Susut Volum Susut Bakar Densitas dan Porositas

Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 45

4.2 Susut Volum Susut Bakar

Dari data hasil pengukuran terhadap volume sampel sebelum dan sesudah dibakar Lampiran A dan Lampiran B diolah dengan menggunakan persamaan 2.2 maka diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.2. No Clay V dalam cm 3 V luar cm 3 V silinder cm 3 Susut Bakar Sebelum dibakar Sesudah dibakar Sebelum dibakar Sesudah dibakar Sebelum dibakar Sesudah dibakar 1 40,08 41,39 234,84 231,99 194,77 190,60 2,14 2 10 39,43 40,46 233,93 231,40 194,50 190,94 1,83 3 20 40,09 41,06 234,29 231,62 194,21 190,57 1,87 4 30 39,67 40,63 234,68 232,02 195,01 191,39 1,86 5 40 39,49 40,46 234,58 231,99 195,10 191,53 1,83 6 50 40,00 40,63 234,66 232,02 194,66 191,39 1,68 Besarnya susut bakar yang diperoleh berkisar antara 1,68 – 2,14. Grafik hubungan penambahan clay terhadap susut bakar ditunjukkan pada Gambar 4.2. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Susut Bakar Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 46 Dari Gambar 4.2 ditunjukkan bahwa susut bakat relatif menurun secara linear sampai penambahan clay dari 0 – 20. Dari 20 – 30 ditujukkan bahwa susut bakar relatif tidak berubah. Kemudian menurun secara dratis setelah penambahan clay dari 40 – 50. Adanya penyusutan volum dengan penambahan aditif kemungkinan disebabkan telah terjadi perubahan susunan atom pada sampel setelah terjadi proses pembakaran.

4.3 Densitas dan Porositas

Dari data hasil pengukuran terhadap volume sampel sebelum dan sesudah dibakar Lampiran A dan Lampiran B diolah untuk menentukan densitas dan porositas. Persamaan 2.3 digunakan untuk menentukan persentase porositas dan Gambar 4.2 Grafik Susut Bakar-Persentase Clay Susut Bakar - Persentase Clay 1,5 1,6 1,7 1,8 1,9 2,0 2,1 2,2 10 20 30 40 50 Clay S usu t B aka r Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 47 persamaan 2.4 digunakan untuk menentukan besar densitas. Maka, diperoleh hasil dari kedua pengukuran seperti pada Tabel 4.3. No Clay M basah gr M kering gr V kering cm 3 Densitas gcm 3 Porositas 1 306,00 210,50 190,60 1,10 50,11 2 10 298,23 212,17 190,94 1,11 45,07 3 20 290,00 213,50 190,57 1,12 40,15 4 30 285,00 215,00 191,56 1,12 36,54 5 40 281,04 219,53 191,50 1,15 32,12 6 50 272,99 228,50 191,42 1,19 23,24 Besar densitas sampel yang diukur berkisar antara 1,10 – 1,19 dan besar porositas berkisar antara 23,24 – 50,11. Grafik hubungan antara densitas dan penambahan persentase clay ditujukkan pada Gambar 4.3. Tabel 4.3 Hasil Pengukuran Densitas dan Porositas Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 48 Dari Gambar 4.3 terlihat bahwa densitas relatif naik dengan landai pada 0 – 20 clay, dan pada penambahan 20 – 30 clay, densitas relatif tetap. Dan, kembali densitas relatif naik secara linear pada penambahan di atas 30 – 50 clay. Grafik hubungan antara porositas dan penambahan persentase clay ditujukkan pada Gambar 4.4. Densitas - Persentase Clay 1,08 1,10 1,12 1,14 1,16 1,18 1,20 10 20 30 40 50 Clay D en si tas g cm 3 Gambar 4.3 Grafik Densitas - Persentase Clay Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 49 Dari Gambar 4.4 terlihat bahwa poroitas relatif menurun secara linear seiring penambahan persentase clay. Dari kedua grafik densitas dan porositas ditunjukkan bahwa terdapat korelasi yang jelas antara besarnya densitas dan porositas dengan penambahan persentase clay. Besarnya densitas berbanding lurus dengan pertambahan clay, artinya semakin besar persentase clay semakin besar pula densitas sampel. Sebaliknya terdapat hubungan terbalik antara porositas dengan pertambahan pertambahan clay, yaitu bahwa semakin besar pertambahan clay maka semakin kecil pula porositasnya. Kedua hal ini terjadi karena bahan clay memang dimaksudkan untuk menambah densitas dari sampel. Tapi kemungkinan juga sebagian pori tidak terjadi karena grit, dreg, biosludge diikat clay sehingga tak terbakar habis pada saat pembakaran. Gambar 4.4 Grafik Porositas - Persentase Clay Porositas - Persentase Clay 20 25 30 35 40 45 50 55 10 20 30 40 50 Clay P or osi tas Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 50

4.4 Kuat Tekan dan Kuat Pukul