25
2.4 Kerangka Konseptual
Kerangka Konseptual merupakan sintesis atau ekstrapolasi dari tinjauan teoritis dan penelitian terdahulu yang mencermikan keterkaitan antara variabel
yang diteliti dan merupakan untuk memecahkan masalah penelitian serta merumuskan hipotesis. Berdasarkan penjelasan di atas, kerangka konseptual dari
pola hubungan antar variabel dapat digunakan sebagai berikut : H
1
H
2
H
5
H
3
H
4
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
Faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal ada bermacam-macam. Dalam penelitian ini variabel dependen berupa struktur modal, sedangkan variabel
independen yang dipakai dalam penelitian ini adalah profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan asset dan kebijakan dividen.
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan keuntungan atau memperoleh laba. Jika dihubungkan dengan struktur modal,
profitabilitas yang juga merupakan tingkat pengembalian yang diperoleh dari ekuitas yang ditanamkan dalam perusahaan memberikan pengaruh terhadap
Profitabilitas X
1
Pertumbuhan Aset X
2
Struktur Modal Y Risiko Bisnis X
3
Kebijakan Dividen X
4
Universitas Sumatera Utara
26 struktur modal perusahaan. Jadi semakin tinggi profitabilitas semakin banyak laba
yang ditahan sehingga struktur modal semakin rendah. Pecking order theory
menyebutkan bahwa perusahaan menyukai internal financing
pendanaaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba ditahan. Brigham dan Houston 2006 mengatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
pengembalian yang tinggi atas investasi menggunakan hutang yang relatif kecil. Tingkat pengembalian yang tinggi memungkinkan perusahaan membiayai
sebagian besar kebutuhan dana dengan denan yang dihasilakan secara internal. enelitian yang dilakukan oleh Indrajaya 2011, Salehi 2011, Viviani 2008,
dan Shanmugasundaram 2008 menyatakan profitabilitas berpengaruh negatif dan signifikan terhadap strukturl modal, sedangkan Hardianto 2008 dan Najjar
2011 menyatakan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap
struktur modal. Berdasarhan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah
sebagai berikut :
H
1
: Profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Dalam teori agensi juga disebutkan bahwa manajer cenderung tdak menyukai risiko karena terdapat ketidakpastian di dalamnya. Menurut Brigham dan Houston
2006 menyatakan bahwa dalam perusahaan resiko bisnis akan meningkat jika menggunakan hutang yang tinggi. Hal ini juga akan meningkatkan kemungkinan
kebangkrutan. Penelitian yang dilakukan oleh Ahmed, Indrajaya, Seftianne 2011 dalam penelitiannya menyatakan risiko berpengaruh negatif signifikan terhadap
struktur modal. Sedangkan Memon 2012 menyatakan hasil penelitiannya
Universitas Sumatera Utara
27 adanya pengaruh positif signifikan antara risiko bisnis dengan struktur modal.
Berdasarhan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : H
2
: Risiko bisnis berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal
Pecking order theory menyatakan bahwa perusahaan dengan tingkat
pertumbuhan yang tinggi akan melakukan ekspansi dengan cara menggunakan dana eksternal berupa hutang. Terjadinya peningkatan asset yang diikuti
peningkatan hasil operasi akan semakin menambah kepercayaan pihak luar
terhadap perusahaan. Dengan meningkatnya kepercayaan pihak luar kreditor terhadap
perusahaan, maka proporsi hutang akan semakin lebih besar daripada modal sendiri. Hal ini didasarkan pada keyakinan kreditor atas dana yang ditanamkan
ke dalam perusahaan dijamin oleh besarnya asset yang dimiliki perusahaan
Robert Ang,1997. Adanya peningkatan proporsi hutang yang lebih besar daripada modal sendiri menunjukkan DER yang semakin meningkat. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Kartini dan Arianto 2008 menyatakan bahwa pertumbuhan asset berpengaruh positif terhadap struktur modal. Penelitian
lainnya yang dilakukan oleh Saidi 2004 juga menyatakan bahwa pertumbuhan aset mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal.
Berdasarhan hal tersebut, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut : H
3
: Pertumbuhan aset berpengaruh positif terhadap struktur modal
Universitas Sumatera Utara
28 Secara tidak langsung kebijakan dividen akan memiliki pengaruh
terhadap tingkat penggunaan hutang suatu perusahaan kebijakan dividen yang stabil menyebabkan adanya keharusan bagi perusahaan untuk menyediakan
sejumlah dana guna membayar sejumlah dividen yang tetap tersebut. Dan apabila persuahaan menggunakan tingkat hutang yang tinggi maka ada kemungkinan
bahwa dalam jangka panjang perusahaan mampu membayar dividen yang stabil serta memenuhi struktur modal. Penelitian Paramu 2006 menunjukkan bahwa
kebijakan dividen mempunyai pengaruh negatif terhadap struktur modal. Sedangkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Joni dan Lina 2010
menunjukkan bahwa kebijakan dividen tidak mempunyai pengaruh terhadap struktur modal. Berdasarkan penelitian sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa
kebijakan dividen mempunyai pengaruh terhadap struktur modal.
H
4
: Kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap struktur modal.
Menurut beberapa kesimpulan sementara yng telah disebutkan sebelumnya tentang hubungan pengaruh profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan
kebijakan dividen terhadap struktur modal maka peneliti mengasumsi bahwa secara simultan profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan
diividen berpengaruh terhadap struktur modal.
H
5
: Profitabilitas, risiko bisnis, pertumbuhan aset dan kebijakan dividen berpengaruh secara signifikan terhadap struktur modal
Universitas Sumatera Utara
29
2.5 Hipotesis Penelitian