Investasi juga dapat diartikan sebagai komitmen dana dengan tujuan memperoleh pengambilan ekonomi selama suatu periode tertentu, yang
biasanya dalam bentuk arus kas periodik dan nilai akhir.
3. Tujuan investasi dalam Islam
Dalam investasi konvensional memperoleh keuntungan sebesar- besarnya dengan meminimalkan pengorbanan merupakan sebuah tujuan
yang diimpikan atau tujuan utama dalam melakukan investasi. Karena investasi konvensional dilakukan demi mendapatkan keuntungan
maksimal untuk kepentingan pribadi atau kelompok tanpa memperdulikan nasib orang lain, sampai-sampai banyak cara yang ditempuh untuk meraih
tujuan tersebut, bahkan terkadang sampai menghalalkan berbagai cara. Adapun tujuan investasi dalam Islam.
5
Adalah : a. Ridho Allah
Ridho Allah SWT merupakan tujuan dari setiap kegiatan yang dilakukan oleh setiap muslim, begitu juga dalam kegiatan ekonomi.
Investasi yang tertujuan pada ridho Allah SWT tentu akan berindikasi pada pendanaan usaha investasi yang dibolehkan oleh Islam.
Disamping itu juga dapat menginvestasikan dananya pada usaha yang mengamalkan prinsip-prinsip syar
i’at Islam pun dalam aplikasinya. Misalnya seorang muslim tidak akan berinvestasi pada usaha-usaha
dalam bidang riba, perjudian, maksiat dan lainnya yang merusak.
5
M. Daman Rahardjo, Etika Ekonomi dan Manajemen, Yogyakarta: Tiara Wacana, h. 117
Bagi seorang muslim harta merupakan amanah, karenanya ia harus menggunakan untuk hal-hal yang bermanfaat baik bagi dirinya
maupun bagi orang lain, salah satunya dengan investasi. Selain memperoleh keuntungan, ia juga akan membantu orang lain secara
tidak langsung yaitu mengurangi pengangguran. Alasannya karena investasi dapat meningkatkan produksi yang mempengaruhi tingkat
pendapatan dalam kesempatan kerja. b. Mendapat keuntungan yang halal
Memperoleh keuntungan merupakan tujuan dari semua kegiatan ekonomi. Lain halnya dengan seorang muslim, ia tidak hanya
menginginkan sekedar keuntungan saja tapi juga keuntungan itu harus halal, karena kehalalan menjadi unsur penting dalam cara mendapatkan
atau pemilikan harta dalam Islam. Harta yang halal akan membuat pemiliknya merasa tenang lahir dan batin dalam beribadah kepada
Allah SWT. Bagi seorang muslim harta yang dimilikinya merupakan bakal
ibadah, maksudnya ibadah dalam arti luas, baik ibadah secara vertikal kepada Allah SWT maupun ibadah secara horizontal muamalah.
c. Tolong Menolong. Seorang muslim yang menginvestasikan dananya selain
bertujuan untuk mendapatkan keuntungan yang halal, juga secara tidak langsung telah membantu orang lain. Disamping itu berinvestasi lebih
baik daripada uang yang ada tidak dimanfaatkan sama sekali atau idle
dana menganggur. Hal demikian dapat merusak perekonomian dan menyebabkan harta yang berpusat pada orang-orang tertentu saja
padahal jelas-jelas Allah SWT melarang hal demikian. Investasi dapat dikatakan sebagai pendistribusian kekayaan secara
tidak langsung untuk investasi dapat memperbaharui alat-alat produksi, juga kesempatan kerja bagi orang banyak yang berakibat pada peningkatan
pendapatan, artinya terjadi pemerataan atau keadilan ekonomi.
6
Selain tujuan di atas ada beberapa alasan mengapa seseorang melakukan investasi, antara lain adalah:
7
a. Untuk mendapatkan kehidupan yang lebih layak dimasa yang akan datang, seseorang yang bijaksana akan berpikir bagaimana
meningkatkan taraf hidupnya dari waktu ke waktu atau setidaknya bagaimana untuk mempertahankan tingkat pendapatan yang ada
sekrang dimasa yang akan datang. b. Mengurangi tekanan inflasi, dengan melakukan investasi dalam
pemilihan perusahaan atau obyek lain, seseorang dapat menghindarkan diri dari kekayaan atau harta miliknya dari kemerosotan nilai yang
disebabkan karena digerogoti oleh inflasi. c. Dorongan untuk menghemat pajak, beberapa negara di dunia banyak
melakukan kebijakan yang sifatnya mendorong tumbuhnya investasi di masyarakat melalui fasilitas perpajakan yang diberikan kepada
masyarkaat yang melakukan investasi pada bidang-bidang usaha tertentu. Contohnya adalah :
6
Kadariah, Pengantar Teori Ekonomi Mikro, Jakarta, Bina Aksara, 1998, h. 16
7
Kamuruddin Ahmad, SE., Dasar-Dasar Manjemen ………, h. 2
Sebuah perusahaan XYZ memiliki penghasilan tahun 2008 Sebesar Rp. 120.000.000,- maka pajak berdasarkan PPh pasal 17 yang
seharusnya di bayar adalah : PKP
Tarif Rp. 50 juta
x 10 = Rp. 5.000.000
Rp. 50 juta – Rp. 100 juta x 15
= Rp. 7.500.000 Rp. 100 juta
x 30 =
Rp. 30.000.000 +
Rp. 42.500.000,-
Perusahaan XYZ berdasarkan PPh pasal 17 harus membayar pajak sebesar Rp. 42.500.000,- setiap tahunnya. Namun dengan melakukan
investasi sebesar Rp. 150.000.000,- dari penghasilannya, maka perusahaan XYZ hanya membayar pajak yang 10 saja. Dan inilah
yang di maksud dengan menghemat investasi dapat menghemat pajak.
4. Bentuk-bentuk Investasi Dalam Islam