Karbon Aktif Filter Gas Buang

Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 23 Ball clay biasanya digunakan untuk pembuatan keramik putih yang memiliki plastisitas tinggi dan tegangan patah yang baik. Fire clay terdiri dari mineral kaolinit yang bentuk kristalnya tidak sempurna, mengandung sedikit mika kuarsa dan lempung yang bersifat lunak, dan tidak mempunyai pelapisan fire clay yang tahan terhadap suhu tinggi 1500 o . Fire clay terbentuk karena soil yang tertimbun oleh sedimen lain di daratan atau cekungan lakustrin ataupun delta yang umumnya mengandung batu bara. Fire clay biasanya digunakan untuk pembuatan refraktori dan batu tahan panas. Clay yang digunakan untuk pembuatan sampel berasal dari Desa Ranggigit Kecamatan Parmonangan Kabupaten Tapanuli Utara, dengan spesifikasi sebagai berkut : SiO 2 62,94, Al 2 O 3 23,83, Fe 2 O 3 0,62, TiO 2 0,93, CaO 0,88, MgO 0,19, K 2 O 0,52, Na 2 O 0,45, LOI 9,64 Tambunan, 2008.

2.5 Karbon Aktif

Karbon aktif atau karbon berpori digunakan secara luas sebagai absorben dalam proses industri untuk menghilangkan sejumlah pengotor, terutama yang berhubungan dengan zat warna, pengelolaan limbah, pemurnian air, obat-obatan, yang biasanya digunakan dalam bentuk bubuk Sudirjo, 2006. Untuk absorben gas biasanya digunakan dalam bentuk padatan granular. Bahan baku utama dalam pembuatan karbon aktif adalah semua bahan an-organik yang memiliki kandungan karbon tinggi, seperti tempurung kelapa, kayu, gambut, tulang, batu bara dan lain-lain. Dalam hal ini, karbon aktif yang dimaksud sudah terdapat dalam kandungan sampel grit, dreg dan biosludge. Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 24 Secara umum faktor yang menyebabkan adanya daya serap karbon aktif antara lain adalah : a. Dengan adanya pori-pori mikro yang sangat banyak jumlahnya pada karbon aktif, akan menimbulkan gaya kapiler yang menyebabkan adanya daya serap. b. Luas permukaan yang dimiliki karbon aktif dapat menimbulkan daya serap. Hak paten pertama dalam pembuatan karbon aktif diperoleh eleh R.V.Ostrejko pada 1900, dan pada tahun 1909 didirikan pabrik penghasil karbon aktif pertama di Raciborz Jerman dengan nama EPONIT, dan pada tahun 1911 diproduksi karbon aktif yang dikenal dengan nama norit Tambunan, 2008.

2.6 Filter Gas Buang

Keramik berpori sangat banyak digunakan untuk filtrasi ion-ion logam berat dan absorbsi gas pada temperatur tinggi. Keramik berporositas telah berhasil dibuat dan dimanfaatkan sebagai filter dalam penuangan logam cair, sebagai katalisator yang ditempatkan dalam sistem gas buang kenderaan bermotor Van Vlack, 1985. Hal yang sama juga dilakukan oleh Lindqvist dan Liden pada pembuatan keramik berpori dari bahan alumina dengan cara menambahkan tepung jagung Lindqvist dan Liden, 2000. Untuk mereduksi pencemaran di atmosfer digunakan biofilter oleh Lee, dkk 2001. Keramik berpori sebagai filter partikulat gas buang diesel juga telah dilakukan oleh Richard L.H dan Robert C.Schenck 1989, serta Purbasari 2005 dengan Sarohatua Sarumpaet : Pemanfaatan Limbah Padat Pulp Untuk Pembuatan Keramik Berpori Dengan Aditif Clay Sebagai Filter Gas Buang, 2009. 25 memanfaatkan limbah anorganik dalam bentuk abu terbang fly ash dengan bahan dasar lempung dan air. Pengujian menunjukkan bahwa sampel produk keramik berpori tersebut memiliki susut bakar 1,2 – 3,7, porositas semu 46,2 – 51,7, dengan ukuran pori berkisar antara 10 – 20 µm. Porositas dapat diatur antara lain dengan menambahkan bahan aditif seperti serbuk kayu dan bahan lain misalnya grog yang dapat menghasilkan gas pada saat dibakar sehinggal meninggalkan rongga yang disebut pori. Hasil pengukuran keramik cordierite berpori menunjukkan bahwa densitas berkisar 0,75-1,17 grcm 3 , porositas 58µ ½ , kekuatan patah 0,5-2 MPa, kekerasan HV 0,3-1,8 GPa Sebayang, 2006. Andrita 2008 dalam penelitiannya pada pembuatan keramik berpori untuk digunakan sebagai filter gas buang diperoleh porositas berkisar antara 26,13 - 59,40; densitas antara 0,658 – 1,363 grcm 3 . .

2.7 Absorbsi