibatkan sejumlah orang, dimana seseorang menyatakan sesuatu kepada orang lain.

Dalam pengertian paradigmatis, komunikasi mengandung tujuan tertentu; ada yang dilakukan secara lisan, secara tatap muka, atau melalui media, baik media massa seperti surat kabar, radio, televisi, atau film, maupun media nonmassa, misalnya surat, telepon, papan pengumuman, poster, spanduk, dan sebagainya.

Jadi komunikasi dalam pengertian paradigmatis bersifat intensional, mengandung tujuan; karena itu harus dilakukan dengan perencanaan. Sejauh mana kadar perencanaan itu, bergantung kepada pesan yang akan dikomunikasikan dan pada komunikan yang dijadikan sasaran.

Mengenai pengertian komunikasi secara paradigmatis ini banyak defenisi yang dikemukakan oleh para ahli, tetapi dari sekian banyak defenisi itu dapat disimpulkan secara lengkap dengan menampilkan maknanya yang hakiki, yaitu: Komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik secara lisan maupun tak langsung melalui media.

Dalam defenisi tersebut tersimpul tujuan, yakni memberi tahu atau mengubah sikap (attitude), pendapat (opinion), atau perilaku (behaviour).


(40)

Kata komunikasi atau communication dalam bahasa inggris berasal dari bahasa Latin communis yang berarti “sama”, communico, communicatio, atau

communicare yang berarti “membuat sama” (to make common). Istilah pertama

(communis) adalah istilah yang paling sering sebagai asal-usul kata komunikasi, yang merupakan akar dari kata-kata Latin lainnya yang mirip. Komunikasi menyarankan bahwa suatu pikiran, suatu makna, atau suatu pesan dianut secara sama (Mulyana, 2005 : 4).

Secara paradigmatis, komunikasi adalah proses penyampaian suatu pesan oleh seseorang kepada orang lain untuk memberi tahu atau untuk mengubah sikap, pendapat, atau perilaku, baik langsung secara lisan, maupun tak langsung melalui media (Effendy, 2004 : 5).

Harold Laswell dalam karyanya, The Structure and Function of

Communication in Society dalam Effendy (2005:10), mengatakan bahwa cara

yang baik untuk menjelaskan komunikasi ialah menjawab pertanyaan sebagai berikut: Who Says What In Which Channel To Whom With What Effect?

Paradigma Laswell di atas menunjukkan bahwa komunikasi meliputi lima unsur sebagai jawaban dari pertanyaan yang diajukan itu, yakni :

- Komunikator (communicator, source, sender) - Pesan (message)

- Media (channel, media)

- Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient) - Efek (effect, impact, influence)


(41)

Jadi berdasarkan paradigma Laswell tersebut, komunikasi adalah proses penyampaian pesan oleh komunikator kepada komunikan melalui media yang menimbulkan efek tertentu.

2.1.2 Fungsi dan Tujuan Komunikasi

Adapun fungsi dari komunikasi, adalah sebagai berikut:

a. Menyampaikan informasi (to inform) b. Mendidik (to educate)

c. Menghibur (to entertain)

d. Mempengaruhi (to influence) (Effendy, 2005: 8).

Widjaja (2000 : 64), menjelaskan apabila komunikasi dipandang dari arti yang lebih luas tidak hanya diartikan sebagai pertukaran berita dan pesan, tetapi sebagai kegiatan individu dan kelompok mengenai tukar-menukar data, fakta, dan ide maka fungsinya dalam setiap sistem sosial adalah sebagai berikut:

1. Informasi, pengumpulan, penyimpanan, pemrosesan, penyebaran berita, data, gambar, fakta, pesan, opini, dan komentar yang dibutuhkan agar dapat dimengerti dan beraksi secara jelas terhadap kondisi lingkungan dan orang lain agar dapat mengambil keputusan yang tepat.

2. Sosialisasi (pemasyarakatan), penyediaan sumber ilmu pengetahuan yang memungkinkan orang bersikap dan bertindak sebagai anggota masyarakat yang efektif sehingga ia sadar akan fungsi sosialnya dan dapat aktif di dalam masyarakat.

3. Motivasi, menjelaskan tujuan setiap masyarakat jangka pendek maupun jangka panjang, mendorong orang menentukan pilihan dan keinginannya,


(42)

mendorong kegiatan individu dan kelompok berdasarkan tujuan bersama yang akan dikejar.

4. Perdebatan dan diskusi, menyediakan dan saling menukar fakta yang diperlukan untuk memungkinkan persetujuan atau penyelesaian perbedaan pendapat mengenai masalah publik, menyediakan bukti-bukti relevan yang diperlukan untuk kepentingan umum agar masyarakat lebih melibatkan diri dengan masalah yang menyangkut kepentingan bersama.

5. Pendidikan, pengalihan ilmu pengetahuan dapat mendorong perkembangan intelektual, pembentukan watak, serta membentuk keterampilan dan kemahiran yang diperlukan pada semua bidang kehidupan.

6. Memajukan kehidupan, menyebarkan hasil kebudayaan dan seni dengan maksud melestarikan warisan masa lalu, mengembangkan kebudayaan dengan memperluas horison seseorang, serta membangun imajinasi dan mendorong kreativitas dan kebutuhan estetikanya.

7. Hiburan, penyebarluasan sinyal, simbol, suara, dan imaji dari drama, tari, kesenian, kesusasteraan, musik, olahraga, kesenangan kelompok, dan individu.

8. Intergrasi, menyediakan bagi bangsa, kelompok, dan individu kesempatan untuk memperoleh berbagai pesan yang mereka perlukan agar dapat saling kenal dan mengerti serta menghargai kondisi pandangan dan keinginan orang lain.

Adapun tujuan dari komunikasi, adalah sebagai berikut:


(43)

b. Perubahan pendapat (opinion change)

c. Perubahan perilaku (behavior change)

d. Perubahan sosial (social change) (Effendy, 2005: 8)

Menurut Widjaja (2000: 109), tujuan komunikasi dapat dilihat dari dua perspektif kepentingan, yakni kepentingan sumber/pengirim/komunikator dan kepentingan penerima/komunikan. Tujuan komunikasi dari sudut kepentingan sumber yaitu: 1) Memberikan informasi 2) Mendidik 3) Menyenangkan/ menghibur 4) Mengajukan suatu tindakan/ persuasi. Sedangkan tujuan komunikasi dari sudut kepentingan penerima yaitu : 1) Memahami Informasi 2) Mempelajari 3) Menikmati 4) Menerima atau menolak anjuran.

2.2 Komunikasi Massa

Komunikasi sebagai subjek penyelidikan ilmiah bukanlah hal unik bagi bidang komunikasi massa. Para psikolog, politikus, antropolog, sosiolog, bahkan ekonomikus sekalipun semuanya mempelajari komunikasi. Hal ini dikarenakan bahwa komunikasi adalah proses sosial dasar manusia. Komunikasi perlu dikembangkan dalam berbagai bentuk dan struktur sosial atau kelompok masyarakat.

Secara singkat, komunikasi massa dapat diartikan sebagai komunikasi melalui media massa, misalnya surat kabar, majalah, televisi, radio. Dalam komunikasi massa, pesan yang disampaikan kepada massa yang abstrak, karena disampaikan pada sejumlah orang yang tidak terlihat oleh komunikator, atau dengan kata lain komunikasi yang terjalin bersifat satu arah saja. Sehingga tidak diketahui apakah pesan tersebut diterima atau tidak oleh komunikan.


(44)

Menurut Wilson, komunikasi massa merupakan proses untuk membuat banyak pesan dengan menggunakan saluran atau media pembagi yang dikenal dengan media massa, yaitu : buku, pamflet, majalah, surat kabar, radio, TV, film, telepon, dan lain sebagainya (Liliweri, 1991 : 8).

Pengertian komunikasi massa semakin dipersempit lagi oleh Gabner yang menyatakan bahwa komunikasi massa adalah produksi dan distribusi yang berlandaskan tekhnologi dan lembaga dari arus pesan yang berkesinambungan serta paling luas dimiliki masyarakat industri (Effendy, 2003: 288).

Menurut Effendy, Komunikasi massa ialah komunikasi melalui media massa modern. Komunikasi massa juga diartikan sebagai penyebaran pesan dengan menggunakan media yang ditujukan kepada massa yang abstrak, yakni sejumlah orang yang tidak tampak oleh si penyampai pesan (Effendy, 2003: 79).

Menurut Bungin (2006 : 71) komunikasi massa adalah proses komunikasi yang dilakukan melalui media massa dengan berbagai tujuan komunikasi dan untuk menyampaikan informasi kepada khalayak luas. Dengan demikian, maka unsur-unsur penting dalam komunikasi massa adalah :

a) Komunikator b) Media massa

c) Informasi (pesan) massa d) Gatekeeper

e) Khalayak (publik), dan f) Umpan balik

Berdasarkan defenisi diatas, maka komunikasi massa yang sudah dikemukakan oleh para ahli komunikasi dapat disimpulkan bahwa komunikasi


(45)

yang menggunakan media massa modern (Media cetak dan elektronik) dalam penyampaian informasi maupun pengetahuan yang ditujukan kepada sejumblah khalayak yang tersebar, heterogen, anonim sehigga pesan yang sama dapat diterima secara serentak dan sesaat.

2.2.1Karakteristik Komunikasi Massa

Banyak defenisi dari komunikasi massa yang telah dikemukakan oelh beberapa ahli kmunikasi. Tetapi, dari sekian banyak defenisi itu ada benang merah kesamaan defenisi satu sama lai. Melalui defenisi itu dapat diketahui karakteristik dari komunikasi massa, yaitu:

1. Komunikator Terlembagakan

Komunikator dalam komunikasi massa itu bukan satu orang, tetapi kumpulan orang-orang. Artinya, gabungan antara berbagai macam unsur dan bekerja satu sama lain dalam sebuah lembaga.

2. Pesan Bersifat Umum

Pesan-pesan dalam komunikasi massa tidak ditujukan kepada satu orang atau satu kelompok masyarakat tertentu. Oleh karenanya, pesan komunikasi massa bersifat umum.

3. Komunikatornya Anonim dan Heterogen

Komunikator tidak mengenal komunikan (anonim), karena komunikasinya menggunakan media dan tidak tatap muka. Disamping anonim, komunikan dari komunikasi massa juga heterogen, karena terdiri dari berbagai lapisan masyarakat yang berbeda.


(46)

4. Media Massa Menimbulkan Keserempakan

Komunikasi massa itu ada keserempakan dalam proses penyebaran pesan-pesannya. Serempak di sini berarti khalayak bisa menikmati media massa tersebut hampir bersamaan.

5. Komunikasi Mengutamakan Isi Ketimbang Hubungan

Dalam komunikasi massa, pesan harus disusun sedemikian rupa berdasarkan sistem tertentu dan disesuaikan dengan karakteristik media massa yang digunakan.

6. Komunikasi Massa Bersifat Satu Arah

Komunikator dan komunikannya tidak dapat melakukan kontak langsung. Komunikator aktif menyampaikan pesan, komunikan pun aktif menerima pesan, namun diantara keduanya tidak dapat melakukan dialog.

7. Stimuli Alat Indra “Terbatas”

Dalam komunikasi massa, stimuli alat indra bergantung pada jenis media massa. Pada surat kabar dan majalah, pembaca hanya melihat. Pada radio siaran, khalayak hanya mendengar sedangkan pada media televisi dan film menggunakan indra penglihatan dan pendengaran.

8. Umpan Balik Tertunda (Delayed)

Efektivitas komunikasi seringkali dapat dilihat dari feedback yang disampaikan oleh komunikan (Ardianto 2004:7).

Menurut Wright (1959) dalam buku Teori Komunikasi (Saverin, 2007:4), perubahan teknologi baru menyebabkan perubahan dalam defenisi komunikasi yang mempunyai tiga ciri, yaitu:


(47)

1.Komunikasi massa diarahkan kepada audiens yang relatif besar, heterogen dan anonim.

2.Pesan-pesan disebarkan secara umum, sering dijadwalkan untuk bisa mencapai sebanyak mungkin anggota audiens secara serempak dan sifatnya sementara.

3.Komunikator cenderung berada dan beroperasi dalam sebuah organisasi yang kompleks yang mungkin membutuhkan biaya yang besar.

2.2.2 Fungsi Komunikasi Massa

Robert K. Merton dalam Bungin (2006: 78) mengemukakan bahwa fungsi aktivitas sosial memiliki dua aspek, yaitu fungsi nyata (manifest function) adalah fungsi nyata yang diinginkan, kedua fungsi tidak nyata atau tersembunyi (latent

function), yaitu fungsi yang tidak diinginkan. Sehingga pada dasarnya setiap

fungsi sosial dalam masyarakat itu memiliki efek fungsional dan disfungsional. Fungsi komunikasi media massa sebagai bagian dari komunikasi massa terdiri atas:

a. Fungsi Pengawasan

Berupa peringatan dan kontrol sosial maupun kegiatan persuasif. Pengawasan dan kontrol sosial dapat dilakukan untuk aktivitas preventif untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Fungsi persuasif sebagai upaya memberi reward dan punishment kepada masyarakat sesuai dengan apa yang dilakukannya.


(48)

b. Fungsi Social Learning

Melakukan guiding dan pendidikan sosial kepada seluruh masyarakat. Media massa bertugas untuk memberikan pencerahan-pencerahan kepada masyarakat dimana komunikasi massa itu berlangsung.

c. Fungsi Penyampaian Informasi

Yaitu menjadi proses penyampaian informasi kepada masyarakat luas. Yang memungkinkan informasi dari sebuah institusi publik tersampaikan kepada masyarakat secara luas dalam waktu cepat.

d. Fungsi Transformasi Budaya

Komunikasi massa menjadi proses transformasi budaya yang dilakukan bersama-sama oleh semua komponen komunikasi massa, terutama yang didukung oleh media massa.

e. Hiburan

Komunikasi massa juga digunakan sebagai medium hiburan, terutama karena komunikasi massa menggunakan media massa, jadi fungsi-fungsi hiburan yang ada pada media massa juga merupakan bagian dari fungsi komunikasi massa.

2.2.3 Efek Komunikasi Massa

Efek dari pesan yang disebarkan oleh komunikator melalui media massa timbul pada komunikan sebagai sasaran komunikasi. Oleh sebab itu, efek melekat pada khalayak sebagai akibat dari perubahan psikologis (Effendy, 2002 : 318).


(49)

a. Efek kognitif, yaitu berhubungan dengan pikiran dan penalaran, sehingga khalayak yang semula tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak mengerti, bingung menjadi merasa jelas. Beberapa contoh pesan komunikasi melalui media massa yang menimbulkan efek kognitif yaitu berita, tajuk rencana, artikel, acara penerangan, acara pendidikan. Efek kognitif timbul pada diri komunikan yang bersifat informatif bagi dirinya. Efek kognitif juga membahas tentang bagaimana media massa dapat membantu khalayak dalam mempelajari informasi yang bermanfaat dan mengembangkan keterampilan kognitifnya. Melalui media massa, kita dapat memperoleh berbagai informasi yang kita butuhkan.

b. Efek afektif, adalah efek yang berhubungan dengan perasaan. Tujuan dari komunikasi massa bukan hanya memberitahu khalayak tentang sesuatu, melainkan lebih daripada itu. Dimana khalayak dapat turut merasakan iba, terharu, sedih, gembira, marah dan sebagainya.

c. Efek konatif, adalah efek yang ditimbulkan dengan niat, tekad, upaya, usaha, yang cenderung menjadi suatu kegiatan atau tindakan. Karena berbentuk perilaku, efek konatif juga sering disebut sebagai efek behavioral. Efek ini tidak langsung timbul sebagai dampak atau akibat terpaan media massa, melainkan didahului oleh efek kognitif dan afektif.


(50)

2.3 Teori Uses and Gratifications

Menurut Swanson (1979) dalam (Rakhmat, 2004:65), secara konseptualisasi, model ini digambarkan sebagai a dramatic break with effect

break with effects tradition of the past, suatu loncatan dramatis dari model jarum

hipodermik. Timbulnya Uses and gratification, penggunaan dan pemenuhan kebutuhan tergambar karena model ini tidak tertarik pada apa yang dilakukan media pada diri orang, tetapi ia tertarik pada apa yang dilakukan orang terhadap media, sehingga dapat disimpulkan anggota khalayak dianggap secara aktif menggunakan media untuk memenuhi kebutuhannya.

Pendekatan Manfaat dan Gratifikasi dijabarkan untuk pertama kalinya dalam sebuah artikel yang ditulis oleh Elihu Katz (1959) sebagai reaksi atas pernyataan Bernard Berelson (1959) bahwa bidang penelitian komunikasi sudah mati. Katz berpendapat bahwa bidang yang sedang sekarat adalah kajian komunikasi sebagai persuasi. Dia mengemukakan bahwa penelitian komunikasi pada masa itu kebanyakan bertujuan untuk mencari jawaban atas pertanyaan “Apa yang dilakukan media terhadap orang banyak”, dari berbagai kajian salah satu kajian yang sangat mengundang pertanyaan yaitu sebuah kajian 1949 yang berjudul “What ‘Missing the newspaper’ Means” (“Apa artinya ‘Melewatkan Surat Kabar’”), kajian yang dilakukan dengan mewawancarai orang mengenai apa yang mereka lewatkan selama terjadinya pemogokan surat kabar.

Selama pemogokan bagian pengiriman yang berlangsung dua minggu ini, sebagian pembaca harus mencari sumber berita lain. Kata mereka itulah yang banyak terlewatkan. Banyak orang membaca karena merasa bahwa hal itu berterima secara sosial, dan sebagian orang merasa bahwa surat kabar merupakan


(51)

hal yang tak tergantikan dalam mencari informasi mengenai berbagai persoalan yang ada di dunia. Orang-orang ini mengerti bahwa kesadaran akan persoalan-persoalan umum sangat berharga dalam percakapan. Sebagian lain mencari bantuan untuk kehidupan sehari-hari mereka dengan membaca materi berkenaan dengan mode, resep makanan, ramalan cuaca, maupun informasi bermanfaat lainnya (Severin dan Tankard, 2007: 360).

Dalam Rakhmat (2005:205), Elihu Katz, Jay G. Blumler, dan Michael Gurevitch, uses and gratifications meneliti asal mula kebutuhan secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain, yang membawa pada pola terpaan media yang berlainan (atau keterlibatan pada kegiatan lain), dan menimbulkan pemenuhan kebutuhan dan akibat-akibat lain, barangkali termasuk juga yang tidak kita inginkan. Blumler dan Katz, 1974 menjelaskan bahwa mereka juga merumuskan asumsi-asumsi dasar dari teori ini:

1. Khalayak dianggap aktif, artinya: sebagian penting dari penggunaan media massa diasumsikan mempunyai tujuan.

2. Dalam proses komunikasi massa banyak inisiatif untuk mengaitkan pemuasan kebutuhan dengan pemilihan media terletak pada anggota khalayak.

3. Media massa harus bersaing dengan sumber-sumber lain untuk memuaskan kebutuhannya. Kebutuhan yang dipenuhi media hanyalah bagian dari rentangan kebutuhan manusia yang lebih luas. Bagaimana kebutuhan ini terpenuhi melalui konsumsi media amat bergantung kepada perilaku khalayak yang bersangkutan.


(52)

4. Banyak tujuan pemilih media massa disimpulkan dari data yang diberikan anggota khalayak; artinya, orang dianggap cukup mengerti untuk melaporkan kepentingan dan motif pada situasi-situasi tertentu.

5. Penilaian tentang arti kultural dari media massa harus ditangguhkan sebelum diteliti lebih dahulu orientasi khalayak.

Penggunaan (uses) isi media untuk mendapatkan pemenuhan (gratifications) atas kebutuhan seseorang atau uses and gratifications merupakan salah satu teori dan pendekatan yang sering digunakan dalam komunikasi. Teori dan pendekatan ini tidak mencakup atau mewakili keseluruhan proses komunikasi, karena sebagian besar perilaku audience hanya dijelaskan melalui berbagai kebutuhan (needs) dan kepentingan (interest) mereka sebagai suatu fenomena mengenai proses penerimaan (pesan media) (Bungin, 2006: 284).

Riset yang lebih mutakhir dilakukan oleh Dennis McQuail dan kawan-kawan dan mereka menemukan empat tipologi motivasi khalayak yang terangkum dalam skema media – persons interactions sebagai berikut (Severin dan Tankard, 2007: 356):

1. Pengalihan – pelarian dari rutinitas dan masalah; pelepasan emosi.

2. Hubungan personal – manfaat sosial informasi dalam percakapan; pengganti media untuk kepentingan perkawanan.

3. Identitas pribadi atau psikologi individu – penguatan nilai atau penambah keyakinan; pemahaman-diri; eksplorasi realitas; dan sebagainya.

4. Pengawasan – informasi mengenai hal-hal yang mungkin mempengaruhi seseorang atau akan membantu seseorang melakukan atau menuntaskan sesuatu.


(53)

Dalam kajian yang dilakukan oleh Frank Biocca dalam artikelnya yang berjudul ”Opposing Conceptions of the Audience : The Active and Passive

Hemispheres of Communication Theory” (1998), yang kemudian diakui menjadi

tulisan paling komprehensif mengenai perdebatan tentang khalayak aktif versus khalayak pasif, ditemukan beberapa tipologi dari khalayak aktif.

Pertama adalah selektifitas (selectivity). Khalayak aktif dianggap selektif dalam proses konsumsi media yang mereka pilih untuk digunakan. Mereka tidak asal-asalan dalam mengkonsumsi media, namun didasari alasan dan tujuan tertentu.

Karakteristik kedua adalah utilitarianisme (utilitarianism) di mana khalayak aktif dikatakan mengkonsumsi media dalam rangka suatu kepentingan untuk memenuhi kebutuhan dan tujuan tertentu yang mereka miliki.

Karakteristik yang ketiga adalah intensionalitas (intentionality), yang mengandung makna penggunaan secara sengaja dari isi media. Karakteristik yang keempat adalah keikutsertaan (involvement), atau usaha. Maksudnya khalayak secara aktif berfikir mengenai alasan mereka dalam mengkonsumsi media.

Yang kelima, khalayak aktif dipercaya sebagai komunitas yang tahan dalam menghadapi pengaruh media (impervious to influence), atau tidak mudah dibujuk oleh media itu sendiri. Khalayak yang lebih terdidik (educated people) cenderung menjadi bagian dari khalayak aktif, karena mereka lebih bisa memilih media yang mereka konsumsi sesuai kebutuhan mereka dibandingkan khalayak yang tidak terdidik


(54)

Elemen “pola terpaan media yang berlainan” pada teori uses and

gratifications berkaitan dengan media exsposure atau terpaan media, karena

mengacu pada kegiatan menggunakan media. Batasan exposure menurut Shore dalam Kriyantono (2006: 205) lebih dari sekedar mengakses media, tidak hanya menyangkut apakah seseorang secara fisik cukup dekat dengan kehadiran media massa, akan tetapi seseorang itu benar-benar terbuka terhadap pesan-pesan media tersebut.

Rakhmat mengungkapkan dalam Kriyantono (2006: 205) terpaan media (media exsposure), menurut Rosengren (1974), dapat dioperasionalisasikan menjadi jumlah waktu yang digunakan dalam berbagai jenis media, isi media yang dikonsumsi, dan berbagai hubungan antara individu konsumen media dengan isi media yang dikonsumsi atau dengan media keseluruhan, dan juga dapat dioperasionalkan menjadi jenis media yang digunakan, frekuensi penggunaan, maupun durasi penggunaan.

Penggunaan media merupakan aktifitas dari individu sebagai upaya pemenuhan kebutuhan media massanya dengan mengkonsumsi isi media, dimana dalam hal aktfitas penggunaan media terdapat dua unsur penting yang dapat menentukan dampak media berupa gratifikasi media yaitu tingkat perhatian pada isi media dan frekuensi penggunaan media, sedangkan efek menggambarkan bagaimana khalayak berubah setelah menggunakan media seperti surat kabar, televisi dan lain sebagainya, efek disini terdiri dari kepuasan dan pengetahuan.


(55)

Teori Uses and Gratifications beroperasi dalam beberapa cara yang bisa dilihat dalam bagan dibawah ini (Nurudin, 2004:183) :

Teori Uses and Gratifications meneliti asal mula kebutuhan manusia secara psikologis dan sosial, yang menimbulkan harapan tertentu dari media massa atau sumber-sumber lain (atau keterlibatan pada kegiatan lain) dan manimbulkan pemenuhan kebutuhan. Penelitian yang menggunakan teori Uses

and Gratifications memusatkan perhatian pada kegunaan isi media untuk

memperoleh gratifikasi dan pemenuhan kebutuhan. McQuail mengatakan (pada Betty-Soemitra, dalam Karlinah, dkk.1999) ada dua hal utama yang mendorong munculnya pendekatan penggunaan ini. Pertama, ada oposisi terhadap pandangan deterministis tentang efek media. Sikap ini merupakan bagian dari ’penemuan kembali manusia’ yang terutama terjadi pada sosiolog di Amerika. Kedua, ada keinginan untuk lepas dari debat yang berkepanjangan tentang selera media massa. Dalam persoalan ini pendekatan teori Uses and Gratifications menyajikan

Lingkungan Sosial - ciri – ciri

demografis - keanggotaan

dalam kelompok - ciri – ciri

kepribadian Kebutuhan - kognitif - afektif - integrasi sosial - integrasi personal - escapism

Sumber non media - keluarga dan

teman

- hubungan inter personal - hobi - istirahat dll Sumber Media - jenis media - isi media - terpaan media - konteks sosial

terhadap terpaan media Fungsi Media - pengawasan - hiburan - identitas diri - itegrasi diri


(56)

(Ardianto, 2004:71-72). Tetapi, pada intinya teori Uses and Gratifications menjelaskan bagaimana orang menggunakan media untuk memuaskan kebutuhan psikologinya.

2.3.1 Kritik Teori Manfaat dan Gratifikasi

Pendekatan manfaat dan gratifikasi telah memicu sejumlah kritik, terutama karena tidak bersifat teoritis, karena masih kabur dalam mendefinisikan konsep-konsep utama (misalnya, ”kebutuhan”), dan karena pada dasarnya tak lebih dari sebuah strategi pengumpulan data.

Salah satu kritik pendekatan manfaat dan gratifikasi adalah bahwa pendekatan ini terlalu sempit fokusnya, yaitu pada individu (Elliot, 1974). Pendekatan ini bersandar pada konsep-konsep psikologis seperti kebutuhan, dan mengabaikan struktur sosial maupun tempat media itu berada dalam struktur tersebut. Salah satu jawaban atas kritik ini datang dari Robin dan Windahl (1986), yang telah mengusulkan suatu sintesis antara pendekatan manfaat dan gratifikasi dengan teori ketergantungan (Ball-Rokeach dan DeFleur, 1976). Model manfaat dan ketergantungan mereka (Rubin dan Windahl) menempatkan individu di dalam sistem-sistem kemasyarakatan yang membantu membentuk kebutuhan-kebutuhan mereka.

Perspektif pendekatan manfaat dan gratifikasi juga dikritik oleh para penulis yang memiliki perhatian pada persoalan hegemoni media. Mereka mengatakan bahwa terlalu jauh kiranya jika dikatakan bahwa orang bebas memilih agenda media maupun interpretasi-interpretasi sesuai kehendak mereka (White, 1994). Menurut penulis itu, pesan-pesan media massa cenderung


(57)

memperkuat pandangan kebudayaan yang dominan, dan audien merasa sukar untuk mengelak (Severin dan Tankard, 2007:358).

2.3.2 Perkembangan Terkini dalam Penelitian Manfaat dan Gratifikasi

Kadang-kadang para pengguna media bersikap selektif dan rasional dalam memproses pesan-pesan media, namun pada saat yang lain mereka memanfaatkan media untuk bersantai atau sebagai tempat pelarian. Perbedaan jenis maupun tingkat aktivitas audien mungkin juga merupakan akibat dari efek-efek media.

Arah baru lainnya difokuskan pada manfaat media untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan tertentu. Misalkan saja, salah satu kemungkinan manfaat media adalah untuk mengatasi rasa kesepian. Canary dan Spitzberg (1993) menemukan bukti yang mendukung manfaat ini, namun kaitannya tergantung pada kadar kesepiannya. Mereka menemukan bahwa manfaat media yang paling besar dalam mengatasi kesepian adalah dalam kondisi sepi secara situasional, atau mereka yang kesepian untuk sementara waktu. Mereka menemukan manfaat media yang tidak begitu besar untuk mengatasi kesepian pada kondisi sepi secara

kronis, atau mereka yang merasa kesepian dalam jangka waktu bertahun-tahun.

Penjelasan atas temuan ini agaknya adalah bahwa mereka yang sepi secara kronis merekatkan sifat-sifat kesepian mereka pada faktor-faktor internal dan dengan tidak meyakini bahwa komunikasi itu dengan sendirinya akan menjadi pelepasan (Severin dan Tankard, 2007:363).


(58)

2.4 Teori Kebutuhan Terhadap Media Massa

Kebutuhan adalah salah satu aspek makhluk hidup dalam aktivitas-aktivitasnya dan menjadi dasar (alasan) berusaha (http://id.wikipedia.org/kebutuhan).

Menurut Rosengren dalam media, komunikasi, kebudayaan (Lull, 1998: 117) mendefinisikan kebutuhan sebagai “infrastruktur biologis dan psikologis yang menjadi landasan bagi semua perilaku sosial manusia dan bahwa sejumlah besar kebutuhan biologis dan psikologis menyebabkan kita beraksi dan bereaksi.

Katz dkk menelusuri asal-usul kebutuhan pada apa yang secara samar-samar mereka identifikasikan sebagai “asal-usul sosial dan psikologis” nya (Lull, 1998: 117). Sedangkan McQuail dkk berpendapat bahwa kebutuhan berasal dari “pengalaman sosial” dan bahwa media massa sekalipun “kadang-kadang dapat membantu membangkitkan khalayak ramai suatu kesadaran akan kebutuhan tertentu yang berhubungan dengan situasi sosialnya” (Lull, 1998: 117).

Aktivitas atau kegiatan yang dilaksanakan oleh manusia dalam kehidupannya sehari-hari untuk mencapai sasaran tertentu biasanya akan melalui proses pemuasan akan kebutuhan. Jika seseorang merasa kesepian dan ingin bersosialisasi, tetapi malu dan terhalang dalam situasi sosial, dia dapat berpaling pada media untuk mendapatkan interaksi tidak langsung dan kemudian kebutuhannya pun akan terpuaskan sesuai apa yang dinikmatinya di media yang ia tunjuk.

Ada berbagai kebutuhan yang dipuaskan oleh media massa. Pada saat yang sama, kebutuhan ini dapat dipuaskan oleh sumber-sumber lain selain media massa. Kita ingin mencari kesenangan, media massa dapat memberikan hiburan.


(59)

Kita mengalami goncangan batin, media massa memberikan kesempatan untuk melarikan diri dari kenyataan. Kita kesepian, dan media massa berfungsi sebagai sahabat.

Uses and gratifications dimulai di lingkungan sosial, dimana yang dilihat

adalah kebutuhan-kebutuhan khalayak. Lingkungan sosial meliputi ciri-ciri afiliasi kelompok dan ciri-ciri kepribadian. Kebutuhan individual dikategorisasikan (Effendy, 2003:294), sebagai berikut:

1. Kebutuhan Kognitif (Cognitive Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan informasi, pengetahuan dan pemahaman mengenai lingkungan. kebutuhan ini didasarkan pada hasrat untuk memahami dan menguasai lingkungan; juga memuaskan rasa penasaran dan dorongan untuk penyelidikan

2. Kebutuhan Afektif ( Affective Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenangkan dan emosional.

3. Kebutuhan Pribadi Secara Integratif (Personal Integrative Needs) Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan pengalaman-pengalaman yang estetis, menyenagkan dan emosional.

4. Kebutuhan Sosial Secara Integratif ( Social Integrative Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan peneguhan kontak dengan keluarga, teman dan dunia. Hal-hal tersebut didasarkan pada hasrat berafiliasi.

5. Kebutuhan Pelepasan (Escapist Needs)

Kebutuhan yang berkaitan dengan upaya menghindarkan tekanan, ketegangan, dan hasrat akan keanekaragaman.


(60)

Dengan adanya kebutuhan-kebutuhan dari diri khalayak, membuat khalayak menjadi aktif dalam menggunakan media. Khalayak menjadi produktif dalam mengkonsumsi media. Sehingga khalayak akan memilih media yang diinginkannya. Untuk memenuhi kebutuhan-kebutuhan manusia tersebut dalam rangka memuaskan kebutuhan dalam penggunaan mereka terhadap media massa maka dikaitkanlah motif-motif tertentu dalam tindakan sosialnya.


(1)

Hasil uji hipotesis merupakan hasil akhir dari keseluruhan analisa data. Setelah seluruh nilai-nilai diperoleh, maka akan dilanjutkan dengan membuat kesimpulan dan saran pada BAB V.


(2)

BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Berdasarkan keseluruhan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti, maka diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Dapat disimpulkan bahwa tampilan program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM memiliki format acara yang didesain untuk menjadi tempat berbagi cerita kehidupan dan segala problematikanya. Selain sebagai tempat berbagi cerita, acara ini juga diiringi dengan lagu-lagu yang bagus dan disesuaikan dengan tema yang diangkat setiap siaran. Tampilan siaran yang berlangsung selama tiga jam, mulai pukul 21.00 WIB – 24.00 WIB tidak hanya sebagai tempat untuk sekedar meminta lagu dan menitip salam untuk orang-orang yang dikenal, tetapi fungsinya jauh lebih bermakna untuk dijadikan tempat berbagi sehingga dapat dianggap sebagai teman dan sahabat. Topik yang diangkat setiap siaran, merupakan cerita kehidupan yang sering dialami oleh manusia dalam kesehariannya, seperti percintaan, pekerjaan, keluarga, sahabat dan berbagai hal lainnya.

2. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis maka dapat disimpulkan bahwa program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM, mampu memenuhi kebutuhan pelepasan (diversion) mahasiswa FISIP USU, yaitu kebutuhan akan pelepasan dari tekanan dan kebutuhan akan hiburan. Hal ini bisa dilihat dari tabel 4.36 dengan persentase tingkat kepuasan responden setelah mendengar program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM sebanyak 80%. Jadi, kebutuhan pelepasan (diversion) sebagian


(3)

besar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara terpenuhi setelah mendengar program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM. Format acara dan tampilan siaran pada program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM yang menarik menjadi suatu faktor yang bisa membuat pendengar merasa nyaman untuk berbagi dalam acara ini. Selain itu, penyiar yang cukup berkualitas baik dari segi suara maupun penguasaan terhadap materi siaran yang dibawakan serta pendengar lain yang memiliki rasa simpati dan empati yang tinggi mampu memberi rasa tenang dan nyaman kepada pendengar secara individual dan menganggap bahwa program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM bisa dijadikan sahabat dan teman.

3. Dari hasil uji hipotesis, dapat disimpulkan bahwa Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM memiliki hubungan yang cukup berarti dengan pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU. Hal ini berarti bahwa semakin tinggi atau semakin bagus kualitas program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM maka semakin tinggi pemenuhan kebutuhan pelepasan (diversion) di kalangan mahasiswa FISIP USU ataupun sebaliknya.


(4)

5.2 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pengamatan yang telah peneliti peroleh selama melakukan penelitian, maka peneliti mengajukan sejumlah saran sebagai berikut:

1. Sebagai media yang mengedepankan fungsi hiburan, program acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM diharapkan dapat menjadi pilihan yang tepat untuk memberikan hiburan dan menjadi wadah bagi pendengar untuk berbagi dengan tujuan melepaskan diri dari tekanan dan permasalahan hidup sekaligus mampu memberikan penghiburan dan ketenangan bagi jiwa yang gelisah serta memberikan solusi yang positif untuk setiap permasalahan yang dihadapi.

2. Bagi para pendengar atau khalayak hendaknya lebih berani mengungkapkan permasalahan yang dialami kepada radio yang memformatkan diri sebagai wadah untuk tempat berbagi dan bercerita, karena mereka akan dibantu untuk mencarikan jalan keluar dari permasalahan yang ada.

3. Saat membawakan suatu siaran, hendaknya penyiar selalu memiliki penguasaan terhadap materi siaran atau wawasan yang luas sehingga dapat berimprovisasi saat menjelaskan kepada pendengar.

4. Pihak radio hendaknya memperhatikan frekuensi iklan agar pendengar tidak bosan menunggu program siaran atau musik yang akan diputar.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ardianto, Elvinaro dan Komala Lukiati (2004). Komunikasi Massa: Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Bulaeng, Andi (2004). Metode Penelitian Komunikasi Kontemporer. Yogyakarta: Andi.

Bungin, Burhan (2001). Metodologi Penelitian Sosial: Format-Format Kuantitatif dan Kualitatif. Surabaya: Airlangga University Press.

_______________(2005). Metodologi Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Kencana. Cangara, Hafied (2007). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada.

Effendy, Onong Uchjana (2003). Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

____________________(2004). Dinamika Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

_____________________ (2004). Ilmu Komunikasi, Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Etty, Maria (2002). Mengelola Emosi; Tips Meraih Kebahagiaan. Jakarta: Grasindo

Kriyantono, Rachmat (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: PT. Kencana Prenada Media Group.

Liliweri, Alo (1991). Memahami Peran Komunikasi Massa dalam Masyarakat. Bandung: Citra Aditya Bhakti.

Lull, James (1998). Media Komunikasi Kebudayaan: Suatu Pendekatan Global. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Mulyana, Deddy (2002). Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Nawawi, Hadari (1995). Metode Penelitian Bidang Ilmu Sosial. Yogyakarta: Gajah Mada Press.

Nurudin (2004). Komunikasi Massa. Malang: Cespur

Rakhmat, Jalaluddin (2001). Psikologi Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.


(6)

__________________ (2004). Metode Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Severin, Warner J & James W. Tankard (2005). Teori Komunikasi. Jakarta: Prenada Media.

Singarimbun, Masri (1995). Metode Penelitian Survey. Yogyakarta: PT. Pustaka LP3ES Indonesia.

Widjaya, H (2000). Ilmu Komunikasi: Pengantar Studi. Jakarta: PT.Rineka Cipta

Internet:

http://www.deltafm.net/


Dokumen yang terkait

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011

12 104 186

Pemenuhan Kebutuhan Pada Pendengar Radio (Studi Korelasional Konsumsi Radio 95.9 City FM terhadap Pemenuhan Kebutuhan dalam Bahasa Mandarin Mahasiswa Sastra China STBA-PIA)

2 52 101

Situs Portal Berita Online Detik.com dan Pemenuhan Kebutuhan Akan Informasi (Studi Korelasional Situs Portal Berita Online Detik.Com dengan Pemenuhan Kebutuhan akan Informasi di Kalangan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Politik Universitas Sumatera Utara)

4 39 86

Blackberry Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Pengaruh Blackberry Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi di Kalangan Siswa SMA Shafiyyatul Amaliyyah Medan)

1 46 100

DETIK.COM Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi Teknologi (Studi Deskriptif Tentang Situs Berita Detik.com terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi akan Teknologi Informasi di Kalangan Mahasiswa Fakultas Teknologi dan Ilmu Komputer Universitas Prima Indones

1 41 164

You’ve Got A Friend” di Delta FM dan Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) (Studi Korelasional Tentang Program Acara “You’ve Got A Friend” di Delta FM Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Pelepasan (Diversion) di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Il

0 31 135

Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat Di Rcti Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya (Studi Korelasional Tentang Motivasi Konsumsi Terhadap Tayangan Musik Dahsyat di RCTI dan Pemenuhan Kebutuhan Informasinya Di Kalangan Mahasiswa Fakultas Ilmu

3 55 106

Media Online Dan Pemenuhan Kebutuhan Informasi (Studi Korelasional Media Online www.medan.tribunnews.Com Terhadap Pemenuhan Kebutuhan Informasi Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Sumatera Utara)

8 70 106

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2

0 0 36

Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi FISIP USU (Studi Korelasional antara Motif Penggunaan Instagram dan Pemenuhan Kebutuhan Pengguna Instagram di Kalangan Mahasiswa Ilmu Komunikasi Angkatan 2011 dan 2

0 0 17