e. Finance Manager
Finance Managermemiliki tugas-tugas sebagai berikut: 1.
Mengatur rencana keuangan di kantor cabang. 2.
Mengobservasi, mengontrol, dan mengevaluasi pelaksanaan konstruksi dalam hal keuangan.
3. Berkoordinasi dengan lembaga di dalam dan di luar lingkungan PT Gapura
Angkasa. 4.
Mengaktualisasi kebijakan teknis dan humas dalam hubungan dengan keuangan.
3.4 KEGIATAN PRODUKSI JASA PERUSAHAAN
PT Gapura Angkasa sebagai perusahaan yang bergerak di bidang usaha penunjang kegiatan di bandara merupakan perusahaan jasa layanan Ground Handling
yang meliputi jasa pelayanan menyeluruh pre-flight sampai post-flight bagi pelanggan yaitu perusahaan penerbangan baik domestik maupun internasional bagi
para penumpang. Pelayanan yang diberikan kepada customer airport oleh PT Gapura Angkasa
secara garis besar dibagi tiga yaitu : 1.
Passenger and baggage handling Mencakup pelayanan pre flight sampai post flight. Dalam melaksanakan tugas
sehari-hari, unit ini terbagi dalam beberapa bagian yaitu : a
Check-in counter adalah tempat pelaporan penumpang dan bagasinya, b
Boarding gate adalah ruang tempat tunggu penumpang yang akan naik ke pesawat,
c Lost and found adalah tempat untuk melapor jika penumpang mengalami
kerusakan pada bagasinya, kehilangan bagasinya, dan sebagainya.
2. Operation, terdiri dari unit-unit :
a Departemen control adalah unit kerja di jajaran apron PT Gapura Angkasa yang
bertugas memonitor dan mengkoordinasi pelaksanaan seluruh operasional penerbangan yang ditangani oleh PT Gapura Angkasa di bandara.
b Load control adalah unit kerja di jajaran apron PT Gapura Angkasa yang bertugas
mempersiapkan, mengontrol dan membuat dokumen muatan pesawat. c
Load master adalah staf yang bertugas menaikkan dan menurunkan muatan dari dan kecompartment pesawat,
d Ramp handling adalah unit kerja di jajaran apron PT Gapura Angkasa yang
bertugas sebagai koordinator pelaksanaan handling pesawat di apron.
3. Cargo, terdiri dari unit-unit :
PT. Gapura Angkasa melaksanakan pelayanan pengiriman kargo yang dimulai dari proses penerimaan, storage dan pemberangkatan kargo Outgoing dan Incoming
Cargo. Adapun airlines yang dilayani atau menggunakan jasa PT. Gapura Angkasa Cabang Bandar Udara Internasional Hang Nadim Batam, antara lain :
1. Citilink Indonesia QG
2. FireFly FY
3.5 SEJARAH CITILINK INDONESIA
Didirikan pada awal tahun 2001, Citilink awalnya merupakan sebuah Strategic Business Unit dari maskapai flag carrier milik pemerintah, Garuda Indonesia. Dipicu
oleh deregulasi penerbangan Indonesia pada era reformasi yang memunculkan puluhan maskapai berbiaya murah baru, Garuda Indonesia sebagai pemain terbesar
saat itu, tidak tinggal diam. Berbekal beberapa unit Fokker F28 bekas milik sang induk, Citilink mengudara sebagai salah satu perpanjangan tangan Garuda di segmen
Low Cost Carrier. Pada era itu, Citilink dikenal oleh masyarakat dengan livery armadanya yang bercorak bunga yang berwarna-warni dan sangat mencolok.
Era Fokker F28 di Citilink dilanjutkan dengan regenerasi armada, dan pada tahun 2004 beberapa Boeing 737-300 milik Garuda ditransfer ke Citilink. Dengan
adanya Boeing 737 ini, Citilink dapat meningkatkan daya angkutnya hingga mencapat 130 orang per penerbangan. Jaringan Citilink juga semakin berkembang
dengan pembukaan hub di Bandara Juanda, Surabaya. Persaingan yang semakin ketat di segmen Low Cost Carriers membuat Citilink
juga semakin agresif dalam menurunkan harga serta ekspansi ke kota-kota di berbagai wilayah Indonesia, termasuk menjadikan kawasan Indonesia Timur sebagai focus
region. Rute-rute yang awalnya masih merupakan rute-rute transitpointto-point seperti Surabaya-Balikpapan-Tarakan diganti menjadi rute-rute langsung dari hub
Citilink di Surabaya dan Jakarta. Karena persaingan yang ketat ini pula, pada Januari 2008, Citilink akhirnya
memutuskan untuk menghentikan operasionalnya sementara hiatus dan mengalami
restrukturisasi oleh Garuda Indonesia. Selama 5 bulan, hingga Mei 2008, Citilink mengalami transformasi dan brand rejuvenation, di mana Citilink diluncurkan
kembali sebagai LCC pada Agustus 2008 dengan tagline Enjoy Simplicity. Di generasi II ini, Citilink dibranding dengan warna merah maroon yang dapat dilihat
pada tailfin armada mereka. Investasi hingga USD10 juta ditanamkan pada Citilink untuk melakukan pembenahan dan ekspansi. Armada Boeing 737-300 ditambah
dengan pembelian dari maskapai dalam dan luar negeri lain. Kantor pusat Citilink yang sebelumnya bergabung dengan Garuda dipindah ke Surabaya yang telah
ditetapkan sebagai base operations. Pada awal 2011, PT Garuda Indonesia Tbk sebagai pemilik tunggal Citilink
memutuskan untuk melakukan spin-off terhadap Citilink. Artinya Citilink dibentuk sebagai sebuah perusahaan yang berdiri sendiri, bukan lagi hanya sebagai SBU dari
Garuda. PT Citilink Indonesia berdiri sebagai perusahaan sendiri dan betul-betul berfokus di segmen Low Cost Carrier. Citilink di-rebranding lagi sebagai sebuah
maskapai sendiri, bukan sebagai Citilink Garuda Indonesia. Sebagai sebuah perusahaan independen, Citilink juga memulai proses untuk mendapatkan Air
Operators Certificate AOC sendiri. Sejak berdiri sampai saat itu Citilink masih memakai AOC milik Garuda Indonesia, dan semua penerbangan Citilink masih
berkoda GAGIA. Surat Izin dari DKUPPU Departemen Perhubungan diterbitkan pada Januari
2012, dan Citilink secara resmi menjadi airline sendiri yang terpisah. Lalu, AOC untuk penerbangan niaga berjadwal AOC121 diterbitkan pada Juli 2012. Dengan
kode QGCTV dan Callsign Supergreen, Citilink memulai era baru sebagai LCC modern, yang siap berkompetisi dengan para pemain lama, seperti Lion Air dan
Indonesia AirAsia
BAB IV PROSES GROUND HANDLING CITILINK INDONESIA OLEH PT.GAPURA
ANGKASA DI BANDARA HANG NADIM BATAM
4.1 TATA OPERASI DARAT
GROUND HANDLING 4.1.1 Pengertian Tata Operasi Darat
Ground Handling
Ground Handling berasal dari kata “Ground” dan “handling”. Ground artinya darat atau di darat, yang dalam hal ini di bandara airport. Handling berasal
dari kata hand atau handle yang artinya tangan atau tangani. To handle berarti menangani, melakukan suatu pekerjaan tertentu dengan penuh kesadaran. Handling
berarti penanganan atau pelayanan service to service, sehingga pada banyak kesempatan kita sering menjumpai pemakaian kata “Ground Service”. Dan dalam
banyak kasus, kita juga sering menemukan kata “Ground Operation”. Baik “Ground Handling”, “Ground Service”, “Ground Operation”, maupun “Airport Service”,
pada dasarnya mengandung maksud dan pengertian yang sama, yaitu merujuk kepada “suatu aktivitas perusahaan penerbangan yang berkaitan dengan penanganan atau
pelayanan terhadap para penumpang berikut bagasinya, kargo, pos, peralatan pembantu pergerakan pesawat di darat dan pesawat terbang itu sendiri selama berada
di bandara, untuk keberangkatan Departure maupun untuk kedatangan atau ketibaan arrival”. Secara sederhana, “Ground Handling” atau “Tata Operasi Darat”
adalah pengetahuan dan keterampilan tentang penanganan pesawat di apron, penanganan penumpang dan bagasinya di terminal dan kargo, serta pos di cargo area.