11 a.
Perusahaan dengan kelas yang sama mempunyai resiko bisnis yang dapat diukur dengan standar deviasi dari laba sebelum
bunga dan pajak S
EBIT
. b.
Investor mempunyai harapan yang sama atau homogeny terhadap laba dan resiko perusahaan serta memiliki ekspektasi
yang sama terhadap EBIT di masa mendatang. c.
Surat hutang seperti obligasi dan penyertaan dalam bentuk saham diperdagangkan pada pasar yang sempurna perfect
capital market dengan kriteria sebagai berikut :
1. Tidak adanya pajak pribadi dan pajak perusahaan.
2. Adanya informasi yang merata dan dapat diakses dengan
tanpa biaya. 3.
Tidak adanya biaya transaksi. 4.
Adanya tingkat bunga pinjaman dan meminjamkan dalam jumlah yang sama besarnya, yaitu tingkat bunga bebas
resiko risk free rate. 5.
Semua hutang perusahaan tidak mengandung resiko risk free rate
, sehingga berapapun jumlah hutang perusahaan tingkat bunga dari hutang tersebut sama.
6. EBIT tidak dipengaruhi oleh penggunaan hutang.
Tahun 1958 Franco Modigliani dan Merton Miller menyatakan pemikirannya bahwa dengan asumsi kondisi pasar sempurna tidak ada
pajak, struktur modal dari suatu perusahaan tidak mempengaruhi nilai perusahaan tersebut. Karena beberapa asumsi tersebut tidak realistik,
maka pendapat Franco Modigliani dan Merton Miller hanya dipandang sebagai permulaan munculnya teori truktur modal.
2.1.2.2 Teori Trade-Off
Argumen-argumen terdahulu mengarah pada perkembangan yang disebut dengan teori trade-off dari leverage, perusahaan
menyeimbangkan manfaat dari pendanaan dengan utang perlakuan pajak perseroan yang menguntungkan dengan suku bunga dan biaya
kebangkrutan yang lebih tinggi Brigham dan Houston, 2001:33-34.
Universitas Sumatera Utara
12 Asumsi dasar yang digunakan dalam teori trade-off adalah
adanyainformasi asimetris yang menjelaskan keputusan struktur modal yang diambil oleh suatu perusahaan, yaitu adanya informasi yang
dimiliki oleh pihak manajemen suatu perusahaan dimana perusahaan dapat menyampaikan informasi kepada publik.
Model ini secara implisit menyatakan bahwa perusahaan yang tidak menggunakan pinjaman sama sekali dan perusahaan yang
menggunakan pembiayaan investasinya dengan pinjaman seluruhnya merupakan keputusan pendanaan yang tidak baik. Keputusan terbaik
adalah keputusan yang moderat dengan mempertimbangkan kedua instrumen pembiayaan.
2.1.2.3 Pecking Order theory
Teori ini pertama kali dikenal oleh Donaldson pada tahun 1961, sedangkan penamaan pecking order theory dilakukan oleh Myers pada
tahun 1984. Teori ini disebut juga dengan pecking order karena teori ini menjelaskan mengapa perusahaan akan menentukan hierarki sumber
dana yang paling disukai. Menurut Brealy and Mayers 2007:25 secara ringkas teori tersebut menyatakan bahwa:
1. Perusahaan menyukai pendaan internal. karena dana ini
terkumpul tanpa
mengirimkan sinyal
sebaliknya yang
dapatmenurunkan harga saham. 2.
Jika dana eksternal dibutuhkan, perusahaan menerbitkan utang lebih dahulu dan hanya menerbitkan ekuitas sebagai pilihan
terakhir. Pecking order ini muncul karena penerbitan utang tidak terlalu diterjemahkan sebagai pertanda buruk oleh investor
apabila dibandingkan dengan penerbitan ekuitas.
Universitas Sumatera Utara
13 Pecking order theory
menjelaskan mengapa perusahaan- perusahaan yang profitable menguntungkan umumnya meminjam
dana dalam jumlah yang sedikit. Hal tersebut bukan dikarenakan debt ratio
yang rendah, melainkan karena perusahaan memerlukan sumber dana eksternal yang sedikit. Sedangkan perusahaan yang kurang
profitable cenderung mempunyai hutang yang lebih besar karena
sumber dana internal tidak cukup. Penggunaan dana eksternal dalam bentuk hutang lebih disukai daripada sumber dana internal berupa
modal sendiri karena dua alasan, yaitu : pertama, pertimbangan biaya emisi dimana biaya emisi obligasi akan lebih murah daripada biaya
emisi saham baru. Hal ini disebabkan karena penerbitan saham baru akan menurunkan harga saham lama. Kedua, manajer khawatir
penerbitan saham baru akan ditafsirkan sebagai keputusan yang buruk oleh para pemodal, dan membuat harga saham akan turun. Hal ini
disebabkan oleh kemungkinan adanya ketidaksamaan informasi antara pihak manajemen dengan pihak pemodal Husnan dalam Hapsari,
2010:30.
2.1.2.4 Agency Theory