mikroorganisme.
8
Kornman dan Loesche melaporkan bahwa flora subgingival berubah menjadi flora yang lebih bersifat anaerob seiring dengan bertambahnya usia
kehamilan. Peningkatan konsentrasi hormon seks yaitu estrogen dan progesteron juga
dimanfaatkan oleh patogen periodontal seperti Prevotella intermedia dan Porphyromonas gingivalis sebagai sumber makanan mereka. Bakteri-bakteri tersebut
secara umum meningkat dalam cairan sulkular gingiva wanita hamil, suatu kondisi yang secara positif berkaitan dengan keparahan gingivitis kehamilan.
7
14
2.2. Faktor Iritan Lokal yang Mempengaruhi Kesehatan Periodontal
Tidak ada perubahan yang terjadi pada gingiva tanpa disertai kehadiran iritan lokal. Iritan lokal menyebabkan gingivitis, sedangkan kehamilan merupakan faktor
sekunder yaitu faktor yang memodifikasinya.
7
Pada penyakit gingiva dan periodontal, faktor lokal berupa plak bakteri dan kalkulus merupakan faktor etiologi utama.
2.2.1 Plak
18
Plak adalah lapisan organisme atau deposit lunak yang menempel pada permukaan gigi, gusi dan restorasi gigi. Plak terdiri dari hampir 70 mikroorganisme
dan 30 substansi interbakterial, yang meliputi polisakarida ekstraselular, enzim, endotoksin dan antigen. Endotoksin yang ditemukan pada plak adalah
lipopolisakarida yang merupakan unsur pokok dari dinding sel bakteri gram negatif. Lipopolisakarida merupakan mediator kuat pada inflamasi dan respon imun.
Sedangkan antigen pada plak merangsang respon imun dan selanjutnya mengakibatkan kerusakan jaringan.
19
Universitas Sumatera Utara
Mikroorganisme plak gigi melepaskan komponen biologi aktif yaitu lipopolisakarida, kemotaktik peptida, dan asam lemak. Komponen-komponen tersebut
merangsang sel epitel gingiva untuk menghasilkan bermacam-macam mediator biologi aktif yang di dominasi oleh sitokin, seperti interleukin-1 beta IL-
1β, interleukin-8 IL-8, prostaglandin, TNF-
α dan matriks metalloproteinase. Sitokin proinflamasi tersebut mempengaruhi beberapa proses seluler tubuh, diantaranya
adalah pengerahan dan kemotaksis neutrofil ke daerah inflamasi, yang kemudian mengakibatkan meningkatnya permeabilitas pembuluh darah gingiva. Epitel gingiva
juga merespon komponen mikroorganisme plak tersebut dengan menginduksi sistem pertahanan tubuh, yaitu dengan memproduksi peptide antimikroba seperti defensin,
calprotectin, dan sebagainya. Selain itu, sistem pertahanan saliva bekerja untuk membatasi pertumbuhan bakteri melalui aksi flushing aliran saliva yang
membersihkan bakteri dari permukaan oral, faktor agregasi bakteri, protein antimikroba dan lain-lain.
20
Gambar 3. Mekanisme inflamasi akibat plak gigi pada gingivitis dini. Frank A. Scannapieco, DMD, PhD. Periodontal Inflammation:From Gingivitis to Systemic
Disease. Compendium 2004. Vol.25;No.7 suppl 1
Universitas Sumatera Utara
Gigi selalu dilapisi oleh plak walaupun setelah membersihkan gigi dengan seksama, hal ini disebabkan ada beberapa tempat di rongga mulut yang tidak
terjangkau untuk dibersihkan.
19
Plak mengandung sejumlah bakteri yang membentuk koloni sekitar 10
8
sampai 10
9
bakteri per miligram plak, yang berkontak langsung dengan epitel gingiva. Bakteri tersebut menyebabkan inflamasi pada sulkus gingiva,
dimana hal ini dianggap normal. Rupturnya epitel sulkus gingiva terjadi ketika bakteri anaerobik gram negatif, khususnya Porphyromonas dan Bacteroides, menghuni
permukaan akar pada leher gingiva dan menyerang jaringan. Epitel yang ruptur akibat invasi bakteri Porphyromonas dan Bacteroides
memungkinkan bagi bakteri dan produk yang dihasilkannya berkontak langsung dengan jaringan ikat dibawah gingiva, sehingga sel-sel inflamatori dapat
menginfiltrasi ke dalam jaringan.
21
21
Pada wanita hamil perubahan hormonal dan vaskular yang terjadi sering memperparah respon inflamasi terhadap iritan lokal
tersebut.
6
2.2.2 Kalkulus
Kalkulus merupakan plak bakteri yang termineralisasi, menumpuk pada gigi atau permukaan keras lainnya dalam rongga mulut seperti restorasi dan piranti
lainnya. Kalkulus dilapisi oleh plak, dimana plak juga menempati bagian yang kasar dari kalkulus. Oleh karena itu, keberadaan kalkulus membuat kebersihan mulut yang
efektif mustahil terjadi sehingga pembuangan kalkulus untuk mencegah penyakit periodontal sangat penting.
19
Universitas Sumatera Utara
Kalkulus terdiri dari sekitar 70-90 bahan anorganik dan 10-30 bahan organik. Sekitar dua per tiga komponen anorganiknya adalah kristalin dan
hidroksiapatit, tetapi empat jenis garam kristalin lain juga ditemukan. Komponen organik kalkulus terdiri dari substansi dasar mukopolisakarida yang dibawa dari
saliva, sel epitel yang terdeskuamasi, leukosit, debris makanan dan berbagai jenis bakeri dan jamur.
Kalkulus itu sendiri menyebabkan sedikit perubahan pada jaringan periodontal. Bagaimanapun, keberadaannya tidak terbantahkan berhubungan dengan penyakit
periodontal. Hal ini disebabkan kalkulus selalu dilapisi oleh lapisan plak, yang menyediakan tempat dan perlekatan bagi akumulasi plak. Kalkulus juga mengandung
derivat toksin dari plak yang mengiritasi jaringan gingiva.
22
19
2.3. Manifestasi Periodontal pada Wanita Hamil