Penelitian Pengaruh Kehamilan Terhadap Kesehatan Periodontal.

(1)

PENELITIAN PENGARUH KEHAMILAN TERHADAP

KESEHATAN PERIODONTAL

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh :

FITRI YUNI ASTUTI NIM : 050600057

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2009


(2)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Medan, Juli 2009

Pembimbing : Tanda tangan

1. Drg. Irma Ervina Sp.Perio ……….

NIP: 132148485

2. Drg. Aini Hariyani Nst ……….


(3)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim penguji pada tanggal 30 Juli 2009

TIM PENGUJI

KETUA : Irma Ervina, drg., Sp.Perio ……….

ANGGOTA : 1. Aini Hariyani Nst, drg ……….

2. Zulkarnain, drg., M.Kes ……….

3. S. H. Dalimunthe, drg., Sp.Perio (K) ……….

Mengetahui : KETUA DEPARTEMEN

Zulkarnain, drg., M.Kes NIP. 131459298


(4)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT atas segala berkah dan karuniaNya yang telah memberikan kekuatan dan kemudahan sehingga skripsi ini telah selesai disusun sebagai salah satu syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Kedokteran Gigi.

Rasa terima kasih yang tak terhingga penulis sampaikan kepada kedua orang tua tersayang yaitu Ayah (drg. Zaniyar MAP) dan Ibu (Marina) yang senantiasa mendoakan, menyayangi, membimbing, dan mendukung penulis sehingga penulis dapat mengecap masa pendidikan hingga selesai Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara dan memenuhi tugas skripsi ini dengan baik. Penulis juga mengucapkan rasa sayang yang mendalam pada abang dan adik tercinta, dr.Heri Gunawan dan Puji Setiawan, atas perhatian, dukungan, dan rasa persaudaraan yang hangat.

Dalam penulisan skripsi ini penulis juga telah banyak mendapat bimbingan, pengarahan, motivasi, saran-saran dan bantuan dari berbagai pihak. Maka dengan penuh ketulusan dan kerendahan hati penulis ucapkan terima kasih kepada :

1. Prof. H. Ismet D. Nasution, drg., Sp.Prost.(K), Ph.D selaku dekan Fakultas Kedokteran Gigi.

2. Drg. Zulkarnain M.Kes, selaku ketua departemen Periodonsia.

3. Drg. Irma Ervina Sp.Perio, selaku dosen pembimbing I atas keluangan waktu, tenaga, dan pikiran untuk membimbing dan memotivasi penulis sehingga penulisan skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.


(5)

4. Drg. Aini Hariyani Nst, selaku dosen pembimbing II atas keluangan waktu, arahan dan bimbingan yang diberikan kepada penulis selama penyelesaian skripsi ini.

5. Drg. Lisna Unita M.Kes, selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

6. Seluruh staf pengajar dan pegawai di Departemen Periodonsia Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, atas segala masukan yang diberikan.

7. Seluruh staf pengajar dan pegawai FKG USU.

8. Bapak Sunaryo selaku Kepala Desa Ujung Rambung, Bapak Usman selaku Kepala Desa Kuala Lama dan Bapak Ahmad Jais S.Pd selaku Kepala Desa Arapayung, Ibu Malina Simanjuntak, Kakak Asima Wahyuni Girsang, Kakak Suheimi selaku Tim Bidan Desa atas pemberian izin, kemudahan, kerjasama, dan segala bantuan yang diberikan selama berlangsungnya kegiatan.

9. Drs. Abdul Jalil A.A., M.Kes selaku Pembantu Dekan I Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatera Utara yang telah meluangkan waktu, tenaga, pikiran serta bimbingan dalam melakukan analisis statistic hasil penelitian.

10.Para sahabat yang luar biasa, Defrina, Ririn, Ayak, Beby, Edward, Hanri, Eko, Ekal, Thomas, Agung, Anna, Riris, Nita, Bunga, Dina Raz, Ulfa, Bila, Lili, Beby Ayu, Momol, Rara, Fanny, Puput yang telah banyak membantu dan memberi motivasi selama penulis melakukan penelitian.


(6)

11.Aqwam Sakinata Lubis, atas bantuan, semangat dan kasih sayang yang selama ini diberikan kepada penulis.

12.Terkhusus untuk teman-teman KKP tersayang, Septika S.Psi, Kristiandi S.Psi, dr. Dina Noviyanti, Kerry S.Psi, Iin Arfiani, Ida Emita, Ocha, Finna S.Pd, atas motivasi yang luar biasa kepada penulis.

13.Pihak-pihak lainnya yang tidak dapat disebutkan satu per satu dalam kesempatan ini. Penulis memohon maaf apabila terdapat segala kesalahan selama penyelesaian skripsi ini.

Penulis menyadari bahwa kelemahan dan keterbatasan ilmu yang penulis miliki menjadikan skripsi ini kurang sempurna, tetapi penulis mengharapkan skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 24 Juli 2009 Penulis,

(Fitri Yuni Astuti) NIM : 050600057


(7)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN……… ... ii

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI……….. .... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI. ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perubahan Hormonal selama kehamilan... 5

2.2 Faktor Iritan Lokal yang Mempengaruhi Kesehatan Periodontal. 9 2.3 Manifestasi Periodontal pada Wanita Hamil ... 12

BAB III KERANGKA KONSEP ... 16

BAB IV METODE PENELITIAN 4.1 Rancangan Penelitian... 17

4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel ... 17

4.3 Tempat dan Waktu penelitian ... 19

4.4 Variabel Penelitian ... 19

4.5 Definisi Operasional ... 20

4.6 Alat penelitian. ... 21

4.7 Prosedur Penelitian ... 21


(8)

BAB VI PEMBAHASAN ... 40 BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 43 DAFTAR PUSTAKA ... 45


(9)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Indeks Periodontal oleh Russel ... 26

2. Rata-rata Indeks Debris pada Kelompok Hamil dan Tidak Hamil ... 29

3. Rata-rata Indeks Kalkulus pada Kelompok Hamil dan Tidak Hamil ... 30

4. Rata-rata Indeks OHIS pada Kelompok Hamil dan Tidak Hamil. ... 30

5. Rata-rata Indeks Penyakit Periodontal pada Kelompok Hamil dan Tidak Hamil ... 31

6. Rata-rata Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi pada Kelompok Hamil Dan Tidak Hamil... 31

7. Tumor Kehamilan pada kelompok Hamil dan Tidak Hamil ... 32

8. Rata-rata Gingivitis Kehamilan pada Kelompok Hamil dan Tidak Hamil ... 33

9. Perbandingan Rata-Rata Indeks Debris pada Setiap Trimester Kehamilan.. ... 33

10.Perbandingan Indeks Kalkulus pada Setiap Trimester Kehamilan ... 34

11.Perbandingan Indeks OHIS pada Setiap Trimester Kehamilan ... 35

12.Perbandingan Indeks Penyakit Periodontal pada Setiap Trimester Kehamilan 36 13.Perbandingan Rata-Rata IPPD pada Setiap Trimester Kehamilan ... 37

14.Perbandingan Tumor Kehamilan Pada Setiap Trimester Kehamilan ... 38


(10)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Pergantian produksi progesterone dari korpus luteum kepada plasenta yang

terjadi pada minggu kedelapan atau minggu kesembilan kehamilan ... 5

2. Sirkulasi level hormon selama kehamilan pada manusia ... 6

3. Mekanisme inflamasi akibat plak gigi pada gingivitis dini ... 10

4. Gingivitis kehamilan pada akhir trimester kedua masa kehamilan ... 14

5. Tumor kehamilan atau Epulis Gravidarum atau Pyogenic Granuloma ... 15

6. Gambar indeks plak menurut Green dan Vermillon (1964) yang dimodifikasi... 23

7. Indeks Kalkulus menurut Greene dan Vermillion... 24


(11)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Surat Izin Penelitian ... 48

2. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ... 51

3. Hasil Analisis Statistik. ... 54


(12)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Masa kehamilan merupakan masa yang selayaknya dipersiapkan dengan baik. Kesehatan ibu harus benar-benar dijaga agar janin yang dikandungnya sehat dan tidak mengalami gangguan atau kelainan. Selain pola makan yang seimbang juga diperlukan pemeriksaan kesehatan ibu secara menyeluruh termasuk pemeriksaan kesehatan gigi dan mulut.

Menurut data yang diperoleh dari survey kesehatan rumah tangga, 60% penduduk Indonesia menderita penyakit gigi dan mulut, dan salah satunya adalah penyakit periodontal, yaitu sebesar 87,84% pada penduduk desa dan kota Indonesia. Salah satu populasi yang rentan terhadap penyakit periodontal adalah populasi wanita hamil. Pada wanita hamil, secara klinis terdapat perubahan inflamatori pada gingivanya. Inflamasi ini ditemukan pada 30%-100% wanita hamil yang disebut dengan gingivitis kehamilan. Gingivitis ini umumnya terjadi pada trimester kedua kehamilan dan secara progresif meningkat dengan bertambahnnya usia kehamilan. Gingivitis kehamilan ini disebabkan oleh peningkatan konsentrasi hormon wanita yaitu estrogen dan progesteron di dalam darah. Adanya perubahan hormonal yang disertai dengan perubahan vaskuler menyebabkan gingiva menjadi sensitif khususnya terhadap toksin maupun iritan lainnya, seperti plak dan kalkulus yang mengakibatkan gingiva meradang. Keadaan ini ditandai dengan papilla interdental yang memerah, bengkak, mudah berdarah dan disertai rasa sakit.

1


(13)

Penelitian yang dilakukan oleh Zadaruddin menunjukkan bahwa kejadian penyakit periodontal pada ibu hamil mencapai 71,8% dari 188 sampel ibu hamil. Keadaan tersebut akan berlanjut menjadi kondisi yang lebih parah dan pada akhirnya akan menyebabkan banyak gigi yang hilang jika tidak dilakukan upaya pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara maksimal. Jika terjadi gangguan kesehatan gigi dan mulut, maka peluang untuk terjadinya gangguan terhadap fungsi kunyah semakin besar sehingga makanan tidak dapat dicerna dengan baik, akhirnya dapat mengganggu kesehatan ibu dan janinnya.1

Atas dasar tersebut penulis merasa perlu untuk meninjau lebih lanjut adanya pengaruh kehamilan terhadap kesehatan periodontal, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap manifestasi periodontal yang sangat potensial terjadi selama kehamilan, dan diharapkan nantinya dokter gigi dapat meningkatkan peranannya dalam memperbaiki taraf kesehatan gigi masyarakat, khususnya wanita hamil.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka timbul permasalahan sebagai berikut : 1. Apakah ada pengaruh kehamilan terhadap kesehatan periodontal?

2. Apakah ada perbedaan masa kehamilan trimester I, II dan III terhadap kondisi periodontal?


(14)

1.3 Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui pengaruh kehamilan terhadap kesehatan rongga mulut wanita hamil khususnya kesehatan jaringan periodontal.

2. Untuk mengetahui adanya perbedaan kondisi periodontal pada masa kehamilan trimester I, II dan III.

I.4 Manfaat Penelitian

1. Memberikan pengetahuan tentang pentingnya kesehatan gigi dan rongga mulut sehingga timbul kesadaran bagi wanita-wanita hamil untuk selalu menjaga kebersihan gigi dan rongga mulutnya agar resiko terjadinya penyakit periodontal dapat berkurang.

2. Diharapkan nantinya dokter gigi lebih meningkatkan peranannya dalam memperbaiki taraf kesehatan gigi masyarakat, khususnya wanita hamil.


(15)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

Kehamilan adalah suatu kondisi dimana seorang wanita memiliki embrio atau fetus yang sedang berkembang di dalam tubuhnya, setelah penggabungan ovum dan spermatozoa.3 Masa kehamilan banyak dikaitkan dengan perubahan fisiologis, yang mempengaruhi sistem endokrin, kardiovaskuler, dan sering disertai perubahan sikap, suasana atau tingkah laku yang tidak biasa.4 Beberapa perubahan fisik dan fisiologi yang terjadi selama kehamilan mempengaruhi setiap sistem utama tubuh dan menghasilkan perubahan fisik yang terlokalisasi pada berbagai bagian tubuh, termasuk rongga mulut.5

Gingivitis merupakan manifestasi oral yang paling sering terjadi selama kehamilan. Gingivitis dilaporkan terjadi antara 30% sampai 100% dari seluruh wanita hamil, walaupun kejadiannya paling sering antara 60% sampai 75%.

6

Gingivitis kehamilan umumnya mulai tampak pada bulan kedua kehamilan dan semakin memburuk sejalan dengan berkembangnya kehamilan sebelum mencapai puncaknya pada bulan kedelapan, kemudian menurun pada bulan kesembilan.5 Beberapa penelitian melaporkan keparahan terhebat terjadi antara trimester kedua dan ketiga kehamilan.

Perubahan gingiva biasanya terjadi berhubungan dengan kebersihan rongga mulut yang buruk dan adanya iritan lokal, khususnya flora bakteri plak. Akan tetapi, perubahan hormonal dan vaskular yang menyertai kehamilan sering memperparah respon inflamasi terhadap iritan lokal tersebut.

7

6


(16)

2. 1. Perubahan Hormonal selama Kehamilan

Perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan meliputi peningkatan konsentrasi hormon seks yaitu estrogen dan progesteron.8 Progesteron merupakan hormon seks kehamilan yang utama. Kadarnya meningkat sampai bulan kedelapan kehamilan dan menjadi normal kembali setelah melahirkan. Kadar estrogen meningkat secara lambat sampai akhir kehamilan.9 Pada awal kehamilan, estrogen dan progesteron diproduksi oleh korpus luteum. Kemudian terjadi pergantian fungsi korpus luteum kepada plasenta, yang terjadi pada minggu keenam sampai minggu kedelapan kehamilan, dimana plasenta berperan sebagai organ endokrin yang baru.10 Pada akhir trimester ketiga, progesteron dan estrogen mencapai level puncaknya yaitu 100 ng/ml dan 6 ng/ml, yang merupakan 10 dan 30 kali lebih tinggi dari konsentrasinya pada saat menstruasi.8

Gambar 1. Pergantian produksi progesteron dari korpus luteum kepada plasenta

yang terjadi pada minggu kedelapan atau minggu kesembilan kehamilan. Daerah yang dihitamkan menunjukkan perkiraan durasi terjadinya pergantian fungsi tersebut. (David N. Danforth, James R. Scott. Endocrine Physiology of Pregnancy. Obstetric and Gynaecology 1986; 340-57)

Estrogen yang disekresi oleh ovarium dan plasenta berperan penting dalam perkembangan dan pemeliharaan karakteristik seks sekunder dan pertumbuhan uterus. Sedangkan progesteron yang disekresi oleh korpus luteum dan plasenta, bertanggung

Minggu kehamilan Pergantian

corpus luteum


(17)

jawab dalam membangun lapisan uterus pada pertengahan masa menstruasi dan selama masa kehamilan berlangsung.11 Peningkatan konsentrasi hormon seks yang dimulai pada saat fertilisasi, terus berlanjut sampai implantasi embrio terjadi dan terus dipertahankan sampai masa kelahiran.12

Gambar 2. Sirkulasi level hormon selama kehamilan pada manusia. Konsentrasi plasma terhadap

estrogen (gambar kanan) dan progesteron (gambar kiri) dari awal siklus menstruasi (minggu ke 0), sampai ferilisasi (minggu ke 2), partus (minggu ke 40). Periode kehamilan pada manusia dapat dibedakan berdasarkan trimester. Pada gambar tersebut, trimester pertama, kedua dan ketiga berkisar antara 2 sampai 15 minggu, 15 sampai 27 minggu, dan 27 sampai 40 minggu. (David N. Danforth, James R. Scott. Endocrine Physiology of Pregnancy. Obstetric and Gynaecology 1986; 340-57)

Estrogen dan progesteron memiliki aksi biologi penting yang dapat mempengaruhi sistem organ lain termasuk rongga mulut.13 Reseptor bagi estrogen dan progesteron dapat ditemukan pada jaringan periodontal. Akibatnya, ketidakseimbangan sistem endokrin dapat menjadi penyebab penting dalam patogenesis penyakit periodontal. Penelitian yang dilakukan oleh Mascarenhas P dkk telah menunjukkan bahwa perubahan kondisi periodontal dapat dihubungkan


(18)

dengan perubahan kadar hormon seks.14 Peningkatan hormon seks steroid dapat mempengaruhi vaskularisasi gingiva, mikrobiota subgingiva, sel spesifik periodontal dan sistem imun lokal selama kehamilan.13 Beberapa perubahan klinis dan mikrobiologis pada jaringan periodontal selama kehamilan adalah sebagai berikut :

1.Peningkatan kerentanan terjadinya gingivitis dan peningkatan kedalaman saku periodontal.

14

2.Peningkatan kerentanan bagi terjadinya infeksi.

3.Penurunan kemotaksis neutrofil dan penekanan produksi antibodi. 4.Peningkatan sejumlah patogen periodontal (khususnya Porphyromonas gingivalis).

5.Peningkatan sintesis PGE2.

2.1.1 Peningkatan Konsentrasi Hormon Seks dan Respon Imun Maternal

Reaksi imunologi berperan penting dalam patogenesis penyakit periodontal. Terdapat beberapa observasi penting yang menjelaskan bahwa perubahan yang terjadi pada jaringan periodontal dapat merupakan akibat dari pengaruh hormon seks steroid pada sistem imun. Reseptor seks steroid telah ditemukan terdapat pada komponen sistem imun dan dapat mengatur aksi dari sel sistem imun tersebut.

Estrogen dan progesteron yang diproduksi oleh plasenta selama masa kehamilan, dapat turut berperan dalam mengatur sistem imun lokal dan membantu melindungi janin yang sedang berkembang dari reaksi penolakan tubuh si ibu.

15

16 Lapp dkk melaporkan bahwa tingginya konsentrasi progesteron selama kehamilan meningkatkan terjadinya inflamasi gingiva dengan menghambat produksi


(19)

interleukin-6 (IL-interleukin-6). IL-interleukin-6 berfungsi menstimulasi diferensiasi limfosit B, limfosit T dan mengaktifkan sel makrofag dan sel NK, dimana sel-sel tersebut berperan menyerang dan memfagositosis bakteri yang masuk ke sirkulasi darah, sehingga dengan dihambatnya produksi IL-6 mengakibatkan gingiva kurang efisien dalam melawan serangan inflamasi dari bakteri.8,17 Progesteron juga merangsang produksi prostaglandin (PGE2) dimana PGE2 merupakan mediator yang poten dalam respon inflamasi. Dengan PGE2 yang berperan sebagai imunosupresan, mengakibatkan inflamasi gingiva semakin meningkat ketika konsentrasi PGE2 dan mediator PGE2 tinggi.8

2.1.2 Peningkatan Konsentrasi Hormon Seks dan Perubahan Komposisi Plak Subgingiva

Perubahan komposisi plak subgingiva selama kehamilan disebabkan oleh lingkungan mikro subgingiva yang berubah akibat meningkatnya akumulasi progesteron aktif yang metabolismenya berkurang selama kehamilan dan kemampuan Prevotella Intermedia untuk mengganti faktor esensial pertumbuhan yang penting, yaitu vitamin K dengan progesteron dan estrogen.

Selama kehamilan, rasio bakteri anaerob meningkat dibanding bakteri aerob, dalam hal ini adalah Bacteroides melaninogenicus dan Prevotella intermedia. Peningkatan ini terkait dengan tingginya level sistemik estrogen dan progesteron.

8

8,

Penelitian Jansen dkk melaporkan bahwa terjadi 55 kali lipat peningkatan proporsi bakteri P. Intermedia pada wanita hamil dibanding wanita tidak hamil sebagai kontrol. Hal ini membuktikan bahwa progesteron berperan penting dalam pergantian


(20)

mikroorganisme.8 Kornman dan Loesche melaporkan bahwa flora subgingival berubah menjadi flora yang lebih bersifat anaerob seiring dengan bertambahnya usia kehamilan.

Peningkatan konsentrasi hormon seks yaitu estrogen dan progesteron juga dimanfaatkan oleh patogen periodontal seperti Prevotella intermedia dan Porphyromonas gingivalis sebagai sumber makanan mereka. Bakteri-bakteri tersebut secara umum meningkat dalam cairan sulkular gingiva wanita hamil, suatu kondisi yang secara positif berkaitan dengan keparahan gingivitis kehamilan.

7

14

2.2. Faktor Iritan Lokal yang Mempengaruhi Kesehatan Periodontal

Tidak ada perubahan yang terjadi pada gingiva tanpa disertai kehadiran iritan lokal. Iritan lokal menyebabkan gingivitis, sedangkan kehamilan merupakan faktor sekunder yaitu faktor yang memodifikasinya.7 Pada penyakit gingiva dan periodontal, faktor lokal berupa plak bakteri dan kalkulus merupakan faktor etiologi utama.

2.2.1 Plak

18

Plak adalah lapisan organisme atau deposit lunak yang menempel pada permukaan gigi, gusi dan restorasi gigi. Plak terdiri dari hampir 70% mikroorganisme dan 30% substansi interbakterial, yang meliputi polisakarida ekstraselular, enzim, endotoksin dan antigen. Endotoksin yang ditemukan pada plak adalah lipopolisakarida yang merupakan unsur pokok dari dinding sel bakteri gram negatif. Lipopolisakarida merupakan mediator kuat pada inflamasi dan respon imun. Sedangkan antigen pada plak merangsang respon imun dan selanjutnya mengakibatkan kerusakan jaringan.19


(21)

Mikroorganisme plak gigi melepaskan komponen biologi aktif yaitu lipopolisakarida, kemotaktik peptida, dan asam lemak. Komponen-komponen tersebut merangsang sel epitel gingiva untuk menghasilkan bermacam-macam mediator biologi aktif yang di dominasi oleh sitokin, seperti interleukin-1 beta (IL-1β), interleukin-8 (IL-8), prostaglandin, TNF-α dan matriks metalloproteinase. Sitokin proinflamasi tersebut mempengaruhi beberapa proses seluler tubuh, diantaranya adalah pengerahan dan kemotaksis neutrofil ke daerah inflamasi, yang kemudian mengakibatkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah gingiva. Epitel gingiva juga merespon komponen mikroorganisme plak tersebut dengan menginduksi sistem pertahanan tubuh, yaitu dengan memproduksi peptide antimikroba seperti defensin, calprotectin, dan sebagainya. Selain itu, sistem pertahanan saliva bekerja untuk membatasi pertumbuhan bakteri melalui aksi flushing aliran saliva yang membersihkan bakteri dari permukaan oral, faktor agregasi bakteri, protein antimikroba dan lain-lain.20

Gambar 3. Mekanisme inflamasi akibat plak gigi pada gingivitis dini. (Frank A. Scannapieco, DMD, PhD. Periodontal Inflammation:From Gingivitis to Systemic


(22)

Gigi selalu dilapisi oleh plak walaupun setelah membersihkan gigi dengan seksama, hal ini disebabkan ada beberapa tempat di rongga mulut yang tidak terjangkau untuk dibersihkan.19 Plak mengandung sejumlah bakteri yang membentuk koloni sekitar 108 sampai 109 bakteri per miligram plak, yang berkontak langsung dengan epitel gingiva. Bakteri tersebut menyebabkan inflamasi pada sulkus gingiva, dimana hal ini dianggap normal. Rupturnya epitel sulkus gingiva terjadi ketika bakteri anaerobik gram negatif, khususnya Porphyromonas dan Bacteroides, menghuni permukaan akar pada leher gingiva dan menyerang jaringan.

Epitel yang ruptur akibat invasi bakteri Porphyromonas dan Bacteroides memungkinkan bagi bakteri dan produk yang dihasilkannya berkontak langsung dengan jaringan ikat dibawah gingiva, sehingga sel-sel inflamatori dapat menginfiltrasi ke dalam jaringan.

21

21

Pada wanita hamil perubahan hormonal dan vaskular yang terjadi sering memperparah respon inflamasi terhadap iritan lokal tersebut.6

2.2.2 Kalkulus

Kalkulus merupakan plak bakteri yang termineralisasi, menumpuk pada gigi atau permukaan keras lainnya dalam rongga mulut seperti restorasi dan piranti lainnya. Kalkulus dilapisi oleh plak, dimana plak juga menempati bagian yang kasar dari kalkulus. Oleh karena itu, keberadaan kalkulus membuat kebersihan mulut yang efektif mustahil terjadi sehingga pembuangan kalkulus untuk mencegah penyakit periodontal sangat penting.19


(23)

Kalkulus terdiri dari sekitar 70-90% bahan anorganik dan 10-30% bahan organik. Sekitar dua per tiga komponen anorganiknya adalah kristalin dan hidroksiapatit, tetapi empat jenis garam kristalin lain juga ditemukan. Komponen organik kalkulus terdiri dari substansi dasar mukopolisakarida yang dibawa dari saliva, sel epitel yang terdeskuamasi, leukosit, debris makanan dan berbagai jenis bakeri dan jamur.

Kalkulus itu sendiri menyebabkan sedikit perubahan pada jaringan periodontal. Bagaimanapun, keberadaannya tidak terbantahkan berhubungan dengan penyakit periodontal. Hal ini disebabkan kalkulus selalu dilapisi oleh lapisan plak, yang menyediakan tempat dan perlekatan bagi akumulasi plak. Kalkulus juga mengandung derivat toksin dari plak yang mengiritasi jaringan gingiva.

22

19

2.3. Manifestasi Periodontal pada Wanita Hamil

Tingginya kadar hormon pada darah dan saliva dapat menyebabkan reaksi periodontal dan dapat meningkatkan atau menyebabkan penyakit periodontal. Reseptor progesteron dan estrogen terdapat pada basal dan stratum spinosus epitelium, dan jaringan ikat. Itulah mengapa sel-sel tersebut dapat dipengaruhi oleh tingginya hormon-hormon kehamilan. Hormon menyebabkan beberapa perubahan pada kulit dan mukosa mulut seperti striae, angioma dan sebagainya. Perubahan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon seks steroid pada darah dan saliva. Hormon-hormon tersebut merupakan penyebab dari terjadinya perubahan gingiva. Perubahan yang paling menonjol yang terjadi pada jaringan gingiva berkaitan dengan kehamilan adalah inflamasi gingiva (gingivitis kehamilan) dan tumor kehamilan.9


(24)

2.3.1 Gingivitis Kehamilan

Gingivitis merupakan inflamasi pada gingiva, bagian dari mukosa mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi tulang alveolar, yang diinduksi oleh plak. Gingivitis yang diperparah oleh perubahan hormonal selama kehamilan dikenal sebagai gingivitis kehamilan. Selama kehamilan, terjadi peningkatan respon inflamasi terhadap plak, yang mengarah kepada rentannya terjadi perdarahan gingiva pada saat menyikat gigi. Gingivitis kehamilan merupakan manifestasi oral yang paling sering terjadi selama kehamilan dan telah dilaporkan terjadi hampir 100% pada wanita hamil.5

Gingivitis selama kehamilan terjadi sebagai hasil dari peningkatan konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan estrogen yang berpengaruh terhadap mikrovaskularisasi gingiva. Hormon-hormon tersebut dapat merangsang pembentukan prostaglandin pada gingiva wanita hamil. Prostaglandin yang merupakan metabolit asam arakhidonat, dilepaskan secara lokal dan mempunyai efek proinflamasi terhadap jaringan periodontal.

Gingivitis kehamilan mempunyai gambaran klinis berupa marginal gingiva dan papila interdental berwarna merah terang sampai merah kebiru-biruan, oedematous, permukaannya licin dan berkilat, berkurangnya kekenyalan/mudah tercabik dan mudah berdarah. Mungkin juga terdapat kedalaman poket yang bertambah dan hilangnya perlekatan ligamen periodonal. Walaupun gambaran klinis gingivitis kehamilan dapat terjadi lokal ataupun menyeluruh, perubahan yang terjadi kebanyakan terdapat pada regio anterior daripada posterior.

23,24


(25)

Gambar 4. Gingivitis kehamilan pada akhir trimester kedua masa

kehamilan. (Steinberg J. B. Woman’s Oral Health. University of Pennsylvania School of Dental Medicine. 22; 1: 7-12.)

Perubahan-perubahan tersebut jelas terlihat pada bulan kedua kehamilan, mencapai puncaknya pada bulan kedelapan, dan akan berkurang setelah melahirkan.

Perubahan gingiva yang terjadi biasanya berkaitan dengan kebersihan mulut yang buruk dan adanya iritan lokal, khususnya plak bakteri.6

2.3.2 Tumor Kehamilan

Tumor kehamilan yang juga dikenal dengan epulis gravidarum atau granuloma pyogenic, merupakan kelainan gingiva yang sangat jarang terjadi pada kehamilan. Telah dilaporkan terjadi sekitar 0,2 sampai 5% dari kehamilan. Tumor kehamilan merupakan lesi yang tumbuh dengan cepat dan jinak, terjadi biasanya pada trimester pertama kehamilan. Jika terjadi, tumor kehamilan mempunyai tendensi untuk terjadi kembali pada kehamilan berikutnya.8


(26)

Gambar 5. Tumor kehamilan atau epulis gravidarum atau

pyogenic granuloma. (Pirie M, et all. Review Dental

Manifestation of Pregnancy. The Obstetricians and

Gynaecologist, 2007; 9 ; 21-6.)

Lesi berwarna merah cerah dan banyak vaskularisasi ini, yang kadang memiliki flek putih di permukaannya, biasanya bertangkai dan dapat mencapai diameter 2 cm. Tumor kehamilan ini tidak menimbulkan rasa sakit.8 Meskipun dapat timbul dari setiap tempat di gingiva, tapi kebanyakan timbul di papila interdental gingiva, biasanya di daerah labial dan lebih sering di rahang atas daripada rahang bawah. Gigi yang berdekatan dengan epulis dapat bergeser dan menjadi lebih mudah goyang, meskipun kerusakan tulang jarang terjadi di sekitar gigi yang terlibat.5 Penyebab tumor kehamilan ini belum diketahui, walaupun adanya pengaruh hormon kehamilan sangatlah jelas. Tumor kehamilan terjadi selama masa kehamilan tetapi juga dikaitkan terhadap konsumsi pil kontrasepsi. Diperkirakan lesi ini timbul dari papila gingiva yang memang telah meradang, sehingga plak dianggap sebagai faktor pencetus yang penting.5


(27)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

3.1 KERANGKA KONSEP

3.2 HIPOTESIS PENELITIAN

1. Ada pengaruh kehamilan terhadap kesehatan periodontal

2. Ada perbedaan kondisi periodontal ibu hamil trimester I, II dan III Terjadi Perubahan

Hormonal Adanya Iritan Lokal (plak, kalkulus)

Mempengaruhi Kesehatan Periodontal

Manifestasi Periodontal

Tumor kehamilan Gingivitis Kehamilan

Status periodontal


(28)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Rancangan penelitian

Penelitian dilakukan secara observasional dengan pendekatan Cross Sectional Study, dimana subyek dan subyek kontrol hanya diobservasi satu kali tanpa diberi perlakuan dan variabel-variabel diukur menurut keadaan atau status sewaktu diobservasi.

4.2 Populasi, Sampel dan Besar Sampel 4.2.1 Populasi

Semua wanita hamil dan wanita tidak hamil yang bertempat tinggal di Desa Ujung Rambung, Desa Kuala Lama dan Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.

4.2.2 Sampel

Sampel yang diambil adalah wanita hamil trimester I, II atau III dan wanita tidak hamil yang berusia antara 20-45 tahun di Desa Ujung Rambung, Desa Kuala Lama dan Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Kriteria inklusi :

1. Wanita hamil trimester I, II atau III yang berusia 20-45 tahun. 2. Wanita tidak hamil yang berusia 20-45 tahun.


(29)

Kriteria Eksklusi :

1. Perokok, pengguna narkoba ataupun alkoholik.

2. Pengguna antibiotik atau kortikosteroid dalam 6 bulan terakhir.

3. Jumlah gigi-geligi yang ada kurang dari 6 gigi (6 gigi Ramford) dalam rongga mulut.

4. Pernah mendapatkan perawatan pembersihan gigi dalam 6 bulan terakhir.

4.2.3 Besar Sampel

Untuk mendapatkan besar sampel yang akan diambil pada penelitian ini, penulis menggunakan persentase kejadian penyakit periodontal pada wanita hamil berdasarkan penelitian oleh Zadaruddin, yaitu sebesar 71,8%. Maka dengan menggunakan rumus yang dikemukakan oleh Paul Leedy, yaitu :

N = Zα2 . d

p . q

2

dimana Zα = Confidence level 95%

p = Persentase kejadian penyakit periodontal q = 1-p

d = presisi relatif 10%

N = 2

(

)

2 1 , 0 718 , 0 1 . 718 , 0 . 96 , 1 −

= 77,78 90 sampel

diperoleh jumlah sampel yang akan diambil adalah sebanyak 90 sampel, dimana 45 orang adalah subyek kasus dan 45 orang adalah subyek kontrol sehingga total seluruh sampel sebanyak 90 orang.


(30)

4.3 Tempat dan Waktu Penelitian 4.3.1 Tempat :

a. Desa Ujung Rambung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. b. Desa Kuala Lama Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. c. Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai.

4.3.2 Waktu :

Waktu penelitian adalah 3 bulan.

4.4 Variabel Penelitian 4.4.1 Variabel Bebas

Kehamilan trimester I, II atau III

4.4.2 Variabel Tergantung

1. Indeks Periodontal 2. IPPD

3. OHIS

4. Tumor kehamilan 5. Gingivitis kehamilan

4.4.3 Variabel terkendali (faktor resiko yang dikendalikan)

Usia dan usia kehamilan

4.4.4 Variabel tak terkendali

1. Status gizi wanita hamil 2. Pendidikan


(31)

4.5 Definisi Operasional

• Indeks periodontal adalah indeks yang digunakan untuk mengukur keparahan inflamasi gingiva maupun destruksi periodontal. Indeks yang dipakai adalah indeks periodntal dari Russel.

• Indeks perdarahan papila dimodifikasi adalah indeks yang digunakan untuk mengukur perdarahan gingiva. Indeks yang dipakai adalah indeks perdarahan papila dimodifikasi dari Saxer dan Muhlemann.

• Indeks higiene oral disederhanakan adalah indeks yang digunakan untuk mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi, dimana gigi yang

Variabel bebas :

Kehamilan trimester I, II atau III

Variabel tergantung : 1. Indeks Periodontal 2. IPPD

3. OHIS

4. Tumor kehamilan 5. Gingivitis kehamilan

Variabel terkendali : 1. Usia

2. Usia kehamilan

Variabel tak terkendali : 1. Status gizi wanita

hamil 2. Pendidikan 3. Penghasilan


(32)

diukur hanya ke-enam gigi indeks saja (gigi indeks Ramford) yaitu 16, 21, 24, 36, 41, 44.

• Tumor kehamilan adalah lesi berwarna merah cerah, kadang memiliki flek putih di permukaannya, biasanya bertangkai dan dapat mencapai diameter 2 cm. Dapat timbul dari setiap tempat di gingiva, tapi kebanyakan timbul di papila interdental gingiva, biasanya di daerah labial dan sering di rahang atas daripada rahang bawah.

• Gingivitis kehamilan adalah gingivitis yang disebabkan oleh perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan, dengan gambaran klinis berupa marginal gingiva dan papila interdental berwarna merah terang sampai merah kebiru-biruan, oedematous, permukaanya licin dan berkilat, berkurangnya kekenyalan/mudah tercabik dan mudah berdarah. Kebanyakan terjadi pada regio anterior daripada posterior.

4.6 Alat Penelitian

a. Prob periodontal merk smic

b. Sonde berbentuk bulan sabit merk smic c. Kaca mulut merk smic

d. Pinset merk smic

e. Handscoon merk prestise f. Kapas merk swallow


(33)

4.7 Prosedur Pengambilan dan Pengumpulan Data

Subyek sampel dikumpulkan di balai desa, kemudian pemilihan sampel dilakukan melalui wawancara langsung mengenai data pribadi dan data pengetahuan kesehatan gigi dengan bantuan kuesioner. Sampel terpilih yang memenuhi syarat inklusi dan ekslusi kemudian dibagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah wanita hamil trimester I, II atau III yang berusia 20-45 tahun dan kelompok kedua yang merupakan kelompok dengan subyek kontrol yaitu wanita tidak hamil berusia 20-45 tahun. Kedua kelompok subyek selanjutnya dilakukan pemeriksaan intra oral dengan pencahayaan sinar matahari. Pemeriksaan intra oral terhadap kedua kelompok dilakukan dengan menggunakan kaca mulut, sonde dan prob periodontal. Pemeriksaan intra oral meliput i :

1. Indeks Higiena Oral ( Oral Hygiene Index )

Indeks Oral Higiena mengukur debris dan kalkulus yang menutupi permukaan gigi, dan terdiri dari dua komponen : Indeks Debris dan Indeks Kalkulus.


(34)

Kriteria skor untuk indeks debris adalah sebagai berikut :

SKOR KRITERIA GAMBARAN KLINIS

0

Tidak dijumpai adanya penumpukan plak

1

Adanya penumpukan plak yang menutupi kurang dari 1/3 permukaan gigi

2

Adanya penumpukan plak yang menutupi lebih dari 1/3 permukaan gigi tetapi belum melewati 2/3 permukaan gigi

3

Adanya penumpukan plak yang telah melewati 2/3 permukaan gigi

Gambar 6. (Indeks plak menurut Green dan Vermillon (1964) yang dimodifikasi (Rateitschak dkk.,

Colour Atlas of Periodontology, 1985; 30).

Kriteria skor untuk indeks kalkulus adalah sebagai berikut. 0 : Tidak dijumpai kalkulus

1 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari sepertiga permukaan gigi 2 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari sepertiga tapi belum

melewati dua pertiga permukaan gigi atau ada flek-flek kalkulus subgingiva di sekeliling serviks gigi atau kedua-duanya.

3 : Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari duaperiga permukaan gigi atau kalkulus subgingiva mengelilingi serviks gigi atau kedua-duanya.


(35)

Kriteria skor untuk indeks kalkulus adalah sebagai berikut :

SKOR KRITERIA GAMBARAN KLINIS

0

Tidak dijumpai adanya kalkulus

1

Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari sepertiga permukaan gigi

2

Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari sepertiga tapi belum melewati dua pertiga permukaan gigi atau ada flek-flek kalkulus subgingiva di sekeliling serviks gigi atau kedua-duanya.

3

Adanya kalkulus supragingiva menutupi lebih dari duapertiga permukaan gigi atau kalkulus subgingiva mengelilingi serviks gigi atau kedua-duanya.

Gambar 7. (Indeks Kalkulus menurut Greene dan Vermillion (1964), Spolsky V. The

epidemiology of gingival and periodontal disease, in : Carranza. Glickman Clinical Periodontology, 7th, WB Saunders and Co. : 309).

Alat yang digunakan adalah kaca mulut dan sonde. Setiap permukaan gigi dibagi secara horizontal atas sepertiga gingival, seperiga tengah, dan sepertiga insisal. Untuk mengukur skor Indeks Debris, sonde ditempatkan pada sepertiga insisal gigi kemudian digerakkan ke arah sepertiga gingival dan skor diberikan sesuai dengan kriteria di atas.


(36)

Skor akhir Indeks Debris dan Kalkulus individu dihitung dengan membagi jumlah skor Indeks Debris dan Kalkulus dari semua gigi yang diperiksa dengan jumlah permukaan gigi yang diperiksa (Vestibular dan Oral). Skor Indeks Debris dan Kalkulus dijumlahkan untuk mendapatkan Skor Higiena Oral berdasarkan rumus berikut :

Kemudian skor dimasukkan ke dalam 3 kategori untuk menentukan level Higiena Oral, yaitu : a. 0,0 – 1,2 : baik

b. 1,3 – 3,0 : sedang c. 3,1 – 6,0 : buruk

2. Indeks Periodontal

Gigi indeks yang digunakan adalah gigi indeks dari Ramfjord yaitu enam gigi terpilih masing-masing 16, 21, 24, 36, 41, 44 karena keenam gigi terpilih telah terbukti merupakan indikator yang dapat diandalkan bagi keadaan seluruh mulut. Bila salah satu gigi ini hilang maka akan di gantikan oleh gigi di sampingnya (17, 11, 25, 37, 42, 45). Indeks pengukuran tingkat keparahan penyakit periodontal yang di pakai pada penelitian ini adalah Indeks Periodontal yang dikembangkan oleh Russel.

Skor Indeks Debris = Jumlah total skor debris seluruh gigi pada permukaan vestibular & oral

Jumlah gigi

Skor Indeks Kalkulus = Jumlah total skor kalkulus seluruh gigi pada permukaan vestibular & oral

Jumlah gigi


(37)

Tabel 1. Indeks Periodontal (IP) oleh Russel ( Dalimunthe SH. Periodonsia. 2005 : 53 )

Skor Kriteria 0

1 2 6

8

Negatif. Tidak terlihat inflamasi pada gingiva maupun kehilangan fungsi

akibat destruksi struktur periodontal pendukung.

Gingivitis ringan. Terlihat daerah inflamasi ringan pada daerah gingiva

bebas,tapi perluasannya tidak sampai mengelilingi gigi

Gingivitis. Inflamasi telah meluas mengelilingi gigi, tetapi perlekatan

epitel belum mengalami kerusakan

Gingivitis dengan pembentukan saku. Perlekatan epitel telah

mengalami destruksi dan terjadi pembentukan saku absolut/ periodontal. Tidak ada hambatan pada fungsi pengunyahan; gigi masih ketat dan tidak bergeser posisinya

Destruksi lanjut disertai kehilangan fungsi pengunyahan. Gigi bisa

goyang; bisa drifting, pada perkusi tidak berbunyi nyaring atau dapat di depresikan kedalam soket.

Berdasarkan skor indeks periodontal dapat ditetapkan kondisi klinis dan stadium penyakit individu, sebagai berikut:

Kondisi Klinis Rentangan Skor IP

Periodonsium secara klinis normal Gingivitis sederhana

Penyakit periodontal destruktif tahap awal Penyakit periodontal destruktif tahap mantap Penyakit pada tahap akhir

0,0 - 0,2 0,3 – 0,9 0,7 – 1,9 1,6 – 5,0 3,8 – 8,0

3. Indeks Pendarahan Papila Dimodifikasi (IPPD)

Indeks Pendarahan Papila Dimodifikasi (IPPD) yang dikemukakan oleh Saxer dan Muhelmann didasarkan pada pengamatan pendarahan gingiva yang timbul setelah prob periodontal diselipkan dari arah vestibular ke col sebelah mesial dari gigi

Jumlah skor

Indeks Periodontal = ---


(38)

yang diperiksa. Dengan tetap mempertahankan ujung prob menyentuh dasar sulkus, secara perlahan-lahan prob digerakkan sepanjang permukaan vestibular gigi. Prob kemudian ditarik keluar dari sulkus pada sudut mesiovestibular, prosedur ini diulangi pada setiap gigi yang akan diukur indeks pendarahannya. Kriteria pemberian skor Pendarahan (IPPD):

Gambar 8. (Indeks perdarahan papila dimodifikasi menurut Saxen dan Muhlemann (Rateitschak

dkk., Colour Atlas of Periodontology, 1985; 30).

GAMBARAN KLINIS

Skor 0

Tidak terjadi perdarahan

Skor 1

Perdarahan berupa titik kecil

Skor 2

Perdarahan berupa titik yang besar atau berupa garis

Skor 3

Perdarahan menggenang di interdental

Jumlah skor

Total skor IPPD = --- Jumlah gigi yang diperiksa (6)


(39)

4. Tumor kehamilan

Tumor kehamilan diperiksa dan didiagnosa secara visual.

5. Gingivitis kehamilan

Gingivitis kehamilan diperiksa dan didiagnosa secara visual dengan memperhatikan perbedaan karakteristik gingivitis karena kehamilan dengan gingivitis bukan karena kehamilan.


(40)

BAB 5

HASIL PENELITIAN

Jumlah sampel pada penelitian ini sebanyak 90 orang yang diperoleh dari Desa Ujung Rambung, Desa Kuala Lama dan Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Sampel terdiri dari wanita hamil sebanyak 45 orang dan wanita tidak hamil sebagai kontrol sebanyak 45 orang.

5.1 Indeks Debris

Perbandingan rata-rata indeks debris wanita hamil dengan wanita tidak hamil akan disajikan pada tabel 2.

Tabel 2. Rata-Rata Indeks Debris pada Kelompok Hamil dan Tidak Hamil

Status Kehamilan

Indeks Debris Jumlah

Sampel

P Rata-Rata

(x)

Standar Deviasi

Ya 2,32 0,86 45 0,12

Tidak 1,83 0,95 45

Dari tabel 2 diatas terlihat adanya perbedaan rata-rata indeks debris wanita hamil dan wanita tidak hamil, dimana rata-rata indeks debris wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil, namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (p>0,05).

5.2 Indeks Kalkulus

Perbandingan rata-rata indeks kalkulus wanita hamil dengan wanita tidak hamil akan disajikan pada tabel 3.


(41)

Tabel 3. Rata-rata Indeks kalkulus pada kelompok hamil dan tidak hamil

Status Kehamilan

Indeks Kalkulus Jumlah

Sampel P Rata-Rata (x) Standar Deviasi

Ya 1,97 0,87 45 0,637

Tidak 1,89 0,74 45

Dari tabel 3 diatas terlihat adanya perbedaan rata-rata indeks kalkulus wanita hamil dan wanita tidak hamil, dimana rata-rata indeks kalkulus wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil, namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (p>0,05).

5.3 Indeks OHIS

Perbandingan rata-rata indeks OHIS wanita hamil dengan wanita tidak hamil akan disajikan pada tabel 4.

Tabel 4. Rata-rata Indeks OHIS pada kelompok hamil dan tidak hamil

Status Kehamilan

Indeks OHIS Jumlah

Sampel P Rata-Rata (x) Standar Deviasi

Ya 2,76 0,44 45 0,105

Tidak 2,58 0,58 45

Dari tabel 4 diatas terlihat adanya perbedaan rata-rata indeks OHIS wanita hamil dan wanita tidak hamil, dimana rata-rata indeks OHIS wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil, namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik (p>0,05).


(42)

5.4 Indeks Periodontal

Perbandingan rata-rata indeks penyakit periodontal wanita hamil dengan wanita tidak hamil akan disajikan pada tabel 5.

Tabel 5. Rata-rata Indeks periodontal pada kelompok hamil dan tidak hamil

Status Kehamilan

Indeks Periodontal Jumlah

Sampel P Rata-Rata (x) Standar Deviasi

Ya 3,04 0,85 45 0,000

Tidak 2,20 0,84 45

Dari tabel 5 diatas terlihat adanya perbedaan rata-rata indeks periodontal wanita hamil dan wanita tidak hamil, dimana rata-rata indeks periodontal wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p<0,05).

5.5 Indeks Perdarahan Papila Dimodifikasi (IPPD)

Perbandingan rata-rata indeks IPPD wanita hamil dengan wanita tidak hamil akan disajikan pada tabel 6.

Tabel 6. Rata-rata Indeks perdarahan papila dimodifikasi (IPPD) pada kelompok hamil dan tidak

hamil

Status Kehamilan

IPPD Jumlah

Sampel P Rata-Rata (x) Standar Deviasi

Ya 2,13 0,66 45 0,000


(43)

Dari tabel 6 diatas terlihat adanya perbedaan rata-rata indeks IPPD wanita hamil dan wanita tidak hamil, dimana rata-rata indeks IPPD wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p<0,05).

5.6 Tumor Kehamilan

Perbandingan rata-rata tumor kehamilan wanita hamil dengan wanita tidak hamil akan disajikan pada tabel 7.

Tabel 7. Tumor kehamilan pada kelompok hamil dan tidak hamil

Status Kehamilan

Tumor Kehamilan Jumlah

Sampel

P Rata-Rata

(x)

Standar Deviasi

Ya 1,11 0,32 45 0,021

Tidak 1,00 0,00 45

Dari tabel 7 diatas terlihat adanya perbedaan rata-rata tumor kehamilan wanita hamil dan wanita tidak hamil, dimana rata-rata tumor kehamilan wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p<0,05).

5.7 Gingivitis Kehamilan

Perbandingan rata-rata gingivitis kehamilan wanita hamil dengan wanita tidak hamil akan disajikan pada tabel 8.


(44)

Tabel 8. Rata-rata gingivitis kehamilan pada kelompok hamil dan tidak hamil

Status Kehamilan

Gingivitis Kehamilan Jumlah

Sampel P Rata-Rata (x) Standar Deviasi

Ya 1,42 0,50 45 0,000

Tidak 1,00 0,00 45

Dari tabel 8 diatas terlihat adanya perbedaan rata-rata gingivitis kehamilan wanita hamil dan wanita tidak hamil, dimana rata-rata gingivitis kehamilan wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Perbedaan tersebut bermakna secara statistik (p<0,05).

5.8 Hubungan Indeks Debris dengan Status Trimester Kehamilan

Perbandingan skor indeks debris pada trimester I, II dan III dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Perbandingan rata-rata indeks debris pada setiap trimester kehamilan

Status Kehamilan

Indeks Debris p

(ANOVA) P (Post Hoc) Rata-Rata (x) Standar Deviasi (SD) Jumlah Sampel

Trimester I 2,21 0,66 13 0,591∞ 0,97α

Trimester II 2,20 0,82 14 0,37β

Trimester III 2,48 1,02 18 0,40¥

∞ p=0,591 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I, II dan III

α p=0,97 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan II

β p=0,37 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester II dan III ¥ p=0,40 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan III


(45)

Dari tabel 9 di atas, terlihat adanya kenaikan rata-rata indeks debris di setiap kenaikan trimester kehamilan, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05). Perbandingan rata-rata indeks debris antara trimester I dengan trimester II, trimester II dengan trimester III, dan trimester III dengan trimester I juga tidak bermakna (p>0,05) secara statistik.

5.9 Hubungan Indeks Kalkulus dengan Status Trimester Kehamilan

Perbandingan skor indeks kalkulus pada trimester I, II dan III dapat dilihat pada tabel 10.

Tabel 10. Perbandingan indeks kalkulus pada setiap trimester kehamilan

Status Kehamilan

Indeks Kalkulus p

(ANOVA) P (Post Hoc) Rata-Rata (x) Standar Deviasi (SD) Jumlah Sampel

Trimester I 2,01 0,80 13 0,940∞ 0,75α

Trimester II 1,90 0,91 14 0,78β

Trimester III 1,99 0,94 18 0,95¥

∞ p=0,940 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I, II dan III α p=0,75 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan II

β p=0,78 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester II dan III ¥ p=0,95 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan III

Dari tabel 10 di atas terlihat adanya perbedaan rata-rata indeks kalkulus di setiap trimester kehamilan, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05). Perbandingan rata-rata indeks kalkulus antara trimester I dengan trimester II, trimester II dengan trimester III, dan trimester III dengan trimester I juga tidak bermakna secara statistik (p>0,05).


(46)

5.10 Hubungan Indeks OHIS dengan Status Trimester Kehamilan

Perbandingan skor indeks OHIS pada trimester I, II dan III dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Perbandingan indeks OHIS pada setiap trimester kehamilan

Status Kehamilan

Indeks OHIS p

(ANOVA)

P (Post Hoc) Rata-Rata

(x)

Standar Deviasi (SD)

Jumlah Sampel

Trimester I 2.69 0.48 13 0,624∞ 0,90α

Trimester II 2.71 0.47 14 0,45β

Trimester III 2.83 0.38 18 0,38¥

∞ p=0,624 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I, II dan III α p=0,90 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan II

β p=0,45 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester II dan III ¥ p=0,38 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan III

Dari tabel 11 terlihat bahwa rata-rata indeks OHIS semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya trimester kehamilan, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05). Perbandingan rata-rata indeks OHIS antara trimester I dengan trimester II, trimester II dengan trimester III, dan trimester III dengan trimester I tidak bermakna secara statistik (p>0,05).

5.11 Hubungan Indeks Periodontal dengan Status Trimester Kehamilan

Perbandingan skor indeks periodontal pada trimester I, II dan III dapat dilihat pada tabel 12.


(47)

Tabel 12. Perbandingan indeks periodontal pada setiap trimester kehamilan

Status Kehamilan

Indeks Periodontal p

(ANOVA)

P (Post Hoc) Rata-Rata

(x)

Standar Deviasi (SD)

Jumlah Sampel

Trimester I 2.62 1.04 13 0,064∞ 0,15α

Trimester II 3.07 0.62 14 0,37β

Trimester III 3.33 0.77 18 0,02¥

∞ p=0,064 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I, II dan III α p=0,15 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan II

β p=0,37 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester II dan III ¥ p=0,02 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan III

Dari tabel 12 di atas, terlihat bahwa rata-rata indeks periodontal statistik semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya trimester kehamilan, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05). Perbandingan rata-rata indeks periodontal antara trimester I dengan trimester II dan trimester II dengan trimester III tidak bermakna secara statistik (p>0,05), namun pada trimester III dengan trimester I terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05).

5.12 Hubungan Indeks IPPD dengan Status Trimester Kehamilan

Perbandingan skor IPPD pada trimester I, II dan III dapat dilihat pada tabel 13.


(48)

Status Kehamilan

IPPD p

(ANOVA)

P (Post Hoc) Rata-Rata

(x)

Standar Deviasi (SD)

Jumlah Sampel

Trimester I 2.08 0.76 13 0,934∞ 0,80α

Trimester II 2.14 0.66 14 0,92β

Trimester III 2.17 0.62 18 0,71¥

∞ p=0,934 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I, II dan III α p=0,80 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan II

β p=0,92 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester II dan III ¥ p=0,71 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan III

Dari tabel 13 di atas, terlihat bahwa rata-rata IPPD semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya trimester kehamilan, namun secara statistik tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05). Perbandingan rata-rata IPPD antara trimester I dengan trimester II, trimester II dengan trimester III, dan trimester III dengan trimester I tidak bermakna secara statistik (p>0,05).

5.13 Hubungan Tumor Kehamilan dengan Status Trimester Kehamilan

Perbandingan rata-rata tumor kehamilan pada trimester I, II dan III dapat dilihat pada tabel 14.


(49)

Status Kehamilan

Tumor Kehamilan p

(ANOVA)

P (Post Hoc) Rata-Rata

(x)

Standar Deviasi (SD)

Jumlah Sampel

Trimester I 1.00 0.00 13 0,038∞ 1,00α

Trimester II 1.00 0.00 14 0,01β

Trimester III 1.28 0.46 18 0,01¥

∞ p=0,038 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I, II dan III α p=1,00 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan II

β p=0,01 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester II dan III ¥ p=0,01 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan III

Dari tabel 14 di atas, rata-rata tumor kehamilan paling tinggi adalah pada trimester III yaitu 1,28 dibandingkan dengan trimester II dan III yaitu sebesar 1,00 dan secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Perbandingan rata-rata tumor kehamilan antara trimester I dengan trimester II juga tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p>0,05), namun pada trimester II dengan trimester III dan trimester III dengan trimester I terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik.

5.14 Hubungan Gingivitis Kehamilan dengan Status Trimester Kehamilan

Perbandingan rata-rata gingivitis kehamilan pada trimester I, II dan III dapat dilihat pada tabel 15.


(50)

Status Kehamilan

Gingivitis Kehamilan p

(ANOVA)

P (Post Hoc) Rata-Rata

(x)

Standar Deviasi (SD)

Jumlah Sampel

Trimester I 1.15 0.38 13 0,013∞ 0,13α

Trimester II 1.43 0.51 14 0,28β

Trimester III 1.61 0.50 18 0,01¥

∞ p=0,038 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I, II dan III α p=1,00 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan II

β p=0,01 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester II dan III ¥ p=0,01 menunjukkan signifikansi perbandingan antara trimester I dengan III

Dari tabel 15 di atas, terlihat bahwa rata-rata gingivitis kehamilan semakin tinggi sejalan dengan bertambahnya trimester kehamilan dan secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05). Perbandingan rata-rata gingivitis kehamilan antara trimester I dengan trimester II dan trimester II dengan trimester III tidak terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik (p>0,05), namun pada trimester III dengan trimester I terdapat perbedaan yang bermakna (p<0,05).


(51)

BAB 6 PEMBAHASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah terdapat pengaruh kehamilan terhadap kesehatan periodontal dan perbandingan kondisi periodontal pada trimester I, II dan III kehamilan. Sampel pada penelitian ini diperoleh dari Desa Ujung Rambung, Desa Kuala Lama dan Desa Arapayung Kecamatan Pantai Cermin Kabupaten Serdang Bedagai. Mayoritas masyarakat dari ketiga desa tersebut bermata pencarian sebagai petani dengan tingkat pendidikan rata-rata adalah sekolah dasar.

Hasil yang diperoleh dari penelitian ini menunjukkan bahwa rata-rata indeks debris, kalkulus dan OHIS wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil, namun perbedaan tersebut tidak bermakna secara statistik. Indeks debris, indeks kalkulus dan OHIS pada setiap trimester kehamilan juga tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Hal ini mungkin disebabkan karena rendahnya rata-rata tingkat pendidikan masyarakat sehingga kurang kesadaran dan pengetahuan masyarakat tentang pentingnya menjaga kebersihan gigi dan rongga mulut, akibatnya hampir semua masyarakat di desa tersebut mempunyai kebersihan mulut yang buruk, baik itu wanita hamil maupun wanita tidak hamil. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Yalcin F dkk yang menunjukkan bahwa sampel yang berpendidikan hanya sampai sekolah dasar atau tidak bersekolah mempunyai tingkat kebersihan mulut yang lebih rendah dibanding dengan sampel yang berpendidikan sampai universitas.23


(52)

Rata-rata indeks periodontal, indeks IPPD, tumor kehamilan dan gingivitis kehamilan pada wanita hamil lebih tinggi secara bermakna dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Sekitar 50% wanita hamil pada penelitian ini mengalami gingivitis kehamilan. Hasil tersebut sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Miyazaki H dkk, dimana pada penelitiannya didapat bahwa gingivitis kehamilan terjadi sekitar 35% sampai 100% wanita hamil. Perubahan-perubahan yang terjadi pada jaringan periodontal wanita hamil dalam penelitian tersebut kemungkinan disebabkan karena terdapat kenaikan hormon seks estrogen dan progesteron selama kehamilan. Reseptor hormon seks estrogen dan progesteron yang terdapat pada jaringan periodontal menyebabkan beberapa perubahan kondisi periodontal ketika konsentrasi hormon seks meningkat pada wanita hamil. Perubahan kondisi periodontal akibat meningkatnya konsentrasi hormon seks diantaranya adalah dilatasi pembuluh darah gingiva dan meningkatnya perdarahan gingiva.

Perbandingan antar trimester kehamilan dalam hal rata-rata indeks periodontal mengalami peningkatan pada setiap kenaikan trimester kehamilan, namun peningkatan tersebut tidak bermakna secara statistik. Tetapi pada perbandingan trimester I dengan III dimana trimester III lebih tinggi rata-rata indeks periodontalnya dibandingkan dengan trimester I, terdapat perbedaan yang bermakna secara statistik. Perbedaan yang bermakna tersebut kemungkinan disebabkan oleh adanya peningkatan konsentrasi hormon seks selama kehamilan yang mencapai puncaknya pada akhir trimester III,

9

14

sehingga kondisi periodontal pada trimester III jauh lebih buruk dibanding trimester I.


(53)

Peningkatan yang tidak bermakna juga terjadi pada perbandingan antar trimester kehamilan dalam hal rata-rata indeks IPPD. Rata-rata IPPD mengalami peningkatan sejalan dengan bertambahnya trimester kehamilan, namun perbandingannya pada setiap trimester kehamilan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Kemungkinan penyebab perbedaan indeks IPPD yang tidak bermakna tersebut adalah karena buruknya kebersihan mulut pada hampir semua sampel wanita hamil yang mengakibatkan gingiva terinflamasi dan mudah berdarah akibat penumpukan plak dan kalkulus, sehingga terjadi perdarahan yang hampir sama pada seluruh sampel wanita hamil di setiap tingkat trimester kehamilan.

Selanjutnya pada penelitian ini diperoleh bahwa tumor kehamilan paling tinggi terjadi pada trimester III kehamilan. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Paradowska A dkk dan Pirie M dkk yang mengatakan bahwa tumor kehamilan terjadi paling sering pada awal trimester kehamilan yaitu trimester I dan II.5,9 Ketidaksesuaian hasil ini kemungkinan disebabkan oleh sampel wanita hamil trimester I dan II pada penelitian ini jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan sampel trimester III. Akibatnya persentasi tumor kehamilan pada trimester I dan II secara otomatis akan lebih rendah dibandingkan dengan persentasi tumor kehamilan trimester III. Sedangkan untuk gingivitis kehamilan, sesuai dengan teori yang dikemukakan Carranza dan Pirie M dkk yaitu gingivitis kehamilan paling sering terjadi pada trimester II dan III kehamilan,5,7 pada penelitian ini juga di dapatkan hasil bahwa persentasi gingivitis kehamilan terbesar adalah pada trimester III.


(54)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan :

1. Kebersihan rongga mulut wanita hamil dengan wanita tidak hamil tidak berbeda secara bermakna. Pada wanita hamil trimester I, II dan III kebersihan rongga mulutnya juga tidak berbeda secara bermakna.

2. Rata-rata penyakit periodontal pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Pada wanita hamil, rata-rata penyakit periodontal paling tinggi terjadi pada trimester III kehamilan.

3. Tingkat kebersihan mulut yang buruk merupakan faktor utama penyebab penyakit periodontal baik pada wanita hamil maupun wanita tidak hamil. Pada wanita hamil, penyakit periodontal yang terjadi kemungkinan diperparah oleh adanya perubahan hormonal selama kehamilan.

4. Perdarahan gingiva pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Namun perdarahan gingiva wanita hamil pada trimester I, II dan III kehamilan, tidak berbeda secara bermakna.

5. Tumor kehamilan frekuensinya paling sering terjadi pada trimester II dan III kehamilan, sedangkan gingivitis kehamilan pada trimester III kehamilan.


(55)

7.2 Saran

1. Program kebersihan mulut yang sifatnya pencegahan dapat membantu dalam menjaga kesehatan gingiva selama kehamilan dan mencegah perkembangan penyakit periodontal ke tingkat yang lebih parah. Dalam hal ini, kerjasama antara departemen Kesehatan Gigi Masyarakat dan Periodonsia dapat membantu.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dan hubungannya dengan kehamilan. Peneliti hendaknya

menjelaskan bahwa pemeriksaan yang akan dilakukan tidak akan membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandung karena beberapa wanita hamil di ketiga desa

tersebut beranggapan bahwa pemeriksaan gigi yang penulis lakukan akan membahayakan kandungan mereka, sehingga beberapa dari mereka tidak bersedia

untuk dilakukan pemeriksaan.

3. Pada saat melakukan pemeriksaan, sebaiknya mendahulukan sampel wanita hamil mengingat kondisi kesehatan wanita hamil yang tidak memungkinkan


(56)

DAFTAR PUSTAKA

1. Hamzah A, Abdullah Z, Armin Z. Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Periodontal Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. J Med Nus. April-Juni 2005; 24: 66-74.

2. Ekaputri Natalia, F. Loes D. Sjahruddin. Hubungan Perilaku Wanita Hamil dalam Membersihkan Gigi dan Mulut dengan Kedalaman Poket Periodontal selama Masa Kehamilan. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 2005: 90-7.

3.

4. Sjahril Noerdin. Perawatan Gigi pada Ibu Hamil. Den dent J 2001; 6: 49-56. 5. Pirie M, et all. Review Dental Manifestation of Pregnancy. The Obstetricians and

Gynaecologist 2007; 9; 21-6.

6. Steinberg J. B. Woman’s Oral Health. University of Pennsylvania School of Dental Medicine 2000; 22 (1): 7-12.

7. Fermin A. Carranza, Jr., Dr. Odont. Clinical Periodontology. 6th

8. Tandon Shruti, Dsilva Ingrid. Periodontal Physiology During Pregnancy. Indian J Physiol Pharmacol 2003; 47(4): 367-72.

ed. Philadelphia: W. B. Saunders Company, 2000;469-72.

9. Paradowska A, et all. Pregnancy Tumor. Review of the Literature. Dent. Med. Probl. 2008;45(1):51-4.

10.Dutta DC . Endocrinology in Relationship to Reproduction. In : Text Book of Obstetric. 2001;58-70.


(57)

11.Weinberg MA, Maloney WJ. Periodontal Changes In Females. US Pharm 2007;32(9):54-6.

12.Samuel SC. Endocrine physiology of pregnancy. In : Gynecology. Danforth DN. 5th

13.GN Guncu, TF Tozum, F Caglayan. Effects of Endogenous Sex Hormones on the Periodontium-Review Literature. Australian Dental Journal 2005;50:138-45.

ed.1986;340-57.

14.Mascarenhas P, et all. Influence of Sex Hormones on the Periodontium. J Clin Periodontol. 2003;30:671-81.

15.Mariotti A. Seks Steroid Hormones And Cell Dynamics In The Periodontium. Critical Reviews in Oral Biology and Medicine 1994;5(1):27-53.

16.

17.Bouman A, Heineman MJ, Faas MM. Sex Hormones And The Immune Response In Humans. Human Reproduction Update 2005;11(4):411-23.

18.Daliemunthe SH. Periodonsia. Edisi Kedua. 2005: 105-43.

19.Collins WJN, Walsh TF. Plaque, Calculus and Stains. In : A Handbook for Dental Hygienists. 3rd

20.Frank A.S. Periodontal Inflammation:From Gingivitis to Systemic Disease. Compendium 2004;25:7 suppl 1

ed. 1975; 147-9.

21.Belkys C. Romero, Claudio S. Chiquito, Luis E. Elejalde, and Cecilia B. Bernardoni. Relationship Between Periodontal Disease in Pregnant Women and the Nutritional Condition of Their Newborns. J Periodontol 2002 Oct;73:1177-83. 22.Macphee T. Plaque and Calculus. In : Essentials of Periodontology and


(58)

23.Yalcin F, et all. The effect of sociocultural status on periodontal conditions in pregnancy. J Periodontol 2002;73:178-82

24. Yalcin F, et all. The effect of Periodonal Therapy on Intracrevicular

Prosaglandin E2 Concentrations and Clinical Parameters in Pregnancy. J Periodontol 2002;73:173-7


(1)

Peningkatan yang tidak bermakna juga terjadi pada perbandingan antar trimester kehamilan dalam hal rata-rata indeks IPPD. Rata-rata IPPD mengalami peningkatan sejalan dengan bertambahnya trimester kehamilan, namun perbandingannya pada setiap trimester kehamilan tidak menunjukkan perbedaan yang bermakna. Kemungkinan penyebab perbedaan indeks IPPD yang tidak bermakna tersebut adalah karena buruknya kebersihan mulut pada hampir semua sampel wanita hamil yang mengakibatkan gingiva terinflamasi dan mudah berdarah akibat penumpukan plak dan kalkulus, sehingga terjadi perdarahan yang hampir sama pada seluruh sampel wanita hamil di setiap tingkat trimester kehamilan.

Selanjutnya pada penelitian ini diperoleh bahwa tumor kehamilan paling tinggi terjadi pada trimester III kehamilan. Hasil ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Paradowska A dkk dan Pirie M dkk yang mengatakan bahwa tumor kehamilan terjadi paling sering pada awal trimester kehamilan yaitu trimester I dan II.5,9 Ketidaksesuaian hasil ini kemungkinan disebabkan oleh sampel wanita hamil trimester I dan II pada penelitian ini jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan sampel trimester III. Akibatnya persentasi tumor kehamilan pada trimester I dan II secara otomatis akan lebih rendah dibandingkan dengan persentasi tumor kehamilan trimester III. Sedangkan untuk gingivitis kehamilan, sesuai dengan teori yang dikemukakan Carranza dan Pirie M dkk yaitu gingivitis kehamilan paling sering terjadi pada trimester II dan III kehamilan,5,7 pada penelitian ini juga di dapatkan hasil bahwa persentasi gingivitis kehamilan terbesar adalah pada trimester III.


(2)

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan dapat disimpulkan :

1. Kebersihan rongga mulut wanita hamil dengan wanita tidak hamil tidak berbeda secara bermakna. Pada wanita hamil trimester I, II dan III kebersihan rongga mulutnya juga tidak berbeda secara bermakna.

2. Rata-rata penyakit periodontal pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Pada wanita hamil, rata-rata penyakit periodontal paling tinggi terjadi pada trimester III kehamilan.

3. Tingkat kebersihan mulut yang buruk merupakan faktor utama penyebab penyakit periodontal baik pada wanita hamil maupun wanita tidak hamil. Pada wanita hamil, penyakit periodontal yang terjadi kemungkinan diperparah oleh adanya perubahan hormonal selama kehamilan.

4. Perdarahan gingiva pada wanita hamil lebih tinggi dibandingkan dengan wanita tidak hamil. Namun perdarahan gingiva wanita hamil pada trimester I, II dan III kehamilan, tidak berbeda secara bermakna.

5. Tumor kehamilan frekuensinya paling sering terjadi pada trimester II dan III kehamilan, sedangkan gingivitis kehamilan pada trimester III kehamilan.


(3)

7.2 Saran

1. Program kebersihan mulut yang sifatnya pencegahan dapat membantu dalam menjaga kesehatan gingiva selama kehamilan dan mencegah perkembangan penyakit periodontal ke tingkat yang lebih parah. Dalam hal ini, kerjasama antara departemen Kesehatan Gigi Masyarakat dan Periodonsia dapat membantu.

2. Sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya, sebaiknya sebelum melakukan penelitian, terlebih dahulu dilakukan penyuluhan tentang kesehatan gigi dan mulut dan hubungannya dengan kehamilan. Peneliti hendaknya

menjelaskan bahwa pemeriksaan yang akan dilakukan tidak akan membahayakan kesehatan ibu dan janin yang dikandung karena beberapa wanita hamil di ketiga desa

tersebut beranggapan bahwa pemeriksaan gigi yang penulis lakukan akan membahayakan kandungan mereka, sehingga beberapa dari mereka tidak bersedia

untuk dilakukan pemeriksaan.

3. Pada saat melakukan pemeriksaan, sebaiknya mendahulukan sampel

wanita hamil mengingat kondisi kesehatan wanita hamil yang tidak memungkinkan bagi mereka untuk menunggu lama.


(4)

DAFTAR

PUSTAKA

1. Hamzah A, Abdullah Z, Armin Z. Kebutuhan Pelayanan Kesehatan Periodontal Ibu Hamil di Rumah Sakit Ibu dan Anak Siti Fatimah Makassar. J Med Nus. April-Juni 2005; 24: 66-74.

2. Ekaputri Natalia, F. Loes D. Sjahruddin. Hubungan Perilaku Wanita Hamil dalam Membersihkan Gigi dan Mulut dengan Kedalaman Poket Periodontal selama Masa Kehamilan. Majalah Ilmiah Kedokteran Gigi 2005: 90-7.

3.

4. Sjahril Noerdin. Perawatan Gigi pada Ibu Hamil. Den dent J 2001; 6: 49-56. 5. Pirie M, et all. Review Dental Manifestation of Pregnancy. The Obstetricians and

Gynaecologist 2007; 9; 21-6.

6. Steinberg J. B. Woman’s Oral Health. University of Pennsylvania School of Dental Medicine 2000; 22 (1): 7-12.

7. Fermin A. Carranza, Jr., Dr. Odont. Clinical Periodontology. 6th

8. Tandon Shruti, Dsilva Ingrid. Periodontal Physiology During Pregnancy. Indian J Physiol Pharmacol 2003; 47(4): 367-72.

ed. Philadelphia: W. B. Saunders Company, 2000;469-72.

9. Paradowska A, et all. Pregnancy Tumor. Review of the Literature. Dent. Med. Probl. 2008;45(1):51-4.

10. Dutta DC . Endocrinology in Relationship to Reproduction. In : Text Book of Obstetric. 2001;58-70.


(5)

11. Weinberg MA, Maloney WJ. Periodontal Changes In Females. US Pharm 2007;32(9):54-6.

12. Samuel SC. Endocrine physiology of pregnancy. In : Gynecology. Danforth DN. 5th

13. GN Guncu, TF Tozum, F Caglayan. Effects of Endogenous Sex Hormones on the Periodontium-Review Literature. Australian Dental Journal 2005;50:138-45.

ed.1986;340-57.

14. Mascarenhas P, et all. Influence of Sex Hormones on the Periodontium. J Clin Periodontol. 2003;30:671-81.

15. Mariotti A. Seks Steroid Hormones And Cell Dynamics In The Periodontium. Critical Reviews in Oral Biology and Medicine 1994;5(1):27-53.

16.

17. Bouman A, Heineman MJ, Faas MM. Sex Hormones And The Immune Response In Humans. Human Reproduction Update 2005;11(4):411-23.

18. Daliemunthe SH. Periodonsia. Edisi Kedua. 2005: 105-43.

19. Collins WJN, Walsh TF. Plaque, Calculus and Stains. In : A Handbook for Dental Hygienists. 3rd

20. Frank A.S. Periodontal Inflammation:From Gingivitis to Systemic Disease. Compendium 2004;25:7 suppl 1

ed. 1975; 147-9.

21. Belkys C. Romero, Claudio S. Chiquito, Luis E. Elejalde, and Cecilia B. Bernardoni. Relationship Between Periodontal Disease in Pregnant Women and the Nutritional Condition of Their Newborns. J Periodontol 2002 Oct;73:1177-83. 22. Macphee T. Plaque and Calculus. In : Essentials of Periodontology and


(6)

23. Yalcin F, et all. The effect of sociocultural status on periodontal conditions in pregnancy. J Periodontol 2002;73:178-82

24. Yalcin F, et all. The effect of Periodonal Therapy on Intracrevicular

Prosaglandin E2 Concentrations and Clinical Parameters in Pregnancy. J Periodontol 2002;73:173-7