Bentuk-bentuk Investasi Dalam Islam

Sebuah perusahaan XYZ memiliki penghasilan tahun 2008 Sebesar Rp. 120.000.000,- maka pajak berdasarkan PPh pasal 17 yang seharusnya di bayar adalah : PKP Tarif Rp. 50 juta x 10 = Rp. 5.000.000 Rp. 50 juta – Rp. 100 juta x 15 = Rp. 7.500.000 Rp. 100 juta x 30 = Rp. 30.000.000 + Rp. 42.500.000,- Perusahaan XYZ berdasarkan PPh pasal 17 harus membayar pajak sebesar Rp. 42.500.000,- setiap tahunnya. Namun dengan melakukan investasi sebesar Rp. 150.000.000,- dari penghasilannya, maka perusahaan XYZ hanya membayar pajak yang 10 saja. Dan inilah yang di maksud dengan menghemat investasi dapat menghemat pajak.

4. Bentuk-bentuk Investasi Dalam Islam

Maksud dari investasi sebenarnya sangat luas, tidak terbatas pada investasi uang atau dana saja, tapi juga investasi dapat dilakukan pada harta kekayaan lain. Karena yang dimaksud dengan asset itu bisa juga berarti tabungan uang, tanah sawah, kabun dan sejenisnya, bangunan gedung perkantoran, apartemen dan sejenisnya juga lainnya yang dapat dikategorikan sebagai harta kekayaan. Bentuk-bentuk investasi Islam, yaitu : a. Mudharabah Mudharabah adalah akad antara kedua belah pihak untuk salah seorangnya salah satu pihak mengeluarkan sejumlah uang kepada pihak lainnya untuk melakukan perdagangan. Dan laba dibagi menjadi dua sesuai dengan kesepakatan. Secara umum ketentuan dasar mudharabah adalah sebagai berikut: 8 1 Mudharib yang menyediakan jasakeahlian dan fasilitas usaha 2 Shahibul maal pemilik dana hanya mengeluarkan modal. 3 Shahibul maal pemilik dana berhak menentukan spesifikasi kegiatan usaha, mengawasi catatan kegiatan dan keuangan serta berhak atas laba dari bagi hasil. 4 Shahibul maal pemilik dana hanya menanggung risiko yang dialami oleh faktor modal, sedangkan mudharib pihak yang menjalankan usaha menanggung risiko yang dialami oleh faktor tenaga kerja. 5 Pembagian laba dilakukan sesuai dengan kesepakatan. Mudharabah saati ini dipraktekkan oleh berbankan syari’ah. Mudharabah Trust Financing merupakan kerja sama antara pihak bank dengan pihak nasabah. Dimana pihak bank yang mendanai seluruh biaya usaha tersebut, pihak nasabah yang menjalankan dan bertanggung jawab atas manajemen usaha tersebut. Keuntungan yang 8 Iwan Pontjowinoto, Investasi Syariah, Makalah Tahun 2000 didapat dibagi sesuai dengan kesepakatan, jika terjadi kerugian maka pihak bank yang akan menanggun seluruh kerugian dan pihak pengusaha akan kehilangan nisbah keuntungan bagi hasil atas usaha tersebut. 9 Untuk meminimalkan risiko kerugian, maka pihak bank walau tidak ikut terlibat dalam pengambilan keputusan tapi berhak untuk melakukan pengawasan dan mengajukan usul. b. Musyarakah Musyarakah adalah kerjasama antara dua pihak atau lebih untuk suatu usaha tertentu. Dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana dengan kesepakatan bahwa keuntungan dan risiko akan ditanggung besarnya sesuai dengan kesepakatan. Ketentuan dasar musyarakah adalah sebagai berikut : 1 Semua pihak wajib menyertakan modal dan tenagakeahlian pada kegiatan usaha walau tidak perlu sama. 2 Semua pihak mendapatkan laba sesuai dengan kesepakatan. Namun menanggung risiko kerugian secara proposional menurut porsi modal yang disertakan masing-masing pihak. Musyarakah yang diterapkan saat ini disebut juga dengan partnership financing. Musyarakah merupakan kerjasama atau kemitraan yang dilakukan oleh dua pihak atau ikut serta dalam suatu usaha, dimana dalam menjalankan usaha tersebut kedua belah pihak dapat secara bersama-sama terlibat dalam manajemen atau boleh juga 9 Bambang Tri Cahyo, Analisa Bank Syariah, Jakarta: Badan Penerbit IPWI, 1995, h. 17 disepakati bersama. Tapi pihak yang membiayai dapat melakukan intervensi dalam manajemen jika perlu, dan pembagian keuntungan dilakukan sesuai dengan kesepakatan. c. Kafalah Kafalah adalah jaminan yang diberikan oleh satu pihak kepada pihak lain, pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas pembayaran kembali suatu hutang atau pelaksanaan prestasi tertentu yang menjadi pihak penerima jaminan. 10 Jenis-jenis kafalah adalah sebagai berikut: 1 Kafalah bin nafs adalah jaminan dari diri si peminjam operasional guarante. 2 Kafalah bil maal adalah jaminan pembayaran barang atau pelunasan hutang. Dalam aplikasinya di perbankan dapat berbentuk jaminan uang muka advance payment bond atau jaminan pembayaran payment bond. 3 Kafalah mu’alaqah adalah jaminan mutlak yang dibatasi oleh kurun waktu tertentu. Dalam perbankan modern hal ini diterapkan untuk jaminan pelaksanaan suatu proyek atau jaminan penawaran. d. Hiwalah Hiwalah adalah pengalihan kewajiban dari satu pihak yang mempunyai kewajiban pada pihak lain, 11 atau hiwalah adalah pindahnya hutang dari tanggung jawab seseorang kepada orang lain. 10 Bambang Tri Cahyono, Analisa Bank …….., h. 14 11 M. Syafi’I Antonio, Bank Syariah: Wacana Ulama Dan Cendikiawan, Jakarta: Tazkia Intitute, 1991, h. 121 e. Ijarah Ijarah adalah pemindahan hak guna atas barang atau jasa melalui pembayaran upah sewa, tanpa diikuti pemindahan pemilikan barang itu sendiri. Ijarah juga termasuk dalam investasi islam, karena ijarah merupakan sewa menyewa jasa atau barang gedungbangunan. Sedangkan gedung, bangunan, apartemen dan sejenisnya merupakan aset kekayaan seseorang. Dengan menyewakannya berarti orang tersebut mendapat hasil return investasi dengan cara ijarah f. Rahn Rahn adalah akad menggadaikan barang dari satu pihak ke pihak yang lain, dengan uang sebagai gantinya. Dalam aplikasinya akad ini dapat digunakan sebagai tambahan pada pembiayaan berisiko dan memerlukan jaminan tambahan produk tertentu yaitu melayani kebutuhan yang bersifat konsumtif seperti pendidikan, kesehatan dan sebagainya. Rukun rahn : 1 Rahin atau menggadaikan 2 Murtahin atau yang menerima gadai 3 Murhunrahn atau barang yang digadaikan 4 Murhun bih atau hutang 5 Sighat atau ijab qabul, menurut mazhab hanafi, ijab qabul tidak mengikat dan tidak sempurna kecuali dengan penyerahan atau pemindahan barang. Syarat-syarat rahn : 1 Pihak-pihak : akil baligh, gadai tidak terikat oleh syarat tertentu. 2 Marhum bih : merupakan yak yang wajib diserahkan kepada pemiliknya, dapat dimanfaatkan dan harus dikuantitaskan. 3 Marhun barang : bisa diperjual belikan, dapat berupa harta, bisa dimanfaatkan secara syari’ah dan diketahui serta dimiliki oleh rahin atau dengan ijin rahin. g. Qardh Al-Qardh adalah pemberian harta kepada orang lain yang dapat diminta kembali atau dengan kata lain meminjamkan tanpa mengaharp imbalan. Dalam literatur fiqh, al-Qardh dikategorikan sebagai akad tathawwu’I atau akad saling bantu membantu dan bukan transaksi sosial. Rukun dan syarat al-Qardh : Rukun : 1 Peminjam muqtaridh 2 Pemilik danapemberi pinjaman muqarid 3 Jumlah dana qardh 4 Ijab qabul sighat Syarat : 1 Adanya kerelaan kepada kedua belah pihak yang berakad. 2 Adanya dana yang dipinjamkan halal dan bermanfaat. Aplikasi al-Qardh dalam perbankan yaitu sebagai produk pelengkap nasabah yang membutuhkan dana talangan segera untuk masa yang sangat pendek atau juga sebagai produk untuk menyumbang usaha yang sangat kecil atau membantu sektor sosial. Hal ini dikenal dengan produk al-Qardh al-Hasan.

5. Kriteria Investasi