Manifestasi Periodontal pada Wanita Hamil

Kalkulus terdiri dari sekitar 70-90 bahan anorganik dan 10-30 bahan organik. Sekitar dua per tiga komponen anorganiknya adalah kristalin dan hidroksiapatit, tetapi empat jenis garam kristalin lain juga ditemukan. Komponen organik kalkulus terdiri dari substansi dasar mukopolisakarida yang dibawa dari saliva, sel epitel yang terdeskuamasi, leukosit, debris makanan dan berbagai jenis bakeri dan jamur. Kalkulus itu sendiri menyebabkan sedikit perubahan pada jaringan periodontal. Bagaimanapun, keberadaannya tidak terbantahkan berhubungan dengan penyakit periodontal. Hal ini disebabkan kalkulus selalu dilapisi oleh lapisan plak, yang menyediakan tempat dan perlekatan bagi akumulasi plak. Kalkulus juga mengandung derivat toksin dari plak yang mengiritasi jaringan gingiva. 22 19

2.3. Manifestasi Periodontal pada Wanita Hamil

Tingginya kadar hormon pada darah dan saliva dapat menyebabkan reaksi periodontal dan dapat meningkatkan atau menyebabkan penyakit periodontal. Reseptor progesteron dan estrogen terdapat pada basal dan stratum spinosus epitelium, dan jaringan ikat. Itulah mengapa sel-sel tersebut dapat dipengaruhi oleh tingginya hormon-hormon kehamilan. Hormon menyebabkan beberapa perubahan pada kulit dan mukosa mulut seperti striae, angioma dan sebagainya. Perubahan tersebut disebabkan oleh meningkatnya kadar hormon seks steroid pada darah dan saliva. Hormon-hormon tersebut merupakan penyebab dari terjadinya perubahan gingiva. Perubahan yang paling menonjol yang terjadi pada jaringan gingiva berkaitan dengan kehamilan adalah inflamasi gingiva gingivitis kehamilan dan tumor kehamilan. 9 Universitas Sumatera Utara

2.3.1 Gingivitis Kehamilan

Gingivitis merupakan inflamasi pada gingiva, bagian dari mukosa mulut yang mengelilingi gigi dan menutupi tulang alveolar, yang diinduksi oleh plak. Gingivitis yang diperparah oleh perubahan hormonal selama kehamilan dikenal sebagai gingivitis kehamilan. Selama kehamilan, terjadi peningkatan respon inflamasi terhadap plak, yang mengarah kepada rentannya terjadi perdarahan gingiva pada saat menyikat gigi. Gingivitis kehamilan merupakan manifestasi oral yang paling sering terjadi selama kehamilan dan telah dilaporkan terjadi hampir 100 pada wanita hamil. 5 Gingivitis selama kehamilan terjadi sebagai hasil dari peningkatan konsentrasi hormon seks yaitu progesteron dan estrogen yang berpengaruh terhadap mikrovaskularisasi gingiva. Hormon-hormon tersebut dapat merangsang pembentukan prostaglandin pada gingiva wanita hamil. Prostaglandin yang merupakan metabolit asam arakhidonat, dilepaskan secara lokal dan mempunyai efek proinflamasi terhadap jaringan periodontal. Gingivitis kehamilan mempunyai gambaran klinis berupa marginal gingiva dan papila interdental berwarna merah terang sampai merah kebiru-biruan, oedematous, permukaannya licin dan berkilat, berkurangnya kekenyalanmudah tercabik dan mudah berdarah. Mungkin juga terdapat kedalaman poket yang bertambah dan hilangnya perlekatan ligamen periodonal. Walaupun gambaran klinis gingivitis kehamilan dapat terjadi lokal ataupun menyeluruh, perubahan yang terjadi kebanyakan terdapat pada regio anterior daripada posterior. 23,24 6 Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Gingivitis kehamilan pada akhir trimester kedua masa kehamilan. Steinberg J. B. Woman’s Oral Health. University of Pennsylvania School of Dental Medicine. 22; 1: 7-12. Perubahan-perubahan tersebut jelas terlihat pada bulan kedua kehamilan, mencapai puncaknya pada bulan kedelapan, dan akan berkurang setelah melahirkan. Perubahan gingiva yang terjadi biasanya berkaitan dengan kebersihan mulut yang buruk dan adanya iritan lokal, khususnya plak bakteri. 6

2.3.2 Tumor Kehamilan

Tumor kehamilan yang juga dikenal dengan epulis gravidarum atau granuloma pyogenic, merupakan kelainan gingiva yang sangat jarang terjadi pada kehamilan. Telah dilaporkan terjadi sekitar 0,2 sampai 5 dari kehamilan. Tumor kehamilan merupakan lesi yang tumbuh dengan cepat dan jinak, terjadi biasanya pada trimester pertama kehamilan. Jika terjadi, tumor kehamilan mempunyai tendensi untuk terjadi kembali pada kehamilan berikutnya. 8 Universitas Sumatera Utara Gambar 5. Tumor kehamilan atau epulis gravidarum atau pyogenic granuloma. Pirie M, et all. Review Dental Manifestation of Pregnancy. The Obstetricians and Gynaecologist, 2007; 9 ; 21-6. Lesi berwarna merah cerah dan banyak vaskularisasi ini, yang kadang memiliki flek putih di permukaannya, biasanya bertangkai dan dapat mencapai diameter 2 cm. Tumor kehamilan ini tidak menimbulkan rasa sakit. 8 Meskipun dapat timbul dari setiap tempat di gingiva, tapi kebanyakan timbul di papila interdental gingiva, biasanya di daerah labial dan lebih sering di rahang atas daripada rahang bawah. Gigi yang berdekatan dengan epulis dapat bergeser dan menjadi lebih mudah goyang, meskipun kerusakan tulang jarang terjadi di sekitar gigi yang terlibat. 5 Penyebab tumor kehamilan ini belum diketahui, walaupun adanya pengaruh hormon kehamilan sangatlah jelas. Tumor kehamilan terjadi selama masa kehamilan tetapi juga dikaitkan terhadap konsumsi pil kontrasepsi. Diperkirakan lesi ini timbul dari papila gingiva yang memang telah meradang, sehingga plak dianggap sebagai faktor pencetus yang penting. 5 Universitas Sumatera Utara

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL