Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

(1)

SKRIPSI

PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, PERTUMBUHAN ASET DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP STRUKTUR

MODAL PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

TAHUN 2011-2013

OLEH :

NENCI YULINA BR SIMANJUNTAK 130522030

PROGRAM STUDI STRATA 1 DEPARTEMEN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN 2015


(2)

PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013” adalah benar hasil karya tulis saya sendiri yang disusun sebagai tugas akademik guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga, dan/ atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapat izin, dan/ atau dituliskan sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah, dan etika penulisan ilmiah.

Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.

Medan, Agustus 2015 Yang Membuat Pernyataan

Nenci Yulina Br Simanjuntak NIM : 130522030


(3)

(4)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, PERTUMBUHAN ASET DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP STRUKTUR MODAL

PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013, baik secara parsial maupun simultan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen, sedangan variabel dependennya adalah struktur modal.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2013 sebanyak 39 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 13 perusahaan yang menjadi objek penelitian dengan 39 jumlah pengamatan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, analisis statistic dan model regresi telah diuji asumsi klasik.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangan secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, risiko bisnis berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan aset berpengaruh positif dan tidak sinifikan terhadap struktur modal dan kebijakan dividen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.

Kata Kunci : Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset, Kebijakan Dividen, Struktur Modal


(5)

ABSTRACT

THE INFLUENCEOF PROFITABILITY, BUSINESS RISK, GROWTH OF ASSETS AND DIVIDEND POLICY OF THE CAPITAL STRUCTURE ON

MINING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine the influence of profitability, business risk, growth of assets and dividend policy of the capital structure both partially and simultaneously on a mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. Variables used in this study is profitability, business risk,growth of assets and dividend policy as independent variabel, whereas, the capital structure as dependent variable.

The population used in this study is the mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) during the period 2011 to 2013 as many as 39 companies. Sampling method used is purposive sampling method and there are 13 sample companies that will be research objects with 39 the number of observations. Multiple regression technique used to analyse the data regression models were tested first in the classical assumption test.

The results of this study indicated that simultaneously profitability, business risk, growth of assets and dividend policies have a positive and significant influence on the capital structure. In partially, profitability has a negative and significant influence on capital structure, business risk has a positive and no significant influence on capital structure, growth of assets has a positive and no signifikan influence on the capital structure and dividend policy has a negative and no significant influence on the capital structure.

Keywords: Profitability, business risk, growth of assets, policy dividends, capital structure


(6)

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis kepada Tuhan Yesus Kristus, yang telah senantiasa memberikan berkat dan anugerahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini guna memperoleh Sarjana Ekonomi Akuntansi pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara. Penulis telah banyak menerima bimbingan, saran, motivasi, dan doa dari berbagai pihak selama penulisan skripsi ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan dan bimbingan, yaitu kepada:

1. Bapak Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec.Ac., Ak., C.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, M.A.F.I.S., Ak., selaku Ketua Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Bapak Drs. Hotmal Jafar, M.M., Ak., selaku Sekretaris Departemen S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak Firman Syarif, S.E., M.Si., selaku Ketua Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara dan Ibu Mutia Ismail, S.E., M.M., Ak., selaku Sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Sumatera Utara.

4. Ibu Dra. Naleni Indra, M.M, Ak., selaku Dosen Pembimbing saya yang telah meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, pengaruhan, dan perbaikan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(7)

5. Bapak Drs. Rustam, M.Si, Ak, CA, selaku Dosen Penguji yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

6. Bapak Drs. Sucipto, M.M., Ak., selaku Dosen Pembanding yang telah memberikan arahan, kritik, dan saran yang membangun sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

7. Kedua orangtua penulis Bismar Simanjuntak dan Resta Boru Sinambela, abang penulis Aston Heri Armando Simanjuntak, kakak penulis Elisa Monika Simanjuntak, juga adik penulis Rizky Simanjuntak serta keluarga besar. Terima kasih atas segala curahan kasih sayang melalui perhatian, doa, dukungan, dan pengorbanan yang selama ini telah diberikan, motivasi utama penulis untuk terus berprestasi dan berusaha menjadi yang terbaik.

Penulis skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, untuk itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat ba gi banyak pihak.

Medan, Agustus 2015 Penulis

Nenci Yulina Br Simanjuntak NIM : 130522030


(8)

DAFTAR ISI

Halaman

PERNYATAAN ... i

ABSTRAK ... ii

ABSTRACT ... iii

KATA PENGANTAR ... iv

DAFTAR ISI ... vii

DAFTAR TABEL ... ix

DAFTAR GAMBAR ... x

DAFTAR LAMPIRAN ... xi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 7

1.3 Tujuan Penelitian ... 7

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis ... 9

2.1.1 Pengertian Struktur Modal ... 9

2.1.2 Teori Struktur Modal ... 10

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal ... 16

2.2.1 Profitabilitas ... 16

2.2.2 Risiko Bisnis ... 17

2.2.3 Pertumbuhan Aset ... 19

2.2.4 Kebijakan Dividen ... 20

2.3 Penelitian Terdahulu ... 21

2.4 Kerangka Konseptual ... 25

2.5 Hipotesis Penelitian ... 29

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian ... 30

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ... 30

3.3 Batasan Operasional ... 30

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 31

3.4.1 Variabel Dependen ... 31

3.4.2 Variabel Independen ... 32

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian ... 34

3.5.1 Populasi Penelitian ... 34

3.5.2 Sampel Penelitian ... 34


(9)

3.8 Teknik Analisis ... 37

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 37

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik ... 37

3.8.2.1 Uji Normalitas ... 37

3.8.2.2 Uji Heteroskedastisitas ... 39

3.8.2.3 Uji Autokorelasi ... 40

3.8.2.4 Uji Multikolinearitas ... 41

3.8.3 Pengujian Hipotesis ... 42

3.8.3.1 Uji Analisis Regresi Linear Berganda ... 42

3.8.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 43

3.8.3.3 Uji Simultan (Uji F) ... 43

3.8.3.4 Uji Signifikasi Parsial (Uji t) ... 44

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Data Penelitian ... 46

4.2 Hasil Penelitian ... 46

4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 46

4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik ... 48

4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas ... 48

4.2.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 51

4.2.2.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 52

4.2.2.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53

4.2.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian ... 54

4.2.3.1 Hasil Uji Analisis Regresi Linear Berganda .. 54

4.2.3.2 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R²) ... 56

4.2.3.3 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 57

4.2.3.4 Hasil Uji Signifikasi Parsial (Uji t) ... 58

4.3 Pembahasan Hasil Penelitian ... 61

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 65

5.2 Keterbatasan ... 66

5.3 Saran ... 66

DAFTAR PUSTAKA ... 68


(10)

DAFTAR TABEL

No. Tabel Judul Halaman

2.1 Tinjauan Penelitian Terdahulu ... 23

3.1 Definisi Operasional variabel ... 34

3.2 Perusahaan yang menjadi sampel penelitian ... 35

3.3 Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Turbin – Wetson ... 41

4.1 Hasil Statistika Penelitian ... 47

4.2 One-Sample Kolmogorov-Smimov Test ………. 50

4.3 Hasil Uji Autokorelasi ... 52

4.4 Hasil Uji Multikolinearitas ... 53

4.5 Hasil Analisis Regresi Berganda ... 54

4.6 Hasil Uji Koefisien Determinan (R2) ... 56

4.7 Hasil Uji Simultan (Uji F) ... 57


(11)

DAFTAR GAMBAR

No. Gambar Judul Halaman

2.1 Kerangka Konseptual ... 25

4.1 Hasil Uji Normalitas : grafik histogram ... 48

4.2 Hasil Uji Normalitas : grafik normal probability plot... 49


(12)

DAFTAR LAMPIRAN

No. Lampiran Judul Halaman

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Penelitian

Perusahaan Pertambangan ... 72 Lampiran 2 Data Hasil Penelitian ... 73 Lampiran 3 Hasil Pengolahan Data SPSS ... 76


(13)

ABSTRAK

PENGARUH PROFITABILITAS, RISIKO BISNIS, PERTUMBUHAN ASET DAN KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP STRUKTUR MODAL

PADA PERUSAHAAN PERTAMBANGAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen terhadap struktur modal pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2011-2013, baik secara parsial maupun simultan. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini adalah profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen, sedangan variabel dependennya adalah struktur modal.

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2011-2013 sebanyak 39 perusahaan. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling dan diperoleh 13 perusahaan yang menjadi objek penelitian dengan 39 jumlah pengamatan. Penelitian ini menggunakan analisis regresi linear berganda, analisis statistic dan model regresi telah diuji asumsi klasik.

Hasil Penelitian ini menunjukkan bahwa secara simultan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal, sedangan secara parsial profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal, risiko bisnis berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, pertumbuhan aset berpengaruh positif dan tidak sinifikan terhadap struktur modal dan kebijakan dividen berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal.

Kata Kunci : Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset, Kebijakan Dividen, Struktur Modal


(14)

ABSTRACT

THE INFLUENCEOF PROFITABILITY, BUSINESS RISK, GROWTH OF ASSETS AND DIVIDEND POLICY OF THE CAPITAL STRUCTURE ON

MINING COMPANIES LISTED IN INDONESIA STOCK EXCHANGE

This study aims to determine the influence of profitability, business risk, growth of assets and dividend policy of the capital structure both partially and simultaneously on a mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange in 2011-2013. Variables used in this study is profitability, business risk,growth of assets and dividend policy as independent variabel, whereas, the capital structure as dependent variable.

The population used in this study is the mining companies listed on the Indonesia Stock Exchange (BEI) during the period 2011 to 2013 as many as 39 companies. Sampling method used is purposive sampling method and there are 13 sample companies that will be research objects with 39 the number of observations. Multiple regression technique used to analyse the data regression models were tested first in the classical assumption test.

The results of this study indicated that simultaneously profitability, business risk, growth of assets and dividend policies have a positive and significant influence on the capital structure. In partially, profitability has a negative and significant influence on capital structure, business risk has a positive and no significant influence on capital structure, growth of assets has a positive and no signifikan influence on the capital structure and dividend policy has a negative and no significant influence on the capital structure.

Keywords: Profitability, business risk, growth of assets, policy dividends, capital structure


(15)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Setiap perusahaan memiliki keinginan untuk dapat memperluas usahanya dan berkembang demi tercapainya tujuan perusahaan. Untuk mencapai tujuan tersebut, perusahaan harus meningkatkan nilai perusahaannya. Nilai perusahaan, dapat kita lihat pada titik struktur modal yang optimal. Untuk meningkatkan nilai perusahaan maka perusahaan memerlukan peran para manajer terutama manajer keuangan yang diharapkan mampu melihat pemenuhan modal perusahaan yang di keluarkan untuk aktivitas perusahaan.

Keputusan pendanaan seorang manajer harus mampu meminimalkan biaya modal yang ditanggung oleh perusahaan. Biaya modal yang timbul dari keputusan pendanaan tersebut adalah konsekuensi langsung dari keputusan yang diambil oleh manajer. Penggunaan hutang perusahaan menimbulkan biaya modal sebesar biaya bunga yang dibebankan oleh pihak kreditur. Sedangkan, penggunaan dana internal (modal sendiri) dapat menimbulkan opportunity cost. Keputusan pendanaan yang tidak tepat, dapat menimbulkan tingginya biaya modal dan mengakibatkan rendahnya profitabilitas perusahaan. (Prabansari dan Hadri, 2005).

Dana yang dipergunakan perusahaan dapat diklasifikasikan atas dasar sumbernya. Klasifikasi berdasarkan sumber dana ada dua yaitu sumber dana internal dan sumber dana eksternal perusahaan. Dana internal perusahaan adalah dana yang berasal dari dalam perusahaan yang diperoleh dari kegiatan


(16)

operasi perusahaan yang terdiri atas laba ditahan, dan amortisasi dan dana penyusutan (depresiasi). Sedangkan sumber ekstrernal dana perusahaan adalah sumber dana yang berasal dari luar perusahaan yaitu dana yang tidak diperoleh dari kegiatan operasi perusahaan. Sumber dana tersebut terdiri atas pinjaman pihak ketiga (loan financing) dan modal sendiri berupa modal saham disetor, laba yang tidak dibagi (retained earning), modal saham biasa dan saham preferen yang disetor pemilik perusahaan (Sugiarto, 2009 : 10).

Masalah struktur modal merupakan masalah sangat penting bagi setiap perusahaan karena baik buruknya struktur modal akan mempunyai efek yang langsung terhadap posisi keuangan di perusahaan. Suatu perusahaan memiliki perusahaan tidak baik akan memiliki hutang yang besar. “Struktur modal merupakan perimbangan antara penggunaan modal pinjaman yang terdiri dari : utang jangka pendek yang bersifat permanen, utang jangka panjang dengan modal sendiri yang terdiri dari : saham preferen dan saham biasa”. (Sjahrial,

2007: 213). Struktur modal dapat diukur dengan rasio perbandingan antara total utang dengan modal sendiri diproxykan melalui Debt Equity Ratio (DER). Melalui rasio ini kita dapat melihat kemampuan perusahaan dalam mengembalikan utangnya dengan melihat modal yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin besar nilai dari debt to equity ratio maka ini menunjukkan semakin besar risiko yang harus dihadapi perusahaan. Hal ini dikarenakan pemakaian hutang sebagai sumber pendanaan jauh lebih besar dari modal sendiri.

Penentuan kebijakan struktur modal bagi suatu perusahaan merupakan salah satu bentuk keputusan keuangan yng penting karena keputusan ini dapat


(17)

berpengaruh terhadap pencapaian tujuan manajemen keuangan perusahaan. Kebijakan struktur modal melibatkan perimbangan (trade-off) antara risiko dan tingkat pengembalian. “Perusahaan yang mengunakan lebih banyak hutang berarti memperbesar risiko yang ditanggung oleh pemegang saham serta memperbesar tingkat pengembalian nvestasi” (Brigham dan Houston, 2001:5).

Menurut Brigham dan Houston (2001:34) teori trade-off mengemukakan perusahaan diharuskan mempertimbangkan risiko kebangkrutan antara pembiayaan dengan menggunakan hutang (pengurangan pajak atas pemabayaran bunga) dengan pembiayaan melalui penerbitan saham. Keuntungan yang lebih tinggi dari sebuah perusahaan menurunkan biaya yang diestimasikan dari kesulitan keuangan dan membiarkan perusahaan meningkatkan manfaat pajak mereka dengan meningkatkan leaverage. Ketika manfaat pegurangan pajak masih lebih tinggi dibandingkan dengan perkiraan agency cost maka perusahaan masih bisa meningkatkan utangnya dan peningkatan utang harus dihentikan ketika pengurangan pajak atas tambahan utang tersebut sudah lebih rendah dibandingkan dengan peningkatan agency cost.

Menurut Flydenberg dalam Kartini dan Arianto (2008) menyatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal adalah aktiva tetap, profitabilitas, risiko bisnis, ukuran perusahaan, pajak, struktur kepemilikan, dan pertumbuhan. Dalam penelitian ini tidak akan dibahas semua faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal perusahaan, hanya beberapa faktor yang


(18)

akan dibahas pada penelitian ini yaitu antara lain : profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan deviden.

Profitabilitas (profitability) merupakan variabel yang mempengaruhi struktur modal. Dalam penelitian ini profitabilitas diwakili oleh ROA, yaitu membandingkan laba bersih dengan total aktiva perusahaan. Menurut Weston dan Brigham (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat ROA yang tinggi, biasanya menggunakan hutang yang relatif sedikit. Hal ini dikarenakan dengan ROA yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk membiayai kebutuhan pendanaannya dengan dana yang dihasilkan secara internal (laba ditahan). Hubungan antara profitabilitas dengan struktur modal diprediksikan bernilai positif karena perusahaan dengan tingkat profitabilitas cenderung rendah menggunakan pembiayaan dengan internal fund daripada dengan hutang.

Risiko bisnis juga berpengaruh terhadap struktur modal. Hal tersebut dikarenakan risiko bisnis berkaitan dengan ketidakpastian yang dihadapi perusahaan dalam menjalankan kegiatan bisnisnya. Ketidakpastian tersebut membuat risiko bisnis yang ada pada perusahaan berubah-ubah, sehingga struktur modal yang dihasilkan juga bervariasi.

Menurut Weston dan Brigham (2001) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang cepat harus lebih banyak mengandalkan pada modal eksternal. Floating cost (biaya emisi) pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding pada emisi obligasi. Oleh karena itu, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi cenderung lebih banyak menggunakan hutang (obligasi) dibanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya.


(19)

Kebijakan dividen juga berpengaruh terhadap struktur modal. Hal tersebut dikarenakan kebijakan dividen adalah jumlah laba yang dapat ditahan dalam perusahaan sebagai sumber pendanaan. Artinya bahwa pembayaran dividen akan mengurangi modal sendiri perusahaan dan untuk mempertahankan struktur modal optimal perusahaan perlu menerbitkan sekuritas yang paling rendah risikonya, yaitu utang.

Hasil penelitian terdahulu telah meenmukan beberapa faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu menurut Lanang Saputra (2014) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan industri jasa. Variabel dependen yang digunakan adalah rasio struktur modal. Pertumbuhan aset, risiko bisnis, dan profitabilitas sebagai variabel independen. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan asset tidak berpengaruh signifikan pada struktur modal, risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal.

Ranti Agus Astuti (2014) melakukan penelitian tentang pengaruh pertumbuhan aset, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal. Variabel dependen yang digunakan adalah rasio struktur modal. bahwa pertumbuhan aset, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan sebagai variabel independen. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan aset, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal. Laurdes Sinurat (2010) melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan real estate dan properti. Variabel


(20)

dependen yang digunakan adalah rasio struktur modal. Variabel independen yang digunakan adalah pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, kebijakan dividen berpenaruh negatif dan tidak signifikan terhadap struktur modal, dan profitabilitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap strktur modal.

Septian Debora Tinambunan (2008) yang melakukan penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur. Variabel dependen yang digunakan adalah rasio struktur modal. Kebijakan dividen dan profitabilitas sebagai variabel independen. . Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel kebijakan dividen dan profitabilitas tidak berpengaruh terhadap struktur modal.

Berdasarkan empat penelitian terdahulu diatas penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian yang dilakukan oleh Lanang Saputra (2014) dengan objek penelitian yang berbeda yaitu perusahaan pertambangan, tahun 2011-2013. Variabel independen penelitian ini menggunakan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen dan struktur modal sebagai variabel dependen yang sama dengan penelitian Lanang. Penelitian ini juga melakukan modifikasi pada indikator variabel independen yaitu risiko bisnis dalam penelitian ini menggunakan (DOL (Degree Of Operating Leverage) dan penambahan variabel independen yaitu kebijakan dividen.

Peneliti menggunakan data dari perusahaan pertambangan sebagai objek penelitian karena perusahaan pertambangan di Indonesia saat ini sedang


(21)

berkembang pesat sehingga banyak para investor yang ingin melakukan investasi saham di Bursa Efek Indonesia khususnya perusahaan pertambangan.

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset Dan Kebijakan DividenTerhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Tahun 2011-2013”.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan masalah, yaitu: apakah profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan yang ingin dicapai dengan adanya penelitian ini adalah untuk mengetahui profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kebijakan dividen berpengaruh signifikan baik secara parsial maupun simultan terhadap struktur modal perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(22)

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat, antara lain :

1. Bagi peneliti adalah untuk menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai profitabilitas, pertumbuhan aset, risiko bisnis, kebijakan dividen dan struktur modal pada perusahaan pertambangan.

2. Bagi pihak lain, khususnya praktisi bisnis dapat dijadikan sebagai referensi atau masukan dalam pengambil keputusan pendanaan (modal) perusahaan. 3. Bagi kalangan akademik, penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan

referensi dan kajian karya ilmiah bagi mahasiswa dalam melakukan penelitian sejenis di masa yang akan datang.


(23)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Teoritis

2.1.1 Pengertian Struktur Modal

Struktur modal mempunyai definisi yang berbeda dengan struktur keuangan. Struktur modal merupakan bagian dari struktur kuangan. Menurut Warsono (2003: 235) “struktur keuangan merupakan kombinasi bauran dari segenap pos yang termasuk dalam sisi kanan neraca keuangan perushaan (sisi) pasiva”. Menurut Weston dan Copeland (1996: 165) “struktur keuangan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya dan dapat dilihat pada seluruh sisi kanan dari neraca yang terdiri dari hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham”. Sedangkan menurut Horne dan Wachowicz (2005 : 232) : “Struktur modal merupakan bauran (proporsi) pendanaan jangka panjang perusahaan yang diwakili oleh hutang, saham preferen dan ekuitas saham biasa”.

Menurut Martono dan Agus (2001: 239) “ struktur modal (capital

structure) adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditujukan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendri.”

Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu dari hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan


(24)

harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal. Struktur modal yang optimal dapat diartikan sebagai struktur modal yang dapat meminimalkan biaya penggunaan modal keseluruhan atau biaya modal rata-rata, sehingga memaksimalkan nilai perusahaan (Martono dan Agus, 2001 : 239).

Menurut Brigham dan Houston (2001 : 6) terdapat empat faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, antara lain :

a. Risiko bisnis

Tingkat risiko yang terdapat dalam operasi perusahaan apabila tidak menggunakan utang. Semakin besar risiko bisnis perusahaan, semakin rendah rasio utang yang optimal.

b. Posisi pajak perusahaan

Alasan utama menggunakan utang adalah karena biaya bunga dapat dikurangkan dalam penghitungan pajak, sehingga menurunkan biaya utang yang sesungguhnya.

c. Fleksibilitas keuangan

Kemampuan untuk menambah modal dengan persyaratan yang wajar dalam keadaan yang memburuk. Para manajer dana perusahaan mengetahui bahwa penyedia modal yang mantap diperlukan untuk operasi yang stabil, dan merupakan faktor yang sangat menentukan keberhasilan jangka panjang. d. Konservatisme atau agresivitas manajemen

Sebagian manajemen lebih agresif dari yang lain, sehingga sebagian perusahaan lebih cenderung menggunakan utang untuk meningkatkan laba. Faktor ini tidak mempengaruhi struktur modal yang optimal atau yang memaksimalkan nilai, tetapi akan mempengaruhi struktur modal yang ditargetkan atauyang telah ditetapkan manajer.

2.1.2 Teori Struktur Modal 2.1.2.1 Teori MM

Pada tahun 1958 Franco Modigliani dan Merton Miller menerbitkan tulisannya pada journal of finance, yang membahas struktur modal. Teori struktur modal yang dikemukakan oleh Franco Modigliani dan Merton Miller ini kemudian dikenal dengan nama “MM-Theory”. Teori ini mempunyai asumsi sebagai berikut :


(25)

a. Perusahaan dengan kelas yang sama mempunyai resiko bisnis yang dapat diukur dengan standar deviasi dari laba sebelum bunga dan pajak (SEBIT).

b. Investor mempunyai harapan yang sama atau homogeny terhadap laba dan resiko perusahaan serta memiliki ekspektasi yang sama terhadap EBIT di masa mendatang.

c. Surat hutang seperti obligasi dan penyertaan dalam bentuk saham diperdagangkan pada pasar yang sempurna (perfect capital market) dengan kriteria sebagai berikut :

1. Tidak adanya pajak pribadi dan pajak perusahaan.

2. Adanya informasi yang merata dan dapat diakses dengan tanpa biaya.

3. Tidak adanya biaya transaksi.

4. Adanya tingkat bunga pinjaman dan meminjamkan dalam jumlah yang sama besarnya, yaitu tingkat bunga bebas resiko (risk free rate).

5. Semua hutang perusahaan tidak mengandung resiko (risk free rate), sehingga berapapun jumlah hutang perusahaan tingkat bunga dari hutang tersebut sama.

6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang.

Tahun 1958 Franco Modigliani dan Merton Miller menyatakan pemikirannya bahwa dengan asumsi kondisi pasar sempurna (tidak ada pajak), struktur modal dari suatu perusahaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Karena beberapa asumsi tersebut tidak realistik, maka pendapat Franco Modigliani dan Merton Miller hanya dipandang sebagai permulaan munculnya teori truktur modal.

2.1.2.2 Teori Trade-Off

Argumen-argumen terdahulu mengarah pada perkembangan yang disebut dengan teori trade-off dari leverage, perusahaan menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang (perlakuan pajak perseroan yang menguntungkan) dengan suku bunga dan biaya kebangkrutan yang lebih tinggi (Brigham dan Houston, 2001:33-34).


(26)

Asumsi dasar yang digunakan dalam teori trade-off adalah adanyainformasi asimetris yang menjelaskan keputusan struktur modal yang diambil oleh suatu perusahaan, yaitu adanya informasi yang dimiliki oleh pihak manajemen suatu perusahaan dimana perusahaan dapat menyampaikan informasi kepada publik.

Model ini secara implisit menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan yang menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya merupakan keputusan pendanaan yang tidak baik. Keputusan terbaik adalah keputusan yang moderat dengan mempertimbangkan kedua instrumen pembiayaan.

2.1.2.3 Pecking Order theory

Teori ini pertama kali dikenal oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada tahun 1984. Teori ini disebut juga dengan pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber dana yang paling disukai. Menurut Brealy and Mayers (2007:25) secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa:

1. Perusahaan menyukai pendaan internal. karena dana ini terkumpul tanpa mengirimkan sinyal sebaliknya yang dapatmenurunkan harga saham.

2. Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan terakhir. Pecking order ini muncul karena penerbitan utang tidak terlalu diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh investor apabila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas.


(27)

Pecking order theory menjelaskan mengapa perusahaan-perusahaan yang profitable (menguntungkan) umumnya meminjam dana dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan dikarenakan debt ratio yang rendah, melainkan karena perusahaan memerlukan sumber dana eksternal yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena sumber dana internal tidak cukup. Penggunaan dana eksternal dalam bentuk hutang lebih disukai daripada sumber dana internal berupa modal sendiri karena dua alasan, yaitu : pertama, pertimbangan biaya emisi dimana biaya emisi obligasi akan lebih murah daripada biaya emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai keputusan yang buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan adanya ketidaksamaan informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemodal (Husnan dalam Hapsari, 2010:30).

2.1.2.4 Agency Theory

Teori ini dikemukakan oleh Jensen dan Meckling pada tahun 1976. Pendekatan ini menjelaskan bahwa struktur modal disusun sedemikian rupa untuk mengurangi konflik antar berbagai kelompok kepentingan (Hanafi dalam Hapsari, 2010: 30). Manajemen sebagai pemilik perusahaan merupakan agen dari pemegang saham. Para


(28)

pemegang saham berharap agen akan bertindak atas kepentingan mereka sehingga mendelegasikan wewenang kepada agen. Agar dapat menjalankan fungsinya dengan baik, manajemen harus diberikan imbalan dan pengawasan yang memadai. Pengawasan dilakukan dengan cara seperti pengikatan agen, pemeriksaan laporan keuangan, dan pembatasan terhadap keputusan yang dapat diambil manajemen. Kegiatan pengawasan membutuhkan biaya yang disebut sebagai biaya agensi. Biaya agensi adalah biaya-biaya yang berhubungan dengan pengawasan manajemen untuk memastikan bahwa manajemen berperilaku dalam cara yang konsisten dengan kesepakatan kontraktual perusahaan dengan para kreditor serta pemegang saham (Van Horne dan Wachowicz, 2007: 243).

Agency theory adalah teori mengenai struktur kepemilikan perusahaan yang dikelola oleh manajer bukan pemilik, yang pada kenyataannya bahwa manajer profesional bukanlah agen yang sempurna dari pemilik perusahaan. Para manajer perusahaan belum tentu akan bertindak untuk kepentingan pemilik, tetapi bisa saja dalam pengambilan keputusan hanya untuk memaksimalkan kepuasan dirinya sendiri.

2.1.2.5 Signaling Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001:36) teori signal (isyarat) adalah suatu tindakan yang diambil manajemen perusahaan yang memberi petunjuk bagi investor tentang bagaimana manajemen


(29)

memandang prospek perusahaan. Perusahaan dengan prospek yang menguntungkan akan mencoba menghindari penjualan saham dan mengusahakan setiap modal baru yang diperlukan dengan cara-cara lain, termasuk penggunaan utang yang melebihi target struktur modal yang normal. Sedangkan perusahaan dengan prospek yang kurang menguntungkan cenderung menjual sahamnya, yang berarti mencari investor baru untuk berbagi kerugian. Pengumuman emisi saham oleh suatu perusahaan umumnya merupakan suatu isyarat (signal) bahwa manajemen memandang prospek perusahaan tersebut suram, karena apabila suatu perusahaan menawarkan penjualan saham baru lebih sering dari biasanya, maka harga sahamnya akan menurun.Karena menerbitkan saham, berarti memberikan isyarat negatif yang kemudian dapat menekan harga saham sekalipun prospek perusahaan cerah. Dalam keadaan normal, perusahaan harus mempertahankan adanya kapasitas cadangan untuk meminjam (reserve borrowing capacity) yang dapat digunakan sewaktu-waktu apabila ada peluang investasi yang baik.Dengan kata lain, dalam keadaan normal perusahaan harus menggunakan lebih banyak ekuitas dan lebih sedikit hutang.

2.1.2.6 Asymetric Information Theory

Menurut Brigham dan Houston (2001) Asymetric Information (Ketidaksamaan informasi) adalah situasi dimana manajer memiliki perbedaan informasi (lebih baik) mengenai prospek perusahaan daripada yang dimiliki investor. Hal ini terjadi karena pihak manajemen


(30)

mempunyai informasi yang lebih banyak daripada para pemodal (Husnan dalam Hapsari, 2010: 33). Apabila harga saham saat ini terlalu mahal, manajemen akan berfikir lebih baik menawarkan saham baru dengan harga yang lebih mahal dari yangseharusnya. Para pemodal akan berfikir, jika perusahaan menawarkan saham baru, kemungkinan harga saham saat ini terlalu mahal sesuai persepsi pihak manajemen. Akibatnya para pemodal akan menawar harga saham baru tersebut dengan harga yang lebih rendah.

2.2 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal

Menurut Brigham (2001 : 39) ada beberapa faktor yang mempengaruhi keputusan struktur modal, antara lain : stabilitas penjualan, struktur aktiva, leverage operasi, tingkat pertumbuhan, profitabilitas, pajak, pengendalian, sifat manajemen, sikap pemberi pinjaman dan lembaga penilai peringkat, kondisi pasar, kondisi internal perusahaan dan fleksibilitas keuangan.

Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kebijakan dividen sebagai faktor yang mempengaruhi struktur modal.

2.2.1 Profitabilitas

Menurut Sudana (2011:22) rasio profitability bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti : aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Rasio profitabilitas dalam penelitian ini adalah rasio


(31)

return on assets. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dengan menggunakan seluruh aktiva yang dimiliki untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar return on assets, berarti semakin efisien penggunaan aktiva perusahaan atau dengan kata lain dalam jumlah aktiva yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar, dan sebaliknya.

Menurut teori pecking order, perusahaan lebih memilih untuk dibiayai oleh sumber daya internal mereka (modal sendiri). Hal ini menandakan bahwa pada saat profitabilitas yang dihasilkan tinggi manajemen memutuskan untuk menurunkan penggunaan hutang. Sehingga apabila penggunaan utang menurun maka rasio utang pun akan ikut menurun yang akan mengakibatkan strkutur modal pun menurun karena rasio struktur modal dihitung menggunakan rasio utang.

2.2.2 Risiko Bisnis

Menurut Hamada dalam Saidi (2002), risiko bisnis merupakan risiko yang mencakup intrinsic business risk, financial leverage risk dan operating leverage risk. Perusahaan dengan risiko bisnis yang besar harus menggunakan hutang yang lebih kecil dibandingkan dengan perusahaan yang mempunyai risiko bisnis yang rendah. Hal tersebut dikarenakan semakin besar risiko bisnis, akan mempersulit perusahaan dalam mengembalikan hutang-hutang mereka.

Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi risiko bisnis suatu perusahaan. Faktor-faktor tersebut dipengaruhi oleh karakteristik masing-masing perusahaan, namun pada titik tertentu manajemen dapat


(32)

mengendalikannya. Faktor-faktor tersebut antara lain (Brigham dan Houston, 2001) :

1. Variabilitas permintaan. Semakin stabil permintaan akan produk sebuah perusahaan, jika hal-hal lain dianggap konstan, maka semakin rendah risiko bisnisnya.

2. Variabilitas harga jual. Perusahaan yang produk-produknya dijual di pasar yang sangat tidak stabil terkena risiko bisnis yang lebih tinggi daripada perusahaan yang sama yang harga produknya lebih stabil. 3. Variabilitas biaya input. Perusahaan yang inputnya sangat tidak pasti

akan terkena tingkat risiko bisnis yang tinggi.

4. Kemampuan untuk menyesuaikan harga output untuk perubahan-perubahan pada biaya input. Beberapa perusahaan memiliki kemampuan yang lebih baik daripada yang lain untuk menaikkan harga output mereka ketika biaya input naik. Semakin besar kemampuan melakukan penyesuaian harga output untuk mencerminkan kondisi biaya, semakin rendah tingkat risikonya.

5. Kemampuan untuk mengembangkan produk-produk baru pada waktu yang tepat waktu dan efektif dalam hal biaya. Perusahaan-perusahaan di bidang industri yang menggunakan teknologi tinggi seperti obat-obatan dan komputer tergantung pada arus konstan produk-produk baru. Semakin cepat produknya menjadi usang, semakin tinggi risiko bisnis perusahaan.


(33)

6. Eksposur risiko asing. Perusahaan yang menghasilkan sebagian besar labanya dari operasi luar negeri dapat terkena penurunan laba akibat fluktuasi nilai tukar. Begitu pula jika perusahaan beroperasi di wilayah yang secara politis tidak stabil, perusahaan dapat terkena risiko politik. Komposisi biaya tetap: leverage operasi. Jika sebagian besar biaya adalah biaya tetap, sehingga akibatnya tidak mengalami penurunan ketika permintaan turun, maka perusahaan terkena tingkat risiko bisnis yang relatif tinggi.

2.2.3 Pertumbuhan Aset

Weston dan Brigham (1991) mengatakan perusahaan dengan tingkat pertumbuhan aktiva capat harus banyak mengandalkan modal external, floating cost. Pada emisi saham biasa adalah lebih tinggi dibanding pada emisi obligasi, dengan menggunakan hutang (obligasi) disbanding perusahaan yang lambat pertumbuhannya. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan tinggi, kemungkinan akan kekurangan pendapatan untuk mendanai pertumbuhan tinggi tersebut secara internal. Sedangkan untuk menerbitkan saham baru memerlukan biaya yang tinggi, maka perusahaan lebih menyukai sebagai sumber pembiayaan.

Pertumbuhan menurut Mardiyah (2001) didefinisikan sebagai perubahan tahunan dari total aktiva. Bagi perusahaan, kesempatan untuk bertumbuh atau melakukan investasi akan meningkatkan kebutuhan akan dana. Ini berarti, disamping dana internal yang tersedia diperlukan juga


(34)

tambahan dana yang berasaldari luar persahaan termasuk utang (Hendri Setyawan dan Sutapa, 2006).

2.2.4 Kebijakan Dividen

Dividen adalah pembagian kepada para pemegang saham dari suatu perusahaan secara proporsional sesuai dengan jumlah lembar saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik (Stice, Stice, Skousen, 2005 : 902). Besar kecilnya dividen yang dibayarkan kepada pemegang saham tergantung dari kebijakan dividen masing-masing perusahaan dan ditentukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Dari segi perusahaan membagikan dividen kepada para investor memerlukan pertimbangan yang mendalam karena perusahaan juga harus memikirkan kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaan.

Kebijakan dividen menyangkut tentang masalah penggunaan laba yang menjadi hak pemegang saham. Pada dasarnya laba tersebut bisa dibagi sebagai dividen atau ditahan untuk diinvestasikan kembali. Gitosudarmo (2002 : 227) menyatakan bahwa : ”kebijaksanaan perusahaan untuk membagi keuntungan kepada pemegang saham membawa arti dalam dua hal: (1) dana yang dibagikan kepada para pemegang saham. Hal ini ditunjukkan oleh pembayaran kepada para pemegang saham, (2) dana untuk membelanjai kebutuhan perkembangan usaha. Hal ini tercermin dalam neraca pada pos laba yang ditahan”.

Kebijakan Dividen merupakan bagian yang menyatu dengan keputusan pendanaan perusahaan. Rasio pembayaran dividen (dividend pay out ratio)


(35)

menentukan jumlah laba yang dapat ditahan sebagai sumber pendanaan. Semakin besar laba ditahan semakin sedikit jumlah laba yang dialokasikan untuk pembayaran dividen. Alokasi penentuan laba sebagai laba ditahan dan pembayaran dividen merupakan aspek utama dalam kebijakan dividen (Keown, 2000 : 496)

Dividend Pay Out Ratio (DPR) adalah perbandingan antara dividen yang dibayarkan dengan laba bersih yang didapatkan dan biasanya disajikan dalam bentuk persentase. Semakin tinggi dividend pay out ratio akan menguntungkan para investor tetapi dari pihak perusahaan akan memperlemah internal financial karena memperkecil laba ditahan. Tetapi sebaliknya DPR semakin kecil akan merugikan para pemegang saham (investor) tetapi internal financia l perusahaan semakin kuat (Gitosudarmo, 2002 : 232).

2.3 Penelitian Terdahulu

Penelitian Lanang Saputra (2014) menganalisis tiga faktor-faktor yang

mempengaruhi struktur modal, yaitu pertumbuhan aset, risiko bisnis, dan profitabilitas. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan asset tidak berpengaruh signifikan pada struktur modal, sedangkan risiko bisnis dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Penelitian Ranti Agus Astuti (2014) menganalisis tiga faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yaitu pertumbuhan aset, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan. Hasil penelitian menyatakan bahwa pertumbuhan aset,


(36)

profitabilitas dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Laurdes Sinurat (2010) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Variabel independen yang digunakan adalah pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis dan profitabilitas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan perusahaan, risiko bisnis dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap strktur modal.

Septian Debora Tinambunan (2008) menggunakan kebijakan dividen dan profitabilitas sebagai variabel independen untuk menguji pengaruh variabel-variabel tersebut terhadap struktur modal. Kesimpulan yang diperoleh adalah variabel profitabilitas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal.


(37)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian

1. Lanang

Saputra (2014) Analisis Pertumbuhan Aset, Risiko Bisnis, Dan Profitabilitas Yang Mempengaruhi Struktur Modal Perusahaan Industri Jasa Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013 (Studi Kasus Pada Sektor Restaurant, Hotel And Tourism). Variabel independen: pertumbuhan aset, dan profitabilitas Variabel dependen: Struktur modal Variabel pertumbuhan aset tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal, sedangkan risiko bisnis dan profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

2. Ranti Agus Astuti (2014) Pengaruh Pertumbuhan Aset, Profitabilitas, dan Pertumbuhan Penjualan Terhadap

Struktur Modal Pada

Perusahaan Real Estate Dan Properti Yang Terdaftar Di

Bursa Efek

Indonesia Periode 2010-2012. Variabel Independen : pertumbuhan aset, profitabilitas dan pertumbuhan penjualan. Variabel dependen : struktur modal Variabel pertumbuhan aset, profitabilitas, dan pertumbuhan penjualan tidak berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal,


(38)

Tabel 2.1

Tinjauan Penelitian Terdahulu

No. Nama Peneliti Judul Penelitian Variabel Penelitian

Hasil Penelitian 3. Laurdes

Sirait (2009) Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan, Kebijakan Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia . Variabel Independen : pertumbuhan perusahaan, kebijakan dividen, profitabilitas Variabel Dependen : struktur modal Variabel pertumbuhan perusahaan, kebijakan dividen dan profitabilitas tidak berpengaruh signifikan terhadap struktur modal

4. Septian

Debora Tinambunan (2008) Pengaruh Kebijakan Dividen Dan Profitabilitas Terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Variabel Independen : kebijakan dividen, profitabilitas Variabel Dependen : struktur modal Variabel profitabilitas dan kebijakan dividen tidak berpengaruh terhadap struktur modal


(39)

2.4 Kerangka Konseptual

Kerangka Konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang mencermikan keterkaitan antara variabel yang diteliti dan merupakan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka konseptual dari pola hubungan antar variabel dapat digunakan sebagai berikut :

H1

H2

H5

H3

H4

Gambar 2.1 Kerangka Konseptual

Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal ada bermacam-macam. Dalam penelitian ini variabel dependen berupa struktur modal, sedangkan variabel independen yang dipakai dalam penelitian ini adalah profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kebijakan dividen.

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau memperoleh laba. Jika dihubungkan dengan struktur modal, profitabilitas yang juga merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh dari ekuitas yang ditanamkan dalam perusahaan memberikan pengaruh terhadap

Profitabilitas (X1)

Pertumbuhan Aset (X2)

Struktur Modal (Y) Risiko Bisnis (X3)

Kebijakan Dividen (X4)


(40)

struktur modal perusahaan. Jadi semakin tinggi profitabilitas semakin banyak laba yang ditahan sehingga struktur modal semakin rendah.

Pecking order theory menyebutkan bahwa perusahaan menyukai internal financing (pendanaaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan. Brigham dan Houston (2006) mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai sebagian besar kebutuhan dana dengan denan yang dihasilakan secara internal. enelitian yang dilakukan oleh Indrajaya (2011), Salehi (2011), Viviani (2008), dan Shanmugasundaram (2008) menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap strukturl modal, sedangkan Hardianto (2008) dan Najjar (2011) menyatakan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal. Berdasarhan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H1 : Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.

Dalam teori agensi juga disebutkan bahwa manajer cenderung tdak menyukai risiko karena terdapat ketidakpastian di dalamnya. Menurut Brigham dan Houston (2006) menyatakan bahwa dalam perusahaan resiko bisnis akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan kebangkrutan. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed, Indrajaya, Seftianne (2011) dalam penelitiannya menyatakan risiko berpengaruh negatif signifikan terhadap struktur modal. Sedangkan Memon (2012) menyatakan hasil penelitiannya


(41)

adanya pengaruh positif signifikan antara risiko bisnis dengan struktur modal. Berdasarhan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

H2 : Risiko bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal

Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat

pertumbuhan yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan dana eksternal berupa hutang. Terjadinya peningkatan asset yang diikuti peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar terhadap perusahaan.

Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar (kreditor) terhadap

perusahaan, maka proporsi hutang akan semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Robert Ang,1997). Adanya peningkatan proporsi hutang yang lebih besar daripada modal sendiri menunjukkan DER yang semakin meningkat. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan Arianto (2008) menyatakan bahwa pertumbuhan asset berpengaruh positif terhadap struktur modal. Penelitian lainnya yang dilakukan oleh Saidi (2004) juga menyatakan bahwa pertumbuhan aset mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Berdasarhan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :


(42)

Secara tidak langsung kebijakan dividen akan memiliki pengaruh

terhadap tingkat penggunaan hutang suatu perusahaan kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan sejumlah dana guna membayar sejumlah dividen yang tetap tersebut. Dan apabila persuahaan menggunakan tingkat hutang yang tinggi maka ada kemungkinan bahwa dalam jangka panjang perusahaan mampu membayar dividen yang stabil serta memenuhi struktur modal. Penelitian Paramu (2006) menunjukkan bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina (2010) menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.

H4: Kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap struktur modal.

Menurut beberapa kesimpulan sementara yng telah disebutkan sebelumnya tentang hubungan pengaruh profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen terhadap struktur modal maka peneliti mengasumsi bahwa secara simultan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan diividen berpengaruh terhadap struktur modal.

H5 : Profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal


(43)

2.5 Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara atas permasalahan yang dihadapi dan kebenarannya harus dibuktikan melalui hasil penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :

H1 : Profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H2 : Risiko bisnis berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H3 : Pertumbuhan aset berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H4 : Kebijakan dividen berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

H5 : Profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kebijakan dividen


(44)

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara dua variabel atau lebih. Menurut Sugiyono (2008:30) desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen terhadap struktur modal pada perusahaan sector pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2011-2013.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan mengambil data melalui media internet dari website Indonesia Stock Exchange (IDX), www.idx.co.id yaitu berupa laporan keuangan perusahaan yang akan diteliti. Periode yang diteliti adalah periode tahun 2011-2013.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian hanya dilakukan pada pertambangan yang terdaftar pada Bursa

Efek Indonesia (BEI).


(45)

3. Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal yaitu profitabilitas meliputi Return On Asset (ROA), risiko bisnis meliputi BRISK, pertumbuhan aset meliputi PA dan kebijakan dividen (DPR) pada perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2011 - 2013.

3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Menurut Erlina (2013:48), pengoperasian konsep (operationalizing the concept) atau biasa juga disebut dengan mendefinisikan konsep secara operasional adalah menjelaskan karakterisktik dari obyek ke dalam elemen-elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan debt to equity ratio (DER) sebagai variabel dependen dan menggunakan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen sebagai variabel independen.

3.4.1 Variabel Dependen (Y) : Struktur Modal

Variabel dependen sering juga disebut variabel terikat atau variable tidak bebas yang menjadi fokus dalam suatu pengamatan. Variabel ini dijelaskan atau dipengaruhi oleh variabel independen. Jadi, variabel dependen adalah konsekuensi dari variabel independen (Erlina, 2011:36). Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur modal yang diproxykan dengan debt to equity ratio (DER) yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi seluruh kewajibannya. Secara matematis DER dapat dirumuskan sebagai berikut :


(46)

Struktur Modal/DER =

� x100% 3.4.2 Variabel Independen (X)

Menurut Sugiyono (2008:59) variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel independen dalam penelitian ini adalah : a. Profitabilitas

Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba dengan menggunakan sumber-sumber yang dimiliki perusahaan, seperti : aktiva, modal, atau penjualan perusahaan. Ukuran dari profitabilitas yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu menggunakan Retutn On Asset (ROA) yang dapat dihitung sebagai berikut :

Return On Asset = � �

� x100%

b. Risiko Bisnis

Risiko bisnis menurut Brigham dan Houston (2001:7) “sebagai ketidakpastian yang melekat dalam proyeksi tingkat pengembalian aktiva masa depan, merupakan satu - satunya determinan terpenting dari penentuan struktur modal”. Dalam penelitian ini, proksi risiko bisnis menurut Indriyanto (2002) yaitu dengan rumus DOL (Degree Of Operating Leverage). Skala variabel yang digunakan pada risiko bisnis adalah variabel rasio yang merupakan variabel perbandingan dapat diukur dengan :

DOL = Pe h �


(47)

Keterangan:

DOL = Tingkat Leverage Operasi/ Degree of Operating Leverage EBIT = Earnings Before Interest and Taxes (laba sebelum bunga dan

pajak) c. Pertumbuhan Aset

Pertumbuhan aset menunjukkan pertumbuhan aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan. Aset merupakan aktiva yang dapat digunakan untuk semua aktivitas operasional suatu perusahaan. Menurut Masdupi (2005:5), pertumbuhan perusahaan diukur dengan perubahan total asset, dilambangkan dengan PA yaitu perbandingan setiap aset setiap periode. Adapun rumusannya sebagai berikut:

Pertumbuhan aset= Total Aset t −Total Aset t−

� −1 x 100 %

Keterangan :

Total aset (t) : total aset tahun t

Total aset (t-1) : total aset tahun sebelumnya d. Kebijakan Dividen

Kebijakan dividen merupakan keputusan yang diambil mengenai seberapa besar tingkat dividen kas yang akan dibagikan, artinya bahwa tingkat dividen mempengaruhi jumlah dana internal yang tersedia dalam perusahaan dan akan mempertimbangkan dana eksternal. Dividend pay out ratio merupakan rasio yang digunakan dalam kebijakan dividen, yaitu digunakan untuk mengukur berapa besar bagian dari laba bersih perusahaan sebagai dividen. Rasio ini menurut Warsono (2003:275).

Dividen Payout Ratio = � � � ℎ


(48)

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Penelitian Indikator Formula Skala

Struktur Modal (Variabel Dependen)

DER ��� �� �

��� � ��� � %

Rasio

Profitabilitas (Variabel Independen)

ROA � �

� ×100%

Rasio Risiko Bisnis

(Variabel Independen)

DOL Pe h �

� ℎ e e x 100% Rasio

Pertumbuhan Aset (Variabel Independen)

PA � − � −1

� −1 ×100%

Rasio Kebijakan Dividen

(Variabel Independen)

DPR � � ℎ

� ℎ x 100 %

Rasio Sumber : Hasil Olahan Penulis

3.5 Populasi dan Sampel Penelitian 3.5.1 Populasi Penelitian

Populasi menurut Sugiyono (2008:115) adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perusahaan pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2011-2013 yang berjumlah 39 perusahaan.

3.5.2 Sampel Penelitian

Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2013 : 82). Pengambilan Sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan cara purposive sampling. Metode purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2008 : 122). Pengambilan


(49)

sampel dilakukan berdasarkan kriteria sampel yang harus dipenuhi dengan tujuan untuk mendapatkan sampel yang representative menurut Sugiyono (2008) dalam (Hapsari, 2010:63).

Beberapa kriteria yang ditentukan oleh peneliti dalam pengambilan sampel, antara lain :

1. Perusahaan pertambangan yang terdaftar di BEI pada tahun 2011–2013. 2. Perusahaan tersebut tidak di-delisting dari BEI pada tahun 2011- 2013. 3. Perusahaan memiliki laporan keuangan yang lengkap dan telah diaudit

selama tahun 2011–2013.

4. Perusahaan yang menghasilkan laba (earnings) setiap tahun selama 2011-2013.

5. Perusahaan harus melakukan pembayaran dividen kepada pemegang saham setiap tahun selama 2011-2013.

Berdasarkan kriteria yang telah ditentukan diatas , maka sampel dalam penelitian ini berjumlah 13 data perusahaan pertambangan dari 39 populasi dengan 39 jumlah pengamatan (13 x 3 tahun). Daftar perusahaan yang dijadikan sampel dapat dilihat dalam tabel 3.2.

Tabel 3.2 Perusahaan yang menjadi sampel penelitian

NO. Nama Perusahaan KODE

1. Adaro Energy Tbk ADRO

2. Aneka Tambang (Persero), Tbk ANTM

3. Central Omega Resources Tbk DKFT

4. Harum Energy Tbk HRUM

5. Indo Tambangraya Megah Tbk ITMG

6. Medco Energi International Tbk MEDC


(50)

Tabel 3.2 Perusahaan yang menjadi sampel penelitian

NO. Nama Perusahaan KODE

8. Radiant Utama Interinsco Tbk RUIS

9. Ratu Prabu Energi Tbk ARTI

10. Resource Alam Indonesia Tbk KKGI

11. Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk PTBA

12. Timah (Persero) Tbk TINS

13. Vale Indonesia Tbk INCO

Sumber : Hasil Olahan Penulis

3.6 Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari sumber-sumber tercetak, dimana data itu telah dikumpulkan oleh pihak lain sebelumnya. Sumber data sekunder, misalnya buku, laporan perusahaan, jurnal, internet dan sebagainya. (Erlina, 2011:31). Data sekunder tersebut diperoleh dari situs www.idx.co.id dan Indonesian Capital Market Directory (ICMD).

3.7 Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui dua tahap yaitu studi pustaka dan dstudi dokumentasi. Metode pengumpulan tahap pertama melalui studi pustaka, yaitu buku-buku dan jurnal akuntansi yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pengumpulan data tahap ke dua melalui studi dokumentasi, yaitu mengumpulkan data-data berupa laporan keuangan sector pertambangan yang terdaftar di BEI.


(51)

3.8 Teknik Analisis

3.8.1 Analisis Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif merupakan proses transformasi data penelitian dalam bentuk tabulasi, sehingga mudah dipahami dan diinterpretasikan (Erlina, 2011 : 94). Penyajian data statistik deskriptif antara lain melalui tabel, grafik, diagram lingkaran, pictogram, perhitungan modus, median, mean (pengukuran tendensi sentral), perhitungan desil, persentil, perhitungan penyebaran data melalui perhitungan rata-rata dan standar deviasi, perhitungan presentase (Sugiyono, 2008:207).

3.8.2 Pengujian Asumsi Klasik

Menurut Pratomo dan Hidayat (2007 : 88) sebelum pengujian hipotesis dilakukan, terlebih dahulu perlu dilakukan pengujian terhadap gejala penyimpangan asumsi klasik. Asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi normal, heteroskedastisitas, autokorelasi, dan multikolinieritas.

3.8.2.1 Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2006 : 110). Cara yang digunakan untuk melihat apakah data normal atau tidak adalah dengan melakukan analisis grafik dengan melihat grafik histogram dan probability plot, dan dengan melakukan analisis statistik. Analisis grafik ini dapat dilakukan


(52)

dengan melihat grafik histogram dan probability plot. Sedangkan analisis statistik dapat dilakukan dengan uji Kolmogorov-Smirnov.

1. Analisis Grafik

Salah satu cara termudah untuk melihat normalitas residual adalah dengan melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Namun demikian, hanya dengan melihat histogram, hal ini dapat membingungkan, khususnya untuk jumlah sampel yang kecil. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot sebagai berikut:

a. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

b. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas. 2. Analisis Statistik

Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogrorov-Smirnov test (K-S). Uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis:


(53)

Ha = Data residual tidak terdistribusi normal

Dasar pengambilan keputusan dalam uji K-S adalah sebagai berikut : a. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S signifikan secara statistik

maka Ho ditolak, yang berarti data terdistribusi tidak normal. b. Apabila probabilitas nilai Z uji K-S tidak signifikan statistik

maka Ho diterima, yang berarti data terdistribusi normal. Pedoman pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

a. Nilai sig. atau signifikan atau nilai probabilitas < 0.05 distribusi adalah tidak normal.

b. Nilai sig. atau signifikan atau nilai probabilitas > 0.05 distribusi adalah normal.

3.8.2.2 Uji Heteroskedastisitas

Menurut Ghozali (2006:105), Uji heterokedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah Homoskedastisitas atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Cara untuk mendeteksi ada atau tidaknya heterokedastisitas adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang telah diprediksi, dan sumbu X adalah residual. Dasar analisis uji heteroskedastisitas adalah sebagai berikut :


(54)

1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.

2. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.

3.8.2.3 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 atau sebelumnya (Erlina,

2011:106). Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun yang berkaitan satu dengan lainnya. Salah satu cara yang dapat dilakukan untuk mendeteksi terjadi atau tidaknya autokorelasi adalah dengan uji Durbin Watson. Uji ini hanya digunakan untuk autokorelasi tingkat pertama (first order autokorelasi) dan mengisyaratkan adanya intercept (konstanta) dalam model regresi. Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi digambarkan dalam tabel berikut ini :


(55)

Tabel 3.3

Kriteria Pengambilan Keputusan Metode Durbin-Watson

Kriteria Pengujian Kesimpulan Keputusan

0 < d < dl Terjadi autokorelasi positif Tolak

dl ≤ d ≤ du Tidak ada autokorelasi positif Tidak ada keputusan 4-dl < d < 4 Terjadi autokorelasi negative Tolak

4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada autokoelasi negatif Tidak ada keputusan du < d < 4-du Tidak ada autokorelasi positif

atau negative

Tidak ditolak Sumber : (Ghozali, 2006:96)

3.8.2.4 Uji Multikolinearitas

Menurut Ghozali (2006:91) uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi di antara variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen. Multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolera nce (TOL) dan variance inflation factor (VIF). Nilai TOL berkebalikan dengan nilai VIF. Tolerance (TOL) mengukur variabilitas dari variabel independen yang tidak dijelaskan oleh variabel inpenden lainnya. Sedangkan VIF menjelaskan derajat suatu variabel independen yang dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai TOL yang rendah adalah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF = 1/TOL). Nilai cut off yang umum dipakai untuk menunjukkan adanya multikolinearitas adalah nilai TOL < 0,10 atau sama dengan nilai VIF > 10 (Ghozali, 2006:92).


(56)

3.8.3 Pengujian Hipotesis

3.8.3.1 Analisis Regresi Berganda

Metode analisis yang digunakan untuk menilai variabilitas luas pengungkapan risiko dalam penelitian ini adalah analisis regresi berganda (multiple regression analysis). Analisis regresi berganda digunakan untuk menguji variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis regresi berkenaan ddengan studi ketergantungan antara satu variabel terkait dengan satu atau lebih variabel bebas atau penjelas, dengan tujuan mengestimasi atau memprediksi rata-rata populasi atau nilai rata-rata variabel dependend berdasarkan nilai variabel indepdend yang dietahui. Analisis ini juga mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel atau lebih, juga menunjukkan arah hubungan antaravariabel dependen dengan variabel independen.

Model regresi yang dikembangkan unruk uji hipotesis-hipotesis yang telah dirumuskan dalam penelitian ini:

Y = a + b1 X1+ b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + e

Keterangan :

Y = Struktur Modal

X1 = Profitabilitas

X2 = Risiko Bisnis

X3 = Pertumbuhan asset

X4 = Kebijakan Dividen

a = konstanta

e = error

b1,b2,b3,b4 = koefisien regresi yang menunjukkan perubahan variabel dependen berdasarkan pada variabel independen.


(57)

3.8.3.2 Uji Koefisien Determinasi (R²)

Nilai R² besarnya antara 0-1 (0 < R² < 1), koefisien determinasi ini digunakan untuk mengukur tingkat kemampuan model dalam menerangkan variabel independen. Karena R² mengandung kelemahan mendasar dimana adanya bias terhadap jumlah variabel independen yang dimasukkan dalam model maka R² akan meningkat walaupun variabel itu tidak berpengaruh secara signifikan terhadap suatu model. Tidak seperti R², nilai adjusted R² dapat naik atau turun apabila satu variabel independen ditambahkan ke dalam suatu model. Dalam kenyataan nilai adjusted R² bernilai negatif, jika hal ini terjadi maka nilai adjusted R² dianggap 0 (Ghozali, 2007).

Oleh karena itu, pada penelitian ini yang digunakan adjusted R² berkisar antara nol dan satu. Jika nilai adjusted R² makin mendekati satu, maka semakin baik kemampuan model tersebut dalam menjelaskan variabel independen dan sebaliknya.

3.8.3.3 Uji Simultan (Uji F)

Uji Simultan F digunakan untuk mengetahui apakah variabel- variabel independen yang dimasukan ke dalam model regresi mempunyai pengaruh bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen (Ghozali, 2011: 99). Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai Ftabel dengan Fhitung,, dimana Ftabel terdapat pada

tabel analysis of variance. Tingkat signifikansi tabel yang digunakan sebesar 5 % dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k)


(58)

dan (k-1) dimana n adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel. Hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

Ha : b1 = b2 = b3 = b4 = 0 berarti tidak ada pengaruh yang signifikan

dari variabel independen secara bersama-sama (simultan) terhadap variabel dependen.

Ha : b1 = b2 = b3 = b4 ≠ 0 berarti ada pengaruh yang signifikan dari

variabel independen secara bersama-sama terhadap variabel dependen. Untuk menguji apakah ada pengaruh signifikan atau tidak antara variabel independen dan dependen secara bersama-sama (simultan), maka digunakan uji F dengan criteria sebagai berikut :

1. Bila Fhitung > Ftabel atau Pvalue < α (0,05) maka Ha diterima

2. Bila Fhitung < Ftabel atau Pvalue > α (0,05) maka Ha ditolak 3.8.3.4 Uji Signifikasi Parsial (Uji T)

Uji signifikan parsial (Uji T) pada dasarnya menunjukan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen terhadap variabel dependen dengan menganggap variabel independen lainnya konstan (Ghozali, 2011: 101). Tingkat signifikansi yang digunakan 5% dengan derajat kebebasan (degree of freedom) df= (n-k-1) dimana n adalah jumlah pengamatan (observasi) dan k adalah jumlah variabel. Pengujian koefisien regresi masing-masing variabel adalah sbegai berikut :

Ha : βi = 0 berarti tidak ada pengaruh variabel independen i pada


(59)

Ha : βi ≠ 0 berarti ada pengaruh variabel independen i pada variabel

dependen.

Kriteria pengambilan keputusan adalah sebagai berikut :

1. Jika Thitung > Ttabel maka variabel independen i secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen.

Jika Thitung < Ttabel maka variabel independen i secara parsial

berpengaruh terhadap variabel dependen.

2. Jika Pvalue < α 0,05 maka Ha diterima, berarti variabel

independen berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika Pvalue > α 0,05 maka Ha ditolak, berarti variabel

independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.


(60)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Data Penelitian

Objek penelitian ini adalah perusahaan pertambangan yang masih terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk tahun 2011-2013, dimana jumlah seluruh perusahaan pertambangan tersebut adalah 39 perusahaan. Setelah data terkumpul seluruh perusahaan yang termasuk dalam populasi diseleksi berdasarkan kriteria (purposive sampling) penarikan sampel yang telah ditentukan. Dari penyeleksian tersebut diperoleh 13 perusahaan yang menjadi sample atau 39 data observasi (lampiran i). Dan terdiri dari 4 variabel independent yaitu profitabilitas-ROA (lampitan ii), risiko bisnis-DOL (lampiran ii), pertumbuhan aset-PA (lampiran ii), dan kebijakan dividen-DPR (lampiran ii). Variabel dependennya struktur modal-DER (lampiran ii).

4.2 Hasil Penelitian

4.2.1 Analisi Statistik Deskriptif

Dari hasi analisis deskripsi menunjukkan nilai maksimum, nilai minimum, mean dan standar deviasi, baik variabel dependen yaitu struktur modal, maupun variabel-variabel independen yaitu profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen yang dapat dilihat pada tabel 4.1 berikut ini:


(61)

Tabel 4.1

Hasil Statistika Deskriptif

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Profitabilitas 39 .33 46.04 12.1726 10.96806

Risiko Bisnis 39 -34.49 51.65 1.9587 11.42387

Pertumbuhan Aset 39 -8.26 85.47 22.0762 20.60344

Kebijakan Dividen 39 4.83 210.99 56.2931 41.16562

Struktur Modal 39 10 394 96.18 99.854

Valid N (listwise) 39

Sumber : output SPSS 16

Berdasarkan tabel 4.1 diatas dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Variabel profitabilitas memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 39, dengan nilai minimum (terkecil) 0,33; nilai maksimum (terbesar) 46,04. Rata-rata (mean) profitabilitas adalah 12,1726 dengan standar deviasi sebesar 10,96806.

b. Variabel risiko bisnis memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 39, dengan nilai minimum (terkecil) -34,49; nilai maksimum (terbesar) 51,65. Rata-rata (mean) risiko bisnis adalah 1,9587 dengan standar deviasi sebesar 11,42387.

c. Variabel pertumbuhan aset memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 39, dengan nilai minimum (terkecil) -8,26; nilai maksimum (terbesar)


(62)

85,47. Rata-rata (mean) pertumbuhan aset adalah 22,0762 dengan standar deviasi sebesar 20,60344.

d. Variabel kebijakan dividen memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 39, dengan nilai minimum (terkecil) 4,83; nilai maksimum (terbesar) 210,99. Rata-rata (mean) adalah 56,2931 dengan standar deviasi sebesar 41,16562.

e. Variabel struktur modal memiliki jumlah sampel (N) sebanyak 39, dengan nilai minimum (terkecil) 10, nilai maksimum (terbesar) 394. Rata-rata (mean) adalah 96,18 dengan standar deviasi sebesar 99,854. 4.2.2 Hasil Uji Asumsi Klasik

4.2.2.1 Hasil Uji Normalitas

Gambar 4.1


(63)

Grafik histogram pada gambar 4.1 di atas menunjukkan bahwa distribusi data memilki kurva berbentuk lonceng dimana distribusi data tidak melenceng ke kiri maupun ke kanan. Hal ini juga didukung dengan hasil uji normalitas dengan menggunakan grafik plot.

Gambar 4.2

Uji Normalitas : grafik normal probability plot

Sumber : output SPSS 16

Gambar 4.2 merupakan grafik normal probability plot yang menunjukkan bahwa titik-titik data menyebar disekitar garis diagonal. Hal tersebut menunjuk kan bahwa data telah terdistribusi secara normal. Hal ini sejalan dengan pengujian yang menggunakan


(64)

Kolmograv-Smirnov yang juga menyatakan bahwa data telah terdistribusi secara normal.

Tabel 4.2

One-Sample Kolmogorov-Smimov Test

Sumber : output SPSS 16

Berdasarkan tabel 4.2 dapat dideskripsikan besarnya Kolmograv-Smirnov (K-S) adalah 1,326 dan signifikan 0,060. Hal ini menunjukkan bahwa data tersebut telah terdistribusi normal karena nilai signifikansinya atau Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari 0,05 yakni 0,06.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 39

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 86.00817791

Most Extreme Differences Absolute .212

Positive .212

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z 1.326

Asymp. Sig. (2-tailed) .060


(65)

4.2.2.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas

Gambar 4.3

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Sumber : output SPSS 16

Berdasarkan gambar 4.3 diatas, dapat disimpulkan bahwa model regresi dalam penelitian ini tidak terjadi heteroskedasititas. Karena titik-titik nya menyebar diatas dan dibawah angka 0 pada sumbu Y.


(1)

LAMPIRAN 3

Hasil Pengolahan Data SPSS

Hasil Statistika Deskriptif

Descriptive Statistics

N

Minimum Maximum

Mean

Std. Deviation

Profitabilitas

39

.33

46.04 12.1726

10.96806

Risiko Bisnis

39

-34.49

51.65

1.9587

11.42387

Pertumbuhan Aset

39

-8.26

85.47 22.0762

20.60344

Kebijakan Dividen

39

4.83

210.99 56.2931

41.16562

Struktur Modal

39

10

394

96.18

99.854

Valid N (listwise)

39


(2)

Uji Normalitas : grafik

normal probability plot

One-Sample Kolmogorov-Smimov Test

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 39

Normal Parametersa Mean .0000000

Std. Deviation 86.00817791

Most Extreme Differences Absolute .212

Positive .212


(3)

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Hasil Uji Autokorelasi

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .508a .258 .171 90.927 1.759

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset


(4)

Hasil Uji Multikolinearitas

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 129.799 32.989 3.935 .000

Profitabilitas -4.438 1.414 -.488 -3.140 .003 .905 1.105

Risiko Bisnis .492 1.325 .056 .371 .713 .949 1.053

Pertumbuhan Aset 1.417 .746 .292 1.901 .066 .922 1.085

Kebijakan Dividen -.210 .364 -.087 -.577 .568 .966 1.035

a. Dependent Variable: Struktur Modal

Regresi Linear Berganda

Hasil Analisis Regresi Berganda

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 129.799 32.989 3.935 .000

Profitabilitas -4.438 1.414 -.488 -3.140 .003

Risiko Bisnis .492 1.325 .056 .371 .713


(5)

Hasil Koefisien Determinan (R

2

)

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .508a .258 .171 90.927

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset

b. Dependent Variable: Struktur Modal

Hasil Uji Simultan (Uji F)

ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 97786.290 4 24446.573 2.957 .034a

Residual 281101.453 34 8267.690

Total 378887.744 38

a. Predictors: (Constant), Kebijakan Dividen, Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset


(6)

Hasil Uji Parsial (UJi T)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 129.799 32.989 3.935 .000

Profitabilitas -4.438 1.414 -.488 -3.140 .003

Risiko Bisnis .492 1.325 .056 .371 .713

Pertumbuhan Aset 1.417 .746 .292 1.901 .066

Kebijakan Dividen -.210 .364 -.087 -.577 .568

a. Dependent Variable: Struktur Modal


Dokumen yang terkait

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 52 111

Pengaruh Kebijakan Dividen dan Profitabilitas terhadap Struktur Modal Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

9 76 108

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 42 110

Pengaruh Profitabilitas, Pertumbuhan Aset, Ukuran Perusahaan, Risiko Bisnis, Struktur Aset, dan Likuiditas Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Dasar dan Kimia yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

0 4 110

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 12

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 2

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 8

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 21

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 4

Pengaruh Profitabilitas, Risiko Bisnis, Pertumbuhan Aset dan Kebijakan Dividen Terhadap Struktur Modal Pada Perusahaan PertambanganYang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013

0 0 10