Agency Theory Signaling Theory

13 Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan- perusahaan yang profitable menguntungkan umumnya meminjam dana dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan dikarenakan debt ratio yang rendah, melainkan karena perusahaan memerlukan sumber dana eksternal yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena sumber dana internal tidak cukup. Penggunaan dana eksternal dalam bentuk hutang lebih disukai daripada sumber dana internal berupa modal sendiri karena dua alasan, yaitu : pertama, pertimbangan biaya emisi dimana biaya emisi obligasi akan lebih murah daripada biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai keputusan yang buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya ketidaksamaan informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemodal Husnan dalam Hapsari, 2010:30.

2.1.2.4 Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Pendekatan ini menjelaskan bahwa struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan Hanafi dalam Hapsari, 2010: 30. Manajemen sebagai pemilik perusahaan merupakan agen dari pemegang saham. Para Universitas Sumatera Utara 14 pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan imbalan dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dilakukan dengan cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya yang disebut sebagai biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk memastikan bahwa manajemen berperilaku dalam cara yang konsisten dengan kesepakatan kontraktual perusahaan dengan para kreditor serta pemegang saham Van Horne dan Wachowicz, 2007: 243. Agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik, yang pada kenyataannya bahwa manajer profesional bukanlah agen yang sempurna dari pemilik perusahaan. Para manajer perusahaan belum tentu akan bertindak untuk kepentingan pemilik, tetapi bisa saja dalam pengambilan keputusan hanya untuk memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri.

2.1.2.5 Signaling Theory

Menurut Brigham dan Houston 2001:36 teori signal isyarat adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen Universitas Sumatera Utara 15 memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sedangkan perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan cenderung menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat signal bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram, karena apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun.Karena menerbitkan saham, berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah. Dalam keadaan normal, perusahaan harus mempertahankan adanya kapasitas cadangan untuk meminjam reserve borrowing capacity yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila ada peluang investasi yang baik.Dengan kata lain, dalam keadaan normal perusahaan harus menggunakan lebih banyak ekuitas dan lebih sedikit hutang.

2.1.2.6 Asymetric Information Theory

Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 52 111

Pengaruh Kebijakan Dividen dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

9 76 108

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 110

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 110

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 12

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 8

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 21

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 4

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 10