Absorbsi Emisi Gas Buang

Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 25 memanfaatkan limbah anorganik dalam bentuk abu terbang fly ash dengan bahan dasar lempung dan air. Pengujian menunjukkan bahwa sampel produk keramik berpori tersebut memiliki susut bakar 1,2 – 3,7, porositas semu 46,2 – 51,7, dengan ukuran pori berkisar antara 10 – 20 µm. Porositas dapat diatur antara lain dengan menambahkan bahan aditif seperti serbuk kayu dan bahan lain misalnya grog yang dapat menghasilkan gas pada saat dibakar sehinggal meninggalkan rongga yang disebut pori. Hasil pengukuran keramik cordierite berpori menunjukkan bahwa densitas berkisar 0,75-1,17 grcm 3 , porositas 58µ ½ , kekuatan patah 0,5-2 MPa, kekerasan HV 0,3-1,8 GPa Sebayang, 2006. Andrita 2008 dalam penelitiannya pada pembuatan keramik berpori untuk digunakan sebagai filter gas buang diperoleh porositas berkisar antara 26,13 - 59,40; densitas antara 0,658 – 1,363 grcm 3 . .

2.7 Absorbsi

Terserapnya suatu substansi adsorbat pada permukaan yang dapat menyerap adsorben disebut dengan absorbsi. Absorbsi gas buang merupakan kemampuan penyerapan absorbtion gas buang suatu keramik berpori. Absorbsi gas buang ini dilakukan dengan menggunakan gas analyzer. Hal ini dapat terjadi diantara zat padat dengan zat cair, zat padat dengan gas, zat cair dengan zat cair, serta zat cair dengan gas. Absorbsi terjadi akibat molekul- molekul pada permukaan zat yang memiliki gaya tarik dalam keadaan tidak setimbang yang cenderung tertarik ke arah dalam gaya kohesi adsorben lebih besar Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 26 dari gaya adhesinya. Akibatnya zat sebagai adsorben cenderung menarik zat-zat lain yang bersentuhan dengan permukaannya. Berdasarkan interaksi antara permukaan adsorben dengan adsorbat, adsorbsi dibagi menjadi dua bagian : a. Adsorbsi fisika terjadi bila gaya intermolekul besar lebih besar dari gaya tarik antar molekul atau gaya tarik menarik yang lemah antara adsorbat dengan permukaan adsorben, gaya ini disebut gaya Van der Waals. Adsorbat dapat bergerak dari satu bagian permukaan ke bagian permukaan lain dari adsorben. b. Absorbsi kimia terjadi karena adanya reaksi antara molekul-molekul adsorbat dengan adsorben dimana terbentuk ikatan kovalen dengan ion. Gaya ikat adsorben ini bervariasi dan tergantung pada zat yang bereaksi.

2.8 Emisi Gas Buang

Uji emisi gas buang dengan menggunakan alat Gas Analyzer, alat ini dapat menunjukkan kadar zat-zat polutan yaitu CO, CO 2 , dan HC yang keluar dari knalpot kendaraan bermotor. Hasil pengukuran alat ini dapat langsung diketahui melalui print- out yang langsung keluar dari alat tersebut. Hasil pengukuran meliputi kadar CO , HC ppm, CO 2 , maupun O 2 . Gas analyzer dihubungkan dengan mobil melalui pipa listrik yang dihubungkan ke baterai dan mesin mobil , kemudian mobil dihidupkan sementara gas analyzer diset ke posisi nol, kemudian sensor dimasukkan Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 27 ke dalam knalpot kendaraan dan secara otomatis alat bekerja serta hasil langsung tertera pada monitor alat. 2.9 Karakteristik Bahan 2.9.1 Sifat Fisis