Pembukuan Bidang Pembiayaan Perjanjian Pembiayaan Dengan Sistem Bagi Hasil Melalui Baitul Maal Wat Tamwil Studi Pada Baitul Maal Washil Medan

Sebagai kasir : 1. Menerima dan menghitung uang dan membuat bukti penerimaan 2. Melakukan pembayaran sesuai dengan perintah Direktur 3. Melayani dan membayar pengambilan tabungan 4. Membuat buku kas harian setiap akhir jam kerja 5. Menghitung uang yang ada 6. Meminta pemeriksaan dari Direktur Sebagai pelayanan anggota : 1. Memberikan penjelasan pada calon anggota dan anggota 2. Menangani pembukuan kartu tabungan 3. Mengurusi semua dokumen dan pekerjaan yang harus dikomunikasikan dengan anggota

4. Pembukuan

Kewenangan : Menangani administrasi keuangan, menghitung bagi hasil serta menyusun laporan keuangan. Tugas : 1. Melaksanakan kegiatan pelaksanaan kepada peminjam serta melakukan pembinaaan agar kredit tidak macet 2. Menyusun neraca percobaan 3. Melakukan penrhitungan bagi hasil bagi penabung dan peminjam 4. Menyusun laporan keuangan secara periodic

5. Bidang Pembiayaan

Kewenangan Melakukan kegiatan pelayanan kepada peminjam serta melakukan pembinaan agar kredit tidak macet Tugas : 1. Menyusun rencana pembiayaan 2. Menerima aplikasi permohonan pembiayaan 3. Melakukan analisa pembiayaan 4. Mengajukan persetujuan kredit kepada komite 5. Melakukan administrasi pembiayaan 6. Melakukan pembinaan anggota 7. Membuat laporan perkembangan pembiayaan 51 8. 51 BMT Waashil, Laporan Dewan Pengurus dalam Rapat Anggota Tahunan, Medan, 2008, hlm. 11 Heriani : Perjanjian Pembiayaan Dengan Sistem Bagi Hasil Melalui Baitul Maal Wat Tamwil Studi Pada Baitul Maal Washil Medan, 2009

E. Prosedur Pembuatan Perjanjian Bagi Hasil di Baitul Maal Wat Tamwil

Waashil Perjanjian pembiayaan antara BMT dan nasabah dibuat secara tertulis yang bentuk dan isinya telah ditetapkan oleh BMT terlebih dahulu. Dengan demikian perjanjian pembiayaan antara BMT dan nasabah merupakan perjanjian baku, di mana BMT menyediakan formulir pembiayaan yang memuat ketentuan-ketentuan yang ditetapkan oleh BMT dan harus disetujui oleh nasabah untuk memperoleh pembiayaan tanpa melibatkan Notaris. Pembuatan perjanjian pembiayaan antara BMT dan nasabah tidak harus dilakukan di BMT. Pembuatan perjanjian pembiayaan antara BMT dan nasabah dapat dilakukan di tempat nasabah. Ini dinamakan sistem jemput bola. Dalam sistem jemput bola ini, pembuatan perjanjian itu dapat dilakukan di tempat usaha nasabah misalnya pasar atau di rumah nasabah. 52 Pendekatan jemput bola merupakan langkah awal yang akan memungkinkan petugas BMT leluasa memberikan penjelasan mengenai konsep-konsep keuangan syariah, serta sistem dan prosedur yang berlaku dalam operasional BMT, sekaligus merupakan solusi bagi mereka yang memiliki tingkat kesibukan tinggi sehingga tidak memiliki cukup waktu untuk dapat berkunjung langsung ke BMT. Pendekatan jemput bola merupakan salah satu cara efektif yang dapat dilakukan untuk mencapai target - target pemasaran produk BMT di awal operasional, karena sebagai lembaga keuangan yang belum lama lahir, BMT membutuhkan promosi dan 52 Wawancara, dengan Ir. Ramli, Marketing BMT Waashil, Medan : 24 Maret 2009. Heriani : Perjanjian Pembiayaan Dengan Sistem Bagi Hasil Melalui Baitul Maal Wat Tamwil Studi Pada Baitul Maal Washil Medan, 2009 sosialisasi secara optimal di masyarakat. Jadi dalam sistem jemput bola, BMT secara aktif mendatangi nasabah yang membutuhkan pembiayaan, tetapi dalam hal ini bukan berarti tidak ada nasabah yang datang sendiri ke BMT untuk mengajukan permohonan pembiayaan. Hanya saja jumlah nasabah yang datang sendiri untuk mengajukan permohonan pembiayaan kepada BMT sangat sedikit sekali bila dibandingkan dengan nasabah dengan sistem jemput bola. Hal ini disebabkan karena pada umumnya nasabah adalah pengusaha kecil yang kegiatan sehari-harinya berdagang di pasar sehingga mereka tidak mempunyai banyak waktu untuk datang ke BMT. Sistem jemput bola ini mempermudah nasabah dalam mengajukan permohonan pembiayaan, karena nasabah tidak perlu meninggalkan usahanya untuk pergi ke BMT. Dengan demikian nasabah dapat mengajukan permohonan pembiayaan kepada BMT sambil menjalankan aktivitasnya sehari-hari, sehingga tidak menyita banyak waktu nasabah. Sebelum memperoleh fasilitas pembiayaan maka nasabah harus membuat dan mengajukan Surat Permohonan Pembiayaan SPP serta harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu 53 :

1. Pengajuan Surat Permohonan Pembiayaan SPP kepada BMT