a Sertifikat yang sudah dilegalisir di kelurahandesa setempat.
b Fotocopy KTP pemilik sesuai dengan isi sertifikat.
3. Barang Berharga lain. Menyerahkan surat kuasa pengambilan barang dengan menyebutkan
barang-barang milik pribadi yang akan dijadikan jaminan yang dibubuhi materai Rp. 6000,-.Untuk pembiayaan yang jumlahnya kecil, misalnya di
bawah Rp. 500.000., lima ratus ribu rupiah tidak selalu diharuskan adanya jaminan. Di samping itu, karena pembiayaan yang diberikan oleh
BMT kepada nasabah pada dasarnya didasarkan atas prinsip kepercayaan, maka dapat terjadi terhadap nasabah – nasabah tertentu yang sudah
diketahui karakternya jujur dan dapat dipercaya dan merupakan nasabah tetap BMT maka permohonan pembiayaan yang diajukan nasabah yang
demikian tidak selalu harus menggunakan jaminan walaupun jumlah pembiayaan yang dimohonkan di atas Rp.500.000., lima ratus ribu rupiah.
Terhadap pembiayaan – pembiayaan yang jumlahnya besar dan tidak menggunakan jaminan maka penyaluran pembiayaan seperti ini harus
diketahui dan disetujui oleh pimpinan BMT.
2. Pemeriksaan Kelengkapan berkas oleh BMT
Setelah proses pendaftaran permohonan pembiayaan, maka Manajer Kantor Pelayanan BMT melakukan kegiatan :
Heriani : Perjanjian Pembiayaan Dengan Sistem Bagi Hasil Melalui Baitul Maal Wat Tamwil Studi Pada Baitul Maal Washil Medan, 2009
a. Memeriksa kelengkapan isi berkas permohonan pembiayaan, terutama yang
menyangkut persyaratan yang diperlukan berikut kebenaran pengisian formulir dan registernya.
b. Memberikan disposisi atas pendaftaran tersebut untuk pemeriksaan survey oleh
Petugas Pemasaran BMT. c.
Atau Manajer Kantor Pelayanan akan memeriksa sendiri permohonan tersebut. Setelah dilakukan pemeriksaan kelengkapan berkas dan disposisi, maka
selanjutnya pemeriksaan di tempat nasabah.
3. Pemeriksaan Kualifikasi nasabah dan penilaian kelayakan usaha nasabah
Sebagaimana sebuah lembaga keuangan yang lain, salah satu aspek terpenting dalam pembiayaan adalah melakukan pemeriksaan dan penilaian terhadap aspek-aspek
terhadap calon nasabah yang terdiri dari aspek kualifikasi calon nasabah dan aspek kelayakan usaha nasabah yang akan dibiayai.
a. Aspek Pemeriksaan Kualifikasi Nasabah
Prinsip yang digunakan sebagai ukuran standar dalam penilaian atau menganalisa calon nasabah, merupakan prinsip pemberian pembiayaan yang dikenal dengan
prinsip 5 C, yaitu character, capacity, capital, collateral, dan condition. b.
Pemeriksaan terhadap kelayakan usaha nasabah Setelah menerima berkas permohonan pembiayaan, petugas pemasaran BMT
kemudian melakukan pemeriksaan di tempat nasabah. Urutan kegiatan yang dilakukan adalah :
Heriani : Perjanjian Pembiayaan Dengan Sistem Bagi Hasil Melalui Baitul Maal Wat Tamwil Studi Pada Baitul Maal Washil Medan, 2009
1 Mengadakan pemeriksaan di tempat usaha nasabah untuk mengetahui, menilai
dan meyakini : a
Bahwa nasabah yang mengajukan pembiayaan benar-benar sesuai dengan keterangan pada SPPnya.
b Bahwa domisili nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan sesuai
dengan keterangan pada SPPnya. c
Bahwa nasabah yang mengajukan permohonan pembiayaan mempunyai karakter yang baik, antara lain dapat dilakukan dengan menanyakan kepada
tetangga, relasi, perangkat Desa atau pihak lain yang biasa berhubungan dengan nasabah.
d Usaha nasabah yang mengajukan permohonan sesuai dengan tertera pada
SPP serta memilki prospek usaha yang baik. e
Kebenaran barang agunan dan melakukan penaksiran atas nilai barang agunan tersebut.
2 Mengadakan pemeriksaan terhadap prospek usaha nasabah yang mengajukan
permohonan yang mencakup : a
Aspek Produksi. b
Aspek Pemasaran. c
Aspek Manajemen. d
Aspek Keuangan. e
Besarnya Permohonan Pembiayaan. f
Kemampuan Membayar Kembali.
Heriani : Perjanjian Pembiayaan Dengan Sistem Bagi Hasil Melalui Baitul Maal Wat Tamwil Studi Pada Baitul Maal Washil Medan, 2009
Setelah pemeriksaan di tempat usaha dan agunan nasabah diselesaikan, selanjutnya Petugas Pemasaran BMT menentukan :
a. Besarnya pembiayaan yang diusulkan
Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam menentukan besarnya usulan pembiayaan yang akan diberikan kepada nasabah adalah :
1 Besarnya permohonan pembiayaan yang diajukan nasabah.
2 Rencana kenaikan penjualanperluasan usaha.
3 Perputaran modal.
4 Kemampuan menyediakan dana sendiri, baik untuk modal kerja maupun
investasi. 5
Kemungkinan adanya pinjaman yang sedang dinikmati nasabah dari Bank Konvensional atau hutang dagang dari pihak ketiga.
6 Kemampuan membayar kembali.
7 Besarnya nilai agunan.
8 Riwayat pembiayaan yang lalu bagi nasabah lama.
b. Akad pembiayaan Akad pembiayaan apakah mudharabah atau musyarakah.
c. Jangka Waktu dan Pola angsuran. d. Margin keuntungan.
e. Biaya Pembiayaan. Biaya pembiayaan ditetapkan berdasarkan kesepakatan dengan memperhatikan
faktor-faktor :
Heriani : Perjanjian Pembiayaan Dengan Sistem Bagi Hasil Melalui Baitul Maal Wat Tamwil Studi Pada Baitul Maal Washil Medan, 2009
1 Besarnya pembiayaan.
2 Lokasi usaha nasabah dekat atau jauh dari kantor BMT .
f. Syarat-syarat lain : 1
Apabila status calon nasabah kawin, dan benda atau barang yang dijadikan agunan adalah harta pribadi salah seorang dari mereka yang didapat sebelum
kawin, ataupun harta mereka berduagono gini yang didapat setelah kawin, keduanya harus tetap ikut pinjam dengan membubuhkan cap jempoltanda
tangan pada surat akad pembiayaan . 2
Apabila agunan yang diajukan oleh nasabah bukan miliknya atau milik istrinyasuami, maka pemilik agunan tidak harus ikut membubuhkan cap
jempol atau tanda tangan pada akad pembiayaan, hanya yang bersangkutan saja suami atau istri , sedangkan tanggung jawab pemilik agunan terhadap
pembiayaan nasabah hanya senilai anggunannya saja. 3
Pengikatan agunan harus sesuai dengan pemilikan dan status agunan yang diserahkan, dimana perjanjian pembiayaan tersebut tidak memakai akta notariil
namun dalam bentuk perjanjian di bawah tangan.
4. Keputusan Pembiayaan